[Hari H. Saat ujian, 7:30 AM]
Keesokan harinya Bom menyelinap
ke kamar Eun Chul, ia mengambil dompet Eun Chul diatas meja lalu memasukkan
uang 50000 won. bom sengaja memasukkan
uang tanpa sepengetahuan Eun Chul agar bisa digunakan Eun Chul untuk makan
siang setelah ujian. Bom juga menemukan jimat dari Young Mi dikantong dompet
yang lain. Bommemaklumi sikap Eun Chul yang terlalu sombong.
“Tapi kurasa Oppa tidak punya
pilihan saat mencari pekerjaan.” Kata Bom.
Bom ketahuan oleh Eun Chul yang
masuk kamarnya tanpa ijin. Eun Chul bertanya pa yang dilakukan Bom dikamarnya? Bom
mengajak Eun Chul makan tapi Eun Chul menolaknya.
“Tapi, kurasa kau tidak bisa
mengerjakan ujian dalam keadaan perut kosong. Aku akan membuatkan the limau
hangat. Kau harus meminumnya sebelum berangkat” Tawar Bom.
Diluar kamar Eun Chul ibu dan Eun
Sol menantinya keluar. Setelah Eun Chul keluar ibu mengatakan kalau ia percaya
harapan dan mimpinya (Eun Chul) akan mampu menyelesaikan ujian dengan baik dan
ibu tidak terlalu mengkhawatirkan ujian Eun Chul.
“Jangan membuat kesalahan, dan
pulanglah saat kau sudah selesai. Mengarti?” Pesan Ibu. Eun Chul hanya
mangut-manggut.
“Oppa.. Aku mimpi bagus tadi
malam. Kurasa kau akan lulus dengan bahagia.” Eun Sol ikutan memberi semangat.
Bom membawakan teh limau untuk
Eun Chul, setidaknya the itu bisa
menghangatkan tubuhnya. Ibu membenarkan dan menyuruh Eun Chul segera
meminumnya. Eun Chul menerima teh itu dan karena terlalu gerogi akhirnya
cangkir pun jatuh ke lantai dan pecah.
Ibu menyalahkan Bom karena
menjatuhkan cangkir Eun Chul dihari ujiannya. Ibu memukuli Bom seperti biasa. Tepat
saat itu Joon datang untuk memberi semangat pada Eun Chul. Joon melihat
semuanya dan merasa tidak enak.
Bom akan ke toko laundry, ia
masih mengingat kejadian tadi dirumah saat Joon melihatnya dipukuli ibu
pagi-pagi, iamerasa sangat malu.
Tiba-tiba Joon memenggilnya dan
mengajaknya pergi bersama. Bom masih malu menatap Joon. Mereka berbincang
mengenai baju rumah sakit yang dilaundry Bom, Joon memujinya karena Bom bisa
membuat baju itu terlihat baru.
“kau punya sentuhan yang hebat”
puji Joon.
Hal itu mampu membuat Bom
tersenyum, ia menjelaskan kalau sejak kecil kecil memeng hobinya mencuci dan ia
juga ahli dalam menyingkirkan noda baju. Joon malah tersenyum karena menurutnya
hobi Bom sangat aneh.
Bom beralih menanyai Joon tentang
hobinya. Joon menjawab kalau hobinya adalah bermain music instrumental dan
menonton film. Kebetulan Bom juga suka nonton film.
“Benarkah? Kita seharusnya nonton
film bersama kapan-kapan.” Ajak Joon.
Joon pamit pada Bom karena ia
harus kerumah sakit. Bom memintanya berhenti sebentar. Ia meminta Joon untuk
memutuskan waktu, tempat dan tanggal untuk menonton film. Sepertinya Bom tidak
mau kejadian makan malam terulang kembali.
Mamy menemui Ny.Kim (seorang mak
comblang atau semacamnya. Karena Ibu juga pernah menelfonnya untuk mencarikan
jodoh untuk Eun Chul). Mamy melihatdaftar nama pria yang diberikan oleh Ny. Kim
dan nampak kalau ia tidak begitu tertarik dengan mereka.
“Ny. Kim... Apa sulit mencari
seorang dokter, jaksa, hakim, pengacara atau tingkat tinggi PNS yang lulus dari
sekolah terkenal?” pinta Mamy.
“Nyonya, jika semua laki-laki punya
kualifikasi, dia akan pilih-pilih tentang perempuan, keluarga dan pendidikan.” Jelas
Ny.Kim.
“Apa yang salah dengan keluarga
kami. Memang Young Mi tidak kuliah tapi…” kata-kata mamy terpotong.
“Ny. Kim, kenapa kau sulit untuk
dihubungi?” Tanya Ibu menyela perkataan Mamy.
Ibu tadi melihat Ny. Kim dari luar
kafe dan langsung masuk saja dan duduk di samping Ny. Kim, Ibu sama sekali
tidak perduli Ny. Kim sedang berbicara dengan orang lain. Ibu menanyakan
sudahkan Ny. Kim menemukan jodoh yang cocok untuk Eun Chul?
Mamy mengetuk meja dengan
jarinya. Ia menyela ibu, “Permisi, Ny. Kim sedang berbicara padaku. Kenapa anda
tidak sopan?”
“Oh, maaf? Saya akan bersikap
sopan dan hanya bicara dengan Ny. Kim sebenta.” Kata Ibu dengan senyum.
Ibu berpaling menetap Ny. Kim, ia
kembeli menanyakan apa Ny. Kim sudah menemukan jodoh yang tepat untuk Eun Chul?
Ny. Kim punya ide, ia mengenalkan putra Ibu kepada Mamy. Menurut Ny. Kim putra
Ibu sesuai dengan permintaan Mamy. Putra ibu adalah lulusan hukum Universitas Seoul
dan akan segera lulus dari ujian pengacara.
“Melegakan sekali, ini pasti
takdir.” Kata Ny. Kim senang.
Tapi nampaknya hanya Ny. Kim yang
merasa senang. Mamy tidak setuju kalau Young Mi harus dijodohkan dengan ‘gelandangan’.
Ibu tak terima anak kesayangannya dikatai gelandangan, ibu mulai emosi.
Mamy tak menyangka kalau emosi
ibu tak berubah sejak saat itu. mendengar perkataan Mamy Ibu heran dimana ia
pernah melihat mamy sebelumnya? Mamy mengingatkan Ibu kalau mereka kenal 9
tahun yang lalu. Mamy menyalahkan Ibu karena Young mi di-skors karena Bom.
Ibu tak mau kalah, ia balik
menyerang Mamy dengan kata-kata, Ibu mengatakan kalau semua orang tau kalau
Young Mi adalah preman di sekolah dan Young Mi memberi pengaruh buruk untuk Bom
juga Ibu tidak akan pernah menikahkan Eun Chul dengan kelauarga rentenir,
keluarga dengan level rendah.
Ny. Kim menghentikan ibu. Giliran
Mamy yang berbicara, ia menyangkal perkataan ibu. Mamy menjelaskan kalau
keluarganya secara finansial telah didukung oleh tentara korea sejak
kepemimpinan jepang.
“kami adalah keluarga terhormat!”
bentak Mamy
“A.. Apa karena itu putrimu
berjalan berkeliling mengumpulkan uang dan memakai pakaian dengan ukuran mini?”
ledek Ibu.
Mamy sudah tak mampu membentah
omongan Ibu. Ia mengambil ponselnya, mengadu pada suaminya kalau sesuatu buruk
sedang terjadi padanya, ia minta dijemput sekarang juga. Nadanya itu lho manja
banget^^
Ibu merasa aneh dengan sikap
Mamy, ia mengatakan pada Ny. Kim tapi menatap tajam ke arah Mamy. Ibu tak sudi
menjadi mertua di keluarga Mamy dan meminta Ny. Kim untuk mencarikan perempuan
lain. Ibu lalu pergi dengan kesal. Mamy kembali menelfon suaminya, kali ini
Mamy menangis.
Eun Chul melaksanakan ujian. Tapi
dia merasakan sesuatu yang tak beres pada perutnya. Eun Chul menguatkan diri
untuk bertahan. Kemudian kata-kata ibu kembeli berputar ditelinganya.
“Aku akan mengambil pinjaman, atau memberitahu Bom untuk mengambil uang
direkeningnya.”
Dan rasa sakit itu semakin tak
tertahankan saat ia mengingat janjinya pada Ibu kalau ini adalah yang terakhir.
Pandangan Eun chul kabur dan akhirnya Eun Chul pingsan tanpa bisa menyelesaikan
ujiannya.
Bom mencari Ji Young di tempat
kerjanya dan rekan Ji Young mengatakan kalau Ji Young tadi duduk diatap
sendirian. Bom kemudian menuju atap. Ia menemukan surat di depanpintu atap. Bom
segera berlari memanggil Ji Young.
Ji Young sudah berdiri ditepi
atap. Bom mencoba membujuk Ji Young untuk turun. Ji Young mulai terisak
kembali. Bom mengatakan kalau perbuatan ji Yougini tidak benar, setidaknya Ji
Young harus mengingat Ibu dan adiknya.
Sambil terisak Ji Young
menjelaskan kalau para rentenir menemui Ibunya di tempat kerja pagi ini. Dan Ibunya
pingsan karena terkejut.
“Jika aku mati, dia tidak harus
membayar para rentenir itu.” pikir Ji Young.
Bom menggeleng ia meyakinkan Ji
Young kalau ia punya jalan keluar untuk masalahnya, Bom bahkan sampai memohon
agar Ji Young tak melakukan hal menakutkan ini.
“Percayalah padaku. Aku akan
pastikan kau mendapatkan uangmu kembali. Tolong turunlah. Itu sangat berbahaya.”
Bujuk Bom.
Bom mengulurkan tangannya. Ji Young
bersedia meraihnya dan akhirnya ia mau turun. Bom membopongnya ke tempat yang
lebih aman.
Eun Chul memaksa keluar dari
ruang perawatan, ia ingin kembali masuk ke ruang ujian. Dokter menenangkannya,
ia mengatakan kalau Eun Chul tak boleh masuk saat jam ujian dan itu adalah
peraturan.
“Ujian ini sangat berarti
untukku. Aku tidak boleh menyerah seperti ini.” Rintih Eun Chul.
Eun Chul pun terduduk lesu. Ia mengangis
menyesali semua ini. Apalagi kalau ia teringat pada Ibu.
Bom bingung tak tau harus berbuat
apa untuk mendapatkan uang 10 jt Won dari dukun itu. ia menyalahkan mulutnya
yang dengan seenaknya membuat janji itu.
“Lalu kenapa kau berani membuat
janji seperti itu?” Soo Chul penasaran.
Bom menjelaskan kalau ia terpaksa
karena harus menyelamatkan hidup Ji Young. Bom menunjukkan Surat yang ia
temukan. Ternyata itu surat wasiat yang ditulis Ji Young sebelum berdiri di
tepi atap.
“apa yang harus aku lakukan? Kita
tentu tidak bisa menuntut dukun itu, kan? Dan kau tentu tidak punta 10 Jt won.
apa aku harus meminjam pada Young Mi?” Bom mulai frustasi.
Soo Chul semakin penasaran kenapa
Bom bersikeras untuk membantu wanita itu? apa Bom kenal dengannya?. Dengan gagap
Bom mengiyakan, ia mengenal wanita itu.
“kau tahu. Dia temanku. Temannya sepupuku.”
Kata Bom menjelaskan.
Setelah mendengar kalau Bom dekat
dengan wanita itu Soo Chul setuju jika Bom bersikeras untuk membentu wanita
itu. dan menurutnya cara yang paling terbaik adalam membuat dukun itu
mengembalikan uangnya.
Bom membenarkan dengan lesu. Melihat
kembali surat yang ditunjukkan Bom, Soo Chul punya sebuah ide, ia lalu
membisikkannya pada Bom. Bom sangat senang mendengarnya sampai ia memukul muka
Soo Chul dan memintanya bergegas untuk melaksanakan idenya itu.
Ibu mencuci piring sambil
bernyanyi. Ibu kelihatan sangat gembira. Ibu mengatakan kalau ia hampir menyelesaikan
tugasnya dalam membesarkan putranya.
“Aku akan menjadikannya seorang
hakim. Itu akan sempurna jika aku bisa mendapatkan menantu seorang dokter.”
Mimpi Ibu.
Ibu kembali teringat saat Ny. Kim
akan menjodohkan putranya dengan seorang rentenir. mengingat itu membuatnya
kesal.
“Tunggu sampai Eun Chul menjadi
seorang hakim. Aku akan menangkapnya dan menginterogasi keluarganya dan
menghukum mereka!” kata Ibu dengan mata melotot.
Nasi yang dimasak di rice cooker
sudah matang, ibu melihat ponselnya lalu menyadari kalau sudah waktunya untuk
harapan dan mimpinya pulang. Ibu memutuskan akan memasak iga gulung untuk
putranya tercinta.
Min Soo mendapat telfon dari
seseorang yang mengharuskannya untuk keluar dari apartemen. Saat pintu apartemen
si dukun akan tertutup, Soo Chul melemparkan sepatunya sebagai ganjal pintu
agar tak tertutup. Untung tidak ketahuan
oleh Min soo yang tengah asyik menelfon.
Dengan mengendap-endap. Soo Chul
mengambil kembali sepatunya lalu masuk kedalam.
Eun chul keluar dari stasiun bawah tanah.perkataan dokter yang melarangnya
masuk ke ruang ujian saat jam ujian terngiang ditelingaya. Ternyata di seberang
ibu tengah menunggunya dengan membawa bungkusan. Melihat ibu kedinginan disana,
eun Chul kembali lesu.
Ibu menghampiri Eun Chul dan
bertanya bagaimana ujiannya. Tidak ingin membuat ibu kecewa Eun Chul berbohong
kalau ia lulus ujian putaran pertama dan mulai sekarang ia akan mempersiapkan
ujian putaran kedua. Ibu senang mendengarnya dan kembeli memanggilnya Hakim
Kim.
Ibu lalu mengajak Eun Chul
pulang. Saat Ibu tak menatapnya, Eun Chulkembali memasang wajah lesu, ia lalu
menggandeng tangan ibunya.
Dukun dan Min Soo senang melihat
tabungannya erisi banyak uang dari orang-orang yang selama ini mereka tipu dan
kebanyakan target mereka adalah orang yang sedang putus asa. Min Soo
menyarankan untuk berpindah agar mereka tak ketahuan. Mereka juga mempunyai
perasaan yang tidak enak pada Ji Young.
Bom menghadang keduanya. Dukun kembali
mengatakan kalau ia tidak bisa mengembalikan uang Ji Young. Ia menitip pesan
pada Bom untuk Ji Young, Jika ji Young merasa dirugikan maka lebih baik Ji
Young menuntutnya saja.
“menuntut? Dia tidak bisa
melakukan itu meskipun dia mau. Temanku… Dia sudah meninggal” kata Bom.
Bom kembali melanjutkan kalau Ji
Young Bunuh diri di sungai tadi malam karena tetlilit hutang untuk memenuhi
permintaan Dukun. Bom melemparkan surat wasiat Ji Young pada mereka. Min Soo
dengan serius membaca suratnya.
“Ibu aku minta maaf. Aku minta
maaf adikku, Ji Hee. Aku tidak akan membiarkan dukun itu yang dengan mudahnya
melakukan ini padaku. Aku akan membalas dendam padanya sampai kematianku.” Potongan
surat wasiat Ji Young.
Min Soo menatap dukun, ia
bertanya apa yang harus mereka lakukan? Dukun beralih pada Bom kalau taka da gunanya
mengancam dengan surat wasiat.
“kau sudah membunuh orang yang
tidak bersalah. Aku tidak akan membiarkanmu tidur nyenyak.” Ancam Bom.
Dukun mengatakan kalau tidak
membunuhnya. Bom meminta dukun untuk mengembalikan uang ibu Ji Young sekarang
kalau tidak roh penasaran Ji Young akan menghantuinya. Setelah puas
mengatakannya Bom merampas surat dari tangan Min soo lalu melenggang pergi.
Min Soo cerita pada Dukun kalau
ia mengalami kejadian aneh. Ji Young meninggal tadi malam dan ia menerima
telfon Ji Young tadi pagi, Ji Young menangis memintanya untuk mengembalikan
uangnya. Dukun mengatakan pasti Min Soo salah.
“apa kau mabuk berat tadi malam?”
Tanya dukun.
Min Soo meyakinkan dukun kalau ia
tidak mabuk dan tidak salah, ini benar-benar aneh. Min Soo meminta Dukun itu
untuk mengembalikan semua uang Ji Young setelah itu pulang kampong. Dukun tenag-tenang
saja, ia menganggap hal begituan tidak mungkin nyata. Ia mengajak Min soo untuk
cari rumah baru saja besok.
Dukun masuk ke apartemennya
sendirian. Ia nampaknya juga cemas dengan ancaman Bom. Dukun akan menyalakan
lampu tapi tidak bisa. Ia berkata sendiri yang menyalahkan Min Soo yang tak
segera mengganti bolamnya. Dukun duduk dikursi dan dikejutkan karena kursinya
basah. Dukun kembali memarahi min Soo karena tak segera membersihkannya.
Dukun menyalakan senter pada
ponsel untuk mencari handuk, namun lagi-lagi ia terkejut karena ada jejak basah
di lantai. Dukun teringat perkataan Bom mengenai kematian Ji Young yang
menceburkan diri ke sungai. Tapi dukun masih belum menganggap ini nyata. Ia berpikiran
positif, pasti jejak itu milik Min Soo. Lalu dukun memutuskan untuk mandi dan
meletakkan ponselnya di meja.
Soo Chul dan Bom keluar dari
persembunyiannya. Mereka mulai beraksi. Bommencopot baterai ponsel dukun dan
Soo Chul mencopot baterai pintu apartemen dan juga baterai remote TV. Dan mereka
kembali bersembunyi.
Dukun selesai mandi lalu
berpakaian, ia akan bercermin dan mendapati cerminnya bertuliskan ‘aku akan
balas dendam’ dengan tinta darah. Dukun berteriak histeris, ia mengambil
ponselnya namun tak mau menyala.
Ia lalu melihat TVnya menyala
sendiri dan memperlihatkan hantu rambut panjang. Dukun meraih remote TV mencoba
untuk mematikannya namun uasahanya tentu saja gagal. Karena TVnya tak kunjung
mati dan gambar hantunya semakin menakutkan dukun beralih menuju pintu.
Dukun yang sangat ketakutan
berusaha sekuat tenaga untuk membuka pintu namun pintunya juga tak mau bekerja
sesuai perintahnya. Suara Bel berbunyi, Dukun memenggil-manggil nama Min Soo
namun setelah ia melihat ke monitor ternyata itu adalah hantu Ji Young.
“bahkan jika itu kematianku, aku akanbalas dendam kepada orang yang
melakukan ini kepadaku.” Pesan hantu Ji Young diluar.
Dukun kembeli teringat ancaman
Bom kalau roh Ji Young akan
menghantuinya. Dukun menghubungkan semua itu dan tak mampu menahan ketakutannya
lagi. akhirnya dukun itu pingsan. Bom dan Soo Chul tersenyum gembira karena
misinya kembali berhasil.
Keesokan harinya Ji Young
berterimaksih pada Bom karena telah membantunya untuk mendapatkan uangnya
kembali.
“itu bukan hal mudah untuk
membantu seseorang yang tidak kau kenal. Aku tidak tau bagaimana aku
berterimakasih padamu.” Kata Ji Young.
Bom melakukan ini semua untuk
memberi pelajaran pada lelaki penipu itu agartak ada lagi korban seperti Ji
Young. Bom meminta maaf pada Ji Young karena menyuruhnya untuk menulis surat
wasiat itu dan berpura-pura sudah meninggal.
Ji Young mengatakan kalau semua
itu bukan masalah.jika bukan karena Bom, Ji Young tidak akan punya semangat
untuk kembali hidup. Lalu Bom memberikan baju Ji Young yang sudah selesai dilaundry.
Bom meminta Ji Young untuk memakai baju itu saat wawancara pekerjaan hari ini. Bom
memberi semangat pada Ji Young agar wawancaranya berhasil.
Dan kali ini Ji Young dapat
terseyum saat meninggalkan toko laundry berbeda 90 derajad dari saat pertama ia
madsuk ke toko Laundry Bom.
Bom sibuk memilih baju yang akan
ia kenakan untuk nonton bersama Joon hari ini, ia mengeluarkan semua baju dlam
lemarinya namun menurutnya taka da yang cocok.bom punya ide, ia membuka lemari
Eun Sol dan memutuskan untuk memakai pakaiannya.
Bom memilih rok pendek. Ia khawatir
akan bekas luka bakarnya kemudian ia memutuskan untuk memakai stoking hitam
untuk menutupi bekas luka itu.
Soo Chul berbelanja, ia melihat
sebuah tas tangan yang cantik. Sempat terbesit dalam pikirannya untuk
menghadiahkan itu pada Bom namun ia menyadarkan dirinya sendiri kalau ia bukan
pacar Bom dan menyuruh dirinya sendiri untuk bersikap berlebihan.
Bom sudah sampai di depan bioskop
dan ia melihat Joon dari kejauhan. Bom akan menghampiri Joon namun ia keduluan
dengan seoarang wanita yang terlebih dahulu menghampiri Joon. Bom penasaran
siapa wanita itu.
Bom menghampiri keduanya. Joon mengatakan
kalau pacarnya ingin sekali menonton film ini jadi ia mengajaknya sekalian. Bom
terpukul mendengarnya, ia sempat bengong sebentar namun Yoo Min Young (pacar
Joon) menyadarkannya. Ia mengajak Bom kenalan.
Bom menyambut tangan Min Young
dengan berat hati. Lalu Joon mengejak masuk karena filmnya akan segera diputar.
Bom merasa tak mungkin bisa menahan perasaanya jika harus ikut nonton mereka
berdua, akhirnya ia berbohong kalau ia meninggalkan kompor yang menyala dirumah
dan di rumah tak ada orang. Bom harus cepat pulang.
Bom berbalik, air matanya mulai
mengalir. Ini kali pertama Bom menggunakan hak tinngi, ia agak sempoyongan saat
berjalan menjauh dari Joon dan kekasihnya. Bom tak memperhatikan orang
didepannya akhirnya ia menabrak seseorang dan orang itu adalah Soo Chul.
Soo Chul awalnya marah pada Bom
karena tak melihat-lihat kalau jalan tapi setelah ia tahu kalau itu Bom, Soo
chul berbalik khawatir dan bertanya apa Bom baik-baik saja? Bom tak menjawab,
ia segera berdiri dan melanjutkan larinya. Soo Chul kembeli memanggil Bom namun
taka da jawaban. Bom pun sudah hilang dari pandangan Soo Chul.
***
3 komentar
Thx sinopnya �� fighting ������
bagus ceritanya.. lanjut ya.. hehe
Poor Bom... Sumpah nyesek banget jadi dia...
Makasiiiiih sinopsis'y... :)
fighting...!!