Bom menemukan
struck baju Eun Sol. Ia segera tahu kalau baju itu dibeli dari uang yang ia
berikan untuk membayar sewa bulanan. Ibu beralasan kalau ia membeli baju Eun
Sol dari hasil menjual make-up. Bom sudah tak bisa tertipu karena ini bukan
yang pertama kalinya terjadi. Ibu lalu meminta Bom menunjukkan bukti kalau itu
adalah uangnya.
Bom menunjukkan
amplop uang sewa yang diberikannya pada ibu tadi pagi. Ibu akhirnya mengaku
kalau ia telah menghabiskan semua uangnya karena Bom tak memberi mereka uang. Bom
lalu membuka paksa baju Eun Sol dan membawanya ke toko laundry-nya.
Bom sangat kesal.
setelah tiba di tokonya ia memakai baju rampasannya. Yong Mi datang, ia melihat
kemajuan didiri Bom yang mau memakai gaun. Namun menurutnya Bom kelihatan
seperti memakai karung. Bom lalu menawarkan Young Mi untuk membelinya tpi
sayang gaun itu bukan gayanya. Young Mi mengusulkan untuk memberikan gaun itu
pada Eun Sol.
“Apa kau gila? Aku
meninggalkan rumah karena itu.” Bentak Bom.
Young Mi
menanyakan alasan Bom kabur diusianya yang sekarang. Bom menjelaskna kalau ibunya
menggunakan semua uang pemberiannya untuk membeli gaun ini untuk Eun Sol. Bom
sangat marah.
“Hei! Jika kau
meninggalkan rumah, kau akan menjadi orang yang menderita. Percayalah aku sudah banyak pengalaman.” Nasehat
Young Mi
Bom tak
mendengarkan, dia merasa lebih nyaman tinggal disana. Lalu Young Mi mempersilahkan Bom untuk tinggal
digubuk kecil ini dengan penuh kedamaian. Dia melirik tempat tidur lipat di sudut
ruangan. Young Mi pamit pergi. Bom menghalanginya memintanya untuk tidur
bersama. Young Mi tak mau ia lalu mendapat telfon dari pacarnya.
Bom berbicara
pada kucingnya, ia menyuruh kucing melihat sikap Young Mi dan memerintahkan
kucing agar tak berteman dengan orang yang tak setia.
Bom mendapat telfon dari ibu. Ibu berkata sangat lembut pada Bom memintanya untuk segera pulang. Bom yang masih kesal malah menyulut emosi ibu dengan menyuruh ibu untuk berhenti merajuk. Ibu langsung meninggikan suaranya dan memerintahkan Bom agar segera pulang dengan membawa gaun Eun Sol.
Bom mengoreksi
kata-kata ibu. Itu bukan gaun Eun Sol tapi gaunnya karena itu dibeli dari
uangnya. Ibu lalu menyuruh Bom untuk berpikir, jika Eun Sol lolos audisi itu,
maka Eun Sol bisa mengurusnya, Bom akan mendapatkan sesuatu juga.
Bom tak percaya
“apa?” “Dia akan mengurusku?” “mendapatkan sesuatu?”. Bom mengungkit masalah
bihun dan iga yang ibu sembunyikan darinya. Ibu menjelaskan kalau itu karena Ki
Joon datang, daging itu bukan untuk mereka.
Bom bertanya
sekali lagi untuk memastikan “siapa?”. Ibu menjelaskan kalau Ki Joon adalah
teman kakaknya, Ibu kira Bom tidak ingat.
“mana mungkin aku tidak ingat” kata Bom
dalam hati.
Kilas Balik..
Kilas Balik..
10
tahun lalu
“Dia adalah cinta pertamaku” cerita Bom
dimulai.
Saat itu Joon
sedang belajar bersama kakaknya dirumahnya. Bom bertugas mengantarkan minuman,
ia terpesona pada Joon dalam pandangan pertama. Eun Chul memberi buku sebagai
hadiah untuk Joon yang akan pergi ke amerika.
Bom menulis
surat untuk Joon yang mengajaknya nonton sebelum Joon berangkat.
“hatiku tidak akan berhenti berdebar. Aku harus
melakukan sesuatu. Aku mengatakan padanya perasaanku sebelum dia berangkat ke
Amerika”
Bom meletakkan suratnya
beserta tiket nonton di buku Joon.
Waktu nonton
tiba, Bom menunggu Joon dengan perasaan penuh suka cita didepan gedung bioskop,
namun yang ditunggu tak kunjung datang. Sampai hujan turun. Bom berbicara
sendiri
“seharusnya dia
mengembalikan tiketnya jika dia tidak datang.”
“tanpa ada balasan ia pergi”
Kembali ke
masa kini. Bom tak bisa tidur karena teringat kembali akan cintanya yang
digantung dulu. Tapi pada akhirnya ia
terlelap juga disamping kucingnya.
***
Di pagi yang
cerah, Young Mi berjalan ke toko laundry-nya Bom untuk mengantarkan makanan, tak
sengaja ia menginjak kotoran anjing.
Young Mi sampai di toko laundry Bom. Disana ada Soo Chul yang mengira kalau Young Mi datang untuk melaundry baju. Young Mi yang tak tahu siapa itu Soo Chul langsung menuduhnya sebagai pencuri, dia bahkan mengunci Soo Chul diatas meja sehingga ia tidak bisa bergerak. Soo Chul meronta-ronta minta dilepaskan.
Bom
mengantarkan baju si Wanita kekasih pria penjaga toko. Dia berterima kasih pada
Bom yang telah membantunya untuk merebut tasnya kembali.
“Berani sekali
dia minta tas yang dia beri sebagai hadiah? Serius.. dia murahan sekali” kata si
wanita.
Bom hendak
membantah perkataan wanita itu namun gagal karena wanita itu segera pergi
karena di telfon temannya.
Bom mendapat
telfon dari Young Mi. Bom bilang kalau ia yang menyuruh Soo Chul menjaga
tokonya.
“Apa? Dia melakukan
sesuatu? Lalu apa yang begitu mencurigakan? ” Tanya Bom
“Tidak..
kupikir kau boleh mengundang laki-laki ketika kau lari dari rumah.” Jawab Young
Mi.
Bom
menganggapnya bicara tak masuk akal. Ia lalu menutup telfon.
Bom melihat
wanita tadi keluar rumah, ia meminta wanita itu untuk mengembalikan tasnya. Wanita
itu tak mengerti.
“pekerja paruh
waktu itu. Sepertinya dia kesulitan membayar hutangnya. Kalian berdua sudah
putus. Jadi bagaimana bila kau mengembalikannya?” jelas Bom.
Wanita itu
masih tak mengerti. Bom kembali menjelaskan kalau pria itu ingin tas itu bukan
karena dia murahan tapi karena dia sudah putus asa. Wanita itu malah menganggap
Bom dibayar lelaki itu untuk meminta tasnya kembali. Bukan itu maksud Bom, ia
hanya kasihan pada lelaki itu.
“kalian berdua
adalah pecundang yang sempurna untuk satu sama lain” ejek wanita itu.
Di toko laundry
Bom. Young Mi memperhatikan setiap inci dari Soo Chul.
“Lihat dia. Dasar pecundang. Bukan.. klienku
biasanya pecundang.” Kata Young Mi dalam hati.
Young Mi lalu
minta maaf pada Soo Chul karena dia tadi salah paham. Young Mi memberikan kartu
namanya, ia memperkenalkan diri sebagai “M.P. Bae Young Mi”. Soo Chul bertanya
apa itu M.P. (Money Player -> Pemutar Uang).
“mengapa kau
tidak menyebutnya M. T saja untuk Money Taker (Pengutip Uang)?” ejek Soo Chul.
Young Mi tak menyangka
Soo Chul akan mengejeknya disegala sudut. Soo Chul gentian memperkenalkan diri
sebagai “illustrator”. Young Mi menyebutnya “Kartunis”. Soo Chul tak mau
disebut seperti itu. Ia menjelaskan kalau industrinya sekarang popular.
“katakan satu
judul yang mungkin aku tahu.” Pinta Young Mi.
Soo Chul gelagapan
karena ia belum menghasilkan karya namun ia sekarag sedang bersiap-siap. Young Mi
menyimpulkan kalau Soo Chul adalah gelandangan yang menganggur. Soo Chul
bertanya kenapa Young Mi mengatainya seperti itu.
“aku lahir
tahun 1988. Kau lahir tahun 1990, kan? Kau kelihatan sangat muda seperti
pecundang” jawab Young Mi.
“apa yang kau
kataka? Wanita ini sungguh-sungguh..!!” balas Soo Chul
“Sungguh
apanya?”
“Aku lahir
tahun 1991.” Tegas Soo Chul.
Kembali ke wanita itu dan Bom. Wanita itu berjalan kaki. Bom menyusulnya dengan scooternya, ia lalu menghentikan wanita itu.
“apa kau tahu
apa yang akan terjadi bila pecundang marah?” kata Bom.
Wanita itu tak
menghiraukan Bom, ia menganggap Bom aneh. Ia berjalan duluan tapi tiba-tiba tasnya
dijambret orang yang naik sepeda.
Mereka berkejar-kejaran, Bom menaiki scooternya kembali. Sedangkan wanita itu berlari dengan kakinya. Bom ingat pernah melihat lelaki itu saat ia memegang baju wanita itu kemaren. Bom mempercepat laju scooternya.
Soo Chul berjalan menuruni tangga, ia masih menganalisa apa itu M.P. makanya dia tidak tahu apa itu illustrator. Penjambret menghadapi jalan buntu, ia kemudian lari kearah Soo Chul. Bom berteriak pada Soo Chul untuk menangkap penjambret itu. Soo Chul berhasil menangkapnya. Kemudian Bom ikut naik keatas. Ia memukuli sang penjambret.
Soo Chul dan Bom dalam perjalanan kembali ke toko. Soo Chul masih terkesan dengan kejadian tadi. Ia sangat senang bisa menangkap penjambret itu lalu menyerahkannya pada polisi. Soo Chul berencana menulis kejadian ini di buku hariannya.
Ia lalu
bertanya pada Bom, bukankah seharusnya polisi memberi mereka hadiah sebagai
warga teladan?
“dia tampaknya
seperti mahasiswa. Aku penasaran mengapa dia harus terpaksa mancuri?” jawab Bom
Soo Chul lalu
bertanya siapa pemilik tas itu dan bukankah mereka harus mengembalikan kepada
pemiliknya. Itu tampaknya bukan milik Bom.
Bom lalu
mendatangi mini market tempat lelaki itu bekerja.ia mengeluarkan semua isi
didalam tas itu dan berjanji akan mengembalikannya. Lalu Bom memberikan tas itu
kembali pada lelaki itu. Lelaki itu bertanya bagaimana Bom bisa mendapatkan tas itu. Bom mengatakan kalau ceritanya panjang dan yang terpenting sekarang
tasnya sudah kembali.
Wanita itu
datang, ia sudah menduga kalau mereka bekerja sama. Wanita itu marah dan
melempari si lelaki dengan permen yang ada di meja kasir. Ia juga menumpahkan
minuman ke baju si lelaki. Semua orang yang ada disana bertanya apa yang
dilakukannya.
“aku tadinya
mau melapor pada polisi. Namun aku memutuskan untuk datang kesini. Kau menyewa
seseorang untuk mencuri tas itu?” jawab wanita itu kesal.
Lelaki itu tak tahu menahu masalah pencurian itu. Ia malah balik bertanya. Bom angkat bicara, ia mengatakan kalau bukan dia yang menyuruh mencuri tas itu.
“kurasa ada
sesuatu ketika kau datang padaku untuk meminta tas itu” wanita itu berpindah
dari menatap Bom menjadi menatap lelaki itu “Kau pikir aku tidak tahu keu
merencanakannya agar tas itu seperti dicuri?” tuduh wanita itu.
Bom kekeh
menjelaskan kalau pencurian itu tidak dirncanakan. Lelaki itu meyakinkan si wanita
kalau ia tak tahu masalah ini.
“kau selalu
membuat masalah besar mengenai pembayaran ketika kita pacaran. Kau mengambil
kembali tas dengan menggunakan trik kotor ini?”
Wanita itu
membawa barang-barangnya dan melemparkan tas itu dengan penuh rasa kesal pada
lelaki itu. Wanita itu lalu pergi dan ia tak mau bertemu lelaki itu kembali. Lelaki
itu mengejarnya, ia tak bermaksud mengambil tas itu.
Bom juga ikut
keluar. Wanita itu sudah pergi jauh. Si lelaki meminta penjelasan Bom. Bom menjelaskan
kalau ada seseorang yang mencuri tas itu dan ia berhasil menangkapnya. Pria itu belum
bisa menerima. Bom lalu menjelaskan kalau ada saksi mata, dia juga berani
bersumpah demi neneknnya yang ada di surga.
Bom mengatakan
kalau lelaki itu ingin tasnya kembali makanya ia mengejar pencurinya. Lelaki itu
malah menyuruhnya untuk mengembalikannya ke wanita itu.
“aku hanya
merindukannya. Tapi sekarang aku tidak bisa menemuinya. Ini semua berakhir
sekarang. Ini semua salahmu!” kata lelaki itu, lalu duduk menangis memeluk
tasnya.
Bom membawa lelaki itu ke toko Laundry-nya dan memberikan minuman. Lelaki itu menjelaskan kalau ia sudah putus dengan wanita itu tapi ia masih belum bisa melupakannya, jadi ia menggunakan alasan ta situ agar tetap bisa menemui wanita itu.
Boom tidak tahu
itu, seharusnya lelaki itu mengatakan padanya sejak awal. Bom hanya bisa minta
maaf. Tapi lelaki itu mengatakan kalau ini bukan salahnya.
“Ini salahku
untuk berlama-lama.” Lalaki itu kembali menenggak minumannya.
Bom lalu
mencucikan baju lelaki yang kena siram minuman tadi. Lelaki itu puas dengan hasil cucian Bom. Bom lalu
mengatakan kalau lelaki itu punya baju kotor lagi, dia bisa membawanya kesini
lagi. lelaki itu hendak pergi. Bom mengingatkannya untuk membawa tas itu.
Lelaki itu
berkata kalau Bom bisa membuang tas itu. Bom mengingatkan kalau tas itu mahal. Lelaki
itu menegaskan sekali lagi kalau ia menginginkan tas itu bukan karena uang,
meskipun mantannya berpikir seperti itu, tapi lelaki itu yakin kalau mantannya
akan mengetahui ketulusannya suatu hari nanti. Lelaki itu pamit pergi.
“untuk menyingkirkan perasaan yang tersisa. Kau
harus mencurahkan semua perasaanmu.” Narasi Bom.
Bom mengembalikan
tas itu pada wanita itu. Tak lupa Bom juga mengatakan kalau lellaki itu tulus
mengenai perasaannya. dan sepertinya si wanita sudah mulai menyadari perasaan tulus si lelaki.
“kembali ke kehidupan sehari-harimu.”
Si pekerja
paruh waktu wanita mengantar kepergian lelaki itu dan menuliskan nomornya di
lengan lelaki itu.
“dan menunggu hubungan baru, sehingga kau
bisa mengucapkan selamat tinggal pada hubungan yang lama”
Bom kembali
kerumah dengan membawa gaun Eun Sol. Ia teringat kata-kata lelaki itu kalau
mereka akan mengetahui perasaan tulus yang ia berikan. Bom mengambalikan gaun
itu. Eun Sol langsung memeluk gaunnya takut diambil lagi.
Bom menuntut
mereka untuk mengucapkan terima kasih padanya.
“aku harap
kalian semua bisa mempertimbangkan perasaanku juga” kata Bom dengan lembut.
Ibu tak
mengerti maksud Bom ini.
“Ibu mungkin
berpikr aku salah, tapi ibu membeli gaun itu dengan uang yang aku berikan
padamu. Lalu Ibu tidak bisa bilang terimakasih padaku? Itulah yang aku rasakan”
Bom sungguh-sungguh mengatakannya.
Semuanya malah
mempermainkan Bom. Ibu dan Eun Sol mengatakan terimakasih namun tak berasal
dari lubuk hatinya yang paling dalam dan Eun Chul tak mau berterima kasih
karena itu bukan bajunya.
Bom menatap ke atas
Dalam mimpinya
Bom curhat pada nenek kalau ia sangat frustasi. Ia sudah mencoba berbicara
dengan tulus paa mereka namun tak berhasil. Nenek menyuruh Bom membuka hatinya
untuk mereka, itulah yang penting.
“Apanya yang
penting? Mereka bahkan tak pernah peduli. Seharusnya aku tidak pernah
mengembalikan baju itu.” Bom menyesal
“Dan kali ini. Kau
melakukan sesuatu yang sangat baik. “
“Sesuatu yang
sangat baik?”
Bom merasa
masalh tas itu hanya menimbulkan masalah yang lebih besar. Apa ia sangat
membantunya?
“Tentu saja. Kau
mencuci pakaiannya, dan juga menyentuh hatinya yang sakit. Itulah sebabnya
sesuatu yang baik akan segera terjadi padamu juga.” Jelas nenek.
Bom bertanya apa
hal baik itu?. Nenek menyuruhnya untuk menunggu saja. Nenek kemudian bercerita
kalau ketika itu ia melelui masa yang sulit, dan saat itulah ia bertemu dengan
pangeran Swedia. Bom menuduh neneknya berbohong. Kerena nenek selalu berbicara
tentang swedia makanya ia jadi suka dengan Swedia.
Nenek tidak
berbohong, ia mengatakan kalau orang-orang Eropa menyukainya. Nenek mulai
bercerita
“aku mengatakan
ini untuk pertama kali, hanya padamu. Ketika nenek masih gadis dan sangat muda.
Seorang pangeran Swedia datang ke kota kecil kami di Kyungju. Namanya pangeran
Gustav. Dia datang untuk festival besar di kyungju. Dia datang untuk makan di
rumah tempat nenek bekerja. Dia sangat putih dan tampan. Tapi nenek menumpahkan
sup ke celananya.”
“lalau pangeran
itu meminjamkan saputangannya pada nenek?” Tanya Bom.
“iya, saat itu
aku sadar untuk pertama kalainya kalau sinar matahari begitu harum. Tapi aku
bisa mencium wangi itu pada pakaian pangeran juga.”
“benarkah? Kukira
orang Swedia mencuci pakaian mereka dengan baik.”
“Itu sebabnya
aku masih tidak bisa melupakan wangi yang aku cium dari pangeran swedia.”
Bom terbangun
karena hujan, ia segera mengangkat jemurannya. Soo Chul datang tepat waktu
namun ia tak bisa membantu karena harus ke toilet.
Bom mengangkat semua jemurannya sendirian. Saat ia akan berjalan, ia tak melihat kedepan dan akhirnya ia menabrak Joon.
Bom mengangkat semua jemurannya sendirian. Saat ia akan berjalan, ia tak melihat kedepan dan akhirnya ia menabrak Joon.
“Kau Bom, kan?”
Sapa Joon.
Bom juga
menyapa balik. Joon juga menanyakan kabar Bom.