Ibu
berteriak membangunkan Bom, ibu bahkan menendang pantat Bom membuatnya terjatuh
dari ranjang. Tapi Bom masih tak juga terbangun.
Bom
memanngang roti dan telur untuk sarapan. Namun saat ia tak melihat, Eun Chul
dan Eun Sol mengambil makanannya
“Dan aku masih anak
tengah.” Bom
kembali membatin.
Bom
mengantarkan laundry pelanggannya menggunakan skuter.
“Tapi sekarang, aku adalah CEO dari toko Laundry.”
Bom
menjemur laundryannya. Ia melanjutkan kata-katanya “kematian nenekku yang membuatku berterimakasih karena aku dapat
menemukan pekerjaan yang cocok untukku di
bisnis laundry “.
“mungkin ini adalah jalan. Aku mempunyai
kekuatan untuk melihat keadaan orang ketika aku menyentuh pakaian kotor mereka.
Jika aku membiarkannya saja tanpa membantunya, kejadian sial akan menimpaku.
Itulah mengapa seperti pekerjaan, walaupun aku tidak mau, aku harus memecahkan keadaan
itu. Aku penasaran bagaimana pakaian dan keadaan yang akan aku temui hari ini”
Bom
mulai mendapat banyak pelanggan dan ia juga sudah banyak membentu orang dalam
menyelesaian keadaan mereka.
“Hari baru dengan harum dari matahari pagi
dimulai sekarang.”
Episode 2
How to Launder Lingering Regrets
Ibu
menghitung uang sewa yang diberikan oleh Bom. Uangnya ternyata hanya 50.000 bukan
55.000. Bom mengingatkan ibu kalau ibu dulu meminjam 10,000 won di pemandian jadi
ia memotongnya. Ibu menganggapnya kejam.
Bom
mengambil apel dan yogurt dari kulkas, ibu merebutnya dan memberikannya pada
Eun Sol dan Eun Chul. Eun Sol harus diet tapi ia tetap membuka yogurtnya. Eun
Chul menasehatinya.
“Jika
kau melewatkan sarapan. Itu merupakan kesempatan besar kau akan makan makanan
cepat saji. Kesempatan besar menjadi gemuk.”
Ibu
setuju dengan Eun Chul. Bom mengingatkan mereka kalau dari ketiga saudara hanya
ia yang membayar uang sewa rumah. Bom lalu merampas apel dan yogurt dari Eun
Sol dan Eun Chul, ia bilang kalau ia memberi ibu uang untuk membeli ini jadi ia
yang berhak memakannya. Bom memakannya dan masuk ke kamar. Ibu tak terima dan
akan merampasnya kembali.
Ibu
dan Eun Sol berbicara diluar. Ibu memberi Eun Sol uang sewa rumah dari Bom
untuk membeli baju baru , Eun Chul takut kalau Bom akan marah jika tahu kalau
ia membeli baju baru. Ibu menyuruh Eun Chul untuk merahasiakan hal ini dari
Bom.
“Okeh,
Aku akan mengalahkan semua peserta audisi yang lain.” Janji Eun Sol.
Ibu
memuji Eun Sol yang tercantik. Ibu menyuruh Eun Sol untuk masuk seakan tak
terjadi apapun. Jangan memberi signal yang aneh seperti seorang amatir.
Bom
membuka pintu mengagetkan mereka. Bom bertanya mereka sedang apa disana. ibu bersandiwara
dengan mengatakan kalau sebentar lagi musim dingin dan akan memetik apel. Eun
Sol melihat apel dan kayaknya belum matang, dia melarang ibu untuk
memetiknya. Lalu mereka masuk kedalam.
Bom
mencurigai mereka telah makan sesuatu dibelakangnya. Ia menciumi tepat mereka
tadi berdiri.
Soo
Chul kembali ke toko laudry Bom. Tapi sang pemilik sedang mengantarkan baju
pelanggan. Soo Chul mengambil pesan yang tertempel di pintu lalu mengintip
kedalam. Tanpa ia sadari Bom ikut berdiri disampingnya dan melihat kedalam. Bom
bertanya apa yang Soo Chul lihat. Soo Chul melompat kaget karenanya.
Bom
mengira Soo Chul mau Laundry lagi. Soo Chul menggeleng, ia menyerahkan baju
dari Rose Apartement Unit 304. Si 304 akan kembali namun ia mengambilnya. Soo
Chul menepuk dadanya tanda ia telah melakukan
hal baik.
Bom
menekan tombol kunci laundrynya, menyadari kalau Soo Chul melihatnya ia lalu
menutuoinya dengan tangan. Bom dan Soo Chul masuk kedalam. Bom meletakkan baju
si 304 di meja dan ia berterimakasih pada Soo Chul.
“Ini
belum lama saat kau membuka Laundry ini. Bagaimana jika kau kehilangan banyak
pelanngan? Apa kau memasang Wi-Fi?”
“Kenapa?”
Tanya Bom.
“Tidak
ada pelanggan yang datang kalau tidak ada Wi-Fi. Aku tak ingin kau kehilangan pelanggan.”
Lanjut Soo Chul.
Bom
menyuruhnya tak usah kwawatir karena dia sudah memasang Wi-Fi. Soo Chul mengalihkan
pembicaraan, ia berterimakasih pada Bom karena berkatnya ia mampu mengikuti
kontes dan bisa memasukkan gambarnya dan sekarang ia juga mendapatkan
pekerjaan. Bom memberi selamat dengan setengah hati, ia sibuk mencatat nama
pelanggan.
“Kau
tidak pergi kerja? Kau masih punya waktu untuk main-main disini?” Tanya Bom.
“Ini
pekerjaan freelance. Illustrating adalah pekerjaan free-style. Kau tahu aku
tidak ingin diikat di satu tempat. “ jelas Soo Chul.
“Ah..”
jawab Bom yang masih sibuk menulis.
Soo
Chul menawarkan diri untuk menjaga toko jika Bom harus mengantar baju pelanggan.
Bom memandangnya penuh curiga. Soo Chul menyuruhnya jangan salah paham, ia
melakukan ini dalam rangka berterima kasih untuk kejadian yang lalu.
“kau
tahu, Give and Take” jelas Soo Chul.
Bom
menyukai ide itu tapi dia memintanya untuk saat ini dia belum membutuhkan
bantuan.
“Kenapa
kau begitu dingin? Diantara kita. Kau tak seharusnya seperti ini.”
“Diantara
kita?” Bom merasa ada yang aneh.
“Ya.
aku Yong Soo Chul, kau Bom. Kita adalah musim semi. Kita mempunyai nama pendek
yang sama. Ini bukan hanya kebetulan. Ini apa yang kau sebut takdir.” Soo Chul
kembali berceloteh.
Bom
nyengir tak suka. Kebetulan ada pelanggan datang. Bom mengisyaratkan agar Soo
Chul pergi. Soo Chul tak punya pilihan lain ia pergi dengan kikuk.
Bom
kembali melihat sesuatu saat menyentuk pakaian pelanggannya. Dalam penglihatannya,
seorang wanita akan di rampok oleh seorang pria, juga ada pria lain yang
melarikan tas wanita itu dengan menaiki sepeda. Penglihatan Bom berakhir saat
pelanggannya menyuruhnya untuk melakukan Dry Cleaning dengan cepat. Pelanggan itu
lalu pergi.
Bom
mulai berpikir dimana dia melihat pria yang merampok si wanita tadi. Bom
mengingatnya, pria itu adalah penjaga toko paruh waktu di toko depan. Bom
memaki pria itu. Bom berpikir lagi, menurutnya ia tak harus menyelesaiakn
keadaan ini. Ia bisa melaporkan ke polisi. Ini membahayakan.
Bom
mengambil ponselnya di saku lalu akan duduk dikursi. Dan kursi yang akan didudukinya rusak membuatnya
terjatuh. Dengan kesal Bom berkata pada nenek kalau ia akan melakukannya. Bom bertanya-tanya
siapa yang mengendarai sepeda yang dilihatnya.
Bom
akan mengantar baju pelanggannya dan ternyata Soo Chul masih ada diluar. Soo
Chul memanfaatkan Wi-Fi yang cepat. Soo Chul mengacungi jempol pada Bom (Soo
Chul sekarang memanggil Bom dengan sebutan ‘Noona’).
“Noona?”
Tanya Bom.
Soo
Chul menjelaskan kalau Bom terlihat lebih tua darinya. Soo Chul akan menjaga
Laundry, dia akan masuk kedalam. Bom masih tak bisa mengijinkan Soo Chul masuk.
Soo Chul meyakinkannya untuk tak usah khawatir. Bom mewanti-wanti Soo Chul agar
tak menyentuh apapun.
Soo
Chul masuk kedalam. Ia menuang kopi dan mengambil beberapa permen mint lalu
meletakkannya dimeja. Ibunya menelfon dan ia berbohong kalau ia sedang berada
di akdemi. Soo Chul berjanji akan belajar keras agar bisa lulus ujian.
“jika
ibu tahu aku keluar untuk melakukan ini, Dia akan semakin giat berdo’a”. kata
Soo Chul.
Bom
mencari lelaki penjaga toko namun hari ini bukan gilirannya menjaga. Bom bertemu
dengan penjaga toko yang lain, seorang wanita.
Bom mendengar suara wanita pelanggannya.
Bom menghampirinya, disitu sang Pria menarik tas sang wanita. Bom menyelamatkan
wanita itu dan berhasil melumpuhkan si pria. Si wanita melarikan diri.
Ibu
memberi massage geratis untuk menarik pelanggan membeli maskernya, nemun
pelanggan mengatakan ia akan membelinya nanti. Saat pulang ibu marah-marah
sendiri karena tak mendapat pelanggan hari ini dan dia capek harus melakukan
massage gratis.
Eun
Sol menunjukkan baju barunya pada ibu. Ibu memujinya memiliki body yang
terbaik. Ibu menyuruh Eun Sol untuk mempersiapkan akting saja dalam audisi ini.
Eun Sol perlu mengganti foto profilnya menurutnya itu terlalu kuno. Ibu mengerti,
kebetulan Eun Sol punya baju baru jadi sekalian untuk berfoto.
Eun
Chul mendapat telfon dari teman lamanya namanya Ki Joon. Ibu ingat Ki Joon
adalah keluarga dokter. Eun Sol bertanya siapa dia. Ibu menjelaskan kalau Ki
Joon adalah teman Eun Chul yang terjebak dengannya di Golden Beell. Waktu itu
Eun Chul masih SMA namun Ki Joon sudah mahasiswa tahun kedua.
Eun
Sol menyimpulkan kalau Ki Joon pasti lebih pintar dari Eun Chul, ibu mngedip
pada Eun Sol untuk menghentikan bicaranya. Eun Chul membela diri kalau Ki Joon
mendapat pertanyaan yang lebih mudah makanya itu terjadi.
Ibu
menengahi keduanya, ibu lalu bertanya apa Ki Joon sudah kembali ke Korea,
sebelumnya ia di AS. Eun Chul menjelaskan kalau sekarang sudah kembali dan Ki
Joon sedang mencari kantor untuk membuka praktek dokter gigi sendiri di sekitar
rumah ini itulah sebabnya mereka bertemu. Ibu punya ide (kayaknya mau
menjodohkan Ki Joon dengan Eun Sol). Ibu menyuruh Eun Chul untuk mengundang Ki
Joon makan siang dirumah.
Si
pria penjaga toko bercerita pada Bom kalau wanita tadi adalah mantan pacarnya. Saat
mereka pacaran, dia membelikannya makan malam, membawanya menonton film,
membayari taxi, semua itu sampai 5 jt Won. Bom kaget. Pria itu menambahi kalau
sekarang ia harus menanggung hutang karena membelikan wanita itu tas bermerek.
“Apa
yang salah untuk mengambil tas itu kembali?” Tanya Pria itu.
Bom
ikutan emosi, ia mengatakan kalau pria itu tak salah.
“kenepa
kau begitu bodoh membiarkan wanita itu mengambil semua seperti itu?” Bom tak
habis pikir.
Bom
juga mengatakan kalau ia tahu rasanya membiayai semua biaya hidup yang mahal
tapi mereka menghabiskan semua uang. Memikirkannya saja membuatnya marah. Pria bertanya
apa Bom melakukannya untuk seorang pria.
“tidak.
Bukan untuk seorang pria, yang bisa dengan mudah aku akhiri. Aku tak bisa
melakukannya. Mereka menghisap darahku. ” Jawab Bom. “Bagaimanapun juga. Kita tidak
bodoh. Kita tidak bisa hidup seperti ini, kan?” lanjut Bom penuh semangat.
Bom
mengepalkan tangannya lalu Pra itu menyambut tangan Bom, mereka melakukan
Cross.
Sang
penjaga toko wanita menguping pembicaraan mereka dengan seksama. Kemudian, Pria
itu menanyakan siapa Bom dan mengapa dia begitu care dengan keadaannya. Bom
menunjukkan toko laundrynya. Pria itu lalu mengungkit masalah insiden pemukulan.
Bom
minta maaf karena ia tak tau situasi yang sesungguhnya. Ia lalu menyodorkan
kepalanya, mempersilahkan Pria itu untuk memukulnya. Pria itu ragu-ragu namun
saat Bom meyakinkannya akhirnya a memukul kepala Bom dengan sangat keras. Pasti
sakit banget.
Ki
Joon mendapat telfon dari Ibu yang menyuruhnya untuk datang makan. Ki Joon
mengiyakan dan ia akan segera pergi kesana. Saat ini Ki Joon ada di kafe, ia memperhatikan 2 orang
bule yang menghina wanita didepannya dengan Bahasa Inggris. Ki Joon lalu
menegur mereka.
Ibu
menyiapkan banyak makanan untuk menyambut Ki Joon. Ki Joon sangat
berterimakasih atas kebaikan ibu. Ibu membahas mengenai Ki Joon yang akan
membuka praktek dokter gigi. Ki Joon membenarkan, ia sedang mencari tempat
disekitar sini.
Eun
Chul memakan supnya dan ia merasa kepanasan. Ibu menyuruhnya berhati-hati,
seharusnya Eun Chul meniupnya dulu. Eun Chul mengingatkan ibunya kalau ia sudah
meminta ibunya untuk membuat sup dalam suhu 70-75 derajad. Ibu minta maaf
karena ia lupa mengecek dengan thermometer.
Ki
Joon mengatakan kalau ibu dan Eun Chul tak berubah sedikitpun. Ibu meluruskan
kalau kulitnya juga masih bagus. Itu ada dalam darahnya dan itu juga
pekerjaannya jadi ibu menjaga diri sendiri. Eun Chul juga memamerkan IQnya yang
masih bertahan, 157, Eun Chul juga menyebutkan semua unsur dalam tabel periodik.
Ki Joon kagum karena Eun Chul masih mengingatnya.
Ibu
menambahkan kalau Eun Chul dapat melewati tes berat dua kali dan sekarang ia
mempersiapkan untuk level berikutnya. Ibu meminta Ki Joon untuk sering datang
kerumah untuk melihat Eun Chul. Ibu memberi kebebasan pada Ki Joon untuk makan
malam dirumahnya setiap hari. Ki Joon berterima kasih.
Ibu
memanggil Eun Sol agar keluar. Eun Sol keluar, ia meminta bantuan ibu untuk
mengancing bajunya. Ibu mengenalkan Eun Sol pada Ki Joon sebagai seorang artis
namun Ki Joon tak mengenalinya, Ki Joon juga tak pernah melihatnya di TV. Ki
Joon malah menanyakan mengenai Bom.
Bom
menyetrika baju Mantan pacar Pria penjaga toko. Ia sadar kalau ia bisa melihat
keadaan pria penjaga toko karena baju itu dibelikan olehnya.
“Nenek.
Aku tak tahu tentang sesuatu yang lain, tapi kali ini, aku sangat ingin
membantu Pria itu.” Kata Bom sambil menatap ke atas.
Bom
menganggap Pria itu mempunyai nasib yang sama dengannya, dimanfaatkan oleh orang
lain. Dia mengatakannya dengan penuh ekspresi sampai membuat satu pelanggan
kabur karena ketakutan.
Bom
membuka kulkas dan tak ada makanan didalamya. Ia menenteng kotak obat Eun Chul,
dan langsung dirampas oleh yang punya. Bom bertanya, apa Eun Chul akan makan
semua obat itu. Eun Chul menjelaskan..
“Vitamin
A, C, D, K. dan kalsium untuk mencegah osteoporosis dan anemia. Dan lutein
untuk mata. Omega 3 untuk otak dan jantung. Itu semua adalah kebutuhan.” Eun
Chul lalu menelan semua obatnya sekaligus.
Bom
menatapnya dengan aneh, ia bertanya apa Eun Chul punya 10,000 won.
“kau
tak pernah menghasilkan 1 sen. Semua yang kau lakukan hanya membaca di rumah. Apa
gunanya semua ini.” Bom memeriksa obat Eun Chul. Eun Chul kembali ke kamarnya.
Bom
mencium sesuatu. Ia mendapatkan sisa mie di washtafle lalu memakannya. Itu adalah
‘Vermicelli Noodles’ semacam bihun. Dia juga menemukan kacang dilantai, ia
menggigitnya dan segera tahu itu apa. Lalu ia beralih ke tempat sampah, disana
ia menemukan bungkus daging sapi korea kualitas A++.
Ibu
dan Eun Sol pulang dari berfoto. Bom mengadu pada ibu kalau tak ada makanan,
ramen juga tak ada, ia lalu bertanya apa yang dimakan mereka siang ini. Ibu berbohong
kalau mereka makan nasi + kimchi. Ibu menghindari Bom bertanya kembali, ia
memilih untuk pergi ke kamarnya.
“lalu
kalian makan bihun dan daging sapi sebagai dessert?” sindir Bom.
Ibu
tak menjawabya, ibu menyuruh Eun Sol untuk segera masuk kamar dan membersihkan
diri. Bom menyuruhnya berhenti, ia tak pernah melihat pakaian Eun Sol
sebelumnya. Bom mencium baju Eun Sol dan menyadari kalau itu baju baru. Eun Sol
menarik lengannya.
Bom
bertanya dengan uang siapa Eun Sol membeli pakaian itu. Ibu berbohong kalau
fans Eun Sol yang membelikannya. Tentu saja Bom tak percaya. Bom semakin yakin
kalau feelingnya tepat. Ia lalu masuk kamar.
Ibu
bertanya pada Eun Sol apa ia sudah membuang struck dan tas baju ini. Eun Sol
bilang kalau ia masih menyimpannya. Ibu memarahinya karena bertingkah seperti
amatir.
****