-->

Type something and hit enter

On
advertise here


Di rumah ibu marah-marah karena sandal kamar mandi basah. Eun Sol mengelak,bukan ia yang melakukannya, ia menuduh Bom. Bom juga mengelak, ia beralasan kalau ia sudah menaruhnya ditempatnya mungkin sandalnya jatuh.


Ibu memukuli Bom yang taunya hanya minum saja. Bom memohon pada ibunya untuk berhenti bersikap seperti inisetiap hari natal. Eun Chul muncul dari kamarnya karena suara berisik Bom tapi melihat ibu memasang wajah masam ia langsung menutup pntunya kembali.
“bahkan Si arrogant Kin Eun Chul dan si cengeng Kim Eun Sol tak bisa berbuat apa-apa karena ibu” jelas Bom pada ibunya.


Bom juga mengeluh karena ibu membencinya ia selalu kena pukul.

“Setiap Natal kita selalu menderita karena ibu” kata Bom dengan putus asa.

Ibu berkaca-kaca dan minta maaf pada mereka, ibu melempar sandal ke kamar mandi dan langsung menuju kamarnya.


Eun Sol marah pada Bom karena berteriak pada ibu ketika ia tak melakukan sesuatu dengan benar. Eun Sol lalu menyusul ibu. Bom menghela nafas

Benar, aku tidak melakukan sesuatu dengan benar.”


Kilas balik saat Ayah mereka masih hidup, mereka makan sekeluarga. Bom bercerita kalau masa indah natalnya adalah ketika ia masih berumur 5 tahun dan ayahnya membewa mereka sekeluarga untuk makan mie kacang hitam.


Saat Natal Eun Cul dan Bom sibuk menghias pohon natal dan Ibu menimang Eun Sol yang masih bayi. Ayah pamit untuk membeli hadiah untuk Bom dan saudaranya, namun bukannya hadiah yang mereka dapat melainkan kabar bahwa Ayah telah meninggal dunia.


Sejak saat itu Liburan Natal dilarang di keluarga mereka. Dan Bom harus bersembunyi dalam ruang penyimpanan untuk merayakan Natal sendiri. Saat itu Bom meninggalkan lilin yang masih menyala diruang penyimpanan dan mengakibatkan kebaran di awal episode dan memberikan bekas luka di kaki Bom.


Kembali ke masa kini. Bom menceritakan hal itu pada Young Mi dan karena itu ibu memperlakukannya berbeda dari saudaranya, ia harus hidup berjingkat dari ibu. Young Mi menasehati Bom seharusnya ia tak berteriak di depan ibunya tapi Bom sudah taktahan lagi.


“Setiap natal orang-orang selalu merasa senang, namun dirumah kami selalu terlihat suram.” Keluh Bom.


Young Mi malah mengkhawatirkan Eun Chul, dan mulai sekarang ia berjanji akan mengurus Natal Eun Chul. Bom tak mengerti maksud Young Mi, lalu ia mengatakan kalau ia membertikan sweater yang dirajutnya pada Eun Chul. Bom tak yakin kalau kakaknya mau menerima Itu.

Young Mi mengatakan pada Bom kalau Eun Chul mengambilnya, dan ia mempunyai firasat baik saat ini.

***


Dikamarnya Eun Chul bertanya di forum internet untuk menolak seorang gadis dengan mengembalikan Sweater hadiahnya. Eun Sol masuk kekamarnya meminta bantuan untuk berlatih membaca skrip. Eun Chul tak mau karena ia sibuk. Eun Sol mengintip laptop kakanya dan menemukan apa yang menjadikan kakaknya menolak permintaannya.

Eun Sol mengejek kakaknya yang bertanya pada forum di internet untuk mengembalikan sweater yang diterimanya. Bagi Eun Chul hal itu lebih sulit dari pada memecahkan masalah matematika yang sulit. Eun Sol menawarkan diri untuk menangani hal itu.


Eun Chul bertanya bagaimana mungkin Eun Sol dapat menangani masalah yang tak bisa ia tangani. Eun Sol menjelaskan kalau hal ini tidak bisa ditangangi dengan hukum atau ilmu pengetahuan. Eun Sol menganggap bantuannya ini sebagai bayaran masalah anting tempo hari. Eun Chul setuju dan Eun Sol membawa sweater itu.


Besoknya Young Mi berpapasan dengan Eun Sol yang memakai Sweater hadiahnya. Eun Sol menjelaskan kalau Eun Chul tak mau memakainya jadi ia mengambilnya. Eun Sol berlagak tak tahu kalau itu buatan Young Mi.

Ia malah meledek perasaan Young Mi saat mengetahui hal ini. Young Mi memaksa Eun Sol untuk membuka sweater itu. Eun Sol dengan senang hati melepasnya, ia memakainya bukan karena ingin lagian sweater itu juga tidak cantik. Misi Eun sol berhasil untuk mengembalikan Sweater itu pada si empunya.


Soo Chul kembali menjaga toko, lalu Min Ho datang. Soo chul yang tadinya excited karena ada pelanggan datang berubah dingin ketika melihat kalau Min Ho yang muncul, ia berkata kalau Bom sedang melakukan pengiriman dan ia tak tahu masalah bajunya.

“Tunggu saja jika kau ingin” kata Soo Chul dingin.

Min Ho mengatakan kalau Soo Chul masih dingin dan Soo Chul membalas kalau dia tidak ingin bersikap baik pada Min Ho. Min Ho mengerti itu, ia melihat keberuntungan pada diri Soo Chul yang bisa dekat dengan orang sebaik Bom.

Soo Chul mengatakan kalau ia tidak sedekat itu tapi Min Ho tetap berpikiran kalau mereka dekat.

“mengapa? Kau mau memikat dia juga?” Tanya Soo Chul penuh curiga.

Min Ho menjeaskan walaupun Soo Chul mungkin tak akan percaya kalau semua yeng terjadi di masa lalu adalah kesalahpahaman dan ia tak bisa berbuat apa-apa. Soo Chul masih tak peduli.


“Cho Rong, kita harus pergi ke sebuah hotel atau kafe dengan Bomi Noona?” Tanya Min Ho pada anjingnya.


Karena ini Natal Min Ho memutuskan pergi ke Hotel lebih menyenangkan. Soo Chul tak terima dengan perkataan Min Ho, ia menarik kerah jaket Min Ho dan mengancamnya agar tak memanfaatkan ketidaktahuan Bom. Dan mereka akhirnya berkelahi.


Bom datang dan langsung memisahkan keduanya. Bom menjelaskan kalau Soo Chul salah paham. Tapi emosi keduanya belum stabil mereka masih saling mengejek. Bom kembali menengahi dia mengingatkan Min Ho untuk segera pergi ke tempat tesnya da ia akan menjaga Cho Rong.


Dan masalahpun timbul, Cho Rong tidak mau bangun dan terpaksa Min Ho harus membawa Cho Rong ke dokter hewan.


Tampaknya kloter pertama tes sudah dimulai dan pacar Min Ho merupakan salah satu panitianya. Min Ho menghubungi pacarnya kalau ia tidak bisa kesana tepat waktu. Bom mencoba membujuknya untuk menjaga Cho Rong tapi Min Ho tak mau pergi sebelum operasi Cho Rong selesai.


Bom mengeluh pada Soo Chul kalau Min Ho sudah belajar untuk hal yang sia-sia. Tapi Soo Chul punya ide agar Min Ho bisa ikut tes.


Tepat jam 12:00 waktunya makan siang. Satu-satunya juri akan makan siang diluar. Soo Chul menelfon pacar Min Ho. Lalu tiba-tiba Bom dan Soo Chula da diperkiran, mereka meletakkan banyak sampah disekitar mobil juri. Alhasil sang supir kena semprot Bossnya padahal ia sedang asik tidur didalam mobil.


Saat juri akan makan siang Bom dan Soo Chul membatalkan pesanannya dengan alasan semua staff belum datang. Mereka berhasil mengulur waktu 1 jam.


Cho Rong sudah melewati masa kritis dan Min Ho segera berlari ke tempat tes. Bom dan Soo Chul kembali menghalangi jalan mobil juri dengan gerobak nenek-nenek.


Saat juri ke toilet Soo Chul menguncinya dari luar dengan alat pel, sementara itu Min Ho tengah berlari sekuat tenaga agar bisa datang sebelum juri.


Min Ho berhasil tiba sebelum juri datang, sang pacarpun bisa tersenyum lebar. Tak lama kemudian Juri tiba dan tespun dimulai.


Bom bertanya pada Soo Chul kenapa ia mau membantu teman yang tak disukainya. Soo chul mengatakan kalau anjing itu tak bersalah dan ia membantu Min Ho karena anjingnya. Soo Chul balik bertanya, kenapa Bom selalu membantu orang. Bom melakukan itu untuk neneknya. Soo chul tak mengerti ia minta penjelasan lebih rinci namun Bom menolak bahkan saat Soo Chul memaksanya.


Min Ho memeluk Cho Rong disaat terakhirnya di rumahnya  dan ibu memandangi foto ayah di dapur yang remang-remang.
Pagi harinya Bom mengantarkan baju Min Ho. Bom turut berduka atas meninggalnya Cho Rong. min Ho mengatakan kalau ia tak terlalu sedih karena bisa disamping Cho Rong sampai waktu terakhirnya. Bom menanyakan apa Min Ho baik baik saja.

“Ini adalah halyang benar-benar kejam untuk mengatakan selamat tinggal kepasa seseorang yang kau cintai pada Hari Natal. Setiap tahun orang akan merasa senang tapi kau tidak” kata Bom.

“saya tidak berpikir seperti itu. Setiap Natal., saya akan memikirkan semua kenangan saya dengan Cho Rong. Saya bisa memikirkan tentang dia dan semua yang saya inginkan sekarang.” Jelas Min Ho yang nampaknya merasuk di hati Bom.


Nenek kembali mendatangi mimpi Bom. Mereka membahas Ayah. Bom curhat pada nenek kalau setelah kematian Ayahnya ia merasa Hari Natal selalu menyedihkan namun ia sadar sekarang bahwa ia tak harus melakukan itu lagi.

Nenek juga menjelaskan hal yang sama kalau semua orang yang meninggal ingin meninggalkan kebahagiaan termasuk Ayah Bom. Bom lalu bertanya apa ayahnya baik-baik saja? “Tentu saja” jawab nenek. Semua yang ada ditempat nenek baik-baik saja, nenek lalu pamit pergi.

Bom menghalangi nenek. Dan nenek pun tetap tinggal, ia menanyakan hal yang dilakukan Bom di hari Natal ibi. Bom menghela nafas lalu menjelaskan kalau tiap tahun  taka da yang berubah, ia selalu minum dengan Young Mi.

Nenek kembali akan pergi dan menyuruh Bom untuk segera menemui Young Mi. Bom menghalangi nenek lagi, kenapa nenekbersikeras untuk pergi. Nenek menjelaskan kalau setiap natal semua santa memanggilnya untuk memberinya hadiah, dan kali ini Bom tak bisa menghalangi nenek.

Nenek mengucapkan selamat Natal pada Bom dan membuat tanda hati dari jarinya untuk Bom lalu nenek menghilang. Tapi kali ini Bom mampu tersenyum.


Bom pergi ke gudang mencari pohon natal, kata-kata Min ho masih terngiang di telinganya. Ia akan meakukan sesuai kata-kata Min Ho tadi.


Sementara itu, Soo Chul bekerja keras untuk menyelesaikan gambarnya agar bisa menikmati natal. Min Ho mengiriminy pesan yang mengatakan kalau ia segera berangkat ke Paris. Min Ho membalasnya setengah hati, walaupun begitu hubungan mereka sudah mulai membaik karena Soo Chul sudah mau membalas sms Min Ho.

Min Ho kembali membalas, ia mengatakan kalau Soo Chul pasti menyukai Bom ketika ia melihat Soo Chul tak suka melihat Bom dengat dengannya. Min Ho berharap Soo Chul bisa berkencan dengan Bom. Awalnya Soo Chul mengatai Min Ho gila. Tapi ia nampak berpikir.


Bom memasang pohon Natal di ruang tamu. Ibu menyuruhnya untuk menyingkirkan itu. Eun Chul dan Eun Sol juga menyuruh hal yang sama. Ibu hendak memukul Bom karena tak mematuhinya namun tak jadi.


Bom mengatakan unek-uneknya. Ia meminta agar semua bisa merayakan Natal tanpa merasa depresi.

“Apa kau tak tahu?” Tanya ibu.

Bom mengetahuinya dengan jelas itulah sebabnya ia melakukan ini. Ibu membentaknya supaya ia diam saja dan tak seharusnya membawa pohon natal ke sana. Ibu mulai berkaca-kaca.

“Itulah satu-satunya cara kita dapat berbicara tentang Ayah! Apakah kita harus terus menyembunyikan fakta bahwa kita merindukannya? Kita harus terus berjingkat satu sama lain, yang tertekan.” Kata Bom sembari menahan air matanya.

Ibu menyangkal kalau ia merindukan Ayah tapi Bom tahu kalau ibu sedang berbohong.

“Apakah ada orang disini yang tidak merindukan Ayah?” Tanya Bom.

“Aku bahkan tidak ingat wajahnya” jawab Eun Chul mulai sedih dan Ibu sudah berlinang air mata.


Itulah sebabnya Bom mengajak mereka untuk bicara bersama-sama. Ibu tetap tidak mau dan tidak merindukan Ayah.

Selama ini karena setiap Natal tidak bisa memberi mereka Hadiah karena Ayah. Ibu sangat membenci hal itu. Ibu hanya ingin Natal berlalu dengan tenang karena tidak ingin menyakiti mereka.

“Jadi mengapa kau melakukan ini? Mengapa kau melakukan ini padaku?” Ibu menguncang-guncang Bom.


Bom memegang tangan Ibu, ia mengatakan kalau mereka sudah besar sekarang dan mereka bisa tertawa dan menangis bersama-sama berbagi cerita tentang Ayah. Ibu lalu memeluk Bom.

“Ayahmu adalah pria jahat. Mengapa ia harus pergi di hari Natal?” kata Ibu sedih

Bom dan Ibu menangis bersama, Eun Sol tak tahan melihat mereka menangis, ia ikutan memeluk dan menangis juga. Bahkan Eun Chul juga menangis.


Untuk pertama kalinya sejak Ayah meninggal, keluarga Bom kembali merayakan hari natal penuh dengan suka cita mereka memesan Mie kacang Hitam untuk menu makan malam di hari Natal ini. Ki Joon datang kali ini ibu menyambutnya dengan senyuman.


Joon menjelaskan kalau pertunjukannya berakhir lebih cepat dan ia tak ingin kembali ke rumah yang kosong makanya ia datang. Dan mereka memesan Mie Kacang Hitam lagi untuk Ki Joon.


Setelah itu Ki Joon memainkan klarinetnya memukau Bom sekeluarga.

*****


Sebelumnya : [1-1] [1-2]  [2-1]  [2-2]  [3-1]  [3-2]  [4-1]  [4-2]  [5-1]

Click to comment