Bom datang ke kantor Joon dengan rambut berantakan. Joon bertanya pada Bom apa terjadi sesuatu. Bom mengatakan kalau tak terjadi apa-apa.
“mungkin dia bebar-benar ingin makan denganku.mengapa harus sekarang” Bom
mulai yakin.
Joon lalu mengatakan tujuannya
menelfon Bom. Ia meminta Bom mencuci seragam RS. Bom berjanji akan
menyelesaikan ini dengan cepat. Bom salah kira, ia buru-buru pergi namun Joon
memanggilnya. Bom segera berbalik.
Bom sampai ditokonya. Ia mulai
menerima kalau Joon hanya mencarinya untuk mencuci pakaian. Bom menyuruh
dirinya sendiri agar tak berharap banyak dengan ajakan makan bersama dari Joon.
Bom memukuli kepalanya sendiri yang masih sakit. Ia tak tahu apa yang harus
dilakukan, ia hanya iangi melupakan semua dari kepalanya.
Bom merebahkan kepalanya di meja,
ia penasaran dengan apa yang Young Mi lakukan. Bom mendapat sms dari Young Mi
“Mie, lagi-lagi”. bom kelihatan sangat khawatir dia langsung bangkit lalu
berlari ke kantor si Rambut Pendek.
“Young Mi mengirimi aku sms yang mengingatkanku hari itu.” Narasi
Bom
[Suatu hari di tahun 2006]
Young Mi mengahmpiri sekelompok
siswa yang sedang makan di kedai mie. Young Mi bertanya siapa yang telah
melecehkan spring-nya (Bom).
“Siapa yang menjambak rambut temanku karena dia meminta mie ekstra?” Bentak Young Mi karena tak ada yang menjawabnya.
Ia lalu mengambil mie diatas
piring dan memukulkannya secara membabi buta pada ke tiga kumpulan siswa itu.
“Setiap kali ada orang yang menggangguku, Young Mi akan menyerang
mereka, sampai titik darah penghabisan.”
Kembali kemasa kini.
Young Mi berada di tangga kantor
sedang memisahkan setiap helai mie.
“Meskipun sudah 10 tahun. Tapi persahabatan kami tak berubah sama
sekali.”
Si rambut pendek sedang mengobati
lukanya akibat perbuatan Bom. Young Mi mengagetkannya dari belakang. Young Mi
sudah langsung tahu kalau wanita itulah yang telah menjambak rambut Spring. Dia
lalu menyudutkan si rambut pendek dan mengeluarkan mienya.
Si rambut pendek bertanya siapa
Young Mi, ia mengatakan kalau ia adalah teman Bom. Ia lalu memukulkan mie ke
wajah si rambut pendek berkali-kali membuatnya tak berkutik. Semua yang ada
disana membantu sirambut pendek. Si wanita itu berhasil memukul balik Young Mi.
dan Bom melihatnya.
Bom mengambil gallon kosong lalu
melemparkannya ke si rambut pendek. Mereka lalu berkelahi, saling memukul,
berteriak, dan saling menjambak.
“kita seharusnya tidak melakukannya ‘lagi’.”
Bom dan Young Mi berada di kantor
polisi. Bom bingung, ia tak tahu apa yang harus ia lakukan untuk keluar dari
sana. Young Mi menenangkan Bom, ia mempunyai banyak kenalan dan ia akan
mengirim sms pada mereka. Pak polisi meminta mereka untuk menandatangani surat
persetujuan bahwa mereka akan mengganti semua ganti rugi kerusakan property.
Young Mi kembali melindungi Bom,
ia meminta pak polisi untuk membiarkan Bom pergi. Young Mi nenatap Bom dan
menyuruhnya pergi. Bom tak mengerti kenapa ia harus pergi sendirian. Lalu
bagaimana dengan Young Mi?
“Tidak ada bagusnya. Mengapa
harus kita berdua yang tetap disini? Aku akan mengurusnya. Pergilah.” Jelas
Young Mi.
“Hei! Ini semua terjadi karenaku.
Mengapa kau yang harus mengurusnya?” balas Bom.
Bom teringat kejadian mie dulu
juga salahnya dan Young Mi yang harus menanggungnya sendirian. Bom bertanya
kenapa Young Mi terus melakukan ini padanya, Bom mulai terisak.
“Karena kita Teman” jawab Young
Mi simple.
Bom tetap tidak mau pergi. Young
Mi terus memaksanya. Keluarga Bom sudah memperlakukannya dengan buruk, apa Bom
mau keluarganya berlaku semakin buruk padanya?. Bom semakin terharu, ia bahkan
mencabut kembali omongannya yang akan memutuskan hubungannya dengan Young Mi.
Bom memeluk Young Mi dan berkata kalau Young Mi adalah teman baiknya.
Young Mi juga ikutan terharu, ia
dan Bom saling mempertahankan argument masing-masing. Young Mi menyuruh Bom
pergi tapi Bom memintanya untuk menghadapi semua ini bersama. Keharuan mereka
dibubarkan oleh pak polisi yang mengatakan kalau mereka berdua tak boleh ada
yang pergi.
“kalian tidak bisa pergi sampai
seseorang datang mengeluarkan kalian.” Kata pak polisi.
Young Mi mengatakan kalau ia sudah mengirim sms pada semua orang. Pak polisi memperjelas lagi kalau mereka tetap tidak boleh keluar sebelum ada orang yang menjamin mereka. Untungnya ada Soo Chul disana jadi mereka bisa keluar.
Mereka bertiga sampai di toko
laundry, Soo Chul mengambil kopi sendiri dan Young Mi tak protes. Soo Chul
duduk di meja yang lain dari Bom dan Young Mi.
Young Mi sekarang yakin kalau Soo
Chul memang punya banyak kenalan. Bom juga sependapat, ia bartanya-tanya
bagaimana Soo Chul bisa muncul dalam keadaan darurat.
“Benar. Terakhir kali, ketika kau
menangkap pencopet itu. Ia muncul entah dari mana, kan?” sahut Young Mi. Bom
mengangguk. Young Mi melanjutkan “Mungkin kalian ditakdirkan untuk menjadi….”
“Plak!” Bom memukul kepala Young Mi. Young Mi tak jadi melanjutkan
kata-katanya.
Soo Chul lalu mendekat pada
keduanya, ia menyombongkan diri kalau bukan karenanya pasti mereka akan
mendapat masalah besar. Bom berterimakasih padanya. Young Mi penasaran
bagaimana Soo Chul bisa mengenal Kapten polisi itu.
“Saudara dari teman dekat
dari teman gereja ibuku..” Soo Chul menjelaskannya sambal berpikir. “Dia pasti
saudaranya” potong Bom. “Tidak, dia itu adalah kakak ipar dari tetangga kakaknya” lanjut Soo Chul.
Bom menyimpulkan kalau orang itu
bukan keluarga dekat Soo Chul, Bom mengatakannya dengan menghadap Young Mi.
Young Mi menambahkan kalau kebanyakan orang menyebutnya orang asing.
“itu benar, tapi aku memiliki
pesona sehingga orang ingin melihatku lagi dan lagi.” kata Soo Chul narsis.
Tapi bagaimanapun juga ia sudah
membuktikan kalau ia punya banyak koneksi. Bom dan Young Mi juga bisa
melihatnya.
Lalu Soo Chul menawari Bom untuk
menjadi bagian dari jaringannya. Soo Chul meminta ijin Bom untuk memakai
ruangan sebelah yang tidak digunakan Bom. Ia akan membayar semua untuk itu
termasuk tagihan listrik dan internet. Bom berpikir sejenak. Young Mi
menyuruhnya untuk menerima saja usul Soo Chul, menurutnya Soo Chul cukup berguna.
***
Bom tidak lagi bisa me-laundry baju GM karena kejadian kemaren. Bom keluar dari perusahaan itu dan bertemu dengan si rambut pendek. Ia meminta si rambut pendek agar mau bicara dengannya tapi si rambut pendek malah mengabaikannya.
“nenek, apa aku harus benar-benar
melakukannya” Bom menengadah ke atas “dia bahkan tidak mau bicara denganku.
Bagaimana aku bisa mengurus ini?” Dan jaketnya kena tai burung. Bom dengan
kesal berjanji akan melakukannya.
Bom lalu mengikuti si rambut
pendek sampai di department store. Bom bersembunyi, takut terlihat oleh si
rambut pendek dan ia menemukan ibu hamil yang dilihatnya waktu itu. Si Ibu
hamil mengambil syal lalu memasukkannya di tas si rambut pendek. Bom melihat
semuanya.
Saat si rambut pendek akan
keluar, alaram berbunyi. Lalu para pelayan memintanya untuk membuka tasnya. Si
wanita hamil menggunakan kesempatan meminta pelayan untuk mematikan alaram
karena bayinya menjadi takut, si pelayan pun menurut.
Dan mereka menemukan syal itu di
tas si rambut pendek. Si rambut pendek meronta-ronta ia mengatakan kalau ia tak
mencuri syal itu. Para pengunjung DS merekam kejadian itu. Bom lalu mengatakan
yang sebenarnya. Dan si wanita hamil itu ditangkap dan ternyata dia hanya
pura-pura hamil untuk menyembunyikan barang curiannya.
***
Bom dan si rambut pendek keluar
dari DS. Si rambut pendek tak menyangka Bom akan membantunya padahal bisa saja Bom membiarkannya menjadi
pencuri.
“aku juga ingn melakukannya. Tapi
itu bukan yang sebenarnya. Kau melihat bagaimana orang-orang yakin kau adalah
pencuri dan mengambil videomu, kan?” Bom menghela nafas lalu melanjutkannya
“bisa kau bayangkan? Apa yang akan terjadi jika mereka mengunggahnya ke
internet? Sekarang.. aku berharap kau juga akan mengungkapkan kebenaran.”
Kata-kata Bom sampai ke hati si
rambut pendek.
***
Keesokan harinya Bom bertemu
dengan nona Kim di jalan. Tak seperti biasanya kali ini wajah nona Kim terlihat
berseri-seri. Dan kebetulan nona Kim akan ke toko Laundry, ia tak sengaja
menumpahkan sesuatu di syalnya. Bom mengarti, ia rasa ia bisa membersihkannya
dengan cepat. Bom juga menyadari kalau Nona Kim terlihat lebih bahagia
sekarang.
Flashback. Si Rambut pendek memberanikan
diri untuk mengatakan pada nona Kim kalau ia yang menulis pada halaman
perusahaan adalah dirinya dan ia juga sudah memberitahu pada semua orang kalau
itu tidak benar. Nona Kim menanyakan alasannya melakukan itu padahal merekan
kolega.
“kau bekerja dengan baik dan
atasan kita menyukaimu. Aku cemburu. Itu sebabnya… lalu aku mencari foto-fotomu
di SNS.. maaf. Aku tidak tahu itu sangat menyakitimu.maafkan aku.” Kata si
rambut pendek jujur dan tulus. Nona Kim pun tersenyum karenanya.
Kembali ke masa kini. Bom memberikan
syal yang telah ia cuci pada nona Kim. Nona Kim langsung memakainya dibantu
oelh Bom.nona Kim tak lupa berterimakasih pada Bom.
***
“Aku pikir itu menakutkan. Berbicara
tentang orang lain ketika kau di saat tidak tahu yang sebenarnya itu namanya
berburu dengan jahat.” Curhat Bom pada nenek.
Nenek mengerti maksud Bom, memang
duniaini cepat percaya rumor tanpa mencari tahu dulu kebenarannya. Menurut Bom
itulah sebabnya kebenaran disembunyikan, dan sulit untuk dilihat.
“kebenaran itu seperti bawang. Tidak
peduli seberapa banyak kau mengupasnya, tidak mudah untuk mengetahuinya.” Petuah
nenek.
Dan itulah sebabnya orang-orang
sering berkata kalau nenek adalah gadis bawang. Nenek bercerita kalau dulu ia
banyak mematahkan hati pemuda desa.
“mereka berpikir aku adalah gadis
elegan, tepai setelah dikupas aku adalah gadis seksi dan setelah dikupas lagi,
aku adalah gadis cantik.. dikupas lagi… “
“Stop” Bom menghentikan nenek. Ia
memegang perutnya karena mulai merasakan sakit disana.
“jadi yang ingin coba ku katakana
adalah : jika kau iangin mengenal seseorang, kau harus mendekati mereka secara
pribadi. Akan jadi masalah karena orang hanya menggunakan jari-jari mereka
untuk menemukan kebenaran dengan cepat. jika kau iangin mengenal seseorang, kau
harus mendekati mereka secara pribadi” jelas nenek.
Bom lalu bertanya bagaimana jika
seseorang tahu mengenai perasaanya. Nenek belik bertanya apa Bom ingin
menyembunyikan perasaannya? Nenek lalu tertawa dan menghilang.
Bom terbangun dari tidurnya. Ia lalu
membuka ponselnya untuk melihat foto Joon di profil kakau talk-nya. Namun ia malah memencet tombol panggil. Bom bingung
mau bicara apa, ia segera mematikannya kembali.
Tapi Joon menelfon balik, Bom tak
tahu apa yang harus ia katakana jika Joon bertanya kenapa dia menelfonnya, ia
lalu melemparkan ponselnya pada kucing dan menyuruh si kucing menjawab telfonnya.
Tapi Bom kemudian mengangkat telfonnya.
Bom asal menjawab saat ditanya
Joon. “mengapa kau mengatakan kau iangin makan bersamaku, tapi tak jadi
melakukannya?”.
Mereka akhirnya makan malam
bersama. Dan saat makanan sudah tersedia di meja Bom bingung mau langsung
memakannya atau harus menunggu beberapa saat sebelum makan di tempat seperti
itu (restaurant mewah).
Joon bertanya apa Boom tak akan
mengambilnya. Bom tak mengerti maksudnya. Joon menjelaskan kalau wanita
biasanya mengambilnya duluan ketika makanan sudah siap. Dan Joon sedang
menunggunya. Bom menerjemahkan kata-kata Joon kalau wanita makan duluan makanya
ia mengambil makanan dan akan memasukkannya kemulut.
Joon mengatakan kalau bukan itu
maksudnya. Biasanyawanita akan mengambil gambar sebelum memakannya. Bom baru
tahu hal itu, ia menjelaskan kalau ia bukan tipe wanita seperti itu. Joon melihat
kalu Bom berbeda dari kebanyakan wanita jaman sekarang. Bom kembali menjelaskan
kalau ia tak suka melakukan hal itu pada makanan.
“Mungkin seharusnya aku mengatakan kalau aku memang akan mengambil
gambarnya” sesal Bom dalam hatinya.
Joon minta maaf karena dia tidak
menelfon Boom setelah mengajaknya makan bersama. Bom tak mempermasahkannya, ia
malah balik minta maaf dan tak sengaja menjatuhkan gelas membuat airnya tumpah
dimeja. Bom akan mengambil tisu dan bebarengan dengan Joon sehingga tangan
mereka saling bersentuhan.
Bom segera menjauhkan tangannya.
Joon tersenyum melihat tingkah kikuk Bom. Joon membuka pembicaraan mengenai
biaya yang harus dikeluarkan untuk membuka bisnis Boom. Boom membenarkan.
“Jika kau ingin makan sesuatu,
hubungi aku kapan saja. Kau adiknya Eun Chul. Aku akan membelikanmu kapanpun.” Kata
Joon.
“aku bukannya meminta kau
membelikan aku makan malam karena aku tidak punya banyak uang. Maksudku.. Kau
bilang kita harus makan bersama sekali.” Bom meluruskan.
Bom menambahi kalau janji harus
ditepati. Joon juga tidak suka mengingkari janji. Joon pikir dia dan Boom
memiliki kesamaan. Bom gembira karena Joon mengatakan itu.
Setelah selesai makan, Joon ingin
mengantar Boom pulang tapi ia harus kembali ke RS. Bom berkata taka pa-apa, ia
sudah tinggal disini selama bertahun-tahun, ia bercab=nda kalau ia bisa menemukan
jalan pulang dengan menutup mata sekalipun.
Joon menjelaskan kalau ia tak
khawatir Boom akan tersesat tapi ia khawatir itu akan berbahaya.
“Aku benar-benar terbiasa
berjalan sendirian saat gelap. Aku banyak berjalan setelah minum…” Bom keceplosan.
Dia mengatakannya penuh dengan semangat.
Tapi Joon malah menyukai semangat
Boom itu tapi ia memyuruh Boom untuk memikirkan ibunya dan menyuruhnya pulang
lebih awal. Joon meminta Bom untuk meng-sms-nya ketika sudah sampai rumah. Bom mengerti.
Ia lalu berterimakasih atas makanannya
Mereka akhirnya berpisah di
persimpangan jalan. Bom sangat gembira dengan perhatian Joon tadi, ia bahkan
membuat bentuk hati dengan tangannya untuk Joon, namun sayang Joon tak
melihatnya.
Joon menerima telfon dari seorang
gadis. Gadis itu mengatakan kalau ia akan kembeli ke Korea. Joon sangat senang
mendengarnya. Gadis itu meminta Joon menjemputnya di bandara. Joon dengan
senang hati bersedia untuk menjemputnya.
“aku masih harus membersihkan
rumah dulu, dan menyiapkan kamar untukmu.” Kata Joon sebelum mengakhiri
telfonnya.
“benar kata nenek, kebenaran memang seperti bawang. Mengupas dan
mengupas… Kadang-kadang membuat aku menangis.” narasi Bom.
*********
Komentar:
3 komentar
BAGUUS
Aku mulai baca ni.... tlg lanjutin sampai abis yaa... makasi byk
good