Bo Nui bercerita pada Dal Nim kalau ia memutuskan untuk berkencan. Dal Nim senang, ia mengajak Bo Nui double-date karena rasa-rasanya ia juga bakalan lancar jaya, akhirnya ia lihat cahaya setelah 2 tahun memendam suka pada orang itu.
"Katakan, siapa dia?" tanya Dal Nim.
"Jangan syok ya."
"Syok apanya?"
"Daepyonim."
"Kenapa? Daepyonim kenapa? Dia bilang se... Daepyonim?!"
Bo Nui mengangguk. Dal Nim tidak mengerti, katanya itu hanya syarat
dari tukang ramal dan Bo Nui bilang tak ada apa-apa. Bo Nui menjelaskan bahwa
sejak awal ia ingin memegang Soo Ho
"Aneh memang, kurasa dengan memegang tangannya aku akan baik-baik
saja." Lanjut Bo Nui.
lalu Bo Nui bertanya siapa pria Dal Nim Orang di kantor?
"Pria yang luar biasa!"
Setelahnya, Dal Nim mendatangi Ryang Ha dengan penuh amarah. Pertama, ia membuang majalah yang sedang dibaca Ryang Ha. Ryang Ha akan membuatkan 8 gelas kopi seperti biasanya.
Dal Nim memegang pundaknya, "Dasar pengkhianat... Bo Nui dan
Daepyonim kau mengetahuinya, kan?"
"Da-dari mana kau tahu?" Ryang Ha gugup.
Dal Nim tahu sekarang kalau Ryang Ha main-main dengannya. Ia lalu
meremas dagu Ryang Ha. Ryang Ha berkata kalau ia akan menjelaskan semuanya.
"Tak bakalan kumaafkan." Ujar Dal Nim lalu berlari dari
sana. Sayangnya ia malah terjatuh. Ryang Ha berniat membantu namaun ia kalah
cepat dengan pria-pria lain. Malah ia yang jadi bahan dorong-dorongan.
"Aku salah apa? Aku pasti sudah gila..." Ujarnya.
Para staf memainkan game untuk memilih siapa yang bagian membeli makan dan Bo Nui kembali terpilih. Soo Ho kemudian datang, i
"Kalian ini, dasar! Kalian bahkan tak peduli makan siangnya
Daepyonim! Malah enak-enakan nyanyi sendiri." Katanya.
Padahal maksudnya ia cuma mau gabung makan dengan para staf namun
gengsi. Dan akhirnya ia mentraktir semuanya makan pizza.
Soo Ho melihat dari balik tirai saat semuanya sedang sibuk makan di luar. Bo Nui diam-diam menyelinap masuk ke ruangan Soo Ho saat semua sedang sibuk makan.
Bo Nui membawakan sepotong pizza untuk Soo Ho. Soo Ho langsung
memeluknya,
"Rasanya sekarat karena sangat ingin memelukmu." Ujar Soo
Ho. Mereka juga berciuman pula.
Dan mereka selalu mencuri kesempatan untuk dapat bersentuhan atau berduaan di sela-sela pekerjaan. Sampai akhirnya mereka mendapat kesempatan untuk saling menggenggam tangan.
Soo Ho menyombong kalau ia jago dalam menyembunyikan hubungan mereka.
Bo Nui mengatakan kalau selain Dal Nim, kurasa yang lain belum tahu.
"Dal Nim juga tidak tahu." Ujar Soo Ho.
Tapi mereka salah karena semua staf sudah tahu dan Seung Hyun kembali
menang taruhan. Mereka merasa kesusahan saat pura-pura tidak tahu.
Hyun Bin menuju meja Dal Nim, ia bertanya, sejak kapan Dal Nim
mengetahuinya. Dal Nim menjawab ketus, "Tahu ah! Jangan tanya aku!"
lalu pergi dari sana.
Dal Nim menangis di toilet.
"Cinta sejati adalah... saat berharap orang itu bahagia..."
Lalu ia menuliskan "Tamat." dalam buku diary nya.
Soo Ho dan Bo Nui piknik bersama. Mereka di depan kolam air.
Sebenarnya Soo Ho tak suka sih, Tapi gimana lagi, katanya tempat ini paling
bagus untuk pacaran.
"Anda bela-belain searching?" Tanya Bo Nui.
"Tepatnya setelah baca 14,000 blog yang ditampilkan pencarian.
Kepuasan tertinggi terhadap lokasi adalah piknik di luar, prosentasenya 33%.
Tingkat kepuasan tertinggi memakai baju biru adalah 49%. Aku payah, ya?"
"Keren kok."
Dan keduanya tersenyum lebar seperti biasa sambil mengeluaran suara
keZZZZZ.
Soo Ho tak tertarik dengan piknik. Bo Nui tak percaya, setiap anak
pasti sangat senang piknik. Dirinya selalu senang kalau piknik meskipun
sendirian.
"Mulai sekarang, aku akan sering mengajak Anda piknik. Dan
membuatkan Anda dosirak."
"Tapi... mau berapa lama kau begitu?"
"Maaf?"
"Anu... matahari bersinar cerah. Rumput hijau terhampar. Kok
terus panggil "Daepyonim, Daepyonim" rasanya malah seperti di
kantor."
Soo Ho mulai memanggil Bo Nui dengan "Bo Nui-ah" dan mulai
berbicara informal, dan karena ia lebih tua dari Bo Nui maka ia minta dipanggil
Oppa.
"Iya deh, Soo Ho-yah!" Jawab Bo Nui.
"Kan sudah kukasih contoh. Kenapa panggil begitu? Jangan panggil
gitu."
"Iya, Soo Ho-yah."
"Cari gara-gara ih!"
"Soo Ho, kamu marah."
"Kalau terus begini, aku benar-benar marah."
"Iya, Soo Ho."
Selankutnya mereka menghabiskan waktu dengan bersepeda.
Bo Nui : Di dunia ini mantra paling pendek,
tahu apa?
Soo Ho : Tebak-tebakan lagi?
Bo Nui : Nama. Aku tak suka dan ketakutan diberi nama Shim Bo Nui.
Rasanya seperti kutukan. Tapi... mendengar dari mulutmu, terdengar indah
sekali!
Soo Ho : Bo Nui-ah! Bo Nui-ah. Sudah lahir ke dunia ini terima kasih,
Bo Nui-ah.
Bo Nui membeli satu souvenir. Soo Ho mengira kalau itu untuknya tapi
ternyata bukan. Itu untuk teman satu dukun Bo Nui sebagai hadiah seperti yang
dia berikan pada Bo Nui (Ibu Soo Ho maskudnya).
"Kau masih kontak dengan Ibuku?" Tanya Soo Ho.
"Sejak hari itu, beliau tak menghubungiku. Aku jadi khawatir
sekali. Maafkan aku. Kejadian hari ini adalah salahku. Aku tak akan bohong pada
Anda lagi. Aku janji."
Kemudian sepasang kekasih mendekat mereka adalah fans Gary yang
mengenali Bo Nui sebagai pacar Gary. Soo Ho lanngsung menggandeng Bo Nui ia
mengatakan kalau Bo Nui adalah pacarnya, pacar si Jenius Je Soo Ho. Lalu
mengajak Bo Nui pergi dari sana.
Mereka menyebrang sungai dan karena buru-buru Bo Nui tak sengaja
menjatuhkan souvenir-nya. Tanpa berpikir, Soo Ho langsung nyemplung ke air
untuk mengambil souvenir Bo Nui.
"Tak apa! Souvenirnya."
Barulah Soo Ho sadar kalau ia masuk ke air dan traumanya kumat.
Bo Nui lalu membopong Soo Ho ke bangku taman. Soo Ho manja, ia minta
bahu Bo Nui sebagai sandaran lalu paha sebagai bantal.
Soo Ho menyarankan untuk memberikan souvenir itu sekarang saja
bersama-sama.
"Anu, Bo Nui, sepertinya kau tak nyaman... Tapi kalau aku lihat
mereka pasti ujung-ujungnya berantem! Jangan kecewa." Lanjut Soo Ho.
Maka menujulah mereka ke rumah orang tua Soo Ho. sesampainya disana,
tak ada siapapun. Bo Nui menelfon Ibu Soo Ho namun tak diangkat lalu ia
menyarankan untuk menelfon Ayah Soo Ho, tapi sayang, SOo Ho tidak punya nomor
ponsel Ayahnya.
Ayah SOo Ho ternyata ke kedai paman Ahn dengan membawa ikan hasil
tambaknya. Ayah Soo Ho gengsi mirip sekali dengan Soo Ho dan paman Ahn berhasil
mengajaknya minum soju bersama.
"Kenapa senyum? Anda tak marah?" Tanya Ayah.
Paman Ahn menuangkan kembali soju ke gelas Ayah sambil senyum. Ayah
mengutarakan permintaan maafnya pada paman Ahn.
"Hati orang memang licik. Bilang terima kasih dan maaf pada orang
lain, tidaklah sulit. Tapi kalau untuk keluarganya, orang susah mengatakannya.
Anda bilang waktu itu, dia adalah putra Anda. Apapun yang terjadi, dia adalah
putra Anda. Betapa selama ini hati Anda sakit..."
Ayah bangkit dan berlalu pergi.
Amy bergegas ke apartemen Gary, ia membunyikan bel dan mengetuk pintu
namun tidak ada tanggapan. Kemudian ia menelfon Gary namun ponselnya tidak
aktif. Ia memutuskan untuk mengirim pesan suara.
"Hei! Kau pikir selesai setelah kirim sms 'mau cari udara segar'?
Kau bakalan rata dengan tanah! Rata! Setelah dengar pesan ini, segera hubungi
aku. Kita banyak terima laporan."
Soo Ho mengantar Bo Nui sampai di depan apartemennya namun ia masih
enggan melepas No Nui masuk. Mereka akan berpisah lama karena Soo Ho harus
perjalanan ke luar negeri.
"Perjalanan dinasnya 48 jam, kalau kutambahkan dengan waktu di
pesawat... Tuh, aku bahkan tak bisa menghitung. Tidak bisa. Aku tak pergi. Aku
tak mau pergi, akan kubilang aku tak mau pergi."
Bo Nui mengatakan kalau 4 hari itu cepat berlalu. Soo Ho merentangkan
kedua tangannya dan Bo Nui memeluknya. Soo Ho mengatakan kalau ia bakalan
sangat merindukan Bo Nui. Bo Nui menjawab "Aku juga."
Soo Ho protes karena Bo Nui tak pernah bilang kalau merindukannya. Dan
mereka berpelukan lagi. Tepat saat itu Amy melihat keduanya.
Kemudian ia minum-minum ditemani Ryang Ha, ia mengatakan kalau Soo Ho
tersenyum. Ryang Ha meminta Amy untuk minum pelan-pelan.
"Begini, sungguh takdir yang aneh. Jadi saat Gary dan aku ke
Korea, kami berdua ditolak mentah-mentah oleh cinta pertama 10 tahun lalu
kami!"
"Begini, kau kan ditolak orang lain kenapa curhatnya ke
aku?"
"Aku! Aku bahkan tak bisa membayangkan!" Kata Amy sambil
menarik kemeja Ryang Ha.
Ryang Ha menjelaskan bahwa Soo Ho tidak pernah membuka hatinya selama
30 tahun, Soo Ho tak pernah keluar dari gua itu. dan Orang yang menarik Soo Ho
keluar dari gua itu adalah Bo Nui.
"Kenapa? Kenapa? Kenapa harus Bo Nui? Kenapa bukan aku? Cantikan
aku kemana-mana."
Ryang Ha menjawab asal, ia akan bertanya Soo Ho jika bertemu nanti.
Kemudian ponsel Ryang Ha berbunyi. Ryang Ha menjawabnya dan mengatakan kalau ia
sedang sibuk.
Kemudian Amy merebut ponselnya dan berbicara di ponsel. Ternyata yang
menelfon adalah Dal Nim.
Dan berakhirlan kedua wanita yang patah hati karena Soo Ho minum-minum
bersama. Ryang Ha berkata kalau ia dan SOo Ho akan ada perjalanan dinas besok
dan ia tidak bisa menggunakan aplikasi pemesan hotel. Dal Nim menunjukkannya
dan mereka kelihatan dekat banget.
Amy menegur mereka, melarang mereka untuk merra-mesraan dihadapannya.
Amy lalu mengatakan kalau Bo Nui itu agak aneh (suka menabir garam) dan itu
melukai Dal Nim.
"Kalau bukan karena Bo Nui, aku tak bakalan menyerahkan dia! 2
tahun cintaku bertepuk sebelah tangan. Orang yang sangat kusuka, bahkan sampai
kutulis diary 3 buah buku! Daepyonim tak bakalan kulepaskan begitu saja."
Amy tak menyangka kalau Dal Nim menyukai SOo Ho-nya. Dal Nim tidak
bisa menerima hal itu.
"Dengar ya, kau seenaknya saja menilai Bo Nui dan melukai
Daepyonim di masa lalu. Atas nama keadilan. Aku tak akan memaafkanmu."
dan mereka berakhir dengan saling jambak. Ryang ha yang berusaha
memisah mereka malah kena tendang.
Bos Won sedang membersihkan kaca pintu berputar di kantor Zeze tapi
mendadak pintunya macet. Kemudian datanglah seseorang membawa kotak peralatan
perkakas (dia adalah orang yang dulu mencuri versi beta game Genius 2, Oh NO!).
Bos Won minta bantuan pada orang itu untuk membantunya keluar. Namun
orang itu malah tersenyum sinis lalu masuk lewat pintu sebelahnya. Bos Won
berteriak kalau orang itu tidak boleh masuk dan harus menunjukkan KTP.
Orang itu membantik kotak perkakasnya lalu menuju Bos Won dengan
tampang garang, namun ternyata dia hanya ingin membantu Bos Won padahal Bos Won
awalnya takut.
Bos Won berhasil keluar, oarang itu membatu Bos Won berdiri namun ia
malah kesakitan, katanya ia punya hernia disk. Bos Won bertanya, kenapa prang
itu ada di kantor Zeze.
"Mulai 2 hari lalu, aku kerja di sini, di bagian listrik."
Jawab orang itu.
D-7 sebelum peluncuran versi beta IF. hari dimana Soo Ho dan Ryang Ha
akan perjalanan ke Las Vegas.
Bo Nui ikut mengantar keduanya sampai keluar gedung. Bo Nui mengunduh
aplikasi buatannya, tidak harus apa-apakok cuma harus tetap On. Seperti jimat.
Mereka pamitannya lamaaa banget sampai Ryang Ha harus menyeret Soo Ho
biar mereka tidak ketinggalan pesawat.
Selama Soo Ho do Las Vegas mereka hanya berhubungan lewat pesan. Dan
Bo Nui selalu mengingatkan SOo Ho untuk makan, tidur dan istirahat.
Bo Nui bahkan sampai melamunkan Soo Ho ada di hadapannya saat ini.
Joon Bal menemukan aartikel menarik "Zeze Factor dibanjiri
tawaran investasi". Semua senang mendengarnya.
Jam setengah 4 pagi. Bo Nui langsung terbangun saat ponselnya
berbunyi, walaupun matanya masih tertutup. Itu telfon dari Soo Ho, mereka
bahkan menggunakan bahasa imut.
Dan tak disangka ternyata Soo Ho sudah ada di depan pintu apartemen Bo
Nui. Bo Nui langsung bergegas membuka pintu dan melompat ke pelukan Soo
Ho.
Soo Ho menggendong Bo Nui dan membawanya masuk kembali ke dalam
apartemen, menutup pintu rapat-rapat.
Prplog : -=Bilang yes!=-
Setelah Bo Nui berlari ke pelukan Soo Ho. Soo Ho Menghitung waktu jika
bersama Bo Nui, semisal ia bersama Bo Nui sampai umur 80 tahun, sisa waktu yang
ada pun tidaklah cukup.
Soo Ho kemudian meminta Bo Nui untuk secara resmi bilang yes.
"Yes."
"Apaan? Nggak dengar."
"Kubilang, yes. Yes. Yes."
Dan mulai saat itulah mereka tersenyum lebar dengan bersuara Kezzzzz.
Lalu mereka berjalan dengan bergandengan tangan.