-->

Type something and hit enter

On
advertise here

Dr Sang Hyun dan Ja Ae bicara di atap. Dr Sang Hyun bertanya, kanapa Eun Ji itu, kok kekanakan sekali.

"Itulah kelebihannya. Jika aku dilahirkan kembali, aku ingin menjadi dia, Bisa kekanakan selamanya."

Lalu, Dr Sang Hyun bertanya, sebaiknya ia dilahirkan sebaga apa. Ja Ae menjawab kalau dr Sang Hyun seharusnya dilahirkan sebagai pria yang tak akan bisa bertemu dengannya.

Ja Ae mengatakan kalau ia sudah Aku sudah menabung bonusnya ke Bank, Hanya untuk berjaga-jaga.

"Memangnya masih ada pinjaman lain? Bukannya sudah lunas?"

Ja Ae menjawab kalau iitu hanya untuk berjaga-jaga. Dan mengatakan berkat Dr Sang Hyun adiknya yang bungsu bisa menyelesaikan kuliah.

"Kapan dia wisuda, sih? Dia selalu saja merepotkan. Dia tak cari kerja? Aku mengatakan ini sebagai orang yang membayar..."

"Jangan khawatir. Kami akan mengembalikkan uangmu. Ayo masuk."


Sesan Choi, masuk ke kamar para tentara dan di sana para tentara sedang memakai masjer. Sersan Choi bertanya, sedang apa mereka. Sersan Gong mengatakan kalau mereka sedang siap-siap untuk kembali ke Korea.


"Kalian ini sungguh tak disiplin." Ujar Sersan Choi.

"Apa kau mengataiku juga?" Tanya Dae Young dengan membuka maskernya separuh. Sersan Choi langsung menjawab tidak dan memberi hormat pada Dae Young.

Yang lain memperingatkan dae Young kalau belum 10 menit lalu Dae Young kembali menempelkan maskernya. Ia menyuruh Sersan Choi berbaring juga karena sudah 6 bulan Sersan Choi tidak bertemu istrinya.

"Wajah sudah tak penting lagi bagi pria beristri, yang terpenting kehadiran kita."


Sontak semuanya berseru Ohhhh!. Sersan Im nyeletuk, ia berharap kalau putri Sersan Choi akan mirip ibunya, ia mengharapkan keluarga bahagia.

"Putri biasanya mirip dengan ayahnya." Bantah Sersan Gong.

dan itu memicu tawa semuanya. Sersan Choi menyuruh mereka berdua mendekat. Sersan Im dan Sersan Gong beralasan kalau mereka akan melakukan patroli.


"Tak perlu, kalian di sini saja. Aku yang akan pergi. Istirahat lah. Aku mau menghirup udara segar dulu." Kata Dae Young.

Dae Young bangkit. Yang lain memperingatkan kalau belum 10 menit. Dae Young menempelkan maskernya ke muka Sersan Choi, yang 5 menit bagian Sersan Choi aja.

Yang lain mengajarkan untuk tap tap muka dengan jari tapi Sersan Choi malah memukul-mukul mukanya dengan mengepalkan tangan.


Dae Young merenung untuk memikirkan apa keputusannya, mau berhenti jadi tentara atau tidak. 


Myeong Ju datang,

"Kau akan berwajah seperti itu saat sedang memikirkanku." Ujar Myeong Ju.

"Wajahku memang seperti ini. Jadi, aku memang selalu memikirkanmu." Jawab Dae Young.

Myeong Ju tak menyangka kalau Dae Young semakin romantis saja. Dae Young bertanya, kenapa Myeong Ju ada disana bukannya istirahat.

Myeong Ju menjawab kalau ia bosa berbaring terus. Dae Young mengangkat Myeong Ju dan mendudukkannya di tempatnya tadi.

Myeong Ju mengatakan kalau ia semakin kurus karena sakit, pinggangnya semakin mengecil saja. ia meminta Dae Young memeriksanya, tapi Dae Young tak berani.

"Oh, kau kan sudah menggunakan 'hadiahmu'. Sekarang, kau cerewet lagi." Ujar Myeong Ju.

Myeong Ju menyuruh Dae Young minggir dari hadapannya, wajah Dae Young jelek tau! Dae Young menjawab kalau ia minggir, mata Myeong Ju akan buta karena silau.

"Orang akan berpikiran bahwa kau ini sangat mencintaiku."

"Aku mencintaimu, Yoon Myeong Ju."

"Apa kau mau putus lagi? Apa kita putus sungguhan sekarang?"

"Aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu dan aku akan selalu mencintaimu."

Myeong Ju menjawab kalau Dae Young selalu saja meninggalkannya karena rasa cintanya itu. Dae Young menggeleng, mereka tak akan putus. Dae Young tak akan melakukannya lagi.

"Minggir. Kau membuatku buta saja." Kata Myeong Ju berkaca-kaca.


Dae Young dan Myeong Ju mencabut peringatan ladang ranjau, karena mereka sudah berhasil memindahkan semua ranjaunya.

Dae Young mengulurkan tangannya, dan Myeong Ju menyambutnya, mereka kembali ke markas dengan bergandengan tangan.


Good Bye Urk...


Tim Alpha sudah kembali ke markas utama di Korea. Boneka nya makin lucu aja, mereka dikalungi bunga.


Shi Jin dan tim Alpha melaor pada komandan pengganti Komandan Panglima Yoon yang sedang tugas di luar. Komandan menyampaikan pesan Panglima Yoon bahwa Tim Alpha dibubarkan dalam 4 hari 3 malam, mereka diijinkan untuk pulang ke rumah.


Dae Young mengisi formulir pemberhentian. 


Dae Young dan Shi Jin menghabiskan liburan mereka untuk minum-minum. Udah habis 6 botol. Dae Young bertanya, apa Shi Jin masih kaut. Shi Jin menjawab ia dan Dae Young pergi memesan lagi.


Sudah malam, dan mereka masih di tempat yang sama, botol kosong nya makin banyak saja. Shi Jin menatap ponselnya, ia bertanya-tanya ponselnya rusak ya? kok Tak ada yang mengangkat teleponnya.

Dae Young mengatakan kalau ada satu yang mengangkat dan orangnya ada di sana bersama mereka, Dae Young menuangkan soju ke gelas orang itu, perlahan-lahan terlihat orang itu adalag Sersan Choi.

Dae Young bertanya, apa Sersan Choi bertengkar dengan istrinya.

"Ya, Pak. Pantatku hampir tamat, segera setelah aku menyalakan lampu." Jawab Sersan Choi.

Shi Jin masih meributkan ponselnya yang rusak karena tak ada yang mengangkatnya. Ia sampai mau menangis. Dae Young mengatakan lagi kalau sersan Seo sudah mengangkatnya dan sekarang sudah datang.


Mo Yeon datang paginya dan mereka masih ada disana ditambah Myeong Ju dan yang lain. Mo Yeon bertanya, kapan mereka pulang.

"Kenapa kau baru datang?" Tanya Myeong Ju

"Itu karena Shift malamku. Tapi, Kenapa mereka jadi begini?"

Mo Yeon kecewa, ia berpikir bahwa pertemuan mereka harusnya menyenangkan. Ia bahkan sudah buat kartu sambutan dan sudah pergi ke salon kemarin.

Myeong Ju berkata kalau kimchi disana enak dan menyuruh Mo Yeon makan, karena ia akan kembali ke kantor, ini bukan jam istirahatnya.

"Kenapa kau pergi sendirian? Bawa si Sersan Seo juga." Suruh Mo Yeon.

Myeong Ju melirik Dae Young. Lalu mengatakan kalau ini adalah pesta untuk menghabiskan liburan jadi ia tidak bisa membawa Dae Young.

"Pesta apa? Apa kalian gila?" Tanya Mo Yeon bingung.


Shi Jin menatap Mo Yeon lalu berbisik pada Shi Jin kalau wanita di depannya itu sangat cantik. Dae Young tak setuju, baginya wanita yang barusan pergi lebih cantik.

"Wanita ini jauh lebih cantik. Tapi, dia terus menatapku." bantah Shi Jin.

"Jangan melihat dia. Kita bisa dihukum jika kita berhadapan dengan warga sipil."


Gak tahu ini sudah rindo keberapa. Tim Alpha dan yang lainnya kembali bersulang dan minum-minum lagi.


Sudah berganti hari lagi. Sekarang tinggal Dae Young dan Shi Jin berdua. Mereka sudah mabuk berat tapi tak ada yang mau mengalah, mereka akan menepati janji menghabiskan liburan dengan minum-minum.

Dae Young menuangkan soju dan sudah habis, ia memesan 2 botol Soju lagi.

Mo yeon membawakan dua botol ke meja mereka.


"Tapi, kenapa kau bisa ada di sini, Sunbae?"

Kemudian layar memperlihatkan Dr Sang Hyun, Ia menjawab kalau ia juga tidak tahu kenapa bisa ada di sana.

Dr Sang Hyun tidak minum, ia makan Almond untuk mengisi ulang staminyanya seperti saat meneliti Virus M3 di Urk. Dr Sang Hyun memberikan satu untuk Mo Yeon. Mo Yeon mengambilnya karena takut Dr Sang Hyun akan nangis.


Shi Jin baru melihat Mo Yeon. Ia berkata pada Dae Young kalau wanita yang dilihat mereka kemarin sekarang datang lagi.

"Mungkin dia tinggal di sini." Tebak Dae Young.

Shi Jin berkata kalau kali ini ia akan berbicara dengan wanita itu.

"Apa kau masih hidup?" Tanya Mo yeon.

"Huh? Kau kenal aku?" Shi Jin balik bertanya.

"Tentu saja, wanita ini kan pacarmu." Jawab Dr Sang Hyun.

"Serius? Hebat sekali." Balas Shi Jin, lalu ia kembali bertanya pada Mo Yeon, apa benar Mo Yeon adalah pacarnya?

Lalu Shi Jin mengatakan pada Dae Young kalau wanita super duper cantik di depannya itu adalah pacarnya.

Mo Yeon jadi ikutan minum. Shi Jin sudah tak kuat dan ia tertidur.


Malamnya, Shi Jin mengantar Mo Yeon pulang ke rumah Mo Yeon. Mereka sama-sama mabuk.

Mo Yeon berkata kalau sepertinya ia kenal dengan tempat itu. Shi Jin mendudukkan Mo Yeon di sofa dan akan melepas sepatu Mo Yeon.

Mo Yeon menarik kakinya, ia berkata kalau ia tidak suka melepas sepatu di rumah orang lain. Shi Jin memaksanya, agar Mo Yeon bisa istirahat. Mo Yeon kembali menepis tangan Shi Jin, ia menganggap kalau Shi Jin menggodanya.

"Aku tak suka makan ramen di rumah orang lain." Lanjut Mo Yeon.

Shi Jin mengerti dan akhirnya berhasil melepas sepatu Mo Yeon.

"Dia tak mabuk tapi sakit Alzheimers." Kata Shi Jin.


Mo Yeon salah mendengarnya,,,"Apa? Ayam dan bir? Aku setuju dengan ide itu! Ayo cepat pesan."

Mo Yeon senang sekali sampai loncat-loncat di sofa. dan menyuruh Shi Jin untuk segera pesan cepet cepat.


Shi Jin mendengar suara kelontangan di dapur. Ia membungkam Mo Yeon, menyuruhnya diam, pelan-pelan, ia mendekati asal suara dengan menyiapkan Syal sebagai senjata. Mo Yeon mengikutinya dibelakang.

"Ibu." Ucap Mo Yeon.


Shi Jin tak mengerti, Ibu? Mo Yeon menunjuk tas dan mantel ibunya. Lalu ibu muncul dari kolong meja. 


Ibu bertanya pada Mo Yeon siapa Shi Jin. Shi Jin memperkenalkan dirinya sebagai pacar Mo Yeon.

"Kau pacarku? Serius? Dia bilang, dia adalah pacarku, dia ganteng kan, bu?"

Ibu langsung memukul Mo Yeon, kenapa Mo Yeon jadi aneh banget saat mabuk. Ibu tersenyum pada Shi Jin, ia menjelaskan kalau Mo Yeon anak baik kok, cuma sering gila kalau mabuk.

"Tidak apa-apa, kok. Lagian, sikapnya lucu." Jawab Shi Jin.

"Syukurlah kau bisa mengerti."

Ibu pertanya apa pekerjaan Shi Jin. Shi Jin akan menjawab tapi keduluan Mo Yeon.

Dia adalah Kapten tentara. Dia memilliki banyak rahasia. Semuanya harus dirahasiakan sesuai dengan perintah. Astaga. Aku merinding. Ingatan macam apa tadi itu?"

"Gaji tetap tiap bulan, tapi jarang pulang. Bagus juga."Kata Ibu.

Mo Yeon memprotes Ibunya yang jujur sekali padahal baru pertama bertemu.

"Yang aku maksud itu kau, anakku." Lalu Ibu beralih pada Shi Jin,, "Dia memang lebih sering di rumah sakit, tapi dia tetap di gaji."


Ibu bertanya, kenapa Shi Jin berdiri saja. Apa Shi Jin membuat kesalahan yang patut mendapat hukuman?

"Tidak, tidak, bu."

"Tidak? Kenapa tidak?"

"Maaf. Jika ibu ingin, aku bisa saja... Bukan itu maksudku, maaf."

Ibu tersenyum, ia melihat kalau Shi Jin sangat polos. MO Yeon juga masih harus belajar bahkan tak pernah berpegangan tangan dengan pria.

"Ibu! Berhenti. Kau bisa membuatku terpuruk nanti. Dia tahu tentang Yoon Gi-oppa dan juga Ketua. Oh! Aku merinding. Ingatan macam apa tadi itu?"


Shi Jin pamit karena Mo Yeon sepertinya harus tidur.

"Tak apa. Aku yang akan pulang, aku bukanlah ibu kuno seperti itu."

"Tidak, aku yang kuno. Aku yang akan pulang. Aku akan menyapa ibu dengan baik pada pertemuan berikutnya."

Good Boy...


Besoknya mereka janjian makan sandwich. Shi Jin datang duluan. Mo Yeon mengirim pesan kalau ia akan terlambat 10 manit dan meminta Shi Jin untuk memesankannya.

"Klub sandwich. Jalapeños dan tak pakai bawang. Saus cabai dan roti putih panggang."

Karena panjang banget jadi Shi Jin menunjukkan pesan Mo Yeon itu pada mbak kasir lalu membayar.


Shi Jin bertanya, apa mabuk Mo Yeon sudah hilang.

"Tentu saja. Aku kan tak minum banyak." Jawab Mo Yeon.

"Kau minum banyak. Dan kau jadi orang aneh saat kau mabuk."

"Tak mungkin. Aku ingat semuanya, kok."

"Aku tak percaya."

Shi Jin bertanya, apa yang dikatakan Ibu Mo Yeon, apa Ibu menyukainya. Mo Yeon malah balik bertanya, kapan Shi Jin bertemu Ibunya?

"Kau bilang kau ingat semuanya..."

Shi Jin melarang keras. Jangan sampai Mo Yeon minum dengan pria lain.

"Oh, dasar cemburuan." Goda Mo Yeon.

Shi Jin menatap lekat Mo yeon, kayaknya Mo yeon belum sadar betul deh.

"Oh! Kau juga pintar!" Jawab Mo Yeon.


Lalu ponsel Shi Jin berbunyi dan Mo Yeon menyuruhnya untuk mengangkat.

Shi Jin mengangkatnya dengan serius, dari atasannya.

"Aku harus... pergi ke "Mall". Maaf." Kata Shi Jin.

"Tidak. Ayo nonton film setelah kau kembali, kau mau atau tidak?"

Shi Jin mau. Mo Yeon mengulang percakapan saat Shi Jin di jemput helikopter dulu.

"Kembalilah dengan selamat."

"Terima kasih."


Tim Alpha menggunakan jas hitam. Shi Jin mengomentari Dae Young yang cocok memakai jas itu karena dulunya Dae Young adalah gengster,

"Kulit kembali pucat lagi." jawab Dae Young.

"Baguslah. Aku suka melihatnya." Balas Shi Jin.


Letnan Park datang, menyampaikan kalau 1 menit lagi akan dimulai briefing. Jadi Berhenti bercanda.

"Kenapa anda bisa ada di sini? Bukannya anda masih tugas di luar?" Tanya Shi Jin.

"Sepertinya aku tak pulang hanya untuk menyapa kalian? Ini adalah mis 1029, akulah Komandannya."


briefing dimulai, Letnan Park mengomando untuk memeriksa senjata dan walkie-talkie disaluran 3.

Lalu petugas memberikan senjata khusus bentuknya bulpoin tapi sebenarnya adalah senjata.

"Dalam kasus darurat, tembakan pada bagian arteri, dan target akan mati." Jelas petugas.


Presiden Korsel dan koRut bertemu di Hotel Pyeong Yang.


Shi Jin bertemu lagi dengan tentara Korut yang dulu pernah menusuknya. Letnan Senior Ahn Jung Joon

"Bagaimana dengan luka pisau itu? Maaf karena itu."

"Setelah kalah dariku, apa kau sekarang ditunjuk sebagai pasukan Presiden? Maaf." Balas Shi Jin.

Letnan Senior Ahn mengatakan kalau Shi Jin masih pandai bermain kata. lalu dia melihat bolpoin disaku Shi Jin, ia bertanya, apa Shi Jin mau melakukan ronde lain tanpa menggunakan bolpoin itu?

"Aku tak mau berakhir menulis laporan bersama-sama." Shi Jin melihat ke saku Letnan Senior Ahn yang ternyata juga memiliki bolpoin yang sama. Ia berbisik,,"Aku juga tak akan memaafkan begitu saja hanya karena kau tuan rumahnya."

"Kau masih pemberani juga, ya. Bersyukurlah, bahwa kau adalah tamu dan tujuan kita sama. Bagi tentara, tujuan yang sama merupakan gencatan senjata dan perdamaian.

"Kalau begitu, mohon kerja samamu dengan tamu. Apa aku bisa mendapat jamuan makan siang? Aku ingin makan Pyong Yang soba mie."


Saatnya makan, pelayan mengatakan kalau memberikan cuka dan campurkan mustard pada kaldu, rasanya akan sangat enak.

Shi Jin mengatakan pada Letnan Senior Ahn di meja yang lain, ia akan makan dengan nyaman. Terima kasih.


"Silahkan makan. Tapi, kau harus tahu sesuatu. Jangan ikuti apa yang pelayan itu katakan.Kami menuangkan mustard-nya langsung pada mie-nya." saran Letnan Senior Ahn.

Shi Jin berterimakasih dan oada rapat berikutnya, ia yang akan mentraktir. Letnan Senior Ahn menjawab kalau Tim lain yang akan bergerak besok. Ia akan diliburkan.

"Kalau begitu, aku berhutang padamu." Kata Shi Jin.

"Lupakan saja. Makanlah."

Shi Jin berpandangan dengan Dae Young. 


RS Haesung.

Shi Jin satu lift dengan Ketua Han dan sekretarisnya. Ketua Han bertanya pada sekretarisnya, apa Mo Yeon kesusahan di UGD. Sekretaris menjawab tidak. Mo Yeon sangat semangat disana.

"Bunganya? Apa kau selalu mengirimnya?"

"Dia selalu saja menolak bunga itu. Karena itu, kantorku penuh dengan bunga sekarang."

Ketua Han bertanya, mengenai pacar Mo Yeon, apa sekretaris sudah tah. Sekretaris belum mendapat info jelas yang ia dapat hanyalah  kabar bahwa pacar Mo Yeon adalah Pasukan Khusus. Tapi, ia punya fotonya.


Lalu sekretaris menunjukkan foto bersama tim medis dan tentara. Ketua Han kesal, lalu bertanya siapa yang pacar Mo Yeon. sekretaris tak tahu.

Shi Jin menunjuk dirinya dan mengatakan kalau orang itu adalah pacar Mo Yeon. Namanya Yoo Si Jin, 1980. Tentara Korea, zodiaknya Pisces, dan golongan darah A.

"Oh, orang ini. Tapi, orang ini kan, sama dengan orang ini." Ujar Ketua Han yang bergantian menatap Shi Jin dan foto.

Ya. Aku permisi..." jawab Shi Jin.


Shi Jin keluar karena pintu lift sudah terbuka. Ketua Han menyuruhnya menunggu, tapi ia terlambat keluar hingga lengannya ketrabrak pintu lift yang akan menutup.

Ketua Han menghentikan Shi Jin, ia ingin bicara dengan Shi Jin. Sekretaris meninggalkan mereka berdua.

"Jadi, kau adalah pacar Dr. Kang.." Ketua Han menunjuk Shi Jin tapi gak jadi kerena lengannya sakit.

"Apa lenganmu baik-baik saja?" Tanya Shi Jin.

"Entah kau ini hanya berpura-pura cool atau bagaimana. Jika alasan Dr. Kang menolakku adalah kau, harga diriku sangat ternoda. Oh ya, kau adalah Kapten Pasukan Khusus, 'kan? Apa kau jago berkelahi?"

Shi Jin membahas mengenai Ketua Han yang mengajak pacarnya ke hotel. Ketua Han hanya tersenyum. 

"Hanya nasehat saja, tolong berhati-hati. Jaga kesehatanmu. Aku pandai sekali menghajar orang." Bisik Shi Jin lalu pergi.


Eun Ji minta bantuan Mo Yeon tapi Mo Yeon menolanknya, ia bukan pembantu lagi jadi lebih baik Eun Ji pergi saja.

"Kau ini bicara apa, sih? Kau kan sangat berjasa di sini."

"Ya, aku bisa membantu yang lain, tapi tidak denganmu."


Shi Jin datang mendekat ke Mo Yeon, Mo Yeon bertanya, apa urusan Shi Jin di "Mall" sudah selesai?

"Aku menyelesaikannya dengan cepat dan datang ke sini."

Eun Ji menyela, bukannya mall belum buka jam segini. Mo Yeon menjawab kalau  mall dimaksud bukan mall yang biasa Eun Ji datangi. Tak usah ikut campur.

"Aku ini wanita mall, tahu."

Eun Ji bersikap manis pada Shi Jin, ia bertanya siapa Shi Jin, bahkan mengedip juga. Ia mengenalkan diri sebagai teman Mo Yeon.

"Aku Yoo Si Jin." Mo Yeon langsung menatap Shi Jin, kemudian Shi Jin melanjutkan "Aku adalah pacar Dr. Kang. Senang bertemu denganmu.

"Tak usah senang begitu." Ujar Mo Yeon.

Eun Ji mengerti sekarang, jadi tentara yang digosipkan itu adalah Shi Jin. Mo Yeon pamit pada yang lain dan menggandeng Shi Jin untuk pulang.

Eun Ji mengeluh,,"Menyebalkan sekali. Kenapa tentara bisa tampan begitu, sih?"


Mo Yeon membahas soal Shi Jin tadi, apa Shi Jin tak bisa melihat kalau Eun Ji tadi menggodanya. Apa Shi Jin juga tak menangkap kodenya, ia berwajah galak tadi. Tapi Shi Jin malah mengenalkan dirinya.

"Apa kau cemburu? Orang yang aku kenal itu, tak biasanya seperti ini."

"Apa? Siapa itu? Apa kau bertemu dengan Ketua Han?"

Shi Jin menjawab ya. lalu Mo Yeon mengecek badan Shi Jin, apa Shi Jin terlukan, ia jadi khawatir.


Mo Yeon mulai mencari-cari alsan, Shi Jin belum makan kan? makan dulu saja ya?

"Timing-nya memang aneh." Ujar Shi Jin.

lalu Mo Yeon membahas mengenai air mancur yang cantik sekali.

"Diam dan berhenti berjalan."

"Kau mau bilang apa memangnya? Kau mau apa sekarang?"


Shi Jin menyentuh leher Mo Yeon. Shi Jin pikir, ukurannya sama dengan tangannya jadi ia membeli dengan ukuran itu dan ternyata memang benar.

"Aku membelikanmu hadiah." Kata Shi Jin sambil mengeluarkan kotak.

"Apa kau mengukur leherku dengan cara mencekikku?"

"Tanganku ini, hanya menyentuh area lehermu saja."

Shi Jin memakikan kalung hadiahnya ke Mo Yeon, ia berkata kalau Dae Young dan Myeong Ju sudah menunggu, dan ia ingin memberikan hadiahnya saat mereka hanya berdua.

"Cantiknya."

Mo Yeon mengoreksi, seharusnya Shi Jin bertanya "Kau suka tidak?".

"Ah, apa kau menyukainya?"

"Iya. Aku sangat cantik, 'kan?"


Shi Jin tertawa dan menjawan kalau Mo Yeon  super duper cantik. Lalu Mo Yeon menggandeng Shi Jin dan mengajaknya jalan.

"Tapi, aku bukanlah orang yang bisa disuap dengan hadiah."

"Ya, aku tahu itu."

"Aku serius, loh."

"Aku tahu."


Double date. Pelayan menyapa Dae Young-Shi Jin

"Sudah lama sejak kalian terkahir datang ke sini. Tapi, pacar kalian sudah berbeda, ya?"

Mo Yeon dan Myeong Ju menatap tajam keduanya. Lalu pelayan melanjutkan kalau dulu Shi Jin dan Dae Young dengan si Kelinci dan Serigala.

"Mereka adalah boneka. Selamat makan." Ucap pelayan.


Dae Young mengangkat tangan Myeong Ju, ia mengatakan pada Shi Jin-Mo Yeon kalau Myeong Ju lah pacarnya yang sesungguhnya.


Shi Jin memperkenalkan Mo Yeon sebagai rekannya. Mo Yeon protes rekan?

"Kami berjuang bersama-sama di Urk dan menang." Lanjut Shi Jin. lalu mereka tos.

Myeong Ju merasa kalau ia dan Dae Young hanya obat nyamuk. Tapi ia penasaran dengan boneka, apa maksudnya?

"Pacarmu ini, mencari ponsel yang berisikan foto-fotomu. Dia hampir tewas saat mencari ponsel itu. Itu adalah pertempuran terberat dalam hidupku."


Dae Young menjelaskan kalau ia tidak meyebut itu adalah foto Myeong Ju sedangkan Myeong Ju merebut ponsel Dae Young untuk melihat foto-fotonya.

"Kau bilang itu adalah file top secret." Ingat Shi Jin. Lalu ia bertnya, "Oh, bukannya saat itu kita ada depan RS. Haesung?"


Mo Yeon teringat, itu kan saat ia melihat perkelahian Shi Jin di CCTV. Shi Jin senang Mo Yeon mengingatnya, karena itu adalah saat pertama mereka bertemu. Lalu mereka tos lagi.


Myeong Ju mulai gerah melihatnya. Myeong Ju melihat foto satu persatu tapi hanya ada foto plat nomor taxi. Lalu ia melemparkannya ke meja, Shi Jin melihatnya.

"Ah, apa ini? Kau membuatku bahaya hanya karena foto ini?" Tanya Shi Jin tak percaya.


"Bagiku, ini adalah Foto Myeong Ju." Jawab Dae Young

"Jadi, wajahku ini kuning?" Tanya Myeong Ju sambil menunjuk mukanya.

Dae Young menjelaskan kalau ia tak tahu caranya berkencan, ia hanya bisa mengajak Myeong Ju minum soju. Jadi, ia tak bisa mengantar Myeong Ju pulang. Myeong Ju selalu saja naik taksi pulang.

"Ini adalah plat nomor dari taksi-taksi itu. Saat kami putus, aku sudah menghapus semua foto saat kami bersama. Tapi, foto ini tak kuhapus karena ini mengingatkanku dengan Myeong Ju. Jadi, aku menyimpannya." Lanjut Dae Young.

Mo Yeon memuji Dae Young yang sangat kerena. 


Myeong Ju menatap Dae Young, sepertinya ia jatuh cinta lagi dengan Dae Young. Dae Young balas menatapnya.


Mo Yeon bertanya, gimana bisa Myeong Ju tahu passcode ponselnya Dae Young. Myeong Ju menjawab kalau ia yang membuatnya, saat Dae Young beli ponsel, Dae Young bilang tak bisa men-settingnya.


Shi Jin mengetuk meja,,

"Saat kau membeli ponsel, kau dapat buku petunjuk, 'kan? Di situ secara rinci dijelaskan."

"Tak apa. Bagiku, hanya dia yang bisa membuat passcode-ku." Jawab Dae Young.


giliran Shi Jin dan Mo Yeon yang merasa seperti obat nyamuk. Mereka bercanda, akan pergi, sudah turun dari kursi masing-masing. namun kembali lagi dan tertawa-tawa, Myeong Ju dan Dae Young juga.


Dae Young dimobil bersama Myeong Ju.

"Apa foto-foto itu sangat penting? Kau imut sekali!" Ucap Myeong Ju.

Dae Young mengenggam tangan Myeong Ju.

Dae Young melaju di jalan menuju rumah Myeong Ju. Myeong Ju protes, apa Dae Young akan mengantarnya pulang? mereka kan sudah dewasa, tak seharusnya pulang cepat. Dae Young kan sudah minum, setidaknya sikapnya pasti sudah berubah.

"Kenapa kau tak terpengaruh, sih?" Myeong Ju mulai kesal.

"Mungkin, aku tak akan mengantarmu pulang."

"Nah, itu yang aku maksud."


Ponsel Myeong Ju bunnyi, Dae Young menyuruhnya untuk mengangkat telfonnya. Myeong Ju malah mematikannya setelah melihat nama si penelfon.

"Siapa?"

"Nomor tak dikenal." Jawab Myeong Ju.

Tapi Dae Young yakin kalau itu pasti kenalan Myeong Ju. Myeong Ju tetap mengelak, tidak kok!

"Apa yang meneleponmu itu adalah si Yoon Gi?"

"Bukan Yoon Gi, kok. Dan sepertinya, kau telah salah paham."

Dae Young memencet tombol setir ptomastis jadi bisa lepas setir. Ia menarik tangan Myeong ju yang memegang ponsel yang sekarang kembali berdering. Taernyata itu telfon dari sersan Kim Beom Rae.

"Tapi... apa kau pikir aku membeli mobil ini hanya agar kau bisa begini?" Protes Myeong Ju.

Dae Young mengangkat ponselnya dan menekan tombol speaker.

"Lapor. Saya adalah Sersan Kim Beom Rae. Sersan Seo tak melakukan hal-hal yang aneh hari ini. Dia memakai wax tiga kali sebelum keluar hari ini."

"Bukan 3 kali, hanya 2 kali." Koreksi De Young.

Sersan Kim langsung horat ke Dae Young. Dae Young berkata kalau ia akan pulang jam 8 jadi buatkan ramen dan berjagalah. lalu memutus telfon.

"Aku hanya kebiasaan saja. Seseorang tak bisa berubah dalam semalam, 'kan?" Alasan Myeong Ju.


Mereka berhenti di lampu merah. kemudian jalan lagi. Dae Young mendekat ke Myeong Ju, ia mengatakan kalau ia tidak akan mencium Myeong Ju, ini adalah hukuman. Myeong Ju yang sudah bersiap menoleh ke arah lain, lalu Dae Young mengarahkan kepala Myeong Ju agar menatapnya dan ia mencium Myeong Ju. 


Sampai di markas. Sersan Kim sudah membuat ramen tapi sayang mie-nya bengkak. Sersan Kim mau mencari-cari alasan.

"Apa kau tak mau membelaku? Ataukah kau mau jadi mie?" Tawar Dae Young.

Sersan Kim menelfon Myeong Ju untuk melapor.

"Sersan Seo kembali pada pukul 20.00. Pukul 21.00, dia tetap tampan. Pukul 22:00, dia tetap tampan. Dia akan segera tidur setelah makan. Laporan selesai."

Sersan Kim memilih untuk membela Dae Young. Setelah selesai menelfon. Sersan Kim mengatakan kalau Komandan Yoon akan pulang besok.


Dae Young keruangan Komandan Yoon dan disana sudah ada Myeog Ju. Myeong Ju melambai pada Dae Young.

"Saya ke sini karena ingin menyampaikan sesuatu pada Anda." Lapor Dae Young.

Komandan Yoon menyuruh Dae Young duduk dan menawari teh tapi Dae Young menolaknya dengan halus, ia bisa menerimanya lain kali.

"Baiklah. Apa aku bisa menganggap ini sebagai keputusanmu?" Komandan mengeluarkan map.


Myeong Ju bertanya, apa itu?

"Dokumen pemberhentian Dae Yeong." Jawab Komandan.

"Ayah."

Dae Young membenarkan, ia akan melepas seragamnya.

"Apa ayah harus melakukan ini? Apa ayah yang memintanya? Saat aku memohon pada ayah seperti ini?"

Komandan Yoon menjelaskan ke Dae Young kalau Myeong Ju mendengar percakapan mereka waktu itu,,"Saat dia sedang sekarat saat itu, dia memintaku untuk tak memaksamu. Jika dia selamat, dia memintaku untuk tak melepas seragam itu. Agar kau tak berhenti."


Dae Young menjawab kalau itu adalah janji Komandan dengan Myeong Ju dan ia tak ada urusannya dengan hal itu. Pilihannya adalah Myeong Ju dan ia akan membayar besar untuk pilihannya ini. Ia akan melepas seragamnya.

"Siapa yang mengijinkanmu? Kita harus bicara. Keluar." Bentak Myeong Ju, lalu melangkah keluar.

Dae Young menyudahi perkataannya pada Komandan, ia memneri hormat lalu pergi.


Dae Young menemui Myeong Ju diluar. Myeong Ju mend tak habis pikir, Kenapa Dae Young bisa setega ini padanya? Kenapa ia harus mengetahuinya dengan cara ini? Kenapa?

"Aku mengerti perasaanmu..."

"Tak usah berpura-pura. Karena jika kau mengerti, kau tak akan melakukan ini."

Dae Young mengatakan alasannya, ia membuat keputusan ini agar tak berpisah dengan Myeong Ju. dan ini bukan keputusan yang mudah.

"Ini memang tak mudah. Aku tahu. Tapi, aku? Kau pikir ini mudah bagiku? Ayahku sudah berjanji padaku saat aku bisa selamat. Apa kau pikir, mudah bagiku untuk memohon pada ayahku?"

Dae Young membentak Myeong Ju, kenapa Myeong Ju melakukannya?! 


"Karena kau terus berlari menjauh dariku. Kau di mana saat aku bertengkar dengan ayahku? Apa aku terlihat seperti orang bodoh bagimu? Bagaimana kau bisa? Bahkan tanpa memberitahuku... Kenapa? Kau tak memberitahuku-"

Dae Young selalu memberitahu Myeong Ju, entah sudah ribuan kalinya. Tiap kali ia menghindar, semua itu terhitung dengan ribuan kata. Tiap kali ia tak bisa mengangkat telepon Myeong Ju, ia sungguh tersiksa. Tapi, kenapa Myeong Ju membuat Komandan berjanji seperti itu?

"Sepertinya, kita sama-sama menganggap diri kita orang bodoh." Lanjut Dae Young

Myeong Ju tak mengerti letak salahnya, setidaknya, ia mencoba untuk membuat ayahnya meberti.

"Dan hal itu membuat harga diriku hancur!! Aku tak butuh pengertian, tapi pengakuan. Bukan karena 'Anakku menginginkan dia,' tetapi karena itu aku. Aku berharap, Komandan memilihku Aku karena diriku sendiri. Tapi, jika pengakuan Komandan, hanyalah permintaan dari anaknya yang sekarat, aku tak bisa bersamamu."

Myeong Ju mengerti, ia mau menghentikan saja semuanya. Jika Dae Young akan menderita karenanya, Dae Young bisa bahagia tanpa dirinya. Ia serius kali ini.

Myeong Ju pergi meninggalkan Dae Young.


Mo Yeon ingin membuat janji dengan Shi Jin kalau mereka akan kembali ke pantai Urk dan mengembalikan batu yang mereka ambil bersama-sama.

"Ya, kita bisa ke sana bersama-sama. Bersama-sama, hanya kita berdua." Tambah Shi Jin.

Tiba-tiba Mo Yeon mendapat pesan dari rumah sakit yang memintanya untuk segera datang.

"Sepertinya, aku harus pergi."

"Sekarang?"

"Ya. Maaf."

"Apa aku ditinggalkan sekarang?"


Mo Yeon sungguh menyesal, tapi ini adalah keadaan darurat. Mo Yeon membatalkan acara menontonnya dan berjanji untuk mengulangnya lain kali.

"Tidak, aku akan pulang setelah menonton ini. Kau bisa pergi." Jawab Shi Jin.

Mo yeon tidak setuju karena mereka harus melakukannya saat kencan. Ia lalu menyalakan lampu. lain kalu ia yang akan traktir jadi mereka harus nonton bersama.

"Oh, nyaris saja. Kupikir akan berhasil. Gagal nonton lagi." Keluh Shi Jin.


Tim Alpha kembali mendapat tugas, untuk mengawal mengawal VIP untuk acara khusus di Hotel Seoul.

"Unit kita, 3 tim dari 707 Alpha, Bravo dan Charlie sebagai cadangan. Kalian akan menjaga di lantai 17 Dan untuk menjaga perimeter. Kapten Tim Alpha Team akan bertugas selama latihan." Jelas Letnan Park.


Shi Jin dan yang lain ada di tempat parkir, ia memerintahkan seluruh Tim untuk Istirahat selama 5 menit sampai kendaraan latihan tiba.


Dae Young makan coklat sendirian.

"Kau makan sendirian?" Tanya Shi Jin,

"Ini terlalu sedikit untuk dibagi."

"Kau hanya beli satu?"

"Aku beli 2 tapi sudah habis, aku butuh permen. Aku sedikit depresi."

"Memangnya kau depresi apa hanya karena 1 malam?"

"Aku putus dengan Letnan Yoon."

"Apa?"

"Kenapa? Siapa yang memutuskan?"

"Aku yang diputuskan. Aku tak bisa memberitahumu alasannya-"


Dae Young melihat Letnan Senior Ahn Jung Joon datang terburu-buru menuju mereka. Shi Jin berbalik.


Min Ji mengatakan kalau ambulan datang. Mo Yeon mengajaknya untuk menjemput kedepan. Ambulan pertama membawa Letnan Senior Ahn Jung Joon yang terluka karena tertembak. Mo Yeon sangat terkejut lalu memerintahkan untuk melakukan X-Ray sebelum memasukkannya ke ruang Operasi.


Mo yeon sudah akan membawa Letnan Senior Ahn Jung Joon masuk tapi Dr Sang Hyun keluar, ia yang akan menangani Letnan Senior Ahn Jung Joon dan menyuruh Mo Yeon untuk menjemput Ambulance kedua.

Pintu Ambulan dibuka. Mo Yeon sangat sangat terkejut sampai harus menutup mulutnya dan matanya melotot. Ia melihat Shi Jin terbaring disana dengan luka yang sama.


Sekilas diperlihatkan kalau Shi Jin tertembak beberapa kali sebelum akhirnya jatuh.

****

epilogue:


Saat Di ruangan Shi Jin di Urk.

Mo Yeon mengaku pada Shi Jin kalau ia masih merasa panik, bahkan dengan lelucon Shi Jin. Ia sangat khawatir.

 

Shi Jin memeluknya. 


Lalu melepasnya, dan menatap tajam matanya,

"Aku tahu kau sangat khawatir, tapi tak perlu khawatirkan aku."

Mo Yeon mengangguk mengerti.

Do'a Mo Yeon : Tolong jagakan aku Kapten Yoo. Karena aku sangat menyukainya. Aku ingin mengatakan itu padanya saat dia kembali.

Shi Jin pun pergi...


48 komentar

avatar

Nungguin episode selanjutnya, 3 episode terakhir. Semangat ya nulisnya. !!!!

avatar

Kerennn unni , ,tiap kamis jumat sll deh berkunjung ke blog ini , ,semangaaaattttttt

avatar

Semakin kreeen, g sbar nunggu klanjutanY

avatar

Semakin kreeen, g sbar nunggu klanjutanY

avatar

gomawo unniiiii, , , seneng banget bisa baca sinopsisinya, ,tetep semangat ya unni, , udah gak sabar nunggu sinopsis selanjutnya, finghting!!

avatar

Aku juga ikut kaget pas liat videonya tadi malem,,
Mungkin berita yg beredar benar bahwa kapten Yoo Shi Jin gugur(Sad ending)
Tapi semoga happy ending laah,,
Semangat terus ya,, bikin sinopsis nya,,,

avatar

3 episode terakhir..
Semoga akhir nya gk said ending..
Terus semangat..selalu d tunggu dengan tidak sabar sinopsis nya..hehe

avatar

Daebak! Thankyou unni :* :3

avatar

Semangat..nunggu bbrp jm lgi

avatar

Keren banget nih sinopsisnya. Semangat ya..ditunggu recap selanjutnya. Trimakasih.

avatar

Hadeuh, sedih banget liat shi jin berdarah2... Drama ini sukses bikin perasaan campur aduk. Makasih recapnya, Ega. Stay well.

avatar

oh no kapten yoo, jng smpe said isa galau mewek trs nih

avatar

Nangis liat shi jin tertembak sampe kebawa perasaan

avatar

loh itu akhirnya mati engga?? :(

avatar

Otoke.....degdegan nunggu nya...huff bisa galau ini klo sad ending...mudah2an aja happy ending. Mantap mba...

avatar

Huweeeee.... kapten bertahanlah.
Duuuhhhh lengkap bgt ni eps... ada lucu, romantis dan sedihnya.

Thanks recapnya.

avatar

Gak sabar nunggu episode malam ini & sinopsisnya. Semangat y mbak!

avatar

Penasaran lanjutannyaaa omg daebak2 bikin dag dig dug gomawo sinop.nya

avatar

Gomawoo adminn buat sinop nya, scene terakhir bikin penasaran eps selanjutanya..
Tapi ga mungkin big boss mati kan? Hikss

avatar

Gomawo unni,semangat ya unni nulisnya.aduhhh makin penasaran aja 😢😭 sedih banget

avatar

yaaaaaaa knpaaa s tampanxa tertembak ,,,
😢😢😢😢😢😢😢 di tunggu lanjutanxa mbak ,,, smangat trus

avatar

Wah wah penasaran ne gmna klanjutannya. By the way 2 sejoli in jadi gila yah kalo sedang mabuk

avatar

Horeeee akhirnya bs ikut komen juga. Aku baca dr pertama mba, tp slalu g bs isi komennya. Cuma mau bilang, makasih buat tulisannya. Ttp smangat bwt episode" akhir...

avatar

Horeeee akhirnya bs ikut komen juga. Aku baca dr pertama mba, tp slalu g bs isi komennya. Cuma mau bilang, makasih buat tulisannya. Ttp smangat bwt episode" akhir...

avatar

Chinggu ya,
Awalnya diri ini pengen eps 13 dan seterusnya ini ratingnya tetap di 1st.
Tapi, sekarang ga konsen itu dulu, asalkan YooShiJin tetap sehat walafiat sampe eps 16 aja deh, pokoknya ga mau ada acara tutup peti buat para tentara2 maupun warga RS Haesung.
Andwaemita, choltae andwaemita...
Hwaiting Ega...makasih banyak udah nyempetin bikin rekap inih.

avatar

awal sinopasis 13 senang banget sma kbersamaan yoo shi jin-mo yeon dan dae young-myeong ju, kedua pasangan ini sma2 bahagia. tapi tiba2 kedua pasangan in ndak ada yg bahagia. aduhh sedih banget ceritanya. smoga DOTS happy ending dan pemerannya ndak ad yg mati. oh iy mksih unnie trima ksh sinopsis nya yg cepat ini jdi ndak bikin penasaran. di tunggu episode selajutnya hwaiting!!!!

avatar

Cmn berharap happy end,kasian klo uri si Jin mati,bs mewek2 galau gak berkesudahan neh... Diana ega,. Thanks ya

avatar

Aduuuuh galau neh Dari semalam,stlh liat kekocakan mereka tiba2 Jd sedih gara2 uri si Jin di tembak hikshikshiks

avatar

Kasian jg sm second couple nya klo putus beneran stlh berjuang sekian lama... Galauuuuuuu

avatar

Sorry unnie. Sumpah internet ku aneh.. Isa komen.a jd bnyak...
MIAN 😭😭😭😭😭
Engga sngaja

avatar

Please.. Happy ending..
Jangan biarkan kapten gugur..
Gak sabar liat eps 14..

avatar

Mo yeon kekhawatiranmu ke shi jin sama apa yang aku rasakan mo yeon ����. Pekerjaan yang mengharuskan di tinggal suatu saat tanpa harus mengetahui situasi����

Yahh kapten kenapa harus ketembak. Udah nggak sabar nungguin sinop selanjutnya☺��
Semangat ya unnie buat nulisnya ��������

avatar

Daebak...semangat 45. Rabu tayang, kamis selesai komposisinya, jempol 2 masik kurang dech buat mbak ega...semangat terus mbak...

avatar

Semangat Egaaaa ... ga sabar nunggu kelanjutan'a ... Please don't die Si Jiin :'(

avatar

Captain yoo jgn gugur dulu...
Moga happy end..ga rela kl captain yoo mati!!
Mb ega smangat truz z..

avatar

Astaga...nangis bombai aku bacanya chingu yaa😭😭😭😭😭 cap. Yoo please don't die😭😭😭 yaa dr.kang...please save him😭😭😭😭

avatar

Arghh yoo shi jin harus bangkit.... Jangan sad ending... Benar2 selalu bikin penasaran setiap episodex .... Semangat recap ya mbak

avatar

Semangat ya nulisny....sangat membantu bwt aq yg g bisa nonton videony. Thank 7

avatar

wahhhh udah keluar aja nihhh,cepet bangettt yaaa,waktu liat ep 13 awal senyum" liat shijin sm moeyeon,

tapiii liat yg terakhir jadiii galauuu liat oppa joong ki😭😭
mudah" n gpp yaa...
semangat ya nulis sinop nyaaaa....
gomawooo🙏

avatar

cuma bilang, Makin parno dengan sad ending. udah itu aja 😂😂😂
Semangat terus sinopsisnya ega 😀😀

avatar

Mb ega sungguh sy berterimakasih sdh buat sinop nya....hadeeuuuh kaga bisa ngomong lg hati masih nyesek koq kapten yoo ketembak...

avatar

ooh noo..knp harus diakhiri dg kesedihan..hikzz..sisa 3epsd..sad ending atw happy ending ya..

avatar

Wow......yang koment...banyak kali....sampe halamannya terlalu besar tuk dimuat.sinop sama yang koment sama panjangnya kali ya....akankah aku jadi yang terakhir di episode ini???? Makasih Diana Ega....semangat ya

avatar

mb eps 14 nya mn? ku tunggu.. oia aku td liaht video ost dots part 1 yg judulnya always, ada skilas gmbr kuburan ada salibnya gt trs mo yeon sm anak2.. aku jd mikir pa bner yaa endingnya capt yoo si jin mati.. hduhh jd parno sndiri.. cz g brharap endingnya ky gt..

avatar

klo epsd 14 capt yoo selamat kok, aku udh liat gmbr e dia d RS pke bju RS dranjang RS sama dr.kang

Click to comment