-->

Type something and hit enter

On
advertise here





Sinopsis Sebelumnya : [Episode 11 Part 1] & [Episode 11 Part 2]

Bo Nui ke rumah Soo Ho untuk menjelaskan bahwa semua ini hanya kesalahpahaman. Tapi Soo Ho tidak ada di rumah. Soo Ho berjalan sendirian, kata-kata Ayahnya dan Bo Nui berdengung di telinganya, lalu ia mengeluarkan pil tapi hanya menggenggamnya saja bukannya meminumnya.


Bo Nui menunggu di depan rumah Soo Ho sampai gelap lalu memutuskan untuk pulang. Dia menatap kalung macan pemberian Soo Ho sambil mengatakan kalau lebih baik begitu. Tanpa ada yang sadar, Bo Nui dan SOo Ho ternyata melewati jalan  yang sama namun berbeda sisi, Soo Ho sebelah kanan dan Bo Nui sebelah kiri.


Keesokan paginya, Bo Nui bertanya pada Bos Won, bagaimana mimik Soo Ho pagi ini saat datang ke kantor. Bos Won mengatakan kalau Soo Ho tetap sama sambil menirukan wajah SOo Ho.

Giliran Bos Won yang bertanya, apa Bo Nui dan Soo Ho berantem karena Gary. Bo Nui tidak mengerti apa maksud Bos Won.

"Bo Nui, aku bilang begini karena aku menganggapmu ponakan. Dari kacamata keluarga, Gary lebih baik. Masih muda, punya uang, kalau Je Daepyo sensisitif orangnya. Kau kira dia bakalan bisa membuat dosirak sendiri? Maksudku, si Gary tuh susah didapat." Kata Bos Won.


Bos Won akan menjelaskan maksudnya lebih detail namun kepotong oleh kedatangan Amy dan Gary, Amy bertanya, apa Bo Nui diikuti orang atau apa Bo Nui ditelfon nomor tak dikenal?

Bo Nui menggeleng. Amy melarang Bo Nui untuk mengangkat telfon dari nomor baru karena bisa jadi itu adalah reporter. Gary mengatakan kalau fotonya sudah dirilis.

"Foto apaan?" Tanya Bo Nui kemudian Gary menunjukkan ponselnya.

Soo Ho di ruangannya juga melihat berita itu.


Bo Nui, Gary dan Amy masuk kantor Zeze bersamaan. Semua staff memberi selamat pada Bo Nui dan Gary walaupun mereka kesal karena merasa dibohongi. Bo Nui dan Gary diam saja, mereka cuma saling pandang.

Kemudian Soo Ho keluar. Amy bertanya, apa Soo Ho sduah melihat beritanya

"Bagaimana kau mengatasi hal ini? Beritanya sudah dirilis. Ada komentar yang menengarai kalau itu karyawan Zeze." Tanya Soo Ho dingin.

Dal Nim menjawab kalau IM Sports harus merilis pernyataan resmi. Terutama Gary yang harus membuat pernyataan yang jelas kalau itu tidak benar.

"Benar. Dia memang sangat berharga." Jawab Gary mengejutkan.

Amy menegur Gary. Namun Gary tak terpengaruh, sambil menatap Soo Ho Gary melanjutkan, memang benar entah Bo Nui menerimanya atau tidak, Bo Nui tetaplah orang yang berharga untuknya.

Yang lain tak menyangka kalau si kuat Gary telah jatuh cinta. Gary menjawab sulit sebab ini pertama kalinya cinta bertepuk sebelah tangan.

Dae Kwon mengutarakan kalau berita ini benar adanya maka akan sangat baik sebagai ajang promosi lalu yang lain serentak bersorak agar Bo Nui menerima Gary.
Bo Nui memilih keluar.


Gary menyusulnya. Ia minta pada Gary untuk tidak melakukan apa-apa di tempat kerjanya. Gary tak mengerti, kenapa Bo Nui segitu marahanya padanya.

Bo Nui tahu kalau Gary sengaja bikin skandal ini, semua orang juga tahu. dan kalau Gary begini terus maka Bo Nui akan semakin menyesal, "apa itu yang kauinginkan?"

"Aku tak memintamu menerimaku! Juga tak akan memintamu melakukan apapun. Tapi, jangan bohong padaku. Aku tak punya niatan merahasiakan kalau aku suka pada Nuna. Aku tak malu mengakuinya! Yang pasti, aku tak akan menyembunyikannya."

Bo Nui menasehati kalau Gary tidak boleh hanya memikirkan diri sendiri. bahkan dirinya harus memikirkan ratusan, bahkan ribuan kali karena mungkin ia jadi beban orang itu (Soo Ho)! "Tapi hanya hatimu yang paling penting Begitukah?"

"Orang itu"? tanya Gary.


Kemudian Amy muncul, ia ikutan menegur Gary yang sudah mengumumkan pada dunia kalau sedang jatuh cinta, itu bukan sikap profesional.

"membuatnya resah harus bertanggung jawab. Kau satu-satunya yang menggerakkan hatinya, kenapa yang marah-marah justru kau?" Amy malah menyalahkan Bo Nui.

Gary menghentikan Amy tapi bagi Amy berkataannya benar. Gary bukannya jatuh cinta pada pandangan pertama pada orang yang tak dikenal! Gary tak bisa bilang bahwa Bo Nui tak ada hubungannya dengan perasaannya!

"Jangan mempermainkan orang. Aku kecewa padamu." Lanjut Amy yang situjukan ke bo Nui.

"Maksud Anda apa ya?" tantang Bo Nui.

Gary membawa Amy menjauh, ia menegaskan pada Bo Nui kalau mereka akan menangani semuanya jadi Bo Nui tidak perlu khawatir.


Tanpa mereka sadari Soo Ho tak sengaja menguping pembicaraan mereka. Saat Bo Nui berjalan, ia berpapasan dengan Soo Ho yang tak mengatakan apa-apa padanya, melewatinya begitu saja.

Soo Ho keluar dari toilet, Bo Nui sudah menunggunya, ia mengatakan kalau semuanya tidak benar, ia sungguh tidak ada hubungan apa-apa dengan Gary.

"Ngomong apaan?" Tanya Soo Ho.

Bo Nui berpikir kalau Soo Ho bakalan salah paham. Maka dari itu Soo Ho bertanya, kenapa Bo Nui menjelaskan sendiri.

"Sekarang kau menyesal karena aku tak mengganggumu lagi? Mau kau ada di foto, mau kau ada hubungan dengan Gary atau tidak apa sangkut pautnya denganku?" Lanjut SOo Ho lalu pergi.

Namun sesampainya Soo Ho diruangnnya tampak bahwa ia menyesali kata-katanya tadi, ia akan kembali keluar namun ia urungkan.


Bo Nui berdoa di atap, "Tuhan, kumohon. Aku memohon... Tolong... perasaanku, hatiku... 9x9=81. 9x8=72. 9x7=63. 9x6..."


Bo Nui terduduk, ia tidak bisa menahan air matanya. tepat saat itu Dal Nim datang, ia panik melihat Bo Nui menangis, ia mengira kalau ini adalah masalah dengan gary dan Amy.

"Dal Nim... bagaimana ini? Orang itu... kurasa sekarang dia sangat membenciku. Yang terbaik, harus kuakhiri sekarang, tapi... Tapi sakit sekali! Menghafal perkalian sama sekali tak membantu! Mungkin sama dengan orang itu juga... Dia frustasi sampai tak bisa bernafas... dia menahan sakit seorang diri, iya kan? Dia terluka, aku malah menambah lukanya." Curhat Bo Nui disela tangisnya.

Dal Nim memeluknya, ia melanjutkan "Orang itu sangat terluka... Aku sangat menyukainya... Dan karena hal itu pula, aku sangat menyesal..."

"Bo Nui, bagaimana ini..." Tanggap Dal Nim sambil mengelus punggung Bo Nui.


Gary menanyakan alasan Amy bersikap seperti  tadi pada Bo Nui. Amy tahu kalau ia terlalu jahat pada Bo Nui tapi memang menyebalkan.

"Bo Nui mau ngapain pada kau dan Soo Ho?"

"Bukan begitu."

"Kalau bukan, terus apa? Dia membuatmu dan Soo Ho galau, dia malah berdiri mematung seolah tak tahu apa-apa. Mana mungkin aku tak frustasi?

"Karena takhyul."

Gary menjelaskan kalau Soo Ho dan Bo Nui berhubungan karena takhayul. Ia juga menceritakan masalah Bo Ra. Lalu Amy teringat kata-kata Soo Ho saat makan siang bersama kemaren. Amy tersenyum, jadi itu alasannya dan ia mengira ada alasan lain.

"Kenapa? Je Daepyo bilang sesuatu mengenai Nuna?"

"Soo Ho salah paham. Menganggap kasih sayangnya sebagai cinta."

"Dia bilang mencintainya?"

"Tidak! Pria dan wanita bersama bukan hanya karena alasan itu. Hingga aku lihat sendiri, aku tak akan percaya."

Bo Nui kemblai ke kantor bersama Dal Nim. Semua bisik-bisik karena Bo nui kembali dengan mata sembab. Soo Ho mengintip Bo Nui dengan menyibak tirai sedikit namun segera menutupnya kembali saat Bo Nui menatap ke arah ruangannya.


Gary akan masuk kantor Zeze namun ia ragu-ragu. Dal Nim yang juga akan masuk kantor menggunakan kesempatan itu untuk mengajaknya bicara.

Mereka duduk di kafenya Ryang Ha. Dal Nim meminta agar Gary tidak membuat Bo Nui menderita. Gary tidak mengerti kenapa Bo Nui harus menderita karenanya.

Ryang Ha yang sedari tadi menguping tidak tahan lagi, Dal Nim sudah menyuruhnya menjauh tapi Ryang Ha nya acuh.

"Nah, jadi maksudmu Bo Nui tak tertarik padamu, Gary? Baguslah, hampir salah paham aku. Kunyuk satu itu sudah pasti bakalan galau." Ujar Ryang Ha.

Gary mengerti dengan maksud Dal Nim, lalu ia pamit. Gantian Ryang Ha yang duduk di depan Dal Nim.

Sekarang Dal Nim jadi bertanya-tanya, siapa gerangan kunyuk yang bikin Bo Nui menderita. "Bukannya malah menyambarnya."

Ryang Ha menjawab kalau Bo Nui bakalan didambar duluan meskipun Gary ingin menyambarnya. "Kalau dia mau menyambarnya lagi, cinta yang lain akan berakhir... bikin pusing saja."

Dal Nim mengira kalau Ryang Ha tahu sesuatu namun Ryang Ha mengelaknya, ia beralasan bahwa Bo Nui sangat cantik saja makanya ia kira kalau Bo Nui sudah punya pacar.

Kebiasaan para staf Zeze terulang lagi, mereka menggunakan skandal Bo Nui Gary sebagai ajang taruhan. Semua setuju kalau Bo Nui dan Gary cuma temenan namun Seung Hyun berbeda.

Hyun Bin bertanya, apaSeung Hyun gak apa-apa, soalnya Seung Hyun kan suka pada Gary. Seung Hyun menjawab kalau dia sukanya sama yang lain dan tidak mau mengatakan siapa itu.

Soo Ho akan pulang. Ji Hoon berinisiatif mengatakan kalau Bo Nui ada di toilet. Soo Ho nyeletuk, "Sapa yang nanya?" Lalu ia memerintahkan pekerjaan yang harus mereka selesaikan besok.

Bo Nui berdoa di atap apartemennya, kemudian Gary menyusul, ia duduk di samping Bo Nui mengatakan bahwa ia juga punya permohonan.

"Mohon Shim Bo Nui jangan digoyahkan hatinya oleh ramalan shio. Mohon bantu dia mengakhiri semuanya dengan macan itu."

"Perasaanmu pada Je Soo Ho benar-benar tulus?" Tanya Gary.

Bo Nui menjawab bahwa perasaannya tidaklah penting. Toh semua sudah berakhir.

"Sampai akhir, Nuna tak menyangkalnya."

Soo Ho menelfon tapi Bo Nui tidak mengangkatnya. Telfon masuk lagi, Bo Nui memutuskan untuk mengangkatnya.

Suara mabuk Soo Ho terdengar oleh Bo Nui. Soo Ho kesal karena jawabannya tidak pernah salah sebelumnya. Paman Ahn ternyata yang menelfon, ia menjelaskan kalau Soo Ho sedari tadi menghubungi Bo Nui namun tidak diangkat dan sekarang Soo Ho tengah mabuk berat sambi mengerjakan soal matematika. Bo Nui berkata kalau ia akan segera kesana.

Gary menghalangi, karena Bo Nui sendiri tadi yang bilang bahwa semuanya sudah berakhir.

"Dia mabuk. Pria yang tak pernah minum sekarang mabuk." Kata Bo Nui.

"Makanya jangan pergi. Kalau Nuna benar ingin mengakhiri semua ini."

Soo Ho berjalan sempoyongan keluar dari kedai ayam paman Ahn. Paman Ahn mencoba menghalangi namun Soo Ho memaksa, katanya kalau bulan purnama, ia akan jadi macan! Aum!

Paman Ahn meminta So Hoo menunggu sebentar lagi karena Bo Nui akan segera datang, Soo Ho malah ingin cepat-cepat pergi. Dan paman Ahn tidak bisa apa-apa.

Gary sendirian di atap. Bo Nui berlari menuju kedai paman Ahn, dan ia melihat Soo Ho berjalan sempoyongan. Soo Ho akan jatuh dan Bo Nui memegang tangannya, tapi Soo Ho malah menampiknya, ia tidak butuh.

Bo Nui mengikuti Soo Ho diam-diam. Pada akhirnya, Soo Ho menuju apartemen Bo Nui dan ia terduduk di tangga masuk. Bo Nui jongkok di depannya.

"Shim Bo Nui..." Panggil Soo Ho.

"Kenapa kemari, seperti orang bodoh saja."

"Ingin bertemu kamu." Soo Ho melipat tangannya di atas lutut untuk senderan kepalanya, "Aku membencimu setengah mati... Tapi kenapa aku sangat rindu padamu?"

Bo Nui meminta Soo Ho untuk berdiri karena Soo Ho harus pulang. Soo Ho malah memeluk Bo Nui dan bergumam kalau ia senang karena sudah melihat Bo Nui. Bo Nui menepuk-nepuk punggung Soo Ho.

Bo Nui membantu Soo Ho masuk ke dalam apartemennya, membaringkannya di sofa lalu mencium pipinya.

"Maafkan aku. Sejak awal akulah yang salah. Aku mendekatimu lebih dulu... meskipun tak seharusnya." Ujarnya sebelum mencium pipi Soo Ho.

Pagi pun tiba. Soo Ho membuka matanya dan ia langsung terkejut melihat sekeliling. Ia perlahan ingat apa yang terjadi dengannya semalam. Soo Ho membentur-benturkan kepalanya di bantal, Mati! Mati! Mati!

Terakhir ia menundukkan kepalanya di meja dan setelah ia mengangkatnya, ia melihat kalung macan pemberiannya ada di sana. Soo Ho mendesah.

Bo Nui ada di rumah sakit, namun ia tidak bisa masuk untuk menjenguk Bo Ra. Bo Nui bertanya pada suster Kim bagaimana keadaan Bo Ra hari ini.

"Bo Ra sekarang sudah membaik. Bo Nui justru aku mencemaskanmu!" Jawab suster Kim sambil tersenyum.

Suster Kim bergumam kalau "dia" sepertinya terlambat. Bo Nui tidak mengerti. Suster Kim lalu menyeret Bo Nui ke suatu tempat walaupun seharusnya ia menjaga rahasia ini.

Suster Kim memberikan kamera dan buku catatan pada Bo Nui.

"Yang waktu itu, pria yang datang bersamamu." Jelas Suster Kim.

Bo Nui membaca buku catatan Soo Ho diringi penjelasan Suster Kim kalau Soo Ho selalu datang pagi dan merepotkan mereka.

-= Kilas balik =-

Soo Ho setiap pagi datang ke rumah sakit untuk memantau perkembangan Bo Ra, dia selalu bertanya pada dokter maupun suster yang merawat Bo Ra dan mencatatnya secara rinci dalam buku catatannya.

Selain itu ia juga memotret perkembangan Bo Ra setiap hari. Bonus selfie macan Soo Ho.

-= Kilas balik selesai =-

Bo Nui tersentuh, ia meneteskan air mata. Di jalan, ia melihat Soo Ho, ia berhenti menatap Soo Ho begitu pula dengan Soo Ho.

"Di sana... ada kebahagiaan. Aku sekarang berlari menuju kebahagiaanku."

Bo Nui berlari ke arah Soo Ho yang membuka tangannya lebar-lebar untuk menangkap Bo Nui. Mereka melepaskan pelukan.

"Yang tak tahu apa itu cinta... adalah aku."

Lalu berpelukan kembali.

Soo Ho senang bukan kepalang. Ia membanting bantal nya, lari sana-sini, salto sana-sini untuk meluapkannya.

Bo Nui memilih untuk berdoa, "Bo Ra! Tindakan Eonni, benar kan?"

Ayah Soo Ho pergi ke tempat pelelangan, ia menanyakan Kebijakan sekarang bagaimana? Ada batasan kah? Petugas mengira kalau Ayah ingin menjual tempat mancingnya. Ayah menjawab kalau ia hanya ingintahu saja.

Saat Ayah kembali ke rumah, ia mendapati ibu yang mau minggat.

"Jangan main-main." Ujar Ayah.

"Seperti yang kaukatakan, kau dan aku tak punya hak. Hanya karena melahirkan anak bukan berarti kau orang tuanya. Kita akhiri saja. Jadi orang tua."

Dan Ibu benar-benar pergi. Ayah dibuat kesal dibuatnya.

Pagi-pagi Soo Ho sudah menunggu Bo Nui di tangga masuk apartemen. Bo Nui bertanya sejak kapan Soo Ho ada di sana.

"Setelah buka mata. Malamnya lama sekali!" jawab Soo Ho dengan membuka matanya.

Bo Nui tersenyum, ia mengingatkan kalau mereka berangkat bersama maka semua orang akan tahu. Soo Ho tidak keberatan malah ingin semuanya tahu.

"Apa? Tidak boleh."

"Bakalan canggung... tahu." Jelas Bo Nui.

"Kepana? Jelasin yang lebih masuk akal."

Lalu keduanya tersenyum lebar, mengerti maksud masing-masing. Soo Ho menjelaskan kalau mereka tidak boleh bilang kalau ketemu di depan apartemen Bo Nui.

Soo Ho jalan duluan, lalu melonggarkan tangannya, Bo Nui mengerti maksudnya lalu mengandeng Soo Ho.

Di lobi kantor, Ryang Ha melotit melihat wanita cantik berjalan di depannya. Namun beberapa langkah kemudian wanita itu terjatuh. Ryang Ha segera membantunya.

"Aduh. Oh, kau tak apa-apa? Kau pasti baru di sini! Kerja di Zeze? Hidup sekarang susah, ya? Daepyonim sini bakalan memberimu kesulitan. Kalau capek, datang saja ke lantai 1. Akan kukasih kopi gratis. Oh ya, ini rahasia ya... Aku pemegang saham mayoritas di sini. Pemegang saham terbesar." Sepik Ryang Ha.

"Anda mungkin pemegang saham yang menyebalkan, menjijikkan, bikin senewen!"

Ryang Ha ingat kalau itu adalah kata-kata orang yang dikenalnya. Kemudian ia sadar kalau wanita itu adalah orang yang dikenalnya, Dal Nim. Ryang Ha terkejut bukan main karena Dal Nim jadi sangat cantik dan seksi.

"Tidak mungkin! Kok bisa berubah drastis begini?" tanya Ryang Ha.

"Kan situ yang suruh."

"Gimana ini? Malu aku! Aku suka... si Dal Nim! Aku mempermalukan keluarga! Memalukan sekali!" Gumam Ryang Ha saat Dal Nim sudah menjauh.

Semua staf Zeze terpukau dengan penampilan baru Dal Nim, membuat Dal Nim jadi malu. Ji Hoon yang biasanya selalu mengajak Seung Hyun untuk selfie demi 1000 likes kini beralih mengajak Dal Nim.

Soo Ho dan Bo Nui tiba. Mereka sepakat mengatakan kalau mereka kebetulan bertemu di depan. Bo Nui memuji penampilan baru Dal Nim yang menurutnya cantik

"Dal Nim. Ternyata matamu belok." Puji Soo Ho membuat Dal Nim melayang dan akan jatuh untuk ditangkap yang lain.

Soo Ho lalu membahas mengenai versi beta game mereka dan berharap kalau mereka berhasil kali ini karena ini kali pertama mereka merilis game setelah insiden Genius 2.

"Semangat semuanya! Fighting." Kata Soo Ho.

Yang lain jadi merinding karenanya.

Click to comment