Tae Suk pulang kerumah larut malam dalam keadaan mabuk berat, ia
langsung menunju kamar putrinya dan membangunkannya. Young Joo terbangun karena
suara membuka pintu, ia menuju ke Tae Suk dan memintanya untuk tidur saja di
kamar mereka karena ia sudah malam.
“Tidak mau! Hari ini. Aku akan tidur dengan Dong Woo.” Jawab Tae Suk.
Lalu Tae Suk memanggil Jeong Woo, ia mau tidur bersama Jeong Woo.
Sementara itu, Eun Sun tidur di kamarnya Dong Woo.
Young Joo tak bisa tidur malam itu. ia kembali menatap foto keluarga
Tae Suk-Eun Sun. kemudian ia masuk ke kamar danmelihat TaeSuk tertidur disana.
Ia kembali ke ruang tamu dan mengembalikan foto keluarga Tae Suk-Eun
Sun ke tempatnya semula, di dalam dompet Tae Suk.
Paginya, Tae Suk ke Firma hukum seperti biasanya, di sana sudah ada
Jeong Jin. lalu ia menyuruh Jeong Jin untuk ke ruangannya.
Di ruangan, Tae Suk mengambil ponselnya yang ada di meja dan bergumam
kalau ia harus berhenti minum alkohol.
Jeong Jin masuk ke dalam. Tae Suk bertanya, apa Jeong Jin sudah
menemukan sesuatu. Jeong Jin menjawab tidak, lalu ia akan mengeluarkan surat
pengunduran dirinya.
Tae Suk tahu apa yang mau dikeluarkan Jeong Jin, ia menyuruh Jong Jin
bertahan 6 bulan lagi. Jeong Jin gak paham.
“Kau tidak membaca kontrak yang kau tanda tangan ? Kalau keluar
sekarang, kau harus kembalikan uang yang kau terima. Kalau kau tidak cocok
dengan gayaku, mau bagaimana lagi? Terkadang, uang yang berkuasa.” Jelas Tae
Suk.
Lalu ia mengajak Jeong Jin pergi bekerja.
Tae Suk kembali menemui Dr. Kim dan seperti kemarin, Jeong Jin harus
menunggu di luar. Tae Suk langsung ke intinya karena Dr. Kim sudah tak sabaran.
“Kudengar anda ... di diagnosa mengidap Alzheimer 6 bulan lalu. Dan
juga, ada kemungkinan itu adalah penyakit keturunan. Saya tahu kalau mendiang
ayahmu menderita penyakit yang sama.”
Dr. Kim menjawab kalau penyakitnya tak ada hubungannya dengan kasus
malpraktik. Tae Suk mengancam akan memberitahukan hal ini pada putrid an calon
menantu Dr. Kim.
“Cinta mereka tidak akan goyah karena hal seperti ini. Mereka saling
percaya satu sama lain.” Tanggapan Dr. Kim.
Lalu Tae Suk menunjukkan dokumen yang menyatakan kalau putri Dr Kim
pernah menggunakan narkoba saat di Amerika. Tentunya, ini tidak akan
menggoyahkan cinta mereka. Tapi, sepertinya pihak besan akan bepikir lain.
“Harusnya kau malu pada diri sendiri.” Ucap Dr. Kim
“Sejauh ini hanya aku yang tahu soal penyakit Dokter. Jika anda setuju
untuk damai, aku janji akan menyimpan rahasia ini dari klienku juga.”
“Kalau aku menolak?”
“Aku tidak bisa lagi menyimpan rahasia dokter. Lalu, anda harus
menyewa pengacara yang lebih berbakat daripada aku. Anda sudah melanggar
kontrak rumah sakit dengan menyembunyikan fakta anda mengidap penyakit fatal
dan tetap melakukan praktek kedokteran. Pada akhirnya, rumah sakit akan
menggugat anda. Tentunya, dalam prosesnya, anda harus siap dipermalukan.”
Dr. Kim tak menyangka kalau Tae Suk akan sekejam ini. Tae Suk menjawab
kalau ia hanya melakukan pekerjaannya. Dr Kim menasehati Tae Suk, Sebaiknya
jangan melakukan ... sesuatu yang bisa akan disesali nantinya.
Tae Suk menjawab kalau ia tidak suka menyesal dan membuang waktu.
“Kesialan dalam hidup, datang tanpa pemberitahuan dan diam-diam. Ia
tidak akan memberimu waktu meyiapkan diri.” Kata Dr Kim.
Tae Suk mengerti apa yang dirasakan Dr Kim. Tapi Dr Kim membantahnya,
Tae Suk tidak akan pernah mengerti sampai tae Suk mengalaminya sendiri, karena
ia juga begitu.
“Aku tidak suka membuang waktu. Apa keputusan anda?” tanya Tae Suk.
Lalu Tae Suk keluar dan mengajak Jeong Jin pergi. Pintu ruangan Dr Kim
trebuka dan Jeong Jin bisa melihat kalau Dr Kim sedang kesal sampa-sampai
membuang semua barang-barang di meja dengan kasar.
Saat diluar, Jeong Jin menatap Tae Suk yang masuk ke mobilnya lalu
menghembuskan nafas berat.
Jeong Woo masuk ke minimarket, ia mengambil snack lalu menuju kea rah
lemari pendingin, ia mengamati sekitar setelah tak ada yang melihatnya, ia
memasukkan dua botol soju kedalam tasnya.
Di ruangannya, Tae Suk kembali mencari-cari ponselnya, kali ini ketemu
di dalam laci. Jeong Jin melihat ke arah ruangan Tae Suk yang saat ini sedang
menyanyi lagu 2PM-Put Your Hands Up, ia kembali menghembuskan nafas berat.
Kemudian ia menoleh ke samping dan ternyata Sun Hwa sedang menatapnya.
Jeong Jin bertanya kenapa?
Lalu Sun Hwa memberinya setumpuk dokumen titipan Tae Suk untuk
diperiksa Jeong Jin.
“ini kasus apa?” tanya Jeong Jin.
“Semuanya tertulis di depan amplop.” Jawab Sun Hwa dingin.
Jeong Jin lalu kembali ke mejanya.
Lalu Tae Suk keluar dan kembali mengajak Jeong Jin pergi bersamanya.
Jeong Jin masim diam.
“Kenapa? pergilah!” suruh Sun Hwa.
Jeong Jin membanting dokumen-dokumen itu, lalu berjalan menyusul Tae
Suk.
Mereka menghadiri makan malam yang diadakan Yeong Jin. disana juga ada
Pengacara Cha dan Dr. Cha.
Yeong Jin mengakui kalau Tae Suk kompeten seperti kata orang-orang
tapi ia penasaran, bagaimana bisa Tae Suk mengubah pikiran Dr. Kim. Tae Suk
menjawab kalau Dr Kim akhirnya mengubah pikirannya karena merasa dekat dengan
rumah sakit ini.
Pengacara Cha tersenyum mendengarnya..
“Yah, kalau pengacara Park bilang begitu. Aku percaya.” Kata Yeong
Jin.
Seseorang menelfon Tae Suk, di layar tertulis nama ‘Sok Tahu’ tapi Tae
Suk mengacuhkannya.
Dr. Cha awalnya khawatir kalau sampai Ayahnya tahu tapi sekarang ia
sudah tenang. Ternyata Dr. Cha adalah putra dari Mentri Kesehatan &
Kesejahteraan dan Yeong Jin mengajak Tae Suk dan yang lain untuk main golf
bersama Pak Mentri kapan-kapan.
Jeong Jin memperhatikan reaksi Tae Suk. Tae Suk menjawab kalau ia
dasarnya tidak pandai memainkan sesuatu yang bulat, ia tidak pandai basket,
sepak bola dan bola voli.
“Dunia juga bulat. Jika kau bermain dengan dunia, kau pasti pandai
memainkan sesuatu berbentuk bulat.” Balas Yeong Jin.
“Ah ya ...” jawab Tae Suk.
Lalu Pengacara Cha mengambil bagian, ia menyinggung mengenai Yeong Jin
yang kabarnya adalah atlet hebat.
“Lumayan. Sebenarnya aku ingin jadi pemain baseball seandainya bukan
karena ayah. Aku, penggemar berat baseball. Itu sebabnya ayah membeli tim
baseball. Hadiah ulang tahun ke 12 putranya.” Jelas Yeong Jin.
“Tuan Shin memang hebat.” Puji Pengacara Cha.
Lalu Yeong Jin mengatakan kalau perusahaannya juga punya kasus rahasia
lain, ia minta Tae Suk untuk menanganinya juga. Tae Suk bertanya, kasus apa
memangnya.
“diskusikan dengan stafku. Hari ini hari baik, kita rayakan saja.”
Jawab Yeong Jin.
Yeong Jin bertanya pada pengacara Cha, apa ibunya baik-baik saja.
“Ya, berkat Anda.” Jawab pengacara Cha.
“Ibu pengacara Cha sungguh luar biasa. Tentunya, anaknya juga luar
biasa.” Ujar Yeong Jin.
“Aku masih jauh dari ibuku.” Pengacara Cha merendah.
Tae Suk kembali mendapat telfon. Yeong Jin menyuruhnya untuk
mengangkatnya saja karena sepertinya telfon penting. Tae Suk mengelak, itu
bukan telfon penting dan mempersilahkan Yeong Jin untuk makan saja.
Selepas dari makan malam, Tae Suk menemui teman dokternya yang tadi
menelfon (Dokter Sok Tahu). Dokter marah karena Tae Suk menggunakan informasi
yang ia berikan untuk mengancam Dr. Kim.
Tae Suk menjawab kalau ia hanya melakukan pekerjaannya saja.
“Yaa!!!, Park Tae Suk! Ada hal yang tidak boleh dilakukan meskipun
pekerjaan itu penting!”
Tae Suk mengajaknya pulang saja kalu begitu.
“Aku yang paling tahu betapa berat kau bekerja sampai bisa seperti
sekarang. Aku sangat tahu seberapa berat perjuanganmu untuk bisa sukses
meskipun kau tidak punya uang dan koneksi!”
“Aku tidak menderita.” Balas Tae Suk.
“Sukses itu bagus. Aku senang kalau kau sukses. Kalau kau bisa sukses,
aku sangat senang terutama ibumu. Tapi ini tidak benar. Orang mungkin tidak
secantik bunga, tapi kita tidak boleh jadi orang yang menghancurkan bunga itu!”
Tae Suk sudah malu karena orang-orang menatap mereka ditambah, Dokter
yang bicaranya sambil teriak-teriak. Ia mengajak dokter untuk berdiri dan ia
berdiri duluan.
Tapi Dokter belum selesai,, "Kau dulu orang baik. Apapun yang
dikatakan orang, aku tidak perduli, karena kita sudah lama berteman. Aku lebih
tahu soal hidupmu dibandingkan orang lain. Aku sangat mengerti dirimu, dan aku
kira kau orang baik. Wah, tapi ternyata kau orang jahat. Sungguh bajingan
besar!"
"Apa yang salah denganku ?! Lalu ... kau tahu aku barusan makan
malam dengan siapa? Aku meninggalkan pertemuan itu demi kau ..."
Dokter mengambil gelas berisi soju lalu menumpahkan isinya ke muka Tae
Suk, dasar Manusia tak berguna!
Tae Suk tak terima dikatai begitu dan akhirnya mereka berkelahi,
direkam pula orang salah satu pengunjung.
Tae Suk pulang kerumahnya, kembali dalam keadaan mabuk, sebelum masuk
rumah, I manatap langit yang penuh bintang malam itu.
Jeong Jin masih di Firma, ia menatap surat pengunduran dirinya, lalu
ia melirik ke ruangan Tae Suk.
Dr. Kim menatap ke luar jendela ruangannya.
Ketika Tae Suk akan berangkat bekerja, Young Joo berbicara sambil
mengantar ke depan pintu, ia minta Tae Suk untuk bicara dengan Jeong Woo,
sepertinya jeong Woo sedih belakangan ini karena Jeong Woo jarang bicara dan
tak mau bicara dengannya.
“Mungkin dia mau bicara kalau dengan ayahnya.” Lanjut Young Joo.
“Dia sedang puber. Aku juga begitu saat seumurnya.”
“Meskipun tidak menunjukkannya, dia mungkin kecewa padamu.”
“Siapa? Jeong Woo?”
Young Joo menjawab, anak-anak karena Tae Suk pulang telat saat
ulangtahun Jeong Woo. Tae Suk mengerti, ia berjanji akan menelfon Jeong Woo
nanti.
Dan saat Young Joo bertanya, apa Tae Suk nanti pulang telat lagi. tae
Suk menjawab kalau ia juga belum tahu.
“Sayang. Semoga harimu menyenangkan.” Kata Young Joo.
Sampai di Firma, CEO Lee memberikan kunci mobil untuk Tae Suk, katanya
hadiah dari Yeong Jin atas keberhasilan Tae Suk.
Tae Suk menerimanay dengan gembira. Bahkan ia sampai bersiul saat
berjalan menuju ruangannya. Jeong Jin yang melihat kelakuan atasannya itu
kembali menghembuskan nafas berat.
Tae Suk mengemudikan mobil barunya sambil menyanyi riang.
Saat Tae Suk tak ada diruangannya, Jeong Jin meletakkan surat
pengunduran dirinya di atas meja Tae Suk.
Seorang perawat (yang waktu itu lewat di depan Jeong Jin) masuk ke ruangan
Dr. Kim tapi Dr Kim nya gak ada lalu ia curiga dengan jendela yang terbuka. Ia
memutuskan untuk melihat ke bawah dari jendela yang terbuka dan ia sangat
terkejut saat melihat Dr Kim bersimbah darah di bawah.
Tae Suk ternyata ke studio satsiun televise untuk rekaman sebuah
acara.
10 menit menjelang syuting. Dokter sok tahu menelfonnya, menyuruhnya
untuk datang sekarang juga ke rumah sakit. Tae Suk bertanya ada apa?
“kau dalam masalah. Kau pasti sedang dihukum.” Jawab Dokter.
Tae Suk mengira kalau ia mengalami pendarahan otak. Dokter menatap
hasil tes MRI Tae Suk,,
“Kau mengidap Alzheimer. Pengacara top Park Tae Seok, mengidap
Alzheimer.” Kata Dokter.
Tae Suk tak percaya mendengarnya, ia meminta Dokter untuk berhenti
bercanda, bahkan ia mengaku salah ia minta maaf tapi sebagai gantinya, ia minta
dokter untuk berhenti bicara.
“JANGAN BEGINI!” teriak Tae Suk yang mengagetkan seluruh orang di
studio.
Lalu ia menutup telfon, dan staff memberi aba-aba bahwa syuting mereka
akan segera dimulai.
Ingatan kejadian selama beberapa har ini kembali di pikiran tae Suk,
saat ia melupakan dompetnya. Sekarag ia baru ingat kalau ia meletakkan
dompetnya diatas rak sepatu. Juga saat ia meninggalkan ponselnya di kantor di
malam ulang tahun Jeong Woo. Lalu saat ia tiba-tiba datang ke rumah Eun Sun
tanpa sadar.
Kemudian ia berdiri, tak peduli dengan syuting, ia keluar untuk
menelfon Dokter sok tahu. Tae Suk kembali bercanda, Dokter sedang bercanda,
kan?
Dokter juga berharap kalau ia bercanda tapi..
“HAHAHA.” Tae Suk tak percaya.
“Tae Suk ~ aa”
“HAHAHAHA..”
“Pengacara Park.”
“Waah ... benar-benar. Kau. Yaa! Yaa! Yaa! Kalau kau ... Kalau kau
bercanda, kau ... Aku bunuh kau.”
“Ini masih tahap awal, jadi jangan terlalu kaget. Pertama datang dulu
kerumah sakit. Kita bicara dulu. Tae
Seok ~ aa? Park Tae Seok!”
Lalu Tae Suk melihat berita di TV yang menanyangkan penemuan jenazah
Dr Kim di rumah sakit Hankuk.
Kata-kata dokter Kim kembali terngiang dibenak Tae Suk.
“Kesialan dalam hidup, datang
tanpa peringatan dan diam-diam. Ia tidak memberimu kesempatan untuk menyiapkan
diri.”
Ia tersenyum,,” Tidak padaku. Tidak akan.”
2 komentar
Sedih chinggu... Dari awal dada ini udah diaduk-aduknya.
Masih shock liat dr.Kim bundir.
Kok jd gini sih? Hiks.
Hwaiting ya Ega..
duuuhhh sedihnya. Aq suka dengan kisahnya. Memang kita harus tetap mempertahankan idealisme meski apa pun yang terjadi. Pengacara Tae Suk mungkin akan menyadari kesalahannya selama ini stlh tertimpa musibah. Semangat ya mbak Ega ngerecapnya. Aq selalu menantikan project2 mbak...suka soalnya