Tae Suk menyadari kalau orang yang menelfon sama dengan orang yang
ditemuinya di toilet tadi siang.
Tae Suk lalu keluar menemui Sun Hwa dan Jeong Jin yang masih menunggu
di luar. Tae Suk bertanya, apa tadi ada laki-laki yang mencarinya, laki-laki
muda yang memakai setelan antara pukul 10 atau 11 pagi.
"Tidak ada." Jawab Sun Hwa.
Tae Suk bertanya lagi, apa telfon juga tidak ada. Sun Hwa menjawab
kalau Produser Im menelpon soal waktu rekaman TV dan...
"Orang tidak dikenal atau yang belum pernah kelihatan?" Tae
Suk melengkapi pertanyaannya tadi. Sun Hwa menjawab tidak ada.
Tae Suk gugup sekali, ia kesulitan bertanya dimana ia bisa mengecek
daftar tamu baru setelah beberapa saat, kalimat tersebut keluar dari mulutnya.
Sun Hwa dan Jeong Jin menjawab serentak, di CCTV, bisa diperiksa di kantor
keamanan di basement. Jeong Jin mengikuti Tae Suk kesana dan Sun Hwa akan
menelfon kesana.
Je Hoon kembali ke meja Sun Hwa dengan membawa tas Tae Suk yang
ditinggalkan di toilet.
"Terima kasih. Tapi... Tahu dari mana ini tas pengacara
Park?"
"Karena dia menentengnya setiap hari" Jawab Je Hoon dan Sun
Hwa tidak bertanya lagi.
Tae Suk dan Jeong Jin menemui pihak keamanan tapi hasilnya nihil. CCTV
waktu itu dimatikan karena ada kunjungan VIP, itu adalah peraturan dasar dalam
keamanan lift... demi menjaga privasi. Itu adalah peraturan yang kami lakukan
sejak pendiri Hwang Tae Sun ada disini.
Lebih singkatnya, CCTV dimatikan saat kedatangan Shin Young Jin dan
istrinya, mereka menyamakan waktu mematikan CCTV dengan waktu kedatangan Tapi,
ada kerusakan dalam sistem sejak pagi, jadi kurang lebih dimatikan selama 2
jam.
Jeong Jin menyarankan Tae Suk untuk memeriksa daftar tamu. Tae Suk mengatakan kalau ia
tidak tahu siapa namanya.
Sun Hwa mondar-mandir di depan mejanya. Tae Suk dan Jeong Jin datang.
Tae Suk memberikan daftar tamu lantai 14 pada Sun Hwa, ia meminta tolong Sun
Hwa untuk memeriksa jika ada orang yang aneh atau punya identitas tidak jelas.
Lalu ia masuk ke ruangannya.
Sun Hwa menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada Jeong Jin tapi
Jeong Jin juga belum tahu.
Tae Suk melamun, saat DOng Woo masih hidup dan membangunkannya saat
hari libur. DOng Woo manja sekali dengan ayahnya.
"Kapan kau akan tumbuh sebesar ayah?" Tanya Tae Suk.
"Saat aku setinggi ayah."
Tae Suk membenarkannya. Dong Woo ingin cepat besar tapi Tae Suk tidak,
ia ingin Dong Woo seperti ini selamanya.
Sekarang Tae Suk menyesali perkataannya itu, kenapa dulu ia berkata
begitu, harusnya ia tidak bilang begitu.
Jeong Jin masuk untuk bertanya, kenapa tae Suk mencari orang yang yang
tidak Tae Suk ketahui nama dan wajahnya.Tae Suk menjawab kalau ini masalah
pribadi dan ia harus menemukan dia, Tae Suk menunjukkan CCTV yang merekam Hyun
Wook.
Jaksa Kang mengajak Seung Hoo untuk ikut mencari Hyun Wook (mereka
tidak tahu kalau Seung Hoo dan Hyun Wook saling kenal). Eun Sun bereterimakasih
dengan bantuan Seung Hoo, ia memberi foto Hyun Wook pada Seung Hoo.
Mereka memutuskan untuk mencari di sekitar tempat Hyun Wook menelfon.
Dugaan Eun Sun, Hyun Wook tinggal disana dan sering kesana.
"Pergilah ke semua toko dan bar dan tunjukkan foto ini. Cari tahu
apa ada yang melihatnya." Perintah Eun Sun.
"Wajahnya tidak jelas. Apa bisa di dapat?" Tanya Seung Hoo.
"Perawakannya biasa dan tidak memiliki aksen. Dilihat dari
pakaian dan caranya bicara, dia tidak mirip penjahat. Lebih mirip dengan
pelajar atau anak baik-baik. Pokoknya, coba cari dulu. Kalau mereka kenal,
mereka pasti bisa tahu hanya dengan melihat ini." Jelas Jaksa kang.
Setelahnya mereka berpencar.
Seung Hoo menatap lekat foto Hyun Wook yang hanya menampakkan bagian
belakang. ia menghela nafas berat.
Tae Suk menjelaskan dugaannya
pada Jeong Jin kalau Hyun Wook
kemungkinan besar adalah pelakunya, karena jika dia kesana sebagai saksi, dia
tidak akan langsung pergi, Dia pasti akan menemuinya dan minta uang
penghargaan.
"Bisa saja dia orang berbeda." Tanggap Jeong Jin.
"Kemungkinan dia orang yang sama 99%."
"Anda kan tidak lihat wajahnya."
"Lalu kenapa dia menggunakan saputangan dan memegang gagang
telpon serta pintu toilet?"
"Agar tidak meninggalkan sidik jari?"
"Tempat ini sering didatangi orang. Kalau kau dia, apa kau akan
begitu?"
"Jika dia sangat rapi, kemungkinan saja begitu."
"Kalau dia rapi, dia tidak akan menelpon wartawan Joo."
"Lalu, menurutmu apa alasannya?"
"Sepertinya karena penyakit itu... Aah... Itu... Orang yang
mencuci tangan mereka 10x sehari. Dan mereka terlalu sensitif sehingga tidak
mau memegang pegangan di dalam bis."
"Gangguan Obsesif-Kompulsif."
Tae Suk beralasan kalau ia sudah tua makanya sulit mengingatnya.
Pokoknya, sehari setelah telpon itu. Seseorang dengan penyakit yang sama datang
kesana.... sulit disebut sebagai kebetulan. Itu bukan kelainan biasa.
"Jadi... tersangka datang untuk minta uang dan pura-pura jadi
saksinya? Tapi saat melihatmu, dia tidak bisa melakukannya lalu pergi? Begitu
maksudmu?" Tanya Jeong Jin.
"Yah, itu hanya tebakan."
Sun Hwa masuk, ia sudah memeriksa daftar tamu. Ada 3 orang yang tidak
ia kenali. 2 perempuan, dan satunya lagi sudah tidak muda lagi.
" Lalu, orang itu bahkan tidak mengisi buku tamu... dan naik
sampai lantai 14?" Tanya Tae Suk.
Sun Hwa menjawab kalau kemungkinan orang itu lewat tangga darurat
makanya tidak terdaftar. Sun Hwa akan menanyakan hal ini pada orang-orang
kantor besok. Tae Suk berterimakasih.
Tae Suk menyuruh mereka berdua untuk pulang. Lalu menawarkan makan
malam bersama, Baik Sun hwa maupun Jeong Jin setuju. kemudian Yeon Woo
menelfon, menanyakan kenapa ayahnya belum juga pulang padahal sudah janji mau
pulang awal. Tae Suk beralasan kalau ada pekerjaan mendadak dan berjanji akan
segera pulang.
Young Joo mengambil ponsel untuk bicara pada Tae Suk, ia mengatakan
kalau Tae Suk tak perlu buru-buru. Yeon Woo ngambek, ia tak mau janjian dengan
Tae Suk lagi.
Tae Suk menyuruh Young Joo untuk makan duluan bersama anak-anak. Young
Joo akan mengatasinya, lagipula Jeong
Woo belum pulang, Jadi mereka bisa makan sama-sama. Tae Suk menawarkan
diri untuk menjemput Jeong Woo saat
pulang nanti. Ia memastikan kalau ia tidak apa-apa, ia akan hati-hati.
Tae Suk mau pulang tapi ia tidak menemukan tasnya, lalu ia keluar
untuk menanyakannya pada Sun Hwa. Sun Hwa memberikan tas Tae Suk, ia minta maaf
karena kelupaan tadi.
"Ini salahku, kenapa kau menyalahkan dirimu?"
"Karena aku lupa menyerahkannya kepadamu."
Jeong Jin mengatakan kalau mereka mau makan kulit babi dan minum soju.
Tae Suk minta maaf karena tak bisa ikut, ternyata ia sudah janji dengan Yeon
Woo. Jeong Jin dan Sun Hwa tak mempermasalahkannya.
Sun Hwa menatap kepergian Tae Suk.
-= Kilas balik =-
Sun Hwa tidak lolos saat wawancara di Taesun, tapi Tae Suk membantunya
agar di rekrut, ia penasaran kenapa Tae Suk mempekerjakannya sebagai
sekretaris.
"Sekretarisku keluar." Jawab Tae Suk.
"Kalau boleh tahu, kenapa anda tidak memilih orang lain? Kenapa
anda memilihku padahal aku gagal dalam wawancara?"
Tae Suk tertarik dengan kalimat Sun Hwa "Aku tidak percaya hukum,
aku percaya keadilan." kalimat itu membuat Sun Hwa gagal dalam wawancara
dan merupakan alasan Tae Suk mempekerjakan Sun Hwa. Sun Hwa tidak mengerti
maksud Tae Suk.
"Tidak lama lagi kau akan tahu, tapi aku ini bukan pengacara
sembarangan. Menurutku ada baiknya aku punya orang yang jujur di sekitarku. Aku
suka dengan kejujuranmu. Karena aku pembohong ulung."
-= Kilas balik selesai =-
Jeong Jin membuyarkan lamunan Sun Hwa. Sun Hwa mengatakan kalau ia
tidak mau minum lagi. Jeong Jin tidak mau mengajak Sun Hwa minum-minum, ia
mengajak Sun Hwa pulang.
"Kenapa Pengacara Jung ingin jadi pengacara di firma hukum?"
"Karena gajinya."
"Cuma itu?"
"Yah... Dulu, aku butuh uang."
Sun Hwa setuju untuk makan kulit babi dan minum soju karena Jeong Jin
sudah menjawab jujur pertanyaannya.
"Ooh... apakah tipemu.. adalah orang yang miskin dan jujur?"
Tanya Jeong Jin.
"Selama... bukan pengacara."
Jeong Jin hanya tersenyum.
Eun Sun masuk ke bar. Jaksa Kang melihatnya lalu ia ikutan masuk. Eun
Sun menunjukkan foto Hyun Wook pada pemilik bar. Awalmnya pemilik bar tidak
bisa mengenali siapa itu, tapi setelah Eun Sun mengatakan kalau orang itu
sering memegang saputangan, ia ingat seseorang. Pemilik menunjuk Hyun Wook yang
duduk tak jauh dari mereka.
Hyun Wook akan pergi setelah menerima telfon. Jaksa Kang dan Eun Sun
mencegatnya, Eun Sun mengajak Hyun Wook untuk bicara sebentar. Hyun Wook tanya,
siapa Eun Sun. Eun Sun menjawab kalau ia ibunya Park Dong Woo.
"Lalu?" Tanya Hyun Wook.
Jaksa Kang menunjukkan tanda pengenalnya.
Jaksa Kang menyuruh Hyun Wook mengaku, orang di foto dan yang menelfon
Reporter Joo Sang Pil adalah dirinya kan. Hyun Wook mengelaknya. Eun Sun
mengajaknya ke tempat yang lebih terang untuk bicara, ada yang ingin ia
tanyakan. Hyun Wook tak mau karena ia ada janji.
Jaksa kang menahan Hyun Wook yang akan pergi, meminta kartu identitas
Hyun Wook untuk pemeriksaan. Hyun Wook tak mau memberikannya karena tidak ada
surat perintah,
"Kalau mau bicara denganku, bawa surat perintah." Lanjut
Hyun Wook.
Jaksa Kang meminta Hyun Wook untuk mengatakan namanya agar ia bisa membuat
surat perintah.
"Jangan bicara yang tidak-tidak. Gila ya?"Jawaban Hyun Wook
yang langsung pergi.
diluar ia berpapasan pada Seung Hoo yang menyuruhnya untuk bergegas
pergi. Eun Sun memanggilnya.
"Beritahu kami berapa harganya. Uang penghargaan. Aku akan beri
sebanyak yang kau mau."
Hyun Wook menjawab kalau uangnya banyak. Bagaimanapun UU Pembatasannya
sudah lewat. Bahkan jika Hyun Wook tersangkanya, EUn Sun tidak bisa apa-apa. Eun Sun hanya ingin tahu
siapa yang membunuh putranya, ia mohon.
"Kenapa kau begini padaku?"
"Aku ingin tahu yang sebenarnya! Kau yang melakukannya kan?!
Benar, kan?!"
Seung Hoo tegang dibelakang Eun Sun. Hyun Wook membenarkan, memang ia
pelakunya, itu yang ingin didengar Eun Sun kan? Jaksa Kang mencengkeram kerah
Hyun Wook.
"Kau ingin dipecat karena sudah menyalahgunakan jabatan?"
Ancam Hyun Wook.
Jaksa Kang melepaskannya. Hyun Wook melanjutkan kalau ia sudah sangat
terlambat, lalu pergi begitu saja. Eun SUn akan mengejar Hyun Wook tapi Jaksa
Kang menghentikannya. Ia yang akan mengejar Hyun Wook dan memasrahkan Eun Sun
yang masih syok pada Seung Hoo.
Jaksa Kang mengikuti Hyun Wook diam-diam. Hyun Wook tahu hal itu,
kemudian ia lari, Jaksa Kangmengejarnya namun ia kehilangan jejak.
Jaksa kang bertemu dengan seseorang, ia bertanya apa orang itu melihat
Hyun Wook, orang itu menunjuk ke arah yang salah. di balik tembok, rekannya
membekap Hyun Wook.
Jeong Woo keluar dari tempat les, ia melihat mobil ayahnya tapi
orangnya tidak ada. Lalu ia mendengar suara muntahan, ternyata itu adalah Tae
Suk yang muntah di pinggir tanaman.
Jeong Woo khawatir dengan ayahnya tapi Tae Suk memastikan kalau ia
baik-baik saja. Lalu mengajak Jeong Woo untuk segera pulang. Tae Suk memanggil
Jeong Woo dengan Dong Woo. Kali ini Jeong Woo tanya, siapa itu Dong Woo karena
kemarin-kemarin Tae Suk juga memanggilnya dengan nama itu.
"Ah, maaf, maaf. Ayah, salah bicara."
Tae SUk menyetir pulang. ia salah jalan, Jeong Woo menunjukkan jalan
yang seharusnya mereka lalui. Tae SUk gugup, Jeong Woo menyarankan agar Tae Suk
menggunakan GPS saja.
Tae Suk menghentikan mobilnya untuk menyalakan GPS, tapi ia tidak bisa
dengan mudah, jarinya bergetar. Tae Suk semakin panik,
"Ayah. Aku tidak lapar. Jadi pelan-pelan saja. Tidak usah
ngebut." Ujar Jeong Woo. Tae Suk mengerti, ia mau menangis dan tak bisa
menahannya. Tae Suk keluar dari mobil, Jeong Woo mengikutinya.
Tae Suk beralasan kalau ia hanya mabuk darat, sebentar juga sembuh.
Jeong Woo menawarkan untuk membeli obat tapi Tae Suk meyakinkan kalau ia tidak
apa-apa.
Tae Suk menarik nafas panjang beberapa kali, setelah lebih tenang, ia
mengajak Jeong Woo untuk segera pulang karena Young Joo pasti sudah menunggu.
Jeong Woo sampai rumah, ia langsung menuju ibunya. Ia menceritakan
keanehan Tae SUk hari ini.
"Itu bisa saja. Ayah jadi pelupa karena dia terlalu sibuk."
Jawab Young Joo.
Young Joo menemui Tae Suk di kamar. Tae Suk sedang berganti baju,
Young Joo menanyakan tentang mual-mual Tae Suk yang ia dengar dari Jeong Woo.
Tae Suk menjawab mungkin karena makanan yang ia makan.
Young Joo melihat kalau Tae Suk memakai dua koyo sekaligus. Tae Suk
beranggapan kalau efeknya akan lebih baik jika ia pakai dua sekaligus karena
belakangan ini ia sering melakukan kesalahan.
"Apa kamu dokter? Overdosis tidak membuat pengobatanmu efektif.
Efek sampingnya kau jadi mual." Jelas Young Joo sedikit kesal.
Tae Suk tidak tahu hal itu, Jae Min mungkin sudah bilang tapi ia lupa.
Young Joo mencopot satu koyo Tae Suk dan meninggalkan lecet di kulit Tae Suk.
Young Joo minta maaf karena sudah teriak dan akan mengambilkan salep untuk Tae
Suk.
Tae Suk memeluk Young Joo,,"Aku cemas. Mulai sekarang... mungkin
aku akan sering membuatmu kesal. Aku hanya akan membuatmu kesal. Aku sungguh
minta maaf."