Myeong Ju dan Mo Yeon menunggu di ruang isolasi. Mereka bercanda mengenai berlian dihadapan mereka.
Mo Yeon bertanya, bagaimana jika hasil tes mereka menunjukkan hasil positif. Myeong Ju bertanya, apa Mo Yeon takut. Mo Yeon balik bertanya, apa Myeong Ju takut.
Myeong Ju menjawab kalau ia sudah pernah mengatakan hal yang paling ditakutinya dinunia ini pada Mo Yeon, yaitu terpisah dengan Dae Young.
Kemudian Dae Young menerobos masuk dan memeluk Myeong Ju. Myeong Ju menyuruhnya keluar, Dae Young diam saja.
"Ah... Aku rupanya. Ini sedikit menakutkan." Ujar Myeong Ju.
Lalu Myeong Ju meminta Shi Jin untuk membawa Dae Young keluar. Dae Young tak mau, ia mau disana terus bersama Myeong Ju.
Myeong Ju menjelaskan sebagai dokter, karena ia positif terinfeksi dan Dae Young sudah bersentuhan dengannya maka mereka harus diisolasi di tempat terpisah.
Dan sebagai tentara, Myeong Ju memerintah Dae Young untuk keluar.
Myeong Ju dikarantina satu ruangan dengan Mr. Jin.
Mo Yeon mengambil darah Dae Young. Dae Young sambil bertanya, bagaimana dengan Myeong Ju? ia dengar virus ini bahanyanya sama dengan Ebola, apa itu benar?
Mo Yeon membenarkan.
"Dia akan meninggal... atau hidup?"
Mo Yeon menjelaskan bahwa tidak ada yang 100% dinunia medis. Tapi melihat keadaan Myeong Ju yang masih muda dan sehat, kemungkinan untuk meninggal turun drastis karena immunnya masih bagus.
"Terimakasih."
Shi Jin menanyakan kembali kebenaran penjelasan Mo Yeon pada Dae Young tersebut. Mo Yeon menjawab kalau itu adalah ironi.
"Immun yang baik bisa menimbulkan masalah." Lanjut Mo Yeon.
Shi Jin bertanya lagi, lalu apa yang harus mereka lakukan. Mo Yeon menjelaskan kalau ia akan bertarung dengan cara terbaik, ia akan melakukan yang terbaik dan tak akan kalah.
"Karena bertarung dengan virus adalah perang-nya Dokter." Jelas Mo Yeon.
Mo Yeon menjelaskn ke semua Tim Medis.
"Kita telah mengkonfirmasi kasus Virus M3. Medicube ditunjuk sebagai unit untuk perawatan Virus M3. Gunakan ICU sebagai ruang karantina pasien yang positif terjangkit."
Semua anggota tentara diambil sampel darahnya untuk tes. Dr Sang Hyun
juga di karantina karena ia sakit flu.
Shi Jin menjelaskan pada ank buahnya.
"Dibawah komando TIM Medis. Jika kita menngikuti pedoman dan sedikit
lebih higyenis, kita bisa menghentikan penyebaran virus lebih lanjut."
Mo Yeon: Tak ada yang perlu dikhawatirkan. Ini adalah rumah sakit dan
ada pasien yang membutuhkan perawatan.
Shi Jin: Tanpa ragu-ragu, kita harus menjalankan tugas kita.
Mo Yeon dan Shi Jin: sebaik mungkin setahu kita.
-= Episode 11 =-
Ja Ae memberikan laptod Dr sang Hyun. Dr Sang Hyun mungkin akan merasa
bosan jadi ia membutuhkannya untuk bermain game. Ja Ae mengecek keadaan Dr Sang
Hyun dan demamnya masih tinggi. Lalu ia akan mengambil darah Dr Sang Hyun.
Dr Sang Hyun memuji Ja Ae yang jado menusuk pembuluh vena. selalu
menemukan letaknyanya dalam sekali coba.
"Tidak sekali coba. AKu menjadi seperti ini setelah menggunakan
lengan teman sekolah medis ketika aku masih sekolah perawat."
"Ternyata kau ingat."
Ja Ae mengatakan kalau ia berterimakasih tiap ia mengambil darahnya. Dr
Sang Hyun bertanya, kenapa Ja Ae menjadi seperti ini? apa karena ia akan mati?
Apa hasil tesnya positif?
Plak! Ja Ae memukul punggung Dr sang Hyun. Ja Ae berkata dengan membentak
kalau Dr Sang Hyun hanya flu biasa. Tak usah berlebihan begitu.
"Panggil aku saat kau kesakitan." Ujar Ja Ae lalu pergi.
"Bagaimana jika aku ingin melihatmu?"
"Aku akan datang sebelum itu terjadi."
Dae Young di karantina di gudang tempat Shi Jin di kurung dulu. Shi
Jin mengunjunginya, ia tahu pasti Dae Young bosan di dalam.
Dae Young minta maaf karena berada dalam situasi seperti ini. Shi Jin
menyuruhnya keluar dengan selamat kalau memang merasa menyesal. Tak apa untuk
Dae Young menyebabkan masalah, tumbuh saja dengan baik.
"Bagaimana keadaan Myeong Ju? Apa dia baik-baik saja?"
Shi Jin menjelaskan kalau Myeong Ju belum pasien. Dia masih seorang
dokter yang sibuk memeriksa Mr Jin juga dirinya sendiri. Lalu Shi Jin bertanya keadaan
Dae Young sendiri gimana?
"Bilang padanya kalau aku baik-baik saja dan tak perlu
khawatir."
Shi Jin mengulurkan waklie-talkie lewat lubang pintu, channel 3. Ia
menyuruh Dae Young menggunakan itu untuk berkomunikasi dengan Myeong Ju.
"Aku membalasmu atas kunjungan Dr Kang waktu itu." Lanjut
Shi Jin.
"Terimakasih."
Shi Jin pun pergi.
Dae Young menyalakan channel 3. Myeong Ju memanggilnya. Dae Young menjawabnya. Myeong
Ju senang mendengarnya.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Dae Young.
"Aku merindukanmu."
"Apa kau sudah makan?"
"Aku merindukanmu."
Lalu giliran Myeong Ju yang bertanya, gimana keadaan Dae Young. Dae
Young nya diam aja.
"Bodoh, aku barusa memberitahumu jawabannya." Ujar Mo Yeon.
"Aku merindukanmu."
"Apa kau sudah makan?"
"Aku merindukanmu."
"Aku tahu."
"Kenapa kau menangis?"
Myeong Ju membahas mengenai pertemuan kedua mereka yang akan ke pernikahan
mantan Dae Young, saat itu, ia memakai gaun putih dan Dae Young mengatainya
memakai konsep hantu perawan. setelah dipikir-pikir sekarang, itu mungkin
pertanda. Jika ia mati sekarang, ia sungguh akan menjadi hantu perawan. Sungguh
tidak adil.
"Kau adalah malaikat. Yoon Myeong Ju adalah malaikat sejak masuk
ke kehidupanku. Ketahuilah hal itu."
"Sekarang, bahwa aku sakit, kau sangat manis."
Kemudian Myeong Ju berpikir, tak peduli bahwa mau hantu perawan atau
malaikat, keduanya juga tetap orang yang sudah meninggal.
Medicube di karantina dan dijaga oleh tentara khusus sampai hasil tes
keluar.
Mo Yeon telfonan dengan daniel, ia menjelaskan kalau mereka menempatkan
pasien biasa di tempat lain, di luar Medicube.Lalu ia bertanya, kapan vaksin
yang ia pesan bisa datang?
Daniel menjelaskan kalau ia sudah membuat permintaan khusus pada
kepala bagian tadi malam, jadi kemungkinan besok sudah paling telat.
Shi Jin menjelaskan pada Letnan Park kalau ia meminta kerjasama PBB
untuk isolasi dan diagnosis
orang-orang yang terlibat kontak dengan Mr Jin.
Shi Jin akan memberikan daftar orang-orang tersebut tapi Letnan Park
menyuruhnya agak menjauh, ia takut ketularan.Letnan Park bertanya mengenai
keadaan Myeong Ju. Shi Jin menjawab kalau Myeong Ju masih tampak baik-baik
saja.
"Segera pindahkan dia ke rumah sakit Amerika, Aku sudah mengirim permintaan
kerjasama ke rumah sakit militer Amerika. jadi pindahkan dia segera."
Perintah Letnan Park.
Shi Jin menjelaskan kalau medicube adalah fasilitas medis dasar yang
ditunjuk PBB untuk perawatan pasien virus M3, maka mereka tidak bisa
memindahkan Pasien.Letnan Park juga tahu hal itu tapi ia tetap kekeh menyuruh
SHi jin untuk memindahkan Myeong Ju sebelum keadaannya menjadi semakin buruk alasannya
langkah ini diambil untuk mengikuti pedoman penangan Penyakit Infeksi.
"Apa kau tidak ingin pulang, saat mendekati akhir masa tugasmu?
Jika situasi ini tak berakhir, apa kau akan tinggal disini?" Tanya Letnan
Park.
"Ini adalah perang dengan penyakit menular yang tak terlihat. Ini
musuh yang belum pernah kita lawan dan ini adalah situasi pertempuran yang sebenarnya.
Jika kita tidak mematuhi aturan, tidak ada yang bisa aman." Elak Shi Jin.
"Kenapa kau selalu saja mengungkit aturan yang tak bisa
kulanggar?" Bentak Letnan Park
Mau tak mau Letnan Park mengerti, Tapi, jika pasukan Shi Jin ada yang
tertular, maka ia tak bisa pulang juga. Maka Letnan Park memerintahkan agar tak
boleh ada yang tertular.
Di Seul semua panik mendengar berita mengenai Mowuru yang sedang
dilanda Virus M3.
Ji Soo menghubungi Mo Yeon tapi tak diangkat. Dokter yang satunya
menghubungi Dr Sang Hyun tapi juga tak aktif. Hee Eun menghubungi seseorang dan
diangkat.
"Lee Chi Hoon mengangkatnya?" Tanya Ji Soo.
"Ibu ini aku. Ibu sudah melihat beritanya? Mereka bilang wilayah
itu dilanda penyakit menular." Ujar Hee Eun di telfon.
Ketua Han ngomel-ngomel, kenapa Bawahannya yang di Mowuru keras kepala
sekali seharusnya saat jemputan datang, langsung kembali saja.
Ibu Chi Hoon datang.
"Apa hatimu sudah remuk sekarang? Karena hatiku juga sudah
remuk!" Ujarnya pada Ketua Han.
Ibu Chi Hoon menuntut Ketua Han untuk pergi ke Urk sekarang juga dan
membawa pulang puteranya dalam 24 jam.
Keta Han minta bantuan Hee Eun. Tapi hal itu malah menyulut emosi Ibu
Chi Hoon, berani-beraninya Ketua Han memerintah menantunya yang berharga dan
sedang hamil itu.
"Aku merasa seperti sudah jadi janda sekarang." Ujar Hee
Eun.
"Kau dengar itu? Bayar sewa gedung rumah sakit ini sekarang.Dan
aku bukan lagi teman ibumu sekarang." Ancam Ibu Chi Hoon.
Ketua Han kelabakan, ia berjanji akan menyuruh Chi Hoon untuk pulang,
ia akan memastikan kalau Chi Hoon pulang.
Dr Sang Hyun mengirimi pesan Ji Soo, ia ingin minta bantuan, ia ingin beberapa jurnal kedokteran lama yang
tak ada di internet.
Ji Soo langsung membuka jurnal yang dimaksud dan memfotonya karena
scan akan membutuhkan waktu lama.
Dr Sang Hyun memulai research-nya, ia juga memeriksa dirinya sendiri. Banyak
sekali tempelan catatan di tirai mika-nya.
Saat Min Jae dan Gi Beom datang untuk mengantar makanan, mereka heran
melihatnya.
"Wow, apa dokter masih tetap saja belajar bahkan saat
sakit?" Tanya Gi Beom.
"Bukannya tentara juga tetap berperang walaupun terluka?"
Balas Dr Sang Hyun.
Gi Beom membenarkan. Dr Sang Hyun terus ngemil, Gi Beom menawarkan
untuk mengambilkan cemilan lagi untuk Dr Sang Hyun tapi ditolak. Dr Sang Hyun hanya penasaran dengan penyakit itu, makanya
ia makan, Pelajaran ini membutuhkan banyak stamina, Penyakit ini merupakan
perang.
Dr Sang Hyun memuji kalau makanan Gi Beom enak. Gi Beom berterimakasih
dan memberikan hornatnya untuk Dr Sang Hyun, Semoga berhasil. Min Jae juga ikut-ikutan.
Selanjutnya, mereka mengantar makanan untuk Myeong Ju. Min Jae melihat
Mr Jin yang terbaring tak sadarkan diri, ia bertanya pada Myeong Ju, apa Mr Jin
bisa selamat?
"Tingkat kesadarannya sudah kembali, tapi pernapasannya tidak
stabil. Mungkin 2-3 hari lagi, dia akan masuk status kritis." Jelas Myeong
Ju.
Gi Beom membisiki Min Jae kalau dari perut Mr Jin keluar berliar
sebesar kepalan tangan.
"Ternyata benar yang aku lihat. Kira-kira berapa harga
berliannya?" Tanya Min Jae.
"Berlian 2 karat... mungkin seharga 20 miliar dolar." Jawab
Myeong Ju
"20 .. 20 miliar?! Apakah karena uang itu dia rela mengorbankan
nyawanya?" Min Jae tak percaya.
Mo Yeon menunggu Shi Jin kembali dari markas Taebek, ia bertanya,
kapan hasil tes akan keluar.
"Mereka bilang besok sore. Mereka akan mengirimnya via fax
besok." Jawab Shi jin.
Mo Yeon bersyukur karena prosesnya lebih cepat dari yang ia pikirkan.
Ngomong-ngomong soal darah, Shi Jin bertanya apa tipe darah Mo yeon.
Mo Yeon malah menunjukkan Aegyo nya.
"Aku kalah, aku kalah!" Keluh Shi Jin dengan senyum lebar.
Mo Yeon akhirnya bisa melakukan candaan yang biasa Shi Jin lakukan. ia
juga bisa melakukan apa yang bisa Shi Jin lakukan. Jadi tak perlu mengkhawatirkannya.
"Kalau begitu, buat aku kalah, jadi, aku tak perlu khawatir. Aku
sungguh berusaha untuk tidak memeluk dan menggenggam tanganmu." Ujar Shi
Jin.
"Jadi, kau anggap candaanku tadi begitu?"
"Aku hanya ingin membuatmu rileks."
Kalau begitu, Mo Yeon pergi dulu, ia akan berusaha lebih keras.
"Jadi, apa tipe darahmu?" Paksa Shi Jin.
"Jong Sin Hyeong (Hukuman penjara seumur hidup)?"
"Pergilah. Lakukan yang terbaik. Sana."
Mo Yeon dibantu Ja Ae memeriksa anak-anak desa berhantu yang mereka
bawa kemarin. Suhu tubuh mereka sudah normal. Fatima menjadi penerjemah Mo Yeon.
"Dia bilang, "Kau sudah sehat sekarang, kau akan pergi ke
tempat yang aman besok." Ada virus di sini." Jelas Fatima.
Lalu listrik mati lagi.
Mo Yeon mendengar di walki-talkie, Myeong Ju melapor bahwa listrik di
ruang karantina padam. Sesan Choi menjawab
kalau Sepertinya arus generator yang bermasalah. ia akan mengeceknya sekarang.
Mo Yeon akan melapor kalau listrik di kantin juga mati...
Kemudian ia ingat mesin pernafasan Mr Jin yang membutuhkan litrik. Ia
langsung menuju ke ruang karantina dan meninggalkan pekerjaannya kepada Ja Ae.
Mr Jin kejang-kejang di ranjangnya. Min Jae dan Gi Beom kaget sampai
menjatuhkan rak dorong tempat mereka membawa makanan.
Chi Hoon tiba tepat waktu. ia naik di atas tubuh Mr Jin untuk meredam
gerakan Mr Jin. Kemudian Myeong Ju masuk membawa obat-obatan. Chi Hoon minta
Myeong Ju untuk menyuntikkan obat penenang. Myeong Ju mencari obat tersebut.
Sersan Choi mengintip keadaan di dalam ruang karantina. Chi Hoon
melarangnya masuk karena bisa terinfeksi dan fokus saja untuk memperbaiki generator.
"10 menit. Akan memakan waktu 10 menit." Janji Sersan Choi.
Myeong Ju berhasil menemukan obatnya, ia menuju Mr jin tepat saat Mr
Jin menggigir lengan Chi Hoon.
Min Jae dan Gi Beom meringsut takut di pojok ruangan. Mereka berteriak
kencang saat Chi Hoon digigit Mr Jin.
Mr Jin pun tenang kembali setelah disuntik Myeong Ju. Chi Hoon minta stethoscope. Chi Hoon mendengar
dari stethoscope kalau detak jantung Mr Jin terlalu lemah. Chi Hoon langsung
melakukan CPR .
"Kau telah digigit. Bukan waktunya untuk melakukan ini."
Larang Myeong Ju.
Tapi Chi Hoon tak mengindahkannya dan tetap melakukan CPR.
Mo Yeon masuk ke dalam,, "Apa yang terjadi? Kau baik-baik saja?"
Tanyanya pada Chi Hoon.
Chi Hoon melarang mereka berbicara karena ia akan lelah jika harus
menjawabnya. Lalu Mo Yeon menggantikan Myeong Ju memegangi alat pernafasan manual
Mr jin.
Mo yeon bertanya, sudah berapa lama ini. Myeong Ju menjawab sudah 2 menit
dan memberitahu Mo Yeon kalau lengan Chi Hoon terluka.
"Lee Chi Hoon!"
"Nanti saja."
Chi Hoon tetap melanjutkan CPR- nya.
Listrik pun menyala dan semua alat berfungsi kembali. Myeong Ju
mengurus Mr Jin dan Mo Yeon mengobati lengan Chi Hoon.
"Karena lenganmu terluka, kau tahu kemungkinan tertular virusnya
tinggi, 'kan?"
Chi Hoon mengangguk. Mo Yeon memuji Chi Hoon, jika bukan karena Chi
Hoon Mr Jin pasti sudah meninggal.
"Kau sudah menjadi dokter yang sesungguhnya, Lee Chi Hoon. Aku
akan mengambil darahmu."
Gi Beom dan Min Jae telah selesai membersihkan dan mereka mau pergi.
Min Jae sudah mendorong rak menuju pintu namun ia berbalik lagi.
"Apa orang itu...terkontaminasi virus?"
"Kita harus berdoa jawabannya tidak. Tapi, dia harus tetap
dikarantina." Jawab Mo Yeon.
Gi Beom mengacungi jempol atas tindakan Chi hoon tadi, sangat keren.
"Tadi... kau terlihat seperti dokter yang sesungguhnya."
Ujar Min Jae.
Chi Hoon langsung menangis mendengarnya. Mo Yeon bingung,ia mengira
kalau Chi Hoon terluka dibagian yang lain.
"Tidak. Aku baik-baik saja. Karena aku bisa hidup dengan tenang
sekarang. Karena sekarang aku bisa kembali ke Korea." Jawab Chi Hoon disela-sela
tangisnya.
Tentu saja Mo Yeon dan Myeong Ju tak mengerti.
Chi Hoon masuk ruangan karantina. disana ia menelfon Hee Eun. Hee Eun
khawatir mendengar Chi Hoon di karantina, ia was-was jangan-jangan Chi Hoon
terjangkit virus M3.
"Aku mungkin tertular... tapi hasilnya belum keluar. Tapi... aku
berhasil dikarantina sebagai seorang dokter." Jawab Chi Hoon bangga.
Hee Eun memprotes Chi Hoon yang baru menelfonnya, padahal ia sangat-sangat
mengkhawatirkan Chi Hoon, bahkan ia sempat berpikir untuk menceraikan Chi Hoon
setelah melahirkan.
"Tapi, keadaan itu tidak buruk juga, kau bisa menerima biaya pensiunku
dan kau akan menjadi
chaebol."
"Yaa!"
Chi Hoon tertawa,,"Saranganta, Jang Hee Eun. AKu sangat sangat
mencintaimu Jang Hee Eun."
"Ini baru Lee Chi Hoon. Kau kembali."
Mo Yeon dan Yi Hwa memasukkan anak-anak ke truk Daniel. Daniel akan
membawa mereka ke tempat aman.
"Mereka bilang, vaksinnya sudah diantarkan dari kota, dan
vaksinnya pasti akan sampai 3 jam lagi." Jelas Daniel.
Mo Yeon menitipkan anak-anak pada Daniel.
Min Ji lari-lari menghampiri Mo Yeon, ia membawa fax hasil pemeriksaan
dan semua orang negative. Mo Yeon dan Yi Hwa bersyukur. Lalu Mo Yeon bertanya,
apa Shi Jin juga tahu hal ini.
"Kapten Yoo yang memberikan fax ini padaku. Sekarang dia sedang
menuju tempat karantina sersan Seo." Jawab Min Ji.
Setelah dipatikan tidak terjangkit, Dae Young ditemani Shi Jin langsung
menuju ruang karantina Myeong Ju. Shi Jin menjelaskan kalau Myeong Ju sudah
menjalankan hukumannya sebagai tentara dan hampir tak makan. Dan Myeong Ju baru
saja tertidur tadi.
"Aku tahu itu." Jawab Dae Young.
"Dalam kasus yang jarang terjadi ini, gejala memang biasa tak terlihat
pada pasien yang terinfeksi." Ujar Shi Jin.
"Dan karena dia adalah wanita yang langka. Aku harap dia baik-baik saja." Lanjut
Dae Young.
"Dan karena itu, PBB... ingin berterima kasih pada Komandan
Mowuru, dan itu adalah aku. Ah, mereka tak perlu sungkan, dan mengucapkan
terima kasih begitu. Kau dengar aku atau tidak, sih?"
Dae Young yang sedaritadi hanya fokus pada Myeong Ju bertanya,
memangnya tadi Shi Jin bilang apa???
"Karena respon cepatku..."
Penjelasan SHi Jin terpotong dengan panggilan Sersan Choi di walkie-talkie,
yang mengabarkan kalau terjadi sesuatu di kantin. Sesan Choi meminta Shi Jin
dan Dae Young untuk menuju kantin sekarang juga.
Setelah Dae Young pergi, Myeong Ju terbangun, ia menengok ke arah
pintu tapi tak ada siapapun disana. Myeong Ju menatap ponselnya, tapi ia tak bisa
melihat dengan jelas, pandangannya mulai kabur sekarang.
Shi Jin sudah di kantin, ia melihat Mo Yeon melindungi fatima, lalu ia
mengedarkan pandangannya ke arah lain di ruangan itu dan matanya menemukan
sosok Argus. Argus melambai ke Shi Jin untuk mendekat.
Lalu Shi Jin mendekati Argus.
"Senang bisa bertemu lagi dengan wajah tak asing ini. Mantan kawan,
penyelamat hidupku, dan si kecil Mawar Merah-ku (Fatima). Bagaimana kabarmu, Fatima?"
Sapa Argus.
Argus merentangkan tangannya agar Fatima menyambutnya. Fatima semakin
mundur ke belakang Mo Yeon.
"Apa kau ke sini untuk diperiksa virus M3?" Tanya Mo yeon.
Argus memintanya tak usah lhawatir karena mereka negative, Tentara AS
sudah lebih dulu menguji darahnya.."Ternyata, aku tak bisa sakit. Mereka mencintaiku
lebih dari saat aku masih menjadi Kapten Tim Delta."
"Diam dan jaga omonganmu. Jangan anggap kita berada dalam pihak
yang sama." Peringatan Shi Jin.
Argus kembali duduk, ia kesana hanya untuk menemui teman kerea-nya
yang sedang sekarat, Mr. Jin, apa ia bisa menemuinya sekarang?
"Teman-temanmu tak diterima di sini, jadi, pergilah." Usir
Shi Jin.
Argus patuh, ia bisa menemuinya lain kali. Tapi, hanya satu pertanyaan.
Ia dengar, ada barangnya di sini. Barang itu sangat mahal,Berkeliauan dan wanita
akan mengaguminya. Apa ia bisa melihantnya?
"Itu bukanlah barang yang hilang, tapi barang yang ditemukan. Aku
akan memberikanmu waktu 10 detik untuk menghilang dari hadapanku." Bisik
Shi Jin.
Shi Jin mulai menghitung mundur. Argus menerogoh saku jasnya, semua
tentara sigap mengacungkan pistol masing-masing ke arah Argus.
Tapi ternyata, Argus cuma mau mengeluarkan obat. Mo Yeon tahu obat itu
adalah imunoglobulin.
"Aku tak mungkin berkunjung dengan tangan kosong. Ini untukmu,
Dokter. Tolong kembalikan dia. Aku punya banyak urusan dengannya." Kata
Argus.
Lalu ia pergi karena semua orang kelihatan sibuk.
"Sepertinya dia sudah tahu rencana milter AS." Bisik Dae
Young.
"Dan juga strategi kita." Tambah Shi Jin.
Lalu SHi Jin memerintahkan untuk memperkuat kewaspadaan di barak.
Ja Ae mendekati Mo yeon dan fatima, ia bertanya, apa itu tadi orangnya
yang mau menculik Fatima. Mo Yeon mengangguk, ia meminta agar Ja Ae merawat Dr
Sang Hyun karena ia yang akan menjaga
Fatima sekarang.
"Hasil M3 sudah keluar." Lanjut Mo Yeon.
"Bagaimana dengan Dr. Song?" Tanya Ja Ae.
Lalu Ja Ae menemui Dr Sang Hyun
untuk menyampaikan kalau hasil tes sudah keluar. Dr Sang Hyun langsung
bangkit, dan mengajak Ja Ae keluar karena ia sudah bebas sekarang, padahal tadi
Ja Ae belum mengatakan hasilnya apa.
"Demam tinggi, sakit kepala, nyeri jantung dan juga batuk. Gejala
awal M3 mirip dengan Ebola, tapi kulitku masih terlihat bersinar, dan kau tetap
terlihat cantik, dan juga penglihatanku baik-baik saja. Gejalaku berasal dari
virus tipe lainnya. Virus umum. Ini hanya lah filu biasa." Jelas dr Sang
Hyun.
Ja Ae langsung memeluknya saking khawatirnya. Kemudian ia sadar sudah
lepas kendali. Ia langsung melepaskan pelukannya seolah tak terjadi apa-apa.
Dr Sang Hyun menarik tangan Ja Ae dan balik memeluk Ja Ae. Ja Ae
meminta dilepaskan.
"Kau yang memelukku duluan." Alasan Dr sang hyun.
"Karena itulah aku langsung melepasmu tadi, cepat lepas."
"Aku mau sakit, sakit, sakit!" Bisik Dr Sang Hyun.
Ja Ae kesal, ia lasngsung melepaskan pelukan Dr sang Hyun, dasar Dr sang Hyun kekanakan, lalu ia melayangkan pukulannya
ke Dr Sang Hyun tapi Dr Sang Hyun sigap menangkap tangannya. Dr Sang memeberikan
sesuatu untuk Ja Ae.
"Bacalah ini sekarang. Aku telah memikirkan ini, dan ini adalah
hal tersulit dan hidupku. Sepertinya, aku sudah menemukan jawabannya."
Ja Ae sudah berharap banyak, hatinya dag dig dug gak karuan. Eh.. giliran
udah dibuka tulisannya adalah Cefotaxime.
Lalu Dr sang Hyun bertanya, dimana Mo Yeon.
15 komentar
Gumawo Ega y#bungkuk 90°
Akhirnya dibikin jg..
Gomawo.. ditunggu part 2nya ;)
Luar biasa Mba Ega... makasih atas sinopsisnya, terutama saya yg baru bisa dapetin donlotan film nya dari temen basanya 1-2 minggu setelah tayang, sinopsis ini bagaikan oase di padang pasir yang menghilangkan dahaga saya akan DOTS hihihihihih.... gomawo... fighting!!!><
Chinggu ya,
Gumapta!
Sungguh menguras air mata episodenya. T_T
Mudah2an rating nya 1st lagi ya.
Chinggu ya,sugohetta.
Demi readers tercintah rela ngga liburan (mianata chinggu~~)
Yokshi, uri Ega, jjang!!
Hwaiting!
Saranghae....
Ega y..koreksi sedikit..paragraf 4&5 yg dipeluk Soe Dae Young itu Myung Ju y..bukan Mo Yeon..nnti Shi Jin bs Jealous
Maaf.. salah nulis nama 😆😆
Couple ketiga ini tentu jgn diabaikan... ciyeee ciyeee dr. Sang hyun dan ja ae.
Mba ega hebat....syukron syukron mb ega...mmuach
yuuuhu...meluncur sudah eps 11,nggu anak bobo baru buka link nya,,waaaah seru..gomawo onnie ega
Love bgt
Love bgt
makasih unnie ega...senengnya ada yg tetep setia ngerecap drama keren ni...tetap semangat ya
Daebak gomawo
Gomawo unnie
asik baca sinopsis daripada ntn we~~ gomawo~~ fighting!!