Akhir Musim Baseball Tahun 2005
Han Yeol sedang dalam prosesi
pemakaman Ibunya. Kemudian seseorang memberinya notes : “aku akan mendukungmu
dimanapun kau berada”.
Itu adlah pesan dari Cha Mi Rae,
mantan kekasihnya. Yeol langsung berlari mencari Mi Rae tapi tak menemukannya.
Ia melihat ke
TV dan Park Chan Ho menggantikannya sebagai pelempar bola (pitcher). Ia memutuskan
untuk pergi kelapangan tanpa menghiraukan larangan Ayahnya.
“Apakah kau
satu-satunya yang berduka? Ayahmu juga berduka, B******n! tidak bisakah kau
berada di sisimu ketika dia meninggal? Jatuh Cinta pada wanita itu seperti
orang bodoh.” Maki Ayahnya.
Tapi itu tak
menurungkan niat Yeol untuk tetap pergi.
Kilas Balik.
Yeol berlutut memohon pada Mi Rae agar tetap disisinya. Ia melarang Mi Rae
untuk study keluar negeri. Menurutnya Mi Rae akan punya kesempatan lagi lain
kali.
“Tidak ada
kesempatan lagi. kita sudah berakhir.” Mi Rae membalikkan badannya.
Yeol
mengatakan kalau Ibunya sakit parah dan berhasil menghentikan Mi Rae sesaat. Ia
mengajak Mi Rae menikah. Mi Rae tak mau, ia tak bisa membayangkan masa depannya
bersama Yeol.
“Aku tidak
cocok denganmu, 100%” bentak Mi Rae.
Yeol benci
mendengar kata 100%, menurutnya tidak ada 100% karena semuanya ada variable da
nada jebakan.
“Namun,, Aku
menyukaimu 100%! Tanpa variable, tanpa jebakan, tapi sempurna 100%.” Kata Yeol
menggebu.
“Maaf. Aku tidak
merasa seperti itu.” Jawab Mi Rae singkat. Lalu meninggalkan Yeol.
Yeol berteriak, ia akan menggu Mi
Rae hanya sampai akhir musim, tepat ditempatnya saat ini. Mi Rae semakin cepat
berlari.
Kembali pada Yeol yang sekarang sudah memakai seragam
lengkap. Ia memakai kalung tengkorak. Chan Ho sudah siap untuk melempar bola. Namun
Yeol menerobos masuk kelapangan, ia memakai pin yang sedang berduka di dadanya.
Pelatih Hwang masuk kelapangan,
“Satu kehidupan, satu momen. Kehidupan atlitmu bisa berakhir, hanya dengan satu bola itu. kau masih mau melakukannya.” Pelatih Hwang memberi pilihan.
Ayah Yeol minum-minum di depan
foto mendiang istrinya.
“Ibuku selalu bilang bahwa suatu hari aku pasti akan menemui orang yang
harus aku temui.”
Mi Rae melihat pertandingan yeol
di TV bandara .
“Di Drama, mereka menyebut itu takdir. Di dalam olahraga,mereka menyebut
itu nasib. Tapi…”
Yeol melempar bolanya sekuat
tenaga.
“aku
menyebut itu cinta”
Tahun 2015.
Seseorang dengan mobil merah berkendara
dengan mengebut. Polisi yang berpatroli mengejarnya dan meminta sang pengendara
untuk menghentikan mobilnya.
Mobil akhirnya berhenti di
sekolah SD. Seorang anak (Cha Sa Rang) turun, ia marah pada Ibunya karena
membuatnya terlambat. Sang Ibu langsung memacu mobilnya kembali. Ternyata ada
yang ketinggalan di dalam mobil. Ibu itu langsung melemparkannya dan anaknya
dengan sigap bisa menangkap tasnya.
Sa Rang segera berlari masukke
dalam tanpa menghiraukan 2 polisi yang menanyainya.
Pertandingan Baseball untuk Team
Phoenik dan sekarang Chan Ho sudah jadi pelatih kepala. Hyun Woo (pitcher) terhebat untuk Tem Phoenik
akan bertanding untuk pertama kali setelah masa rehabilitasinya.
Pelatih Hwang menanyakan keadaan
Hyun Woo, dokter Hwang Ji Hye
menyampaikan pesan pelatih Rehabilitasi kalau Hyun Woo bisa bertanding. Tapi hanya
untuk melempar bola lurus.
Chan Ho tak percaya pada pelatih
rehabilitasi tapi pelatih Hwang percaya, membuatnya tak bisa apa-apa.
Pelatih Hwang mengingatkannya untuk pergi ke pertemuan orang tua di sekolah anaknya (Bo Mi), Chan Ho beralasan kalau ia akan pergi setelah pertandingat ini berakhir.
“Pergilah! Kau tahu kapan ini
berakhir. Tidakkah kau tahu apa itu sepanjang malam?” sindir pelatih hwang
membuat Shin Shak Hae (temanpelatih rehabilitasi) tersenyum senang.
Hyun Woo besiap untuk melempar
bola. Ia mengingat pesan pelatih rehabilitasi agar hanya melempar bola lurus
bukan bola kurva. Lemparan pertama berhasil tapi lemparan kedua gagal. Hyun Woo
marasa kesalitan hebat pada lengannya. Cideranya kambuh.
Pelatih Rehabilitasi (Yeol),
melihat pertandingan Hyun Woo dari TV. Ia marah karena Hyun Woo melanggar
perintahnya.
Hyun Woo harus
di bawa Ke RS. Shang Hae akan mendampinginya namun Chan Ho menyelanya ia yang
akan mendampinginya dan sebagai gantinya maka Yeol yang harus ke sekolah Bo Mi.
Yeol sedang
bercerita pada anak didiknya saat tahun 2005 tentang ia yang melempar bola
pertandingan terakhir.
Tahun 2005.
Lanjut saat
pelatih Hwang memberikan pilihan untuk Yeol dan Yeol tetap mau melakukannya
walaupun ia tahu konsekuensinya. Yeol melempar bolanya dan mengenai kepala
batter (pemukul bola). Hal itu menyebabkan perkelahian antar tim.
Chan Ho menggerutu pada pelatih Hwang. pelatih Hwang menenagkan Chan Ho, ia mengatakan kalau Yeol terlihat sangat kasihan saat ini. mungkin kerena itulah Chan Ho tak menyukai Yeol sampai saat ini.
Tahun 2015.
Seorang anak
didik Yeol bertanya padanya, kenapa waktu itu iamenjadi pitcher padahal hari
itu pemakaman ibunya.
“Aku
benar-benar ingin menujukkannya pada seseorang. Benar-benar” jawab Yeol.
Para anak-anak
menebak kalau itu wanita. Kemudian seseorang menelfon Yeol.
Bu Guru
menjelaskan pada para siswa kalau Ayah Bo Mi adalah pelatih kepala di team
Baseball dan akan memberikan pelajaran baseball untuk mereka. Semua siswa
mengenalnya.
“Saat ayah Bo
Mi datang, apa kita sudah selesai dengan para Ayah kita?” Tanya Ibu Guru.
Seseorang mengatakan kalau Ayah Sa Rang belum datang. Ibu Guru menjelaskan kalau Ibu Sa Rang yang akan menggantikan Ayahnya. Tapi Sarang mengatakan kalau ayahnya akan datang. Seseorang nyeletuk kalau Sa Rang tak puya ayah. Sa Rang meliriknya.
“Teman sebangkumu
yang bilag, kalau kau hanya punya seorang Ibu yang menakutkan.” Jawab anak itu
takut-takut. Sa Rang lalu melirik Bo Mi.
Seseorang anak
laki-laki masuk, ia mengatakan kalau LAki-laki yang datang bukan Ayah Sa Rang
tapi pamannya. Kemudian ia disuruh Ibu Guru untuk memilih tempat duduk. Sa Rang
sudah siap menarik kursinya, namun dia malah memilih duduk disamping Bo Mi.
Hal itu
mengundang ejelkan dari teman-teman Sa Rang yang lain.
“Ayahnya palsu. Pacarnya juga palsu. Semuanya palsu.” salah satu ejekan teman-teman.
Sa Rang menggebrak meja, lalu berdiri didepan pacarnya dan menatapnya tajam, ia lalu keluar kelas.
Sa Rang jatuh saat bertabrakan dengan Yeol di pintu. Yeol menawarkan langannya untuk membantu Sa Rang tapi sa Rang mengabaikannya. Sa Rang terus berlari sampai ke lapangan.
Mi
Rae mengatakan pada pasiennya kalau pasiennya tidak punya harapan lagi.
operasinya 100% tidak mungkin. Pasien heran, padahal ada dokter lain yang
mengatakan kalau ia masih punya harapan. Di mejanya ada fotonya bersama Sa Rang.
Mi Rae bertanya siapa dia? Pasien melirih Dokter han yang berdiri disebelah Mi Rae. Dr. Jung menunduk bersalah, pasian mengerti sekarang. Ia mulai memikirkan anaknya.
“tapi tidak adakah cara lain?” Tanya Pasien.
Mi
Rae mengatakan taka da, kecuali kemoterapi dan radiasi tapi itu hanya bisa
membuat pasien hidup paling banter 2 bulan. Pasien mengamuk pada Mi Rae dan
menjambak rambutnya.
“Siapa
kau yang berani bilang kalau aku akan mati? Apa kau tuhan? Kau juga manusia
yang akan mati kapanpun. Apa yang diketahui seorang dokter Dukun sepertimu?. Kau!
Apakah kau mengerti hati seorang ibu?” Maki pasien.
Kemudian
Yeon Sang datang membawa pasien itu keluar. Mi Rae mengatakan pada pasien itu
kalau ia juga seorang Ibu.
Dr.
Jung sedang mencuci tangannya di toilet. Mi Rae masuk, ia menutup lubang wastafel
dan tetap menyalakan kran air. Krmudian ia
menjambak rambut Dr. Jung dan menenggelamkan muka Dr. Jung ke dalam air.
Mi
Rae tahu kalau Dr. Jung lah yang dulu memanipulasi keluahan pasie. “apakah
jkepala radiologi menyuruhmu melakukan itu. sehingga saat aku di demo dan dia
dipromosikan, dia akan mengambilmu sebagai bawahannya?” “Apa yang harus aku
lakukan? Aku akan menjadi ketua. Itu juga 100% pasti.”
Dr.
Jung bukan bermadsud seperti itu. Mi Rae kembali memasukkan muka Dr. Jung ke
air.
“Berapa
kemungkinan kau bisa bertahan? Kalau tidak 100% maka adalah 0.” Kata Mi Rae.
Dari
luar, Yeong Sang menggedor pintu, meminta Mi Rae untuk berhenti. Dr. Jung
memohon untuk diselamatkan kemudian Mi Rae keluar.
Yeol
menuliskan namanya di papan.bu Guru takjub melihatnya. Yeol memperkenalkan diri
pada para siswa, tapi taka da yang tertarik, mereka ingin Yeol mengajari
Baseball yang sebenarnya, seperti melempar bola.
Bu
Guru menenagkan anak-anak. Bo Mi bertanya pada Yeol yang menurutnya dibawah
ayahnya karena ayahnya adalah pelatih kepala. Yeol membantah kalau pelatih
rehabilitasi juga sangat penting. Lalu Bo Mi bertanya, apa itu pelatih
rehabilitasi?
Yeol
menggunakan Ibu Guru untuk menjelaskan. Dari melihat Ibu guru Yeol bisa
langsung tahu semuanya tak seimbang dan perlu di rehabilitasi. Tapi ada satu
yang menarik, yaitu senyum Ibu Gurusangat cantik.
“jika
kau memperbaiki masalah yang aku tunjukkan, lalu guru paling popular di sekolah
ini, pastinya itu adalah dirimu.” Pesan Yeol.
Seseorang
mengatakan kalau Sa Rang berlari dilapangan tanpa alas kaki.
Sa
Rang terjatuh dan lututnya berdarah. Yeol mengulurkan tangan tapi Sa Rang
kembali menolaknya. Yeol tak menyangka bisa ditolak 2 kali oleh anak keci. Lalu
ia bertanya, apa ini bentuk pemberintakan.
“Aku
ingin menunjukkannya pada seseorang.” Jawab Sa Rang.
Kemudian
pacar Sa rang datang membawakan sepatunya. Ia menyuruh S Ra ng berhenti
melakukan ini. Ia mulai mengikuti paduan suara.
Yeol
akan meninggalkan mereka. Ibu Guru lalu mengajaknya bicara. Ibu Guru adalah
penggemarnya sejak ia menjadi pemain dulu.
“Mencari
cinta sejati tanpa syarat. Dan tujuanmu adalah memiliki keluarga yang bahagia.”
Ibu Guru mengatakan hal yang dikatakan Yeol saat fans meetingnya dulu.
Yeol
mengelurkan spidol lalu menulis sesuatu di tangan Bu Guru, Ibu Guru mengira
kalau Yeol akan menuliskan no. ponselnya. Tapi ternyata Yeol menulis kata ‘Bohong’.
“Semua itu adalah kebohongan. Hanya omong
kosong. Tujuanku sudah berubah sekarang. Tujuanku adalah hidup sendiri tanpa menikah,
sendirian, selamanya.” Jelas Yeol.
Yeol
meninggalkan Ibu guru dan Pacar Sa Rang meninggalkannya.
Yeong Sang
memanggil Mi Rae sunbae. Ia adalah satu-satunya penggemar Mi Rae. Mi Rae
mengatakan ia tidak mau melihat Dr. Jung lagi dalam konferensi maupun praktek.
“kau hanya
harus lebih bijaksana. Kepada pasienmu juga. Kenapa berterusterang memberitahu
mereka bahwa mereka sekarat?” nasehat Young Sang.
Mi Rae
berprinsip kalau lebih baik jujur daripada memberi harapan palsu. Itu akan
membentu mereka berhadapan denga penderitaan mereka.
Young Sang
menyatakan perasaannya pada Mi Rae kalau ia menyukai Mi Rae. “Duk” Mi Rae
menendang kaki Young Sang.
Young Sang
terduduk kesakitan. Mi Rae memperingatkan Young Sang untuk tak memanggilnya Sun
bae lagi, ia adalah Dokter Kepala.
“Young Sang,
kau tidak seharusnya mempermainkan seorang Ibu Tunggal. Aku kewalahan
membesarkan seorang anak perempuan. Kau ingin aku membesarkan bayi besar juga?”
Mi Rae
meninggalkan Young Sang. Young Sang berteriak kalau ia tidak sedang mempermainkan
Mi Rae. Dia ingin menjadi Ayah Sa Rang. Mi Rae berbalik mendengarnya.
********
Bersambung Ke Part 2
2 komentar
Aaaaa sebagai permulaan ini baik :D lanjut chingu..
emb.,. bgus jga. tetep ljutin za mbk