-->

Type something and hit enter

On
advertise here


Direktur datang, kemudian Yeon Sang pergi membiarkan mereak berdua bicara. Direktur mengabarkan kalau ia sudah merekomendasikan Mi Rae pada ketua Dewan sebagai kepala onkologi yang baru.

Mi Rae memasang wajah terkejut, ia pura-pura tak mau tapi akhirnya mau juga. Direktur menyukai Mi Rae yang tidak hanya cantik tapi juga berambisi.

“Memiliki seseorang seperti Dr. Cha disisiku tidak mungkin kita bisa kalah dalam permainan.” Atasan mengelus bahu Mi Rae kemudian ia pergi.

Seteleh Direktur pergi barulah Mi Rae mengeluarkan sikap aslinya. Ia membenci atasannya karena membuatnya lelah dan sangat rendah sehingga membuatnya ingin membalikkan papan permainannya.

Mi Rae mendapat telfon dari Guru Sarang.


Yeol mengunjungi Hyun Wo dirumah sakit. Disana ada banyak orang termasuk Chan Ho. Chan Ho menyuruh Yeol bertanggung jawab karena dia penyebab cidera Hyun Wo kambuh. Yeol membantah kalau melempar penting untuk masa rehabilitasi karena dengan cara itu dia bisa pulih dari rasa sakitnya.

Chan Ho bersikeras kalau lengan Hyun Wo terluka karena Yeol.


Yeol lalu beralih ke Hyun Wo. Ia mengangkat tangan Hyun Wo yang terluka tapi Hyun Wo tidak merasa kesakitan barulah saat Yeol memutar kepalanya Hyn Wo menjerit sakit. Yeol menjelaskan kalau masalahnya bukan pada lengan tapi pada sendi lehernya.

Chan Ho tak percaya karena Hyun Wo mengatakan kalau lengannya sakit . yeol kembali menjelaskan kalau sendi leher lengan dan pergelangan tangan berhubungan jadi Hyun Wo bisa merasa sakit di lengannya.

Yeol beralih Ke Hyun Wo, ia sudah mengatakan kalau melempar bola kurva dapat mempengaruhi sendi lehernya tapi walaupun sudah tahu ini akan terjadi, Hyun Wo tetap melakukannya.


Kemudian Hyun Wo di CT Scan dan benar saja apa yang dikatakan Yeol. Direktur Hwang Ji Woo yang melakukan pemeriksaan membenarkan sendiri apa yang dikatakan Yeol tadi.


Semua orang menatap kea rah Yeol dan tak ada yang berkata apa-apa. Yeol kemudian berjalan ke luar.

“Inilah kenapa lebih baik sendirian. Ketidakberuntungan datang tanpa pemberitahuan. Kau tidak bisa menjanjikan apapun dank au tidak bisa mengambil tanggungjawab untuk siapapun.”

“Seseorang mengatakan ini sebelumnya, ‘jika itu bukan 100% berarti itu adalah nol.’ Dantidak ada yang namanya keajaiban.”


Mi Rae menemui putrinya dengan wajah ceria bahkan ia akan mentraktir Sa Rang pizza atau humberger. Sa Rang heran kenapa Ibunya tidak menanyakan apapun padanya?

“Apa Ibu tidak ingin tahu kenapa aku melarikan diri ditengah plajaran?” Sa rang penasaran.

Mi Rae menjelaskan kalau kenapa itu tidak penting dan kemudian lebih penting.

“dan kemudian? Apa yang ingin kau lakukan sekarang?” Tanya Mi Rae.


Mi Rae menekankan pada kata “dan”, Mir ae mengelus rambut putrinya, ia percaya kalau putrinya pasti punya alasan untuk melakukan semua itu. Sa Rang jalan duluan kemudian.


Mi Rae menyusulnya. Sa Rang mengatakan kalau ia ingin berhenti berlari, ia tidak suka kalah, jika ia tidak di peringkat pertama maka artiny kalah (seperti prinsip Mi Rae), tapi ia tidak bisa selalu menang. Lalu Mi Rae memastikan, apa itu sebabnya Sa Rang mengatakan pada teman-temannya kalau ia punya seorang ayah?

Sa Rang menjelaskan kalau ia taka pa-apa hanya punya Ibu. Memang dulu, harapannya adalah punya seorang Ayah. Ia merasa menang kalau ia punya ayah. Tapi sekarang ia baik-baik saja selama masih ada Ibunya.

“bagaimanapun juga. Ayah ada di surge. Jadi aku punya keduanya, ayah dan ibu.” Lanjut Sa Rang.

Mi Rae menasehati sa Rang untuk jangan berhenti berlari dan yang harus dilakukan Sa Rang adalah menang sampai akhir. Lalu Sa Rang balik bertanya, apa Ayahnya juga seperti itu, selalu menang sampai akhir?

Mi Rae membenarkan namun tidak sungguh-sungguh dan menambahi kalau Ayah Sa Rang hanya kalah dari satu orang. Sa Rang menebak kalau itu pasti Mi Rae. Mi Rae hanya tersenyum. Sa Ranag ingin mengatakan sesuatu tapi ponsel Mi Rae berbunyi.

Dari Direktur  yang menyuruhnya datang sekarang juga. Mi Rae melirik Sa Rang. Sa Rang memutuskan untuk makan pizza dan akan menunggu Mi Rae sampai datang.


Pelatih Hwang memberitahu Yeol kalau Presiden liga ada didalam, ia ingin mengetahu apakah system rehabilitasi adalah masalahnya. Kemungkinan juga akan diadakan penyelidikan diantara pelatih.

Yeol menanyakan Hyun Wo. Pelatih Hwang mengatakan kalau operasinya tidak mungkin dilakukan, dokter mengatakan kalau itu karena rehabilitasinya berlebihan. Yeol memotong, bukan rehanilitasinya tapi karena Hyun Wo yang melempar bola kurva.

“Masalahnya adalah Hyun Woo. Dia membuat keributan, dengan mengatakan kalau ia akan menuntutmu sebagai otrang yang menghancurkan hidupnya sebagai pelempar.” Jelas pelatih Hwang.

Yeol malah marah dan menyuruh pelatih Hwang untuk mengatakanpada Hyun Woo kalau ia akan mengakhiri hidup Hyun Woo sebagai manusia.

Pelatih Hwang menenangkan Yeol, ia menyuruh Yeol untuk menemui hyun Woo dan minta maaf dengan cara apapun yang Yeol bisa. Karena itulah satu-satunya jalan keluar.

Yeol berterimakasih pada pelatih Hwang atas nasihatnya. Tapi ia akan menemukan jalan lainnya.

“Apa masalahnya? Satu-satunya hal yang harus kau lakukan adalah menyingkirkan harga dirimu sekali. Katakana bahwa itu kesalahanmu dan minta dia untuk memaafkanmu. Cukup membungkuk dan semuanya berakhir. Perintah pelatih Hwang. “Apakah menurutmu kau selalu punya jalan keluar lain? Aku pelatih, ayah dan kepala rumah tangga, jadi aku harus memilih keluargaku disbanding harga diriku!” lanjut pelatih hwang.

Yeol mengiyakan, makanya ia hidup sendiri selam ini, karena ia bisa melindungi dirinya sendiri.


Wartawan berkerumun di RS tenpat Hyun Woo dirawat mereka ingin mengetahui keadaan Hyun Woo. Yeol menerobos masuk kerumunan itu kemudian Ji Hye masuk menyusulnya.

Yeol menemukan ranjang Hyun Woo kosong, ia bergegas ke suatu tampat. Ji Hye mencegahnya namun tak berhasil.


Hyun Woo minum-minum dengan Chan Ho. Kemudian Yeol menerobos masuk.  Yeol menyindir perbuatan Hyun Woo yanga malah minum-minum disaat seperti ini.  Hyun Woo menyodori Yeol segelas minum sebagai  tanda perpisahan namun malah ditampel oleh Yeol.

“Bukankah kau datang kemari untuk membujukku? Aku mengancam untuk menuntut, jadi kau takut dan berlari kemari seperti yang kepala pelatih lakukan” kata Hyun Woo sambil melirik Chan Ho.

 Yeol mengajak Hyun Woo keluartapi Hyun Woo menolak. Bagi Hyun Woo Yeol bukan lagi pelatihnya, ia menyuruh Hyun Woo keluar dengan tenang setidaknya ini ia lakukan sebagai junior.

Yeol mengepalkan tangannya erat, ia akan membalas kata-kata Hyun Woo tapi kemudian Chan Ho membentaknyauntuksegera keluar, ia menggunakan statusnya sebagai pelatih kepala untuk memerintah Yeol.


Chan Hoo mengatakan kalau ia sedang mencoba menenangkan Hyun Woo jadi Yeol tak usah mengacau dan lakukan apa yang seharusnya pelatih rehabilitasi lakukan. Yeol malah menuangkan es batu beserta air ke kepala Chan Hoo.

“jika kau adalah kepala pelatih, berperilakulah seperti itu. apa kau benar-benar kepala pelatih? Untuk menenagkan seorang atlet, kau memberinya alcohol sementara dia harus bersiap-siap untuk operasi?” Sergah Yeol.

Chan Hoo bangkit, ia mencengkeram kerah Yeol. Yeol sudah melewati batas toleransi Chan Hoo. Hyun Woo bicara, ia yang akan mengurus masalah ini dan ia meminta Chan Hoo keluar.

“aku pasti tidak akan membiarkanmu. Kau tamat.” Pesan Chan Hoo pada Yeol sebelum kelaur.

Sampai diluarChan Hoo menelfon wartawan mengatakan kalau ia mempunyai cerita yang bagus.


Yeol mendesak Hyun Woo untuk mengatakan alasannya menyakiti diri sendiri.

“apa kau tidak ingin main baseball lagi? atau apakah ini hanya alasan sehingga kau bisa dijual?” Tanya Yeol.

Hyun Woo mengatakan kalau Yeol tidak harus tahu sekarang kemudian ia berdiri akan kelaur. Yeol menahannya, ia menegaskan kalau ia adalah pelatih rehabilitasi, tidak ada seorangpun yang lebih tahu rasa sakit daripada dirinya. Ia tidak bisa dibodohi.

“Kau adalah Han yeol. Jadi aku tidak bisa percaya padamu. Yang terburuk, pasien stadium akhir yang lajang. Kau pikir kau sehebat itu, dan au terluka sendiri, sehingga tidak ada seorangpun yang ingin bersamamu. Bagaimana aku bisa percaya pada orang seperti itu?” jelas Hyun Woo.


Yeol merasa terhina dengan perkataan Hyun Wo, ia mencengkeraam kerah Hyun Woo.

“Aku menghormatimu. Bahkan saat kau di pemakaman. Bahkan saat kehilangan ibumu, kau adalah pelempar legendaris yang tetap melempar bola sampai akhir. Kau adalah pemain yang loyal yang bertahan sampai bangku kosong.  Kau adalah panutanku. Tapi itu tidak lagi, kau hanya pura-pura menjadi hebat. Baru saja kau juga berlari ke sini sendirian. Itu bukan untukku.” Lanjut Hyun Woo.

Yeol melepaskan cengkramannya. Lalu ia memunggungi Hyun Woo. Hyun Woo melanjutkan kata-katanya, ia sekarang mengerti kenapa Yeol selama ini sendirian,

“bagaimana bisa orang egois yang hanya tahu dirinya sendiri, mencintai orang lain? Kau mungkin selama ini menjalani hidupmu seperti itu.” Hyun Woo terus nerocos.


Yeol tak bisa menahan emosinya lagi, dan tinjunya mendarat di bibir Hyun Woo hingga membuat Hyun Woo terpelanting ke lantai. “Ckrik” wajah Hyun Woo dan Yeol tertangkap kamera. Dan yang mengambil gambar langsung lari.

Yeol sadar apa akibat yang ia lakukan ini. Ia akan membantu Hyun Woo bagun. Hyun Woo menolak uluran tangan Yeol, ia mengatakan kalau ia ingin menunjukkan keadaannya wanita yang meninggalkannya dan yang benar-benar dicintainya.

“Aku bahkan akan menikahinya tapi dia memutuskanku. Aku ingin menunjukkan padanya bahwa aku hancur dan terluka. Lalu…” kata Hyun Woo melas.

“lalu, kau pikir dia mungkin kembali? Kau pikir dia nubgkin kembali, hanya karena kau menyedihkan atau terluka?” balas Yeol.

Yeol melakukan itu juga dan dia bahkan lebih bodoh dan lebih bersungguh-sungguh daripada Hyun Woo.


Tahun 2005


Setelah pertandingan musim berakhir Yeol masih berada di lapangan, ia bernarasi kalau ia sengaja melempar bola mengenai pemukul dan tahu kalau akan menyebabkan perkelahian dan akhirnya mendapat omelan.

aku ingin menunjukkan diriku yang hancur dan terluka hanya pada satu orang. Lalu aku berada dalam kondisi ini dan sangat terluka karena dia, jadi kumohon kembalilah. tapi.. tapi dia tidak datang saat itu berakhir”

Tahun 2015


“Memohon dan menggunakan dirimu yanghancurdan terluka, adalah hal yang bodoh. Itu bukan cinta, ataupun persembahan untuk Baseball! Dan orang yang ingin pergi akan pergi, dan orang yang pergi tidak akan kembali. “ Lanjut Yeol kemudian ia akan pergi.

Hyun Woo menghentikannya, ia bertanya apa yang harus ia lakukan kalau begitu?

“aku begitu sangat terluka. Baseball atau apapun, aku hanya ingin menyerah pada semuanya. Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang? Bagaimana ini bisa di rehabilitasi?” Hyun Woo frustasi.


Tapi Yeol hanya mendengarkan itu tanpa memberi jawaban. Ia langsung pergi.


Yeol berjalan keluar, ia ingat kata-kata Mi Rae dulu.

“kau mungkin hidup dengan baik dengan caramu sendiri. kau akan mengeluh mengenai kemerosotan dan lalu minum sepanjang malam, lalu lukamu tidak akan sembuh, dan rehabilitasmu akan tertunda. Lalu kau akan pension dan menjadi pelatih, dan akan terus menangis, sama seperti yang kita lakukan saat bersama. “

Yeol bertanya-tanya bagaimana dengan Mi Rae sekarang? Bagaimana Mi Rae hidup?


Yeol merasa mendengar suara familiar, ia mendekat ke ruang karaoke di sebelah namun hanya terlihat seorang wanita dari belakang.


Dan ternyata itu adalah Mi Rae yang sedang berkaraoke dengan Direktur dan Ketua Dewan. Mi Rae bernyanyi dengan baik membuat Ketua Dewan kagum. Ketua Dewan kemudian duduk di samping Mi Rae mencari kesempatan untuk memegang paha Mi Rae.

Mi Rae tampaknya sudah tahu hal ini akan terjadi karena ia sudah siap untuk melakukan segala cara untuk menyingkirkan tangan Ketua Dewan tanpa menyinggung perasaannya.

Direktur dan ketua Dewan memuji kehebatan Mi Rae.


Mi Rae ke toilet, ia mengatakan pada bayangannya di kaca kalau taka da seorangpun yang bisa meremehkannya sekarang. Dia akan melindungi Sa Rang sampai akhir. Mi Rae lalu membasuh mukanya.


Sa Rang mengiriminya pesan mengatakan kalau tokonya akan segera tutup. Mi rae lalu menelfon Sa Rang menyuruhnya untuk menunggu sebentar lagi tapi kemudian Mi Rae jatuh pingsan.


Sa Rang di usir pelayan karena tokonya akan segera tutup. Ia mencba menelfon Ibunya tapi taka da jawaban. Sa Rang terpaksa menunggu keluar.

“Ah, apa ini? Aku memberitahunya bahwa ada yang ingin aku katakana padanya! Ibu membuatku pusing benar-benar.” keluh Sa Rang.

Tiba-tiba hujan turun, Sa Rang berlindung di emperan toko.


Yeol menerobos hujan karena mendapat kabar dari suster kalau ayahnya kembali menghilang.  Yeol menemukan Ayahnya di warung Soju, dan Ayah sedang pacaran dengan pemilik warung. Ayah memperkenalkan wanita iitu yang mungkin akan jadi ibu Yeol.

“Karena kau tidak akan menikah, aku pikir aku akan menikah lagi. melihat kalau aku tidak akan punya cucu mungkin aku bisa punya anak lagi.” kata Ayah.

Yeol memohon pada Ayah agar tidak meninggalkan kamar perawatan lagi, ia takut ayah akan pingsan lagi.

“kenapa? Apa kau khawatir aku akan sama seperti ibumu?” Tanya Ayah. “apakah itu sangat mengganggumu sehingga kau tidak bisa menjaga ibumu, sementara kau terlalu sibuk mengejar wanita? Kau seharusnya baik padanya saat dia masih ada.”

Yeol merebut gelas yang akan diminum Ayah, ia mengatakan kalau Ayah juga sama saja dengannya. Ayah lebih banyak tidak berada disamping Ibu.

Ayah tahu itu, itulah kenapa ia dihukum sekarang. Ia tidak punya menantu untuk membuatkannya makanan dan tidak pernah memeluk cucu

Ayah menggunakan wanita itu sebagai ancaman agar Yeol mau menikah, Ayah juga menunjukkan beberapa foto wanita untuk Yeol. Jika Yeol tidak mau menikah maka ia yang akan menikah.

Yeol tak menghiraukan Ayahnya, ia malah keluar “Terserah kau pingsan atau menghilang, aku tidak perduli lagi. aku tidak akan mengunjungimu sebelum nafas terakhirmu, jadi lakukan saja apa yang kau mau.”

Ayah berteriak, ia tidak akan mati sebelum melihat Yeol menikah dan memiliki anak, ia belum bisa bertemu dengan Ibu sekarang. Karena itu adalah permintaan Ibu.

“Dasar pembohong. Apa kau bahkan tahu apa harapan terakhir ibu?” gerutu Yeol diluar warung.


Mi Rae ternyata menderita kanker stadium akhir setelah melakukan CT Scan dan tidak mungkin dilakukan operasi karena kankernya sudah menyebar.

“Jdi kau bilang 100%. Apakah operasinya 100% tidak mungkin? Dan aku sekarat 100%?” Mi Rae memastikan.

Dokter junior Mi Rae tidak bisa menjawb. Kemudian Mi Rae bertanya berapa kesempatannya untuk hidup?. Sekitar satu tahun paling lama.

Mi Rae mencoba menahan airmatanya. “bagaimana dengan radiasi atau kemoterapi?” Tanya Mi Rae yang sebenarnya ia sudah tahu jawabannya.

“kau juga tahu kalau itu hanya akan memperpanjang hidupmu satu atau dua bulan paling banyak.” Jelas dokter.

Mi Rae memohon pada juniornya untuk menghapus rekap mediknya dan merahasiakan semua ini pada siapapun.


Mi Rae berjalan gontai di koridor RS. Tak lama kemudian ia menjatuhkan tasnya dan terduduk lemas. Ia menyalakan ponselnya. Ada 10 panggilan tak terjawab dari Sa Rang, Mir ae bergegas untuk menemui Sa Rang.


Sa Rang menggigil kedinginan di emperan toko. Dan Yeol sedang berjalan dengan bertelefon dengan temannya mengenai orang yang mengambil fotonya saat memukul Hyun Woo.  Yeol melewati Sa Rang dan tiba-tiba Sa rang jatuh pingsan.  Yeol mengenali Sa Rang, ia kemudian membawa Sa Rang kerumahnya.


Yeol membuat 2 cangkir kopi hangat untuk dirinya dan untuk Sa Rang. Sa rang masih belum bangun, ia tertidur di sofa.

Setelah Sa Rang bangun, ia histeris melihat sekeliling terlebih saat ada laki-laki dewasa dihadapannya. Sa Rang lalu bersembunyi di balik kursi.

“Kau siapa Ahjussi? Penculik? “ Tanya Sarang.

Yeol tak percaya mendengarnya, ia lalu menunjukkan wajahnya pada Sa Rang. Dan menjelaskan kalau ia datang ke sekolah Sa Rang.

Sa Rang ingat kalau Yeol adalah pmannya Bo Mi. yeol menjelaskan kalau ia bukan benar-benanr pamannya karena hanya pernah bertemu sekali, ya disekolah tadi.

“Tapi kenapa aku disini?” Sa Rang mencoba mengingat-ingat. “aku ini seorang atlet. Jangan meremehkanku karena aku anak kecil. Kau mengerti.” Sa Rang memperingatkan.

“Aigoo, benarkah? Aku sudah menjadi atlet selama 20 tahun.” Balas Yeol ^_^

Sa Rang mengambil ponselnya, ia menunjukkan kalau disana di pasang GPS. “kau tidak tahu betapa manipulatif dan menakutkannya ibuku, kan?”

Sayangnya Yeol tahu kalau baterai ponsel Sa Rang habis. Sa Rang memeriksa tubuhnya, apakah ada luka atau sesuatu. Setelah memastikan kalau ia baik-baik saja kemudian ia menyambar jaketnya dan segera keluar.

Yeol menyuruhnya untuk tinggal sebentar menghabiskan coklat panasnya. Sa rang khawatir kalau Ibunya akan datang dan menunggunya.

“Dia sudah janji. Ibuku selalu menepati Janjinya.” Jelas Sa Rang, ia lalu berlari keluar.

Yeol melihat kalau Sa rang meninggalkan tasnya yang satunya.


Mi Rae sampai di depan toko, ia celingukan mencari Sa Rang. Sa rang memanggilnya, Mi Rae lega melihat Sa Rang.

“kau seharusnya langsung pulang ke rumah. Bagaimana jikakau kena flu?” Mir ae khawatir. Mi Rae akan membawakan tas Sa rang tapi sa Rang malah menjauhkan tangan Mi Rae.

“Aku sudah bilang pada Ibu,ada sesuatu yang ingin aku katakana. Ibu bilang akan datang sekarang juga!” Sa rang kesal.

Mi Rae akan menjelaskan kalau tadi tiba-tiba..


“Ibu bilang dan kemudian lebih penting daripada kenapa. Ibu bilang dan kenapa penting, bukan kenapa kau terlambat!” potong Sa Rang sambil menangis.

“Aku bilang aku baik-baik saja sepanjang aku memilikimu, Ibu. Aku bilang aku baik-baik saja dengan itu! jika seperti ini, ini membuatku merindukan ayah!” Sa Rang menghapus airmatanya.

“Akum au Ayah, yang bahkan jika Ibu tidak ada, dia akan makan denganku, mendengarkan aku dan bermain denganku! Ayah yang seperti itu. setelah semuanya, aku juga mau.” Setelah puas mengatakannya, Sa Rang jalan duluan.


Yeol akan menyusul Sa Rang untuk mengembalikan tasnya yang ketinggalan, namun ia kehilangan jejek Sa Rang. Yeol mengeluh kalau hari ini benar-benar buruk, ia membuka tas sarang dan ternyata isinya adalah sepatu olahraga.

“Ngomong-ngomong, dia larinya hebat sekali tanpa alas kaki.” Yeol akan membuang ta situ tapi kemudian ia melihat Sa Rang masuk ke dalam taxi. Yeol mencoba mengejarnya namun Sa Rang tak tahu, Mi Rae melihat ke sepion, tak tahu apakah ia mengenali Yeol atau tidak.

******

\
Bersambung Ke Episode 2

1 komentar:

avatar

Baru baca episod pertama...seruu
apalagi ada anak kecilnya yang lucu lucu

Click to comment