Seol pulang ke rumah, ia masih syok dengan pelukan In Ho. Sampai di
rumah ia tak mengatakan apapun, bahkan menghiraukan Joon yang mengajaknya
bicara. Ia langsung masuk kamarnya.
Di kamar ia mondar-mandir memikirkan apa maksud In Ho memeluknya
tadi,,” Dia mengalami banyak kesulitan. Karena itu dia ingin dihibur. Misalnya
memeluk boneka beruang. Atau dia memang sudah gila?”
Seol melihat syal yang In Ho, ia teringat saat In Ho mengalungkan Syal
tersebut ke lehernya malam itu. Seol terdiam dan duduk di kasurnya. Ia menyadari
sesuatu, kalau In Ho menyukainya..
In Ho menyesali perbuatannya tadi, ia membenturkan kepalanya di
dinding,,” Gila, Baek In Ho kau sudah gila. Kenapa aku melakukannya?”
Lalu si Boss mengiriminya pesan. Waktu seminggu sudah lewat. Boss menagih
uangnya.
In Ho melihat brosur kompetisi pianonya, ia berpikir,,” Dengan gaji
dan uang kontrakan, total 7 juta. Hadiah lomba 3 juta won.”
Bo Ra merenung di danau. Kemudian Eun Taek mengiriminya pesan untuk
mengajak bertemu. Bo Ra langsung senyum.
Eun Taek menyuruh Bo Ra untuk memilih anting-anting yang ia suka. Eun
Taek menunjuk anting-anting yang bentuk segitiga. Bo Ra takjub, kok Eun taek
tahu seleranya. Eun Taek meminta penjaga toko untukmembungkusnya. Bo Ra
mengatakan kalau tak perlu dibungkus.
Eun Taek menjelaskan kalau anting-anting itu adalah hadiah pertamanya
untuk Mo Na jadi harus formal, Mo Na sangat royal saat menggaji dan sering
membelikannya makan,,” Tapi aku tak pernah membelikan wanita hadiah. Terima
kasih.”
Bo Ra diam saja saat di kelas. Seol bertanya, apa Bo Ra kecewa karena
Eun Taek tak membelikannya hadiah. Bo Ra tidak cecewa cuma tak mengira saja
kalau Eun Taek seserius itu,,” Bosnya juga sangat keren.” Tambahnya.
Lalu Seol mengajak Bo Ra minum kopi. Mereka pergi membeli kopi dan
meninggalkan barang-barang mereka di meja.
Da Young menatap ke arah meja mereka.
Mereka kembali. Dosennya masih belum datang. Seol menyadari sesuatu. Catatan
dan kumpulan soal ujian milik Jung tak ada padahal sudah dicari-cari.
Seorang yang duduk di belakang Da Young menanyai Da Young, tadi mereka
melihat Da Young mencari-cari sesuatu di meja Seol-Bo Ra, ia mencurigai Da
Young. Da Young menjelaskan kalau ia tadi Cuma pinjam bolpennya Seol dan sudah
mengembalikannya lagi ke kotak pensil Seol.
“Apa ketinggalan di loker ya?” tanya Seol.
“Kau tak ke loker hari ini.” jawab Bo Ra.
Da Young menuduh Sang Cheol yang mencuri catatan Seol. Ia menjelaskan
pada Seol kalau tadi Sang Cheol berdiri dibelakang meja Seol sambil melotot. Da
Young yakin sekali kalau Sang Cheol pelakunya dan sekarang Sang Cheol tidak ada
di kelas.
Sang Cheol keluar dari ruang fotokopi membawa kertas hasil fotokopi. Da
Young dan komplotannya menghampirinya bertanya apa yang Sang Cheol fotokopi. Dibelakang
Da Young ada Bo Ra dan Seol.
“Materi dari kelas Prof. Kang hilang, jadi aku mengopinya.” Jawab Sang
Cheol.
Teman Da Young ingin melihat hasil fotokopi sang Cheol. Ia memaksa dan
kertasnya jatuh. Tapi itu benar materi prof Kang.
“Aku sudah bilang, kan? Kalian sudah gila?” bentak Sang Cheol.
Da Young malah menyalahkan Seol,,” Seol pikir, Sang Chul sunbae
mencuri catatannya.”
Seol membela diri tapi Sang Cheol tak lebih percaya pada Da Young. Lalu
Da Young cepat-cepat masuk kelas.
Bo Ra mengatakan pada Sang Cheol kalau ia dan Seol tidak menuduhnya. Lalu
ia mengikuti Da Young masuk ke kelas. Lalu Sang Cheol masuk ke ruang fotokopi
lagi, sebelum masuk. Ia memastikan kalau tak ada yang melihatnya.
In Ha makan malam bersama Ayah Jung. In Ha bertanya apa Ayah Jung
tidak penasaran mengenai kabar Jung. Ayah Jung menjawab kalau mulai sekarang ia
akan mengawasi Jung sendiri jadi In Ha tak perlu melakukannya lagi.
Ayah Jung bertanya soal kursus In Ha. In Ha menjawab kalau ia sibuk
belakangan ini dan akan mendaftar kursus minggu depan, lalu In Ha merayu Ayah
Jung untuk memberikannya apartemen,,” Aku tinggal dengan In Ho, tempatnya
sempit sekali. Banyak yang kukhawatirkan sebagai wanita. Ini yang terakhir.
Setelah itu aku akan ikut kursus dan mendapatkan seritifikat.”
Ayah Jung sudah hafal rayuan In Ha, In Ha juga mengatakan hal yang
sama saat minta uang untuk tempat tinggal dulu. In Ha memastikan kalau ini yang
terakhir, lalu ia menawarkan untuk kembali ke rumah Ayah Jung saja.
Ayah Jung (Narasi): Saat dia
muda dulu, sifatnya ini masih bisa kuterima.
Ayah Jung menyuruh In Ha untuk mendapatkan dulu sertifikatnya baru ia
akan mempertimbangkan soal apartemen.
Seol akan ke kampus. Ia melihat In Ho berjalan, ia lalu memilih
sembunyi untuk menghindari In Ho.
Seol dikelas dengan Eun Taek, ia melamun sampai tak menghiraukan Eun
Taek.
Bo Ra datang, ia cemberut melihat Eun Taek tapi kemudian mengubah mimic
mukanya menjadi ceria, lalu duduk diantara Seol dan Eun Taek.
Eun Taek heran dengan sikap Bo Ra yang sangat ceria, apa terjadi
sesuatu. Bo Ra menjawab kalau ia adalah virus kebahagianan lalu membaginya pada
Eun taek dan Seol. Seol masih melamun, ia tak menggubris Bo Ra.
Bo Ra bertanya pada Eun taek, bagaimana hadiah Eun taek. Eun Taek
menjawab kalau Mo Na sangat menyukai hadiahnya sampai membelikannya daging
Jenis Hanwoo dan Sebagai pria ia malu ditraktir terus.
Bo Ra menyuruh Eun taek untuk menerimanya saja kan Mo Na juga jauh
lebih tua,,”Tapi.. Bossmu itu cantic juga.”
Eun taek menjawab kalau Mo Na adalah mantan model. Bo Ra langsung
melotot. Eun Taek tak mengatakan apa-apa lagi, ia membuka bukunya, Eun Taek mengelupasi
bibirnya. Bo Ra memperhatikan Eun Taek.
Saat keluar kelas, Bo Ra memberi Eun Taek pelembab bibir. Bo Ra akan
memakaikannya pada Eun Taek tapi Eun Taek menepis tangan Bo Ra. lalu Bo Ra mengambil
tangan Eun taek dan memberikan pelembab bibirnya, ia menyuruh Eun Taek untuk
memakainya dan bekerja dengan baik.
Bo Ra makan berdua dengan Seol. Bo Ra bertanya kenapa dengan Seol. Seol
berhenti makan dan bercerita pada Bo Ra.
“Ini tentang temanku, coba dengarkan. Wanita ini punya teman pria. Dia
mulai merasa kalau pria itu menyukainya. Tapi dia tak ingin kehilangan hubungan
baik mereka. Apa yang harus dia lakukan? Apa sebaiknya dia mengabaikan pria
itu?”
Bo Ra salah paham, mengira kalau Seol menyindirnya. Seol menjelaskan
kalau yang ia maksud itu bukan Bo Ra. lalu Bo Ra menjawab..
Sang Cheol dan temannya ke kantin. Temannya heran, Sang Cheol malah
minum-minum bukannya belajar untuk ujian besok.
Bo Ra mendengar pembicaraan mereka. Bo Ra merasa kalau Sang Cheol aneh,
ujiannya besok tapi malah minum-minum, Sang Cheol juga tidak memaksa Seol lagi
untuk meminjaminya catatan.
Saatnya ujian, sebelum ujian dimulai semuanya sibuk belajar. Sang Cheol
lah seorang yang tenang-tenang saja dan malah membagikan sosisnya. Kemudian Ass.
Heo masuk untuk membagikan soal ujian.
In Ho menemui Boss dan temannya. In Ho minta waktu satu bulan untuk melunasi hutangnya. Ia mengeluarkan poster kompetisi piano dan mengatakan kalau ia akan ikut kompetisi itu dan akan memberikan uang hadiah pada Boss.
“Piano? Kau? Kau pikir main piano satu dua hari bisa ikut lomba? Dasar kunyuk hina. Paling tidak kalau bohong itu yang masuk akal. Kau mempermainkanku?” Si Boss tak percaya dan menyuruh In Ho untuk ikut saja dengannya.
Lalu In Ho menunjukkan berita tentangnya yang dulu sering memenangkan kompetisi piano.
“Kalau kau membawaku sekarang, kau takkan dapat 10 juta itu. Kalau kau menunggu sebulan... Akan kuberikan semua uang dan hadiahnya. Jujur saja, kalau kau membawaku sekarang... Aku bisa kabur kemana saja. Bagaimana?” tawar In Ho.
Di Toilet, Boss menelfon Big Boss. Boss berbohong kalau ia belum menemukan In Ho
dan berjanji akan menemukan In Ho dalam waktu 1 bulan. Boss berencana untuk
membawa In Ho dan mendapatkan uangnya juga.
Saat Boss di toilet, In Ho keluar restaurant. Temannya memberinya uang. Temannya senang
kalau In Ho ikut mereka tapi tampaknya In Ho lebih bahagia dengan hidupnya yang
sekarang.
In Ho sekarang ada di ruangan piano dan ia berlatih lagi dengan keras.
Kemudian ia berhenti dan menyandarkan kepalanya pada piano.
In Ho mengangkat kepalanya lagi.
In Ho (Narasi): Satu bulan. Cuma
satu bulan.
Lalu ia lanjut berlatih lagi dan lebih keras.
Seol bicara dengan Ibunya di telfon mengenai ujian. Ibu bertanya apa
Seol sudah makan. Seol mengatakan kalau ia akan makan dirumah saja. Ibu menyuruh
Seol ke restaurant saja karena di rumah tak ada apapun.
Seol akan setuju, tapi kemudian bertanya, apa In Ho ada di reataurant.
In Ho ada disana, Ibu malah menawari Seol, apa Seol mau bicara dengan In Ho. Seol
menolaknya dan mengatakan pada Ibu kalau ia akan makan di luar saja.
Seol yang sudah berjalan menuju ke restaurant balik arah. Ia ke minimarket dan makan ramen. In Ho melihatnya, lalu ia masuk ke dalam.
In Ho tahu kalau Seol menghindarinya, ia bertanya sampai kapan Seol
akan begitu. Seol pura-pura tak mengerti maksud In Ho.
“Kalau memang mau menghindar, jangan sampai ketahuan. Aku bisa
melihatnya dari wajahmu.”
Seol sudah ketahuan, sepertinya ia mau menjelaskan. Tapi In Ho
memotongnya, In Ho mengatakan kalau benar bahwa ia menyukai Seol, memang benar Tapi
ia tak butuh jawaban dan takkan melakukan apa-apa. Ini perasaannya, ia yang
akan mengurusnya. Karena itu In Ho minta Seol jangan menghindar darinya, nanti
ia jadi semakin tidak nyaman. Kalau memang berterima kasih padanya, jangan
bersikap seperti ini.
In Ho mengacak poni Seol dan memberikan sesuatu (mungkin kimchi). Lalu
ia pergi, di depan pintu ia menoleh pada Seol,,” Harusnya kau makan dirumah.
Seol hanya memandangi ramen dan kimchi pemberian In Ho, ia tak lanjut makan.
In Ho berjalan ke rumahnya,,” Baiklah. Sebulan ini aku akan bahagia.”
In Ha menyanyi,,” Cinta bukanlah
permainan. Tapi ketulusan.”
In Ho bingung, harus ia apakan kakaknya itu, lalu ia mendekati In Ha.
In Ho bertanya apa tak dingin. In Ha menyuruhnya melepas jaket jika
tahu kalau ini dingin. In Ho pun melepas jaketnya dan memakaikannya pada In Ha.
In Ha kaget, kenapa In Ho tiba-tiba bersikap seperti itu.
In Ho bertanya lagi, pa In ha benar-benar tidak mau mendaparkan
sertifikat computer akuntansi. In Ha menjawab singkat,Iya, lalu lanjut jalan
lagi. in Ho sudah menduganya, lalu menyusul In Ha.
“Mau buka toko baju?”
“Kenapa? Kau mau memberi modal?”
“Iya. Tapi tidak sekarang. Mau kerja di toko baju dulu untuk cari
pengalaman? Nanti sedikit demi sedikit...”
In Ha menyuruhnya untuk bicara yang jelas jangan berputar-putar. In Ho
akhirnya mengatakan kalau ia mau pergi walaupun tidak sekarang dan meminta In
ha ikut dengannya. In Ha tak mau.
In Ho memgang pundaknya dan menatap mata kakaknya. Ia mengatakan kalau
ia tidak sedang bercanda,,” Pikirkan baik-baik, noona.”
In Ha melepas jaket In Ho dan melemparnya ke tanah, ia lalu berbaik
tak jadi pulang dan menyuruh In Ho untuk pergi sendiri.
“Lalu aku harus bagaimana?” Gumam In Ho.
Seol jalan ke kampus, lagi-lagi ia berpapasan dengan In Ho yang
berjalan dari arah berlawanan. Seol menunduk lalu belok kea rah lain. In Ho
mengejarnya. In Ho bertanya kenapa Seol kabur. Seol tidak kabur, ia memang
berencana untuk pergi ke gedung lain. Sepulang kuliah In Ho menyuruh Seoluntuk ikut
dengannya, ia menunggu Seol di gerbang jam 6. Seol tak menjawabnya.
Kyung Hwan menghampiri Seol. Ia bertanya bagaimana ujian Seol. Seol menjawab
kalau ia lulus.
“tentu saja. Kau pasti senang.” Balas Kyung Hwan dengan muka sedih.
Tapi ia hanya bercanda, sebenarnya ia lulus juga. Sebenarnya Kyung
Hwan juga khawatir karena ujiannya agak sulit tapi ia berhasil.
Lalu Sang Cheol masuk dengan temannya yang biasa. Si teman menyelamati
Sang Cheol yang bisa lulus ujian padahal jarang belajar. Sang Cheol menyombong
kalau ujiannya mudah kali ini.
Si teman mengumumkan pada semuanya kalau Sang Cheol lulus. Da Young
heran, bagaimana Sang Cheol bisa lulus padahal ia saja gagal. Lalu Sang Cheol
mengajak semuanya makan, ia yang traktir. Sang Cheol juga memaksa Da Young
ikut. Seol jalan ke arah lain.
In Ho masih berlatih piano bersama Prof Shim. Prof Shim menyuruhnya
berhenti, beliau mengatakan kalau banyak yang lepas dari tangan kiri In Ho,
beliau khawatir dengan tangan In Ho. In Ho menjelaskan kalau ia hanya terlalu
banyak berlatih. Prof Shim menyuruhnya ke Rumah Sakit untuk jaga-jaga. In Ho
mengiyakan saja.
“Prof. aku ingin pinjam ruang konser. Suara disana hampir sama dengan
tempat lomba.” Pinta In Ho.
Prof Shin heran, kemarin pergi begitu saja tapi sekarang bersemangat
sekali,,” Dingin atau panas, pilih salah satu.”
“Memilih keduanya bagus untuk tubuh.” Jawab In Ho.
Prof Shim mengerti tapi ia berpesan agar In Ho juga istirahat tak usah
memaksakan diri. Lalu Prof Shim pergi. In Ho berlatih sekali lagi dan nampaknya
tangan kirinya mulai bermasalah, ia memijit dan mengibas-kibaskan tangan
kirinya.
Seol ada di toko pernak Pernik, ia memilih sarung tangan. Ia mendapat
SMS dari Bo Ra yang mengatakan kalau tak usah merayakan ualang tahunnya.
In Ho menunggu Seol di gerbang kampus lalu menelfon seol. Seol mengatakan
kalau ia ada urusan mendadak. In Ho yakin kalau Seol ada di luar sekarang.
“Pergi saja tanpa aku.” Kata Seol lalu menutup telfon.
Seol melanjutkan memilih sarung tangan yang sesuai dengan selera Bo
Ra.
Da Young mau pulang duluan. Sang Cheol mengikutinya dari belakang. Sang
Cheol sudah mabuk, ia ingin Da Young ikut ronde ke dua. Da Young tidak mau dan
meminta Sang Cheol melepaskan tangannya.
Sang Cheol tahu kalau Da Young kecewa karena tak lulus ujian. Da Young
menjawab entahlah dan ia memaksa untuk pergi. Seol lewat di depan mereka.
Sang Cheol mengeluarkan catatan Jung, ia hanya memberitahukan hal ini
pada Da Young dan meminta Da Young untuk merahasiakannya. Sayangnya Seol
melihat hal itu lalu Seol menghampiri Sang Cheol.
“Teganya... Kau tidak malu?” ujar Seol.
“Harusnya kau berikan padaku saat kuminta dulu. Kau sombong karena kau
pintar. Aku tak suka itu. Berapa kali kau menghancurkanku? Tahun lalu kau
menuduhku menggunakan uang kas. Kau mencoret namaku dari kelompok. Kau memang
pacar Yoo Jung, tapi kau bukan Yoo Jung.” Jawab Sang Cheol.
“Kenapa bawa-bawa Yoo Jung Sunbae?
Soal uang kas dan pencoretan itu memang salah sunbae. Kau selalu
menyalahkan orang lain dan merasa jadi korban. Tapi kaulah yang membuat orang lain jadi korban. Sekarang
berani mencuri segala? Sunbae tak punya malu?” balas Seol.
In Ho melihat Seol.
Sang Cheol mengangkat tangannya untuk memukul Seol. Seol menghindar
dan membuatnya jatuh. In Ho melihatnya dan langsung berlari menuju sang Cheol,
lalu meninju Sang Cheol sampai jatuh.
Lalu In Ho membanti Seol. Sang Cheol tak terima di tinju tiba-tiba
begitu, ia lalu balas menendang In Ho. Keduanya
akan berkelahi lalu semua anak-anak yang di restaurant keluar untuk memisahkan
mereka.
Seol membawa In Ho pergi. Mereka berakhir berjalan bersama. Seol mengkhawatirkan
In Ho tapi In Ho mengatakan kalau ia baik-baik saja. Seol menegecek pinggang In
Ho yang tadi di tending sang Cheol, In Ho teriak kesakitan, seol merasa
bersalah dan minta maaf.
“Bercanda, bercanda.” Ujar In Ho.
Balik In Ho yang menanyakan keadaan Seol. In Ho melihat tangan Seol
dan ada goresan disana. seol menarik tangannya,mengatakan kalau ia tak apa-apa
pasti besok juga sembuh.
Seol akan mengatakan sesuatu. In Ho menyela dan berkata kalau ia
lapar,,” Ayo minta dibuatkan mie ibumu.”
Seol menahan In Ho, ia ingin membuat semua ini jadi jelas. Lalu Jung
menelfonnya, Seol akan mengangkatnya tapi In Ho mengambil ponsel Seol dan
memasukkannya kembali ke kantong jaket Seol.
In Ho memegang pundak Seol,,” Satu bulan saja. Aku tahu apa yang akan
kaukatakan. Tapi... Beri waktu aku satu bulan. Jangan sembunyi atau
mengabaikanku. Seperti tadi.”
“Setelah satu bulan.. Apa yang akan terjadi?”
In Ho mengatakannya dengan berat kalau ia akan meluruskan perasaannya,
ia janji. Lalu ia melepaskan pundak Seol dan ceria lagi,,”Okey?”
Lalu menyeret Seol untuk pulang.
***
HUWAAAAAA T_T .. Jung Sunbae gak muncul sama sekali di 30
menit pertama, bahkan suaranya aja gak ada…
T_T
3 komentar
Aduh,,,lihat pictnya part 1 kok jung sunbae ga nongol ya,,jadi males deh buat baca,padahal berharap banget episode ini bisa liat dia lebih banyak dr episode 13,gumawo untuk recapannya.Fighting tinggal 2 epidode lagi,mudah"an happy ending
Aduh,,,lihat pictnya part 1 kok jung sunbae ga nongol ya,,jadi males deh buat baca,padahal berharap banget episode ini bisa liat dia lebih banyak dr episode 13,gumawo untuk recapannya.Fighting tinggal 2 epidode lagi,mudah"an happy ending
Jung sunbae kayak cameo saja di drama ini...hadehhhhh..hope happy ending..mqkasi recapannya..semangat