Malamnya, Bo Nui duduk termenung di tangga. Orang-orang yang lewat memandang tak suka ke arahnya, Bo Nui tak menyadarinya. Suara klakson mobil membuyarkan lamunannya. Bo Nui lalu mendekati mobil tersebut.
Ow,, Bo Nui sudah janjian bertemu dengan laki-laki itu. Dan sesuai
syarat, Bo Nui ingin melihat kartu identitas si laki-laki. Laki-laki itu pun
memperlihatkannya pada Bo Nui.
Bo Nui sudah memegang KTP si laki-laki tapi malah direbut oleh Soo Ho
yang entah muncul dari mana. Soo Ho melihat sekilas KTP orang itu, lalu
menelfon pilisi, dia bisa langsung tahu kalau KTP orang itu palsu.
Laki-laki itu langsung kabur. Bo Nui berusaha untuk mengejarnya, namun
kemudian muncullan dua laki-laki lain dari kursi belakang mobil, mereka kesal
dengan Bo Nui.
"Meskipun tidak bisa berpikir jelas... Shim Bo Nui, sadarlah." Ujar Soo Ho.
Bo Nuipun berbalik menatap Soo Ho. Soo Ho protes ditatap dengan cara
seperti itu.
"Aku sudah mengatakannya dengan sopan. Jangan ikut campur. Tahu
yang sudah kau lakukan?"
Soo Ho menjawab kalau dia sudah membantu Bo Nui disaat bahaya,
memangnya kenapa?
"Tidak ada waktu lagi. Segalanya berakhir saat bulan
purnama!" Bentak Bo Nui.
Soo Ho mengerti sekarang, Jadi ada batas waktunya maka Karena itulah
Bo Nui minta 3 minggu padanya. Soo Ho menjadi sangat yakin kalau dukun yang
sangat sipercayai Bo Nui itu penipu ulung.
"Kupikir kau adalah orang yang baik. Kupikir kau akan membantuku...
karena kau merasa bersalah, tapi aku salah. Ternyata... hanya ingin
mempermainkanku."
Soo Ho tidak bermaksud demikian, dia hanya... Bo Nui
memotong,"Lalu mau tidur denganku?"
Soo Ho hanya diam saja. kemudian Bo Nui melanjutkan, kalau memang
begitu, ia minta agar Soo Ho tidak mengganggu.
"Kau pikir aku suka melakukan ini? Aku takut, malu. Ingin
melarikan diri. Tapi aku tidak bisa. Mungkin terlihat seperti orang paling
bodoh bagimu. Sudahlah. Kau tidak akan mengerti."
Ryang Ha menang 5x berturut-turut saat main game bersama Soo Ho. Ryang Ha tahu kalau Soo Ho tidak fokus.
"Dia tidak cocok untukmu? dan akan memakanmu?" Tanya Ryang
Ha.
Mendengarnya Soo Ho tak bisa menelan minumnya malah menumpahkannya
kembali, "apaan sih!"
Ryang Ha menebak kalau Soo Ho ingin tahu apa Bo Nui cocok untuk Soo Ho
atau tidak, makanya meminta daftar para peramal padanya.
"Kenapa orang-orang percaya begituan? Sama sekali tidak
rasional." Ujar Soo Ho.
Ryang Ha menjelaskan kalau kadang Soo Ho tidak mengerti bahwa
terkadang ada hal yang tidak berhasil meski sudah berusaha. Itulah saatnya
meminta bantuan para peramal.
"Biadab sekali." Tanggapan Soo Ho.
"Lalu kenapa kau minta daftar para biadab itu? Ha?"
"Shim Bo Nui..."
"Bo Nui?"
"Sepertinya dia percaya takhayul."
"Bener! Dia memberiku banyak garam. Katanya dia takut menulari
kesialannya."
"Takut menulari kesialannya?"
"Tapi bisa saja itu benar. Ibuku komat kamit di mangkok air...
Semoga anakku jadi dewasa..."
"Tidak. Lebih buruk dari itu, kau tidak tahu apa yang dia
lakukan."
"Kau khawatir pada Bo Nui? Pertama kalinya kau khawatir pada
orang lain. Jadi merinding nih. Itu artinya... Kau sudah dewasa? Uh, merinding
beneran ini..."
"Haha, apaan... Aku hanya berpikir logis. Aku khawatir dia
mendapat masalah. Dan akhirnya mengacaukan demonya. Tahu, kan betapa pentingnya
demo itu?"
"Tentu saja. Tutup mata saja padanya. Dia sudah memberikan IF dan
Gary Choi. Dia itu jimat keberuntungan kita."
"Entahlah! Ayo main lagi."
Bo Nui kembali berdoa di atap agar dikirim pria macan untuknya. Tepat setelah selesai berdoa Gary datang membawa sekresek bir. Jadilah mereka minum-minum di atap.
Gary bertanya, jadi harus sebelum bulan purnama? Yakin peramal itu
bisa dipercaya? Ini keterlaluan.
Bo Nui menyebutkan apa yang paling ia takuti. Banyak orang
menghubunginya melalui situs internet sampai kemarin. Tapi sudah tidak ada lagi
seperti ada yang menghalangi mereka. Gary tidak percaya hal itu.
"Seperti itulah aku, Geon Uk. Sesial itulah aku." Ujar Bo
Nui lesu.
Gary tidak tahu harus berharap agar Bo Nui berhasil atau tidak. Saking
putus asanya, Bo Nui bertanya pada Gary, apa Amy punya kenalan di Korea?
"Noona!"
"Maaf Geon Uk. Benar-benar minta maaf."
Gary meletakkan kaleng minumnya di samping Bo Nui, kemudian jongkok di depan Bo Nui untuk menghibur Bo Nui. Dulu Bo Nui pernah bilang kan kalau mengharapkan sesuatu dengan sepenuh hati, maka akan mendapatkannya.
"Jujur, aku tidak mengerti... tentang tidur dengan orang yang
lahir di tahun macan. Tapi, satu hal yang kutahu. Perhatian noona pada Bo Ra.
Noona akan tetap kuat, karena kasih sayangmu pada Bo Ra."
"Geon Uk, Kau sudah dewasa ya."
"Tertarik padaku?"
"Dasar tengil."
Gary berdiri lalu memegang kepala Bo Nui, dia bergumam kalau Bo Nui
ternyata kecil. Bo Nui menatap ke bulan yang sebentar lagi sudah akan bulat
penuh.
Hari lembur tiba juga akhirnya. Semua pegawai sudah pada datang dengan memakai baju santai. Bo Nui datang belakangan dengan memakai baju biasa seperti saat dia bekerja sehari-hari. Ji Hoon nyeletuk, apa Bo Nui bisa lembur dengan pakaian seperti itu. yang lain membisiki Hyun Bin, seharusnya Hyun Bin jangan menakuti Bo Nui tapi memberitahunya.
So Hoo keluar dari ruangannya. Dae Kwon tahu kalau Soo Ho semalam
lembur jadi dia memberi So Ho minuman. Seung Hyun menanyakan masalah honor
lembur Bo Nui pada Soo Ho.
"Apa sekarang waktunya memikirkan itu? Karyawan kontrak pun harus
kerja 24 jam." Jawab Soo Ho.
Hyun Bin berbisik pada Bo Nui kalau Bo Nui tidak perlu khawatir karena
Bo Nui bisa tidur di rumah kok. Bo Nui tersenyum berterimakasih.
Amy meminta Ryang Ha untuk mengatur pertemuan dengan Soo Ho karena Soo Ho menghiraukannya sedangkan dia ingin menyelesaikan suatu kesalahpahaman. Ryang Ha menjelaskan kalau Soo Ho itu sangat lembut dan kejadian itu sudah lama.
"Hubungan kami sangat spesial." Balas Amy.
"Benar sih. Dia seharusnya anggap saja kau wanita gila dan cari
wanita lain."
"Kau menyindirku?"
"Aku? Tidak. Oh, aku tidak bilang wanita gila. aku bilang orang
gila. Orang gila. Orang gila."
"Aneh sekali. Kenapa dia punya teman sepertimu? Soo Ho-ku
itu."
" 'Soo Ho-ku'? Gila sekali. Dia bahkan tidak bisa beli tiket ke
Korea. Akulah yang memulangkannya."
"Dia sedikit kikuk ya?"
"Kau hanya mengajarinya naik sepeda. Aku mengajarinya minum,
merokok, perempuan... main perempuan tidak."
"Main perempuannya tidak?"
"Pokoknya tunggu sampai demonya selesai. Kalau dia sudah fokus
pada sesuatu..."
"Dia tidak menghiraukan hal lainnya. Iya, kan?
"Kau cantik juga, ya."
Dal Nim tiba-tiba datang mengagetkan. ia membeli 8 kopi. Ryang Ha menasehatinya, wajah Dal Nim kan tidak bersahabat jadi setidaknya buatlah suara yang lebih bersahabat.
Amy bertanya pada Dal Nim mengengai free pass yang Soo Ho janjikan
untuknya, dia bingung dibagian mana mengurusnya. Dal Nim menjelaskan kalau
Orang asing dilarang masuk sampai demonya selesai.
"Orang asing? Aku? Au... kejamnya."
"Keamanan dibagian pengembangan, diperketat sampai hari H. Mohon
pengertian dan kerjasamanya."
"Lupakan, aku tanya Soo Ho saja. Ah, mulai hari ini kalian
lembur, kan? Bagaimana ini, Cheer Up!"
kemudian Amy pergi. Dal Nim mengatakan pada Ryang ha kalau Amy itu menjengkelkan, sayangnya Ryang Ha tidak setuju, ia malah beranggapan kalau AMy itu sangat menarik dan menyarankan agar Dal Nimberpenampilan seperti Amy
"Oh iya, kau takkan bisa." Lanjut Ryang Ha.
Kemudian Dal Nim mengulangi kata yang diucapkan Amy tadi , Chher Up
dan free pass.
Para staff Zeze tidak berhenti bekerja selama 3 hari dan ini sudah H-1. saat menunggu hasil fotokopi Bo Nui melamun sambil menatap monitor yamg menampilkan tulisan H-1. Soo Ho yang baru saja keluar dari ruangannya tak sengaja melihat Bo Nui saat itu.
Capek bekerja, Bo Nui dan Dal Nim beristirahat sebentar di kursi pijat. Bo Nui merasakan kenyamanan bekerja di perusahaan yang memiliki segalanya ini.
"Bagaimana? Kau senang ada di Zeze, kan? Apa di Daebak soft ada
kursi seperti ini?" Tanya Dal Nim.
Bo Nui mengatakan kalau Bos Won memberinya bantal dan juga memperbaiki
kursinya yang rusak. Dal Nim berkomentar kalau Bo Nui inii terlalu pengertian
seharusnya pintarlah sedikit.
Seung Hyun mengatakan pada Bo Nui kalau ada tamu yang menunggunya di
lobby. Bo Nui langsung bangkit dan Seung Hyun langsung menggantikan Bo Nui
duduk di kursi pijat.
Bos Won lah si tamu Bo Nui. Bos Won membawa 5 kardus Alkali water. Air
mineral yang mengandung alkali. mencegah dehidrasi, memberi energi, menjaga
kesehatan, baik untuk liver dan diabetes., Memperkuat rahim, pokoknya ajaib
sekali!
Bo Nui bertanya, jadi itu barang bagus yang Bos Won bilang tempo hari.
Bos Won bilang tidak, yang waktu itu adalah bantal pemanas. Bo Nui menyuruh Bos
Won untuk membawa kembali semua kardus itu karena ia tidak punya uang.
"Duh! Kita ini dekat, kan? Kau tahu kutu airku, kan? Sembuh
karena air ini, mau lihat? Sudah sembuh total."
Bos Won sampai akan membuka kaus kakinya untuk menunjukkann bukti tapi
Bo Nui segera melarangnya karena malu.
"Sudahlah, taruh saja di kantormu... Minumlah kapanpun kau haus.
Air ini benar-benar bagus. Bayarnya belakangan, sudah ya." Paksa Bos Won
lalu kabur.
Terpaksalah Bo Nui membawa semua kardur air itu ke dalam kantornya. Bo Nui mendapat SMS dari Chacha Jala Merah. Bo Nui menganggap kalau itu hanya SMS iseng, tapi dia langsung menelfon si pengirim SMS saat membaca KTP orang itu yang beneran lahir di tahun macan.
Setelah mematikan kalau itu bukan KTP palsu, Bo Nui mengajak orang itu
bertemu besok malam.
Hari peluncuran IF. Amy dan Gary datang. Mereka menemui Soo Ho. tapi Amy harus menjauh dulu untuk menerima telfon.
Bo Nui yang kebetulan duduk di dekat Soo Ho menyapa Gary dengan ramah.
Soo Ho menjelaskan kalau semuanya sudah hampir siap dan gary hanya perlu keluar
seperti bintang.
"Semalam tidak tidur, ya? Tidak apa-apa?" Tanya Gary pada Bo
Nui.
"Iya. kau keren sekali pakai itu." Puji Bo Nui.
Sepertinya Soo Ho agak kesal dengan sikap saling perhatian mereka.
hingga dia memilih untuk kembali duduk.
Gary mengajak Bo Nui untuk makan Tteokbokki setelah acara selesai. Bo
Nui mengatakan kalau dia harus tetap disini setelah acara. Besok saja.
"Noona, bukannya besok..." Gary tidak melanjutkan ucapannya
karena ada SOo Ho disana.
Soo Ho minum obatnya dulu sebelum presentasi. Kemudian Dal Nim masuk untuk mengingatkan kalau waktunya tinggal 5 menit lagi serta dia sudah memastikan kalau tidak ada yang boleh merekam jadi Soo Ho tidak perlu cemas. Soo Ho berterima kasih untuk hal itu.
Kemudian Dal Nim maju mendekat untuk memberikan jimat dari Bo Nui,
jimat untuk mengurangi rasa gugup tapi ia lupa nama jimatnya apa.
"Dal Nim, sudah berapa lama kita bekerja bersama? 2 tahun? 2
tahun setengah?" Tanya Soo Ho.
"2 tahun, 8 bulan, 7 hari. Besok adalah hari ke 1000."
"Besok yang ke 1000? Aku suka ketelitianmu. Kau tahu apa yang
akan kulakukan dengan itu."
Dal Nim pun minta maaf dan membawa kembali jimatnya lalu keluar. Soo
Ho memasang penutup telinga sebelum presentasi peluncuran.
Soo Ho dengan lancar mempresentasikan "IF" di depan undangan.
"Kita hanya hidup sekali. Dan tidak bisa mengulangnya. Tapi aku
penasaran. Jika... Aku adalah kau, kehidupan seperti apa yang akan kujalani?
Aku bisa menikmati pemandangan indah lewat matamu. Aku bisa berjalan... dijalan
kemenangan dengan kakimu. Aku juga bisa memainkan, permainanmu dengan tanganmu.
Dengan Virtual Reality Game, IF. kalian akan mengalami kehidupan luar biasa.
Kehidupan pertama yang akan kalian nikmati, adalah pemain tenis kelas dunia, Gary
Choi."
Dan Gary pun masuk sebagai bintang utama.
Hasil kerja keras Staff Zeze mencapai puncaknya hari itu. Hyun Bin tak lupa mengabadikannya dengan berselfie bersama staff yang lain. Dan sebagai bonus, Soo Ho memberi katu kredit perusahaan pada Dae Kwon agar mereka bisa makan daging.
Dal Nim menelfon Bo Nui yang saat ini sedang dandan di toilet. Dal Nim menginfokan kalau mereka akan daging sapi kualitas tinggi. Bo Nui mengatakan kalau dia tidak bisa ikut.
Soo Ho juga ada di toilet sekarang dan dia bisa mendengar pembicaraan
Bo Nui di telfon. Bo Nui bilang kalau dia tidak bisa ikut, dia menitip pesan
pada Dal Nim untuk bilang pada yang lain kalau mereka semua sudah bekerja
keras.
Soo Ho mengintip Bo Nui kemudian mengikuti Bo Nui. Saat akan keluar gedung Amy memanggil Soo Ho. Soo Ho memang mendekati AMy tapi dia tetap menatap kepergian Bo Nui.
"Kau hebat sekali hari ini." Puji Amy, lalu mengajaknya untuk minum teh bersama
"Lain kali saja."
"Kapan? Besok?"
"Baiklah." Jawab Soo Ho yang bergegas pergi. Amy tak
menyangka kalau SOo Ho sudah bicara santai padanya.
Soo Ho mengikuti Bo Nui yang naik taxi. Sampai Bo Nui turun di depan sebuah motel. Disana sudah ada pria yang menunggu Bo Nui, setelah Bo Nui memeriksa KTP pria tersebut, Bo Nui pun mengikuti pria itu masuk ke dalam motel.
Soo Ho melihat itu semua, dia memutuskan untuk tidak ikut campur,
sampai dia melihat ada dua pria lagi yang masuk kedalam motel dengan membawa
tas hitam-hitam.
Soo Ho langsung saja masuk ke motel itu juga. Dia sudah sampai di
depan kamar dimana kedua pria tadi menginap dengan bertanya pada resepsionis
tapi dia sekarang bingung dengan apa yang harus dilakukannya.
Soo Ho mendengar suara orang membuka pintu lalu dia sembunyi. Pria macan yang bersama Bo Nui tadi keluar lalu mengetuk pintu kamar dua pria yang masuk belakangan. Pria macan tersebut meminta tas yang dibawa kedua pria tadi.
"Sudah di setting, kan? Jangan berisik." Ujar Si pria macan
lalu kembali masuk ke kamar.
Gary melakukan wawancara usai peluncuran "IF". Gary mengatakan kalau kemunculannya ke publik kali ini adalah kejutan darinya untuk semua penggemarnya. Selanjutnya dia menyerahkan semuanya pada Amy untuk menghandel wawancara dan jika tidak berhenti dalam 5 menit ia akan membatalkan kontrak dengan "IF".
Bo Nui sudah berganti baju dan hanya menggunakan jubah mandi, dia menunggu pria macan yang sekarang sedang mandi. Gary menelfonnya tapi Bo Nui tidak menjawabnya malah mematikan ponselnya, selanjutnya Bo Nui memasang jimat di sekitar tempat tidur, namun sayang, pria macan keburu keluar dan melihat jimat itu di tangan Bo Nui.
"Wah. Ternyata benar. Kau mencari pria yang lahir di tahun macan.
Kau suka hal beginian?"
Lalu si pria macan memaksa Bo Nui untuk segara memulai tapi Bo Nui
meminta waktu sebentar, si pria tak sabaran. Hingga polisi mengetuk pintu. Si
pria macan panik, dia lalu mengambil baju-bajunya. Bo Nui bingung kan, kenapa
Si pria macan jadi panik.
Selang beberapa detik kemudian polisi berhasil membuka pintu. Priamacan bersembunyi, setelah polisi masuk, dia berusaha untuk kabur namun dia tidak tahu kalau polisi itu membawa rekan. Dan dtangkaplah si pria macan oleh rekan polisi tersebut kemudian dibawanya si pria macan ke luar.
Polisi yang masuk tadi menjelaskan pada Bo Nui kalau mereka mendapat
laporan bahwa pria tadi memasang kamera tersembunyi. dan benar saja, pak polisi
menemukan 1, 2, 3 kamera setalah melakukan pemeriksaan.
"Nona, kau bisa dapat masalah."
Pria macan tadi di masukkan paksa ke mobil polisi. Soo Ho melihat hal itu dari dalam mobilnya, kemudian barulah dia menjalankan mobilnya setelah melihat mobil polisi pergi membawa pria macan itu.
Pak polisi yang satu masih di dalam kamar bersama Bo Nui. Pak polisi menanyakan keadaan Bo Nui yang nampak lesu, Pak Polisi butuh Bo Nui untuk ke kantor bersamanya untuk membuat laporan.
"Sekarang. Jam berapa?" Tanya Bo Nui pada pak polisi.
Amy dan Gary gabung bersama yang lain untuk pesta makan daging sapi. Gary bertanya pada Dal Nim, dimana gerangan Bo Nui.
"Oh, dia tidak kemari. Dia pulang, katanya ada urusan
penting." Jawab Dal Nim.
Gary langsung berlar keluar, Amy memanggilnya tapi tak dihiraukannya. Amy juga tak bisa menyusulnya karena ditahan oleh yang lain agar gabung dengan mereka.
Gary mengetuk pintu apartemen Bo Nui namun tidak ada sahutan. Gary
selanjutnya menelfon seseorang.
Amy diperlakukan dengan baik oleh staff laki-laki Zeze. Panggilan masuk ke ponsel Amy, dari Gary yang menanyakan keberadaan Soo Ho.
"Dia pergi setelah acara selesai. Bos biasanya hanya meninggalkan
kartu kredit pada anak buahnya."
"Baiklah."
Gary menutup telfon, dia berharap kalau Bo Nui tidak melakukannya.
Sudah hampir jam 12 malam dan bulan sudah bulat sepenuhnya, bulan purnama.
Bo Nui berjalan lunglai menyebrangi jalan. Gary mencoba menelfon Bo Nui tapi ponselnya masih belum aktif. Gary tidak bisa diam saja dan menunggu, dia keliling untuk mencari Bo Nui. Sementara itu, Soo Ho bersandar di jendela kaca sebuah gedung.
Bo Nui sampai di rumah sakit tempat adiknya di rawat. Matanya sudah berkaca-kaca, perlaha namun pasti dia melangkah menuju kamar adiknya.
Sampai disana dia melihat Soo Ho berdiri tepat di depan pintu ruangan
adiknya. Menyadari ada seseorang, Soo Ho menoleh ke arah Bo Nui.
*****
Prolog : Pengakuan Bo Nui
Saat Bo Nui mengakui semuanya pada tembok. Soo Ho ternyata ada dibalik tembok tersebut dan otomastis dia mendengar semua pengakuan Bo Nui.
Selanjutnya, Soo Ho pergi ke rumah sakit dimana Bo Ra dirawat, dia bertanya pada perawat di ruangan mana Bo Ra dirawat.
1 komentar:
Chingu ya...mian..
Aku ga berapa ngikutin AOHY sama LR ini..reallife-nya lagi zuper bizi somat. Hiks.
Padahal dua drama ini lagi hepening somat,hiks.
Tapi, ebridey aku mampir kok chingu, sekedar pelepas rinduku padamu (halah)
Juga..tetep ndukung plus doa pastinya, mudah mudahan skrip nya ga keteteran dan di approve.
Ohya, aku belum bilang kan...love u'r bbm pic.
See ya Ega...whis u where here.
Chingu ya, hwaiting!!!!