Soo Ho menyelinap di salah satu tempat duduk penonton, dia datang untuk menyaksikan presentasi para pencipta game yang lolos babak pertama, padahal sebelumnya dia remehkan merela. Tapi dari semua yang maju presentasi tidak ada yang menarik perhatiaanya.
Kemudian giliran Daebak Soft dan yang akan melakukan presentasi adalah si Bos Won Dae Hae. Soo Ho sudah akan bangkit karena Bos Won tidak muncul-muncul.
Sampai pada akhirnya Bo Nui yang maju presentasi dengan menggunakan
topeng rakun. Tema yang diusung Daebak Soft adalah 'Game Olahraga'. Soo Ho
tertarik dengan kostum yang digunakan untuk presentasi kali ini.
Di ruang penyimpanan kostum. Bo Nui meninggalkan pesan kalau dia
meminjam topeng rakunnya selama 30 menit.
Awalnya Bo Nui membahas mengenai rakun. Soo Ho sama sekali tidak tertarik mendengarnya. Setelah beberapa saat, Bo Nui masuk ke intinya, dia mempunyai ide untuk membuat orang menikmati game olahraga dengan cara yang sama. kalimat itulah yang membuat Soo Ho mulai tertarik dan duduk mendengarkan.
"Melihat dengan mata seorang pemain dan berolahraga dengan tubuh
mereka. nilah "IF", game persembahan dari Daebak Soft." Jelas Bo
Nui.
Lalu dia mulai menjelaskan game-nya yang intinya adalah bermain dari
perspektif para atlet.
Ide brillian langsung muncul di kepala Soo Ho. Bahkan dia sudah bisa
membayangkan bagaimana game nya itu secara visual.
Setelah presentasinya usai. Bo Nui membuka topengnya. Dia minta maaf pada semuanya, dia mengaku kalau dia bukan Won Dae Hae melainkan Shim Bo Nui yang merupakan pegawai Daebak Soft. Dia menjelaskan kalau Bos Won tidak bisa melakukan presentasi karena ada urusan mendadak.
Mendengar nama Shim Bo Nui, Soo Ho jadi teringat sesuatu. Shim Bo Nui
adalah temannya Dal Nim, Gadis cleaning service di Kasino, Si Kelinci, Gadis
mabuk, dan si rakun adalah orang yang sama.
"Aku tahu ini melanggar peraturan... untuk menggantikan orang
lain presentasi. Tapi, kurasa nanti akan sia-sia. Aku berusaha keras untuk
membuat game ini. Terima kasih atas waktunya. Terima kasih." Tutup Bo Nui
lalu turun dari podium.
Soo Ho mengikuti Bo Nui keluar. Dia memanggil Bo Nui. Mereka masih mengingat satu sama lain. Bo Nuicuriga, jangan-jangan Soo Ho menyuruh Dal Nim untuk mencarinya. Soo Ho baru akan menjelaskan tapi Bo Nui memotongnya.
"Aku sungguh bukan mata-mata. Dan aku tidak punya tenaga untuk
bicara denganmu sekarang."
Bo Nui ingin cepat-cepet pergi dari Soo Ho tapi Soo Ho terus
mengajaknya bicara.."Kurasa kau sangat menyukai binatang. Atau mungkin
terobsesi?" Soo Ho menyebutkannya satu persatu, pertama kelinci, Beruang,
Rakun dan Macan. Soo Ho menanyakan kabar beruang Bo Nui dan apa Bo Nui sudah menemukan
macannya.
Bo Nui tertarik mendengarnya, bagaimana bisa Soo Ho tahu. Soo Ho
tersenyum, dia bertanya lagi, apa Bo Nui tidak ingat apa yang terjadi malam
itu. Soo Ho menambahi kalau dia tidak meminta Bo Nui untuk berterima kasih.
Bo Nui mengingat kejadian malam itu, dia mengingat sampai saat dia
muntah di baju Soo ho.
Soo Ho berkata lagi kalau dia juga tidak meminta Bo Nui untuk minta
maaf padanya. Bo Nui pura-pura tidak mengerti maksud Soo Ho, dia pura-pura
tidak ingat kejadian apa yang telah dilakukannya pada Soo Ho saat mabuk. Lalu
dia buru-buru kabur.
"Ku rasa dia ingat." Gumam Soo Ho.
Bo Nui berhasil keluar gedung, dia menyesal telah melakukan presentasi, memang hidupnya penuh penyesalan. Bos Won lari-lari menuju pintu masuk gedung, dia bertemu dengan Bo Nui. Bos Won mengatakan pada Bo Nui kalau dia tadi ketiduran di sauna, dia penasaran dengan hasil presentasinya.
Bo Nui menjelaskan kalau dia menggunakan topeng rakun yang
ditentengnya saat ini untuk presentasi. Dan seperti katanya semalam, mustahil
untuk menyelesaikannya dalam sehari.
Bos Won jadi tidak enak, dia kira semuanya akan berhasil, dia
mengkhawatirkan Bo Nui sekarang yang harus kehilangan pekerjaan paruh waktunya
karena hal ini.
"Tidak apa-apa. Aku akan mencari yang lain. Aku membawa surat
mobilmu, jadi ambilah saat kau punya uang." Jawab Bo Nui.
Bos Won bertanya, berapa banyak memangnya. Bo Nui melotot. Bos Won
lalu meralat ucapannya, dia tahu kok jumlahnya, tadi hanya bercanda saja. Bo
Nui harus pergi, dia menitipkan topeng rakun pada Bos Won. Minta agar Bos Won
mengembalikannya ke ruang penyimpanan kostum.
"Bo Nui, aku punya ini. Ini kotak ide. Aku akan buat sesuatu
baru, jadi semoga beruntung! Fighting!!!"
"Fighting!!!"
Bo Nui kembali ke apartemennya tepat saat Gary menurunkan barang-barangnya dari mobil pindahan. Gary sudah pasang badan agar disapa Bo Nui tapi Bo Nui melewatinya begitu saja.
Gary sudah tidak tahan lagi, dia memutuskan untuk menyapa Bo Nui
duluan tapi hanya mengucapkan "permisi" tidak menyebut nama. Bo Nui
melihat ke truk pengangkat barang, dia mengerti jadi Gary adalah penghuni baru
gedung apartemen.
"Apartemenmu nomor berapa?" Tanya Bo Nui.
"Nomor 402."
Bo Nui hanya membungkuk lalu lanjut jalan lagi. Gary menghentikannya
dengan pertanyaan, apa Bo Nui tidak mengenai dirinya? Bisa saja Bo Nui
melihatnya di berita.
"Apa kau..." Bo Nui melihat lekat-lekat wajah
Gary,,"...seorang reporter? Kau tidak tampak seperti itu."
Gary hanya bisa menghembuskan nafas berat. Bo Nui menjelaskan kalau
dia tidak melihat berita karena ada banyak berita kriminal, dia tidak tega
melihat para korbannya. lalu dia memberikan lilin ke gary sebagai hadiah
sambutan.
"bagus kalau menyimpan lilim. lumayan bermanfaat." Tutup Bo
Nui lalu masuk ke gedung apartemennya.
Soo Ho melamunkan Bo Nui sampai dia tidak sadar kalau Dal Nim datang ke ruangannya. Dal Nim harus memanggilnya dua kali baru dia bisa sadar. Dal Nim bertanya, kenapa Soo Ho ingin bicara dengannya.
Soo Ho menyebutkan nama Bo Nui. Dal Nim langsung memotong untuk
menjelaskan kalau Bo Nui sungguh bukanlah mata-mata. Bo Nui bahkan belum pernah
bertemu Park Ha Sang dan Go Su Wan. Bo Nui sibuk kerja paruh waktu untuk
membayar sewa apartemen dan lainnya. Bo Nui tidak bisa datang bahkan jika
dimintanya.
"Apa dia kerja di Daebak Soft?" Tanya Soo Ho.
Dal Nim balik bertanya, bagaimana Soo Ho bisa tahu, apa jangan-jangan
Soo Ho menyelidikinya. Soo Ho menjawab kalau dia hanya tidak sengaja
mengetahuinya.
"Dia tidak kerja di sana lagi sejak bosnya kabur tanpa menggajinya.
Dia mengembangkan software, menjualnya dan segalanya." Jelas Dal Nim.
dari penampakan Bo Nui, Soo Ho menyimpulkan kalau sepertinya Bo Nui
tidak tahu cara menyalakan komputer. Dal Nim menjelaskan kalau Bo Nui memang
tidak lulus kuliah tapi dulu Bo Nui masuk fakultas ilmu komputer dan merupakan
murid yang paling pintar yang menerima beasiswa selama 4 tahun.
"Tunggu. Kapan Anda melihat wajahnya? Dia memakai kostum kelinci
di hari itu." Tanya dal Nim tiba-tiba.
"Terjadi begitu saja... beberapa kali. Yang kulihat hanya sisi
anehnya. Jadi dia tidak buta akan komputer kan?"
Dal Nim menjelaskan lagi kalau Bo Nui hampir saja bekerja di Zeze. Bo
Nui berhasil lolos babak akhir pada perekrutan pertama.
"Apa?" Soo Ho terkejut.
Dal Nim menjelaskan lagi kalau Bo Nui lah yang pertama kali mengatasi
bug-nya. Soo Ho tambah terkejut lagi mendengar hal itu.
-= Kilas balik: 2014 Recruitment Final Interview =-
Bo Nui ada dalam salah satu pelamar. Satu persatu pelamar mulai mundur karena tidak bisa mengatasi bug. 4 jam sudah berlalu. Ryang Ha dan Soo Ho mengamati para pelamar melalui kamera CCTV.
Ryang Ha membenarkan tindakan para pelamar yang menyerah. Soo Ho
menjelaskan kalau mereka dengan IQ 100 atu lebih tinggi bisa menyelesaikannya.
Mereka bisa mengatasinya kalau mereka bersabar. Mereka harusnya tekun kalau
mereka tidak pintar.
"Orang-orang yang malang. Apa mereka tahu? Si jenius, Je Soo Ho,
yang mereka puja... sebenarnya benar-benar b*****. Mereka mungkin tidak
tahu." Balas Ryang Ha.
Soo Ho sudah menyerah dan mematikan mobitor, dia yakin kalau dari
semua pelamar tersebut tidak ada yang bisa diterima kerja. Ryang Ha membujuknya
untuk menunggu sedikit lagi karena ini kan perekrutan pertama mereka.
Seseorang kemudian masuk ke ruangan tersebut dan menginformasikan
kalau ada pelamar yang berhasil. Ryang Ha dan Soo Ho segera menuju ke meja yang
berhasil tersebut tapi sayangnya Bo Nui sudah meninggalkan meja itu dan tidak
kembali.
-= Kilas balik selesai =-
Soo Ho mengeluarkan surat lamaran Bo Nui. Dia merenung.
Rumah Bo Nui kosong tapi ponselnya ada di sana. Dal Nim menelfon Bo Nui saat ini. BoNui saat ini sedang berdoa di atap.
"Para dewa di langit. Aku tahu keberuntungan tidak ada di dalam
hidupku. Aku tahu harusnya aku tidak mengharapkan keberuntungan. Aku terlalu
bodoh untuk menggapai impianku. Mohon ampuni aku. Aku akan bangun dari mimpi
konyolku... dan melakukan seperti perintahmu. Tolong kirimkan aku (lelaki
berzodiak) macan. Tidak apa-apa jika aku tidak bisa menyingkirkan kesialan di
hidupku. Kumohon. Kumohon selamatkan nyawa Bo Ra. Kalu kau membuat Bo Ra
kembali sadar, tidak apa-apa jika aku tidak bisa menemuinya lagi."
Bo Nui mendengar kalau pintu apartemennya digedor-gedor lalu dia turun untuk melihat siapa pelakunya. Ternyata gary lah si pelaku. Bo Nui bertanya sinis, siapa Gary.
"Aku tetangga sebelahmu."
Bo Nui tidak bertanya lagi, dia membuka pintu rumahnya lalu masuk ke
dalam dan menutupnya kembali dengan kasar. gary bertanya, apa Bo Nui punya
palu.
"Dia berubah jadi gadis beremosi buruk." Gumam Gary.
Lalu pintu apartemen Bo Nui kembali terbuka. Dia mengulurkan palu
untuk Gary dan berpesan agar Gary memakainya dengan hati-hati. Gary tersenyum
dan berterimakasih namun Bo Nui kembali menutup pintunya dengan kasar.
Gary menggunakan palu itu untuk menancapkan paku ke dinding, dia akan menggantung foto keluarganya. dia berkata kalau Semakin dia melihat Bo Nui, dia bisa mengenali wajah Bo Nui saat anak-anak. Tapi yang menjadi pertanyannya adalah, bagaimana bisa Bo Nui tidak mengenalinya.
"Aku si imut, Geon Uk."
Karena kebanyakan bicara, Gary malah salah mekul, tangannya kena pukul
palu dan berdarah.
Gary sudah selesai, dia menggedor kembali pintu apartemen Bo Nui untuk mengembalikan palu. Bo Nui menyuruhnya untuk meninggalkan saja palunya di depan pintu. Gary kesal karena Bo Nui bahkan tidak mau membuka pintu untknya.
"Boleh kupinjam plestermu juga?"
Bo Nui langsung membuka pintu, dia khawatir, apa Gary terluka.
Kemudian Bo Nui marah, kan sudah dibilangin untuk hati-hati. Selanjutnya Bo Nui
merebut palu dari tangan Gary dan menutup pintunya kembali. Gary pun berjalan
kembali ke apartemannya.
Bo Nui membuka pintu apartemennya dengan membawa plaster. Dia kemudian
membalutkan plaster tersebut ke jari tangan Gary yang terluka sama saat mereka
kecil dulu. Gary tersenyum mengingat kenangan masa kecilnya itu.
Bo Nui memperingatkan Gary agar terus berhati-hati bahkan harus extra berhati-hati karena dia tinggal disebelah.
"Aku harusnya tidak boleh membukakan pintu atau bicara dengan
orang asing. Aku juga tidak boleh meminjamkan barang pada orang lain."
Lanjut Bo Nui.
Gary membalas kalau kata orang-orang tetangga itu seperti keluarga. Bo
Nui menjawab kalau tidak ada orang yang berpikir demikian sekarang ini, Bo Nui
menyuruh Gary untuk meminjam ke tetangga lain atau beli saja jika butuh apa-apa
mulai sekarang.
Bo Nui masuk rumahnya lagi. Gary menghalangi pintu agar Bo Nui tidak
kembali menutupnya. Gary mengajaknya makan karena Bo Nui sudah membuka pintu
untuknya, meminjamkan palu juga plaster padanya.
"Aku akan mentraktirmu sebagai ucapan terima kasih atas perlakuan
khususmu." Jelas Gary.
Bo Nui menolaknya dengan halus, dia berterimakasih atas tawaran Gary
tapi dia sedang sibuk. Gary tidak bisa menerima alasan itu, sesibuk apapun Bo
Nui pasti tetap makan kan.
"Tolong jangan salah artikan kebaikanku sebagai godaan. Kau harus
menghormati hak tetanggamu. Sekarang ini, orang tidak suka karab dengan
tetangganya." Jawab Bo Nui.
Gary membuka paksa pintu apartemen Bo Nui membuat Bo Nui terpental dan
hampir akan jatuh dari jendela. Bo Nui mengeluh, ada apa dengan dirinya hari
ini. Gary mengatakan kalau dia itu orang terkenal, jangan sampai Bo Nui
menyesal nanti.
"Hidupku sudah penuh dengan penyesalan. Kau terkenal atau tidak,
aku sma sekali tidak tertarik... kecuali kalau kau lahir di tahun
harimau."
Gary langsung berkata kalaudirinya lahir di tahun macan. Bo Nui mengubah sikapnya 180 derajad, ia bersedia siajak makan oleh Gary bahkan sekarang pun dia mau. Gary menyarankan besok setelah Bo Nui pulang dari bekerja. Bo Nui mengatakan kalau dia tidak akan pergi kerja, dia akan berada di rumah seharian, supaya mereka bisa makan siang atau malam. Gary memutuskan untuk makan malam saja besok, ia pastikan kalau Bo Nui akan terkejut.
Gary pun akan kembali ke apartemennya. Sebelum menutup pintu
apartemennya, Bo Nui mengingatkan Gary untuk membawa KTP-nya besok.
Di dalam rumah, Bo Nui bersorak, dia tidak menyangka kalau akan dikirimkan 'macan' di sebelah apartemannya.
"Jangan terkejut dan kabur!" Teriaknya ke apartemen sebelah.
Gary mengajari anak-anak main tenis. Amy menontonnya di salah satu bangku penonton. Setelah selesai main, Amy mendekati Gary menanyakan dimana Gary tinggal, dia tahu kalau Gary tidak tinggal di hotel. Gary mengatakan kalau tinggal di hotel itu tidak seru. Dia kembali ke Korea setelah tinggal di luar negeri lama sekali. Jadi Biarkanlah dirinya bersenang-senang.
"Kau dulu tiak suka saat aku membahas Korea. Tidak heran. Kupikir
aneh sekali kau menerima sponsor." Kata Amy.
Gary beralasan kalau ternyata banyak penggemarnya di Korea, jika dia
tahu bahwa dirinya terkenal di Korea, dia pasti akan kembali dari dulu. Amy
ngomel-ngomel ,inta agar Gary mengatakan dimana tempat tinggalnya, kemudian dia
teringat sesuatu (saat dia ke lingkungan apartemen Bo Nui untuk mengantar
Gary). Amy melarang Gary untuk tinggal di tempat seperti itu,,"Kau itu
Gary Choi."
"Aku di luar negeri selama 15 tahun. Aku kembali ke Korea setelah
15 tahun. Beri aku waktu. Aku tidak akan buat masalah. Bri aku waktu 2 bulan
saja, ya?"
Gary melempar bola tenis ke arah Amy dan Amy menangkapnya. Gary
menganggap itu sebagai jawaban iya dari Amy.
Selanjutnya Amy berbicara di telfon menggunakan bahasa Inggris mengatakan kalau Gary akan beristirahat selama 2 bulan dan Pelatih sudah setuju.
Bo Nui bersiap untuk makan malam dengan Gary, dia sudah memakai make up tapi anehnya, eyeshadownya cuma sebelah yang sebelah lagi masih polos. Bo Nui sekarang memilih baju. Dia membuka aplikasi ramalannya untuk melihat warna keberuntungannya.
Sayangnya telfon terus masuk ke ponselnya. Pertama dari Dal Nim. Bo
Nui mengangkatnya dan mengatakan akan menelfon balik, sekarang lagi sibuk
solanya. Kemudian dari nomor tak dikenal. Bo Nui mengangkatnya dan hanya
menjawab singkat dengan atu kalimat.
Pertama dia menjawab "Aku tidak tertarik." Orang itu menelfon
lagi, No Nui menjawab "Tidak, terima kasih." Orang itu kembali
menelfon, Bo Nui menjawab "Aku tidak akan menggantinya!"
Akhirnya Bo Nui bisa melihat aplikasinya dengan mulus. Warna
keberuntungannya hari ini adalah pink. Maka Bo Nui pun keliling untuk mencari
baju warna pink.
Setelah dia menemukan baju pingk-nya. Bel pintunya berbunyi. Bo Nui mengira kalau itu adalah Gary, dia membayangkan kalau Gary datang dengan membawa bunga, Bo Nui malu-malu membayangkan hal itu.
Bo Nui membuka matanya, dia mengatakan kalau dia belum siap. Begitu
melihat siapa yang datang, keduanya kaget baik Bo Nui maupun SOo Ho. Bo Nui
bertanya, kenapa Soo Ho bisa sampai ke rumahnya. Soo Ho mengangkat ponselnya
sambil berkata kalau dia tidak bisa menghubungi Bo Nui berapa kalipun dia coba.
Bo Nui mengerti, jadi yang menelfonnya tadi itu adalah Soo Ho. Bo Nui
bertanya, kok Soo Ho punya nomor telfonnya dan juga tahu alamatnya?
Soo Ho baru akan menjawab, tapi Bo Nui malah memotongnya, Bo Nui
menegaskan kalau dia bukanlah mata-mata dan tentang apa yang terjadi waktu
itu... Sebenarnya dia ingat. Dia juga tahu kalau Soo Ho kesal karena direset ke
dalam masalah. Tapi bukankah berlebihan sampai datang ke rumahnya?
"Pertama, aku dapat nomor dan alamatmu dari surat lamaranmu.
Kedua, itu benar kalau kau membuat masalah. Tapi aku ke sini bukan untuk
permintaan maafmu. Seberapa jauh kau menyelesaikan IF?"
Bo Nui terkejut, IF? Apa?
Sementara itu, Gary sudah dalam perjalanan menuju ke apartemen Bo Nui, tapi dia mampir dulu ke toko bunga.
Soo Ho mengatakan kalau dia memberi tawaran 300,000 dollars dan 1% bonus. Bo Nui diam saja. Soo Ho mengira kalau Bo Nui mau tambahan bonus.
"Apa maksudmu kau mau membeli IF?" Tanya Bo Nui.
Soo Ho membenarkan. Bo Nui tanya alasannya. Soo Ho tidak bisa
mengatakannya di sana, dia mengajak Bo Nui untuk cari tempat lain. Bo Nui tidak
mau, dia hanya pegawai, lalu menyuruh Soo Ho untuk bicara saja dengan Bos nya.
"Aku ada pertemuan penting sekarang. Maafkan aku." Bo Nui
akan menutup pintunya tapi Soo Ho menghalanginya dengan kakinya.
Soo Ho mengatakan kalau dia tidak bisa menghubungi Bos Won, sudah dia
coba menelfon ke ponsel dan telepon rumah, juga email tapi tidak dijawab. Bo
Nui menjelaskan kalau Bos Won dikejar penagih utang, jadi tidak mengangkat
nomor asing. Kalau begitu, Soo Ho menyuruh Bo Nui untuk menelfon Bos Won.
"Dia juga tidak menerima teleponku. Dia juga berhutang uang
banyak padaku." Jawab Bo Nui.
"Astaga, kacau sekali."
"Ya, memang. Aku ada janji penting. Akan kutelepon dia nanti.
Mengerti? Maafkan aku."
"Putuskan di sini. Ya atau tidak?"
Soo Ho membuka lebar pintu Bo Nui dan menguncinya.
Gary sudah sampai di depan apartemen, dia turun lalu naik tangga sambil bersiul.
"Aku akan bicar asejujurnya. Aku juga tidak bisa percaya padamu.
Pikirkan. Kalau kau dulu tidak ingin bergabung dengan Zeze, kenapa kau
buang-buang waktu mengatasi bug itu? Kalau kau tidak mau menjualnya, kenapa kau
lakukan presentasi? Aku tidak mengerti. Bagaimana aku bisa percaya
padamu?" Tanya Soo Ho.
Bo Nui bisa mengerti kenapa Soo Ho bersikap seperti ini karena Soo Ho
adalah seorang Bos. Bo Nui menjelaskan kalau pelamar pun memilih-milih
perusahaan, dia bergabung atau tidak terserah dirinya. Dia hanya memilih tidak
bergabung dengan Zeze, Itu saja.
So Hoo mendadak gagap. Jadi Bo Nui memilih tidak masuk Zeze, dan
memilih bergabung dengan... Daebak Soft.
"Itu bisa saja terjadi. Tidakkah sekarang sama saja? Meski kau
membayar 100,000 dolar atau jutaan dolar, Daebak Soft yang menentukan menjual
IF atau tidak." Jelas Bo Nui
Bo Nui mendengar suara siulan Gary yang makin lama makin dekat. Soo Ho
terus memaksanya untuk menelfon Bos WOn. Bo Nui panik, dia langsung menarik Soo
Ho untuk masuk ke dalam rumahnya lalu menutup pintu rumahnya rapat-rapat.
Bo Nui membekap mulut Soo Ho agar tidak bersuara sementara Gary yang
sudah sampai di depan pintu rumah Bo Nui memanggilnya, mengatakan kalau dia
sudah sampai.
-= Kejadian malam itu =-
Soo Ho mengikuti Bo Nui pulang. Bo Nui menggendong boneka beruang yang guede itu sampai ke depan gedung apartemennya. Setelah sampai di pintu masuk, Bo Nui menggunakan boneka beruangnya sebagai bantal. Dia bahkan mencopot sepatunya lalu tidur disana.
Soo Ho merasa kalau tugasnya sudah selesai, namun dia tidak tega membiarkan Bo Nui disana. Dia lalu menggendong Bo Nui sampai ke apartemen Bo Nui, membaringkannya dan menyelimutinya.
Bo Nui menarik Soo Ho meminta Soo Ho untuk tidak pergi. Soo Ho
terkejut karena jarak mereka begitu dekat. Kemudian Bo Nui melepas Soo Ho. Dan
saat menarik Soo Ho lagi, mereka tidak sengaja berciuman.