-->

Type something and hit enter

On
advertise here
Sinopsis Kill It Episode 2 Part 2

Sumber: OCN
Seul Gi didatengi pamannya yang memanggilnya dengan nama Min Ji. 

Paman: Hei. Bagaimana kamu tahu kakekmu akan mati? Kamu mengganti kartu keluarga dan merepotkan kami saja. Mengubah kartu keluarga tidak mengubah garis keturunanmu. Benar? Min Ji-ah. Bantu pamanmu mengelola bisnisnya.
Paman melihat Soo Hyun mendekat.

Paman: Enyahlah sebelum aku melaporkanmu ke polisi karena menculik anak. Kembalilah ke tempatmu.

Soo Hyun tentu saja tidak menggubrisnya.

Lalu datanglah Hyun Jin yang tiba-tiba memanggil Seul Gi dari belakang Soo Hyun. Paman memasukkan Seul Gi di dalam mobil. 

Tadi SOo Hyun meletakkan tas perlengkapan dokternya dan hanya membawa kresek hitam wadah minuman pemberian anak itu.

Hyun Jin meminjam kedua minuman kaleng milik Soo Hyun setelah memeriksa isi kresek yang dibawa Soo Hyun. Jangan bertindak gegabah. Jika tidak keberatan, hubungi polisi.

Hyun Jin bicara pada Paman dan kedua mafia sewaannya, "Jika kamu mengembalikan gadis itu, aku akan berbicara baik tentangmu kepada polisi."

Paman: Ini salah paham. Bagaimana menjelaskannya? Silakan lewat saja daripada ikut campur. Akan kujelaskan sekali. Simak baik-baik. Dia keponakanku yang sangat nakal. Dia melarikan diri bersama pemuda itu. Aku pamannya. Jadi, bagaimana? Aku tidak bisa diam saja. Aku harus membantunya kembali ke keluarganya.

Hyun Jin: Polisi akan tiba dalam tiga menit. Bolehkah kuberi saran? Jika kamu ingin tetap diam, silakan. Sewalah pengacara terbaik. Apa pun usahamu, kita akan bertemu di pengadilan.

Paman: Kamu cantik, tapi tampaknya kamu tidak paham.

Salah satu mafia mengeluarkan pisau. Hyun Jin lalu melemparkan kaleng minuman itu dan tepat mengenai spion.

Hyun Jin: Itu memang sengaja.

Kedua mafia geram, mereka menantang Hyun Jin untuk melempar lagi ke arah mereka. Hyun Jin melemparnya dan sasarannya adalah Paman. Paman tergeletak karena kalengnya tepat mengenai wajahnya.
Kedua mafia semakin murka, mereka menyerang Hyun Jin. Hyun Jin kuwalahan dan Soo Hyun membantunya.

Hyun Jim: Kalian tidak bisa pergi ke rumah sakit. Hadapi polisi lebih dahulu.
Paman kabur karena tidak berhasil membuka pintu mobil. Soo Hyun kemudian membuka pintu untuk mengeluarkan Seul Gi. Seul Gi menangis sesenggukan. Soo Hyun melihat tangan Hyun Jin berdarah.
Do Jae Hwan pulang, ia  bertanya pada Sekretaris Jeon mengenai perkembangan kasus Yoo Dae Heon. 

"Kasusnya ditutup dengan Kim Jong Sik sebagai pembunuh. Sepertinya mereka paham."

"Ada lagi?"

"Belum ada kabar lain. Daepyonim, istri Anda..."
Nyonya Do mengamuk di kamar putrinya, "Cepat buang. Anakku tidak akan pulang karena itu. Aku tidak butuh apa pun. Aku tidak butuh hal yang tidak disukai putriku. Aku tidak butuh apa pun. Aku tidak butuh apa pun."
Pimpinan Do yang masuk ke kamarnya saat itu menjadi sasaran pelemparan barang. Nyonya menyalahkan Pimpinan Do sambil memukulinya.

"Aku... Aku ingin Hyun Jin menjadi balerina terhebat di dunia. Tapi kamu mengacaukan semuanya. Bisa-bisanya kamu menyekolahkannya di Akpol! Beraninya kamu menyekolahkan putriku di sana!"
Pimpinan Do memeluk istrinya, "Maaf. Maafkan aku. Aku salah. Maafkan aku. Maaf. Hyun Jin akan datang. Dia akan datang. Dia sedang kemari."

"Sungguh? Akhir-akhir ini, teleponku tidak diangkat. Bisa cari tahu sebabnya?"

"aiklah. Jangan cemas. Akan kucari tahu. Istirahatlah. Saat kamu bangun, Hyun Jin sudah tiba."
Nyonya Do pun tenang. Pimpinan Do membawanya duduk dan Sekretis wanitanya menyuntikkan obat penenang.
Pimpinan Do kembali ke ruangannya, ia mengaku lelah. Sekretaris bertanya, haruskah ia memberikan laporan? 

"Akan kudengarkan seperti ini." Pimpinan DO menyentuh wajah sang Sekretaris. Tapi ada gangguan, Sekretaris Jeon datang. Mereka pun berhenti.
Sekretaris: Akibat eksperimen biokimia, perlawanan warga setempat makin serius.

Pimpinan Do: Apa Seo Won Seok juga tahu?

Sekretaris: Untuk mencegah perlawanan warga, dia menemui orang-orang berpengaruh di daerah tersebut. Apa laporannya ditunda saja?

Pimpinan Do: Ditunda saja.

Sekretrais: Laporannya kusimpan di tablet.
Sekretaris keluar dan barulah Sekretaris Jeon menyampaikan berita yang dibawanya, "Sesuai permintaan Anda, aku mencari kesamaan Lee Sang Pil, Kim Jong Koo, dan pembunuh Yoo Dae Heon."

"Jadi, itu kesamaan mereka?"

"Ya. Selain itu, mereka tidak pernah bertemu atau saling kenal."

"Ko Hyeon Woo... Hantu Ko Hyeon Woo, yang mati 19 tahun lalu, kembali? Kurasa di saat inilah aku butuh penjelasanmu."

"Maaf."

"Pergilah. Bawakan aku setidaknya tulangnya yang telah mengering. Aku ingin memastikannya dengan mata kepalaku sendiri."

"Baik."
Sekretaris keluar dan barulah Sekretaris Jeon menyampaikan berita yang dibawanya, "Sesuai permintaan Anda, aku mencari kesamaan Lee Sang Pil, Kim Jong Koo, dan pembunuh Yoo Dae Heon."

"Jadi, itu kesamaan mereka?"

"Ya. Selain itu, mereka tidak pernah bertemu atau saling kenal."

"Ko Hyeon Woo... Hantu Ko Hyeon Woo, yang mati 19 tahun lalu, kembali? Kurasa di saat inilah aku butuh penjelasanmu."

"Maaf."

"Pergilah. Bawakan aku setidaknya tulangnya yang telah mengering. Aku ingin memastikannya dengan mata kepalaku sendiri."

"Baik."
Hyun Jin datang ke kedai Masakan Ibu saat Ahjumma sedang menyiapkan makanan untuk Seul Gi. Ahjumma menyapanya ramah. 

"Memori kotak hitamnya dirusak." Kata Hyun Jin, "Apa Anda tahu soal itu?"

"Mana mungkin aku tahu? Mungkin rusak. Sudah satu atau dua tahun mobil itu tidak dipakai."

"Sudah 15 bulan. Untungnya, badan forensik bisa memulihkan rekamannya. Kami meminta bantuan mereka."

Ahjumma akan menghindar tapi Hyun Jin memaksanya untuk menatapnya, "Dini hari, saat Yoo Dae Heon dibunuh, suami Anda di rumah. Kenapa Anda bersaksi tidak tahu?"

"Aku tidur saat itu, jadi, aku tidak tahu. Dia selalu mengeluyur siang dan malam. Setiap bertemu, dia meminta uang dan memukuliku. Lebih baik kami tidak bertemu."
Ahjumma mendapat telepon, dari Putrinya Ha Young. Ahjumma khawatir karena suara Ha Young menangis. Ahjumma menanyakan keberadaan Ha Young.
Soo Hyun datang saat kedai udah tutup dan ada Hyun Jin di sana membawa makanan Seul Gi.

Hyun Jin menjelaskan, "Tadi ada telepon mendadak dari putrinya. Tapi teleponnya terputus. Semoga kali ini dia berhasil menemukan anaknya. Karena anaknya menelepon, mungkin dia mau pulang. Pasti masalahnya akan beres."

Hyun Jin memberikan makanan Seul Gi. Soo Hyun menerimanya lalu pergi.
Soo Hyun mampir ke toserba membeli minuman hadiah anak tadi pagi.
Saat keluar, Hyun Jin berjalan dibelakangnya.

Malam ini turun hujan, Hyun Jin mengajak Soo Hyun jalan bersama.

"Tunggu aku. Saljunya turun."

Soo Hyun menatapnya.
Saat keluar, Hyun Jin berjalan dibelakangnya.

Malam ini turun hujan, Hyun Jin mengajak Soo Hyun jalan bersama.

"Tunggu aku. Saljunya turun."

Soo Hyun menatapnya.
Lalu Hyun Jin jalan duluan, tapi baru beberapa langkah ia berbalik, "Kini rasanya kamu yang membuntutiku."
Akhirnya mereka jalan berdampingan. Hyun Jin mengerti pasti Soo Hyun tadi ketakutan, kalau ia sih sudah biasa dengan situasi seperti tadi. 

"Aku baik-baik saja." Jawab Soo Hyun. 

"Maaf sudah melempar semua kalengnya."
Soo Hyun memberikan minumannya untuk Hyun Jin. Hyun Jin berterimakasih dan ijin untuk menjenguk kucingnya.
Hyun Jin menyapa kucingnya sebentar lalu bicara dengan Soo Hyun. 

"Makanannya tidak diantar ke Seul Gi?" Tanya Hyun Jin. 

"Dia mengambilnya sendiri."

"Sepertinya kucingnya sehat."

"Dia sudah boleh keluar sekitar pekan depan."

"Syukurlah. Apa Seul Gi baik-baik saja?"

"Kenapa kamu menolongnya? Bahkan kamu sampai terluka."

"Apa maksudmu? Aku polisi. Walaupun bukan polisi, apa kita akan mengabaikannya?"

"Dia orang asing."

"Hewan-hewan di situ juga asing bagimu. Dari caramu merawat mereka, pasti kamu orang baik."

Hyun Jin tiba-tiba ijin untuk menananyakan hal pribadi, apa hubungan Soo Hyun dengan Seul Gi?
Saat itu Seul Gi keluar dari dalam klinik, jelas ia mendengar ucapan Hyun Jin.

Hyun Jin melanjutkan, "Saat aku memberi kesaksian, polisi memberitahuku tentangnya. Katanya gara-gara kekayaannya, dia dianiaya oleh kerabatnya. Jika dugaanku benar, kamu tahu itu, dan itulah alasanmu menjaganya."

"Apa saja yang kamu tahu?"

"Semuanya. Aku membaca semua dokumen tentangnya di kantor. Aku tahu dia berpindah-pindah untuk  menghindari kerabatnya dan soal percobaan bunuh dirinya. Dia juga menulis kesaksian mengenai penganiayaan dan bekas luka dari mereka."
Seul Gi keluar dan langsung marah-marah, "Beraninya kau Ahjumma menggali kehidupan pribadiku! Apa hakmu?"

Seul Gi keluar. Soo Hyun mah lempeng-lempeng aja. Hyun Jin menghela nafas lalu mengikuti Seul Gi keluar.

Click to comment