Setelah mendengar kabar dari Ibu bahwa Ayah dibawa oleh detektif. Tae
Suk berjanji akan mencari tahu jadi Ibu tak perlu khawatir. Ibu minta maaf.
"Kenapa ibu minta maaf? Nanti kutelpon."
Jeong Jin masuk , ia khawatir pada Tae Suk. Tae Suk tak
menghiraukannya. Ia kemudian bergegas pergi, Jeong Jin mengikuti Tae Suk. Saat
Jeong Jin tanya ada apa dan mau kemana Tae Suk. Tae Suk menjawab kalau ini
bukan urusan Jeong Jin.
Jeong Jin akan menyetir untuk Tae Suk tapi dilarang oleh Tae Suk
dengan alasan kalau Jeong Jinharus bekerja. Jeong Jin menjawab kalau tugasnya
adalah melayani Tae Suk juga.
"Tidak perlu."
Jeong Jin sedikit memaksa, saat ini Tae Suk tidak bisa menyetir. Tae
Suk membenatk, Ia bisa menyetir!! Ia tidak bodoh!! Jeong Jin mencoba
menjelaskan maksudnya tapi Tae Suk melarangnya ikut campur dan kembali kerja
sana.
Tae Suk masuk lift di dalam ada utusan Young Jin yang membawa berkas
untuk Tae Suk. Tae Suk akan membukanya tapi orang itu melarangnya, nanti saja
di buka, di sana ada CCTV.
Jeong Jin kembali. Sun Hwa mencegatnya, ia bertanya, dimana Tae Suk,
apa yang sebenarnya terjadi. Jeong Jin balik bertanya, apa Sun Hwa tahu
sesuatu. Sun Hwa juga tidak tahu apa-apa.
lalu Sun Hwa menanyakan perihal surat pengunduran diri Jeong Jin, apa
Jeong Jin mengambilnya kembali. Jeong Jin yakin kalau Tae Suk menyimpannya.
Jeong Jin tanya, apa Tae Suk mengatakan kalau ia mengambilnya kembali? Sun Hwa
lalu mengatakan kalau sepertinya ia yang salah dan berbalik. Jeong Jin
menahannya, ia merasa kalau SUn Hwa menyembunyikan sesuatu darinya.
"Aku tidak harus memberitahumu segalanya. Bisa tolong lepaskan
aku?" Jelas Sun Hwa.
Sun Hwa akan kembali ke mejanya, ia memandang lekat ke ruangan kosong
Tae Suk.
Tae Suk ke kantor polisi, Ia kesana sebagai pengacaranya Park Chul Min
(Ayahnya). Kemuduain Detektif yang menangani kasus Ayah mendekat, ia mengenali
Tae Suk.
"Kenapa ... kau bisa disini?" Tanya Detektif.
Hubungan keduanya dimulai dari kecelakaan Dong Woo. Detektif menutup
kasus tabrak lari Dong Woo sebelum pelakunya tertangkap. Tae SUk jelas murka
pada detektif. Detektif menjelaskan kalau bukan ditutup, melainkan dipindah ke
divisi transportasi. Lagi pula tidak ada bukti dan juga saksi. Sulit jika terus
di selidiki...
"Sudah tugasmu melakukan penyelidikan!" Bentak Tae Suk
sambil menendang kursi.
Detektif mengatakan kalau mereka juga sudah melakukan yang terbaik.
Tae SUk tak percaya, terbaik apanya, bahkan detektif pun tidak tahu merk mobil
apa yang menabraknya. Detektif beralasan kalau tidak semua penyelidikan bisa
berhasil.
"Kau yakin sudah menyelidiki TKP dengan baik?" tuntut Tae
Suk.
"Orang pertama yang menemukan anak itu memindahkan jenazahnya,
jadi lokasi kejadiannya tidak pasti. Saat aku tiba disana, banyak jejak yang sudah
hilang. Jadi buktinya tidak tersisa."
"Seharusnya ada tanda... juga jejak tubrukan di baju Dong
Woo."
Tae Suk menuduh kalau detektif lah yang menghilangkan bukti. Detektif
lah orang pertama yang tiba di lokasi. Mustahil kalau TKP bisa sangat bersih
secepat itu. Ia yakin, Detektif menghilangkannya. Detektif mau mengakhiri
perdebatan ini, Tae Suk malah mencengkeram kerah detektif.
"Pikir baik-baik. Apa yang kau lupakan? Apa ada sesuatu yang
menyolok saat kau tiba? Pikir baik-baik! Pikir!" Bentak Tae Suk.
Detektif yang lain mengamankan Tae Suk. Detektif menyuruh Tae Suk
pergi saja ke divisi transportasi daripada meneriaki mereka.
Dimasa kini, Detektif menjelaskan pada Tae Suk kalau Pernyataan Istri
korban dan Park Chul Min sama. meskipun tidak disengaja, ini jelas pembunuhan.
Sepertinya Detektif selalu bertemu dengan Tae Suk kalau ada masalah. Rasanya
tidak enak.
Tae Suk mauk ke ruang interogasi Ayah. Ia menyalakan rekaman HP nya
lalu mulai menanyai Ayahnya sebagai pengacara.
Detektif melapor pada CEO Lee mengenai ayah Tae Suk. Meskipun ini
masalah pribadi Tae Suk, ia ingin memberitahu CEO Lee soal ini.
"Terima kasih sudah menelpon."Ujar CEO Lee lalu akan menutup
telfon.
Detektif jujur pada CEO Lee dengan melihat Tae Suk sekarang ini
membuatnya teringat masa lalu, ia jadi kasihan papa Tae Suk. CEO Lee menyuruh
detektif untuk langsung ke intinya saja.
"Aku akan sering bertemu dengannya dalam waktu dekat. Bagaimana
kalau seandainya aku ada salah bicara? Pasti tidak bagus buat CEO."
CEO Lee menjawab kalau ancaman seperti itu tidak ada gunanya baginya.
CEO Lee meninggikan suaranya, ia memperingatkan detektif, Kalau detektif kira
sedang berada diatas angin, maka detektif salah. Ia bisa dengan mudah membuat orang seperti
detektif dipecat. kalau butuh uang, minta lah baik-baik. Ia tidak suka orang
yang tidak sopan. Tapi... ia bisa murah hati, jika diminta baik-baik.
Ayah menjelaskan kronologisnya pada Tae Suk. Korban terkenal kasar
dengan istrinya, suka memukul dan menuduh sembarangan. Korban juga menuduh
istrinya ada hubungan apa-apa dengan Ayah, tapi Ayah bersumpah kalau ia tidak
ada hubungan apa-apa dengan Istri korban. Malam itu, ia mendengar teriakan
korban karena dipukuli, Ayah tidak bisa tinggal diam. Ia kemudian masuk dan
mendapati kalau Korban sedang mencekik istrinya. Ayah menarik tangan Korban
dengan paksa sampai Korban terpental dan kepalanya membentur kursi.
Tae Suk marah, kenapa Ayah tidak telfon polisi. Ayah mengatakan kalau
istri korban menyuruhnya keluar dan ia yang akan telfon polisi. Ayah tidak tahu
kalau korban mati, iapikir hanya pingsan sebentar. Tae Suk tak percaya kalau
Ayah tak punya hubungan apa-apa dengan istri korban.
"Aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya. Seluruh dunia tahu.
Bahkan Dong Woo yang di langit juga tahu." Sumpah Ayah.
Tae Suk melarang Ayahnya menyebut nama anaknya. Ayah mengaku kalau ia
sangat merasa sedih soal Dong Woo. Tae Suk bertanya, kemana Ayah pergi setelah
hari itu.
"Setelah Dong Woo pergi... kau bercerai, hidupku jadi berantakan.
Rasanya seolah putraku yang membayar semua dosa-dosaku. Aku hancur
sekali..." Ungkap Ayah.
"Anjing bisa menertawakanmu. Kau hancur? Kau bahkan tidak
menelponku saat Dong Woo meninggal."
Ayah beralasan karena Tae Suk selalu marah padanya. Tae Suk menjawab
kalau harusnya Ayah tetap datang. Kalau Ayah sungguh merasa berdosa, bahkan
jika ia menyuruh Ayah pergi mati, seharusnya Ayah tetap datang. Tae Suk akan
pergi kalau tidak ada yang mau dikatakan lagi.
"Lupakan soal aku. Tidak ada bedanya apakah aku ini pembunuh atau
tidak. Kau tidak usah perduli." Ujar Ayah.
"Memang tidak."
Tae Suk di luar mendebat detektif, karena tidak ada bukti kuat kalau
AYah adalah pembunuhnya. Detektif kekeh, karena CCTV menunjukkan kalau Ayah
masuk ke dalam rumah korban. Tae Suk menjawab kalau CCTV hanya menunjukkan
ayahnya masuk tidak menunjukkan kalau ayahnya membunuh korban.
Tadinya detektif berencana melaporkannya sebagai pembunuhan tidak
disengaja. Jika Tae Suk ingin berdebat, detektif menyuruhnya ke kejaksaan. Tae
Suk meminta detektif untuk menunjukkan bukti jelas pembunuhan itu padanya.
Detektif menjawab kalau ia memiliki pernyataan saksi. Tae Suk membantah kalau
itu hanya menjelaskan situasi, Tidak membuktikan kalau itu pembunuhan.
"Itu sesuai dengan pernyataan ayahmu."
"Makanya itu aku bilang, tunjukkan bukti jelas pernyataanmu.
Hanya karena orang itu terdorong, belum tentu dia mati. Penyebab kematiannya
juga belum diketahui."
Detektif tidak menggubris Tae Suk, mereka sudah selesai dalam
penyelidikan dan akan mengirimkan jaksa penuntut setelah mendapat data dari
Departemen Forensik. Tae Suk ingin bicara dengan Ny. Yang Soon Ok (Istri
Korban/saksi).
Young Joo menemui Sun Hwa. Sun Hwa langsung ke intinya, ia meminta
bertemu karena ingin menanyakan Apakah... ada masalah dengan kesehatan Tae Suk?
Young Joo balik bertanya apa Tae Suk punya masalah di pekerjaan? Sun Hwa
menjawab bukan itu maksudnya, mungkin ia terlalu sensitif, tapi sepertinya Tae
Suk terlihat tidak tenang belakangan ini, ia sudah lama bekerja dengan
pengacara, bisa dibilang, ia perlu tahu apa yang terjadi padanya, apapun yang
terjadi, ia yakin ia akan memihak padanya.
Young Joo mengerti perasaan Sun Hwa, tapi rasanya masih berat. Sun Hwa
tidak memaksa kalau memang sulit dikatakan. Lalu Sun Hwa menawari Young Joo,
mau pesan apa.
"Dia menderita Alzheimer tahap awal. Aku tidak begitu yakin, tapi
karena ini tahap awal, maka tidak akan ada masalah di kantor. Tapi, orang
mungkin akan merasa ada perubahan. Seperti dirimu. Sebenarnya, aku sendiri
masih belum mempercayainya. Aku tahu pasti suamiku menderita sekali. Tapi aku
tidak tahu harus bagaimana, jadi aku merasa bingung. Meskipun dia diam saja,
aku tahu dia cemas kalau orang mengetahuinya. Bagi dia, pekerjaan adalah...
sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Jika dia kehilangan pekerjaannya, dia mungkin
akan runtuh. Aku tidak tahu apa aku meminta terlalu banyak, tapi aku ingin kau
mendukungnya. Selama dia bisa bertahan, aku ingin Sun Hwa menolongnya. Aku
mohon." Jelas Young Joo panjang lebar.
Sun Hwa mengerti, menolong Tae Suk adalah tugasku dan ia akan
pura-pura tidak tahu soal ini di depannya. Young Joo senang mendengarnya,
menurutnya itu tindakan terbaik.
Sun Hwa bersikap tegar di depan Young Joo, tapi setelah kembali ke
kantor ia menangis tersedu di toilet. Sun Hwa lalu kembali ke mejanya. Jeong
Jin bisa melihat kalau Sun Hwa habis menangis. Sun Hwa menyangkalnya, ia tidak
nangis kok.
"Siapa? Siapa yang membuatmu menangis?" Tanya Jeong Jin.
"Apa urusanmu aku menangis atau tidak?"
"Tentu saja urusanku."
"Kenapa jadi urusanmu?!"
"Ah itu... Itu... kau tahu... kita ini rekan kerja... Kenapa
melihatku begitu?"
"Aku, punya aturan mengenai orang di lingkungan kerja."
"Ah... apa aku minta Sun Hwa ssi... untuk pacaran denganku?"
"Kalau tidak, ya sudah."
Sun Hwa berjalan sambil tersenyum senang karena dirinya sudah ada
dididalam pikiran Jeong Jin.
Young Joo mampir ke kedai mie mertuanya yang hari ini tutup. Ia
bertanya pada Ibu apa ibu sakit. Ibu menjawab tidak, lalu balik bertanya,
ngapain young Joo datang. Young Joo membawakan baju baru untuk ayah karena
kemarin ia melihat baju ayah sudah lusuh. Ia tidak tahu ukurannya pas atau
tidak. Dan ia bertanya dimana ayah. Ibu hanya menghembuskan nafas berat.
Tae Suk menanyakan alasan pada istri korban. Kenapa korban bisa salah
sangka mengenai hubungan sang istri dengan ayahnya. Istri korban menjelaskan
kalau Ayah (penjaga apartemen) sering datang untuk memperbaiki pemanas dan
saluran air saat korban tidak ada tapi entah mengapa korban tahu dan membuat
keributan di gedung apartemen. Karenanya, ayah dipecat.
Istri menjelaskan kalau ayah Tae Suk hanya ingin membantunya. Tapi
situasinya jadi seperti ini, ia sungguh minta maaf.
Tae Suk kembali ke mobilnya. Ia membuka amplop dari Young Jin yang
ternyata isinya adalah foto-foto istri Young Jin dengan laki-laki lain.
Selanjutnya, Tae Suk menemui Young Jin. Yeong Jin mengatakan kalau Tae
Suk tidak perlu berterima kasih padanya. Ia sudah mempermudah pekerjaan Tae
Suk. Tae Suk bertanya, siapa lelaki itu.
"Kau tidak tertarik soal politik ya? Dia adalah kandidat yang
sedang naik daun dari partai oposisi. Kau tidak kenal Jeong Hae Sung? Dia
adalah, sunbae di universitas istriku."
Tae Suk memperjelas pertanyaannya, ia tanya apa hubungan kedua orang
itu. Young Jin memberi Tae Suk tokoh, bahan dan bahkan lokasi, selanjutnya tugas
Tae Suk untuk menuliskan skenario. Sebelum itu, ia coba rangkum. Tidak ada yang
namanya kekerasan yang dilakukan anak taipan.
Yang ada adalah si istri yang berselingkuh.
"Maka pengacara mengetahui perselingkuhan itu, dan melepaskan
lelaki yang tidak bersalah ini dari tuduhan palsu. Bagaimana?" Lanjut
Young Jin, Tae Suk hanya tersenyum.
Jung Won ke ruangan CEO Lee, ia bertanya rencana CEO Lee selanjutnya
jika Tae Suk bersikeras tidak mau mengambil kasus Young Jin. CEO Lee yakin
kalau Tae Suk pasti akan mengambilnya, ia hanya cemas pada sikap Tae Suk dan
apa yang membuat Tae Suk berubah. Jung Won belakangan ini penasaran pada satu
hal. Kenapa CEO Lee mempekerjakan Tae Suk. Menurutnya, Tae Suk bukan tipe ideal
CEO Lee dalam beberapa hal.
"Anggap saja balas budi." Jawab CEO Lee.
Jung Won tambah tidak mengerti, balas budi apanya. CEO Lee akan
memeluk Jung Won. Jung Won mencoba menolaknya, mereka kan sudah janji tidak
akan begini di kantor. CEO Lee tetap memeluknya, sebentar saja katanya. CEO Lee
berharap kalau ia bisa istirahat sebentar.
Jung Won melepaskan pelukan CEO Lee, apa ada yang mengganggu pikiran
CEO Lee? Jung Won meminta CEO untuk bercerita saja padanya. CEO Lee menjawab
kalau itu masa lalu.
Tae Suk tiba-tiba datang. Saat CEO Lee dan Jung Won masih saling
pegang. CEO Lee kemudian melepaskan Jung Won. Tae SUk cuma mau bilang kalau ia
akan mengambil kasus Young Jin, ia akan menyelesaikannya sampai akhir.
"Blazer itu... cocok buatmu." Kata Tae Suk ke Jung Won
sebelum pergi.
Tae Suk memerintahkan Sun Hwa untuk mencari tahu hubungan Kwon Mi Joo
(Istri Young Jin), Galeri Young Jin dan Jeong Hae Sung, Partai Dunia Baru. Dan
menyuruh Jeong Jin untuk masuk ke ruangannya.
Tae Suk menunjukkan foto yang diterimanya dari Young Jin. Jeong Jin
bertanya, apa kedua orang itu selingkuh. Tae Suk bilang tidak, jika memang
perselingkuhan, Shin Young Jin akan mengatasinya dengan mudah. Lalu Jeong Jin
tanya lagi, foto-foto itu mau diapakan?
"Kau sudah tahu, kenapa tanya?"
"Kau ingin aku mengarang cerita untuk mengancam mereka?"
"Benar."
Jeong Jin memprotesnya. Tae Suk menjelaskan kalau Shin Young Jin
memang melakukan kekerasan pada istrinya. Itu sebabnya Young Jin memintanya
menangani kasus ini. Nantinya kalau ketahuan orang, Young Jin akan
menggunakannya sebagai tameng.
"Jadi Anda akan melakukan apapun yang disuruh Shin Young
Jin?"
Tae Suk menjawab kalau itu adalah tugas mereka. Jeong Jin tak mau di
bawa dalam hal ini. Ia tidak jadi pengacara untuk melakukan hal seperti ini. Ia
tidak jadi pengacara demi membersihkan bokong kliennya!
"Kesempatan hidup adil bagi pengacara, lebih kecil dibandingkan
menang lotre." Balas Tae Suk.
"Apa aku bilang soal hidup adil? Aku tidak berusaha jadi pahlawan
negara ini. Tapi sebagai orang yang belajar hukum, setidaknya kita harus punya
nurani! Bukankah begitu?!"
Tae Suk mengatakan alasannya. CEO Lee sudah ia anggap kakak sendiri,
Grup Hankuk adalah klien terbesar firma hukum Taesun. Jeong Jin merasa kalau
itu bukan alasan bagus tapi bagi Tae Suk itu sudah cukup. Jeong Jin kecewa,
sepertinya ia sudah salah mengerti soal Tae Suk, ia bodoh. Tae Suk belum
selesai bicara tapi Jeong tidak mau
dengar!
"Kau harus dengar!!!"
Tae Suk memelankan suaranya, apa yang akan ia katakan... sangatlah
penting. kemudian Jeong Jin keluar dari ruangan Tae Suk. Tae Suk menatap
keluar, ia mulai berhitung.
"100 - 7 = 93. 93 - 7 = 86. 86 - 7 = 79. 79 - 7 = 72. 72 - 7 =
65. 65 - 7 = 58. 58 - 7 = 51. 51 - 7 = 44."
kemudian terdengar suara Dong Woo yang belajar perkalian,, "3 x 1
= 3. 3 x 2 = 6. 3 x 3 = 9. 3 x 4 = 12. 3 x 5 = .... apa ya?"
Tiba-tiba Tae Suk berada di rumahnya yang dulu, dimana disana ia
melihat Eun Sun yang sedang mengajari Dong Woo berhitung. Tae Suk menatap
keatas menghirup udara segar, tiba-tiba ada tangan yang mencekiknya. tepat saat
itu Tae Suk terbangun karena panggilan Young Joo.
Tae Suk melihat Young Joo sebagai Eun Sun, ia mengajak untuk
mengunjungi Dong Woo. Ia ingin tahu kalau bunga sudah mekar atau belum.
kemudian Tae Suk kembali tertidur lagi. Young Joo menangis sedih, ia tidak bisa
tidur lagi.
Tae Suk terbagun, ia keluar dan
menemukan Young Joo duduk termenung di kursi meja makan, menangis.
Paginya, Tae Suk membangunkan Jeong Woo untuk mengajaknya joging.
Young Joo terbangun, ia mendapati pesan yang ditulis Tae Suk kalau Tae Suk dan
Jeong Woo keluar untuk olah raga, tidak usah pikirkan sarapan, kembali tidur
lagi saja.
Tae Suk kalah cepat dengan Jeong Woo. Tapi Tae Suk tersenyum dengan
semangat Jeong Woo itu.