Sun Hwa mengatakan pada Jeong Jin kalau Tae Suk akan langsung ke
pengadilan. Sun Hwa memberi semangat pada Jeong Jin untuk sidang pertamanya
ini.
Je Hoon mendekat ke meja Sun Hwa, ia ingin mentraktir Sun Hwa makan
malam sebagai ganti sikapku waktu itu. Ada restoran bagus di Cheongdam-dong
yang cocok dengan Sun Hwa. Wine mereka juga bagus. Sun Hwa malah menyemprot
pengharum ruangan ke arah Je Hoon.
"Segar sekali. Tapi kenapa disemprot ke aku?" Tanya Je Hoon.
"Menjaga etiket di restoran mahal jauh lebih sulit. Mungkin kau
membutuhkannya. Kado buatmu."
Je Hoon malah mikirnya kalau Sun Hwa suka padanya karena memberinya
kado. Tapi rasanya dingin sekali.
Tae Suk menemui detektif dulu sebelum ke pengadilan. Detektif
memberikan hasil otopsi dari Departemen Forensik, mereka curiga kalau
jantungnya berhenti karena terlalu banyak minum.
"Jadi artinya, kecelakaan tak disengaja Park Chul Min adalah
palsu?" Tanya Tae Suk.
Detektif menyangkalnya. itu hanya kecurigaan, tapi bukan berarti ayah
Tae Suk tidak bersalah. Tae SUk mengulangi lagi, bukankah penyebab kematiannya
adalah sakit jantung. Detektif ngeyel, Ayah Tae Suk yang mendorongnya sebelum
Ia terkena serangan jantung, Serangan jantung terjadi sesudahnya, Dia sudah
mabuk, jadi mereka menyangka dia kebanyakan minum.
"Jadi... kasusnya kau kirim ke kantor kejaksaan?"
Detektif menjawab kalau semua tergantung pihak kejaksaan, lihat saja
nanti. Kalau Ayah Tae Suk dibebaskan tanpa sanksi, detektif dan timnya akan
disalahkan.
"Kau masih saja belum berubah sejak 15 tahun lalu. Masih saja
ceroboh. Melihatmu tidak bertanggung jawab aku jadi ingat masa lalu."
"Pengacara sepertinya banyak berubah. Kau sudah punya banyak
uang... dan jadi terkenal. Pasti enak." Balas detektif lalu pergi.
Jeong Jin menelfon Tae Suk agar segera datang. Ia dan Soo Ji sudah di
depan pengadilan tapi saksinya belum datang.
Soo Ji menebak kalau Jin Kyung (saksi) tidak akan datang. Ponselnya
juga tidak diangkat. Jeong Jin tersenyum untuk menenangkannya, ia yakin Jin
Kyung pasti datang. Jangan khawatir, Semuanya akan baik-baik saja, Soo Ji hanya
perlu berkata jujur. Soo Ji mengangguk mengerti.
Tae Suk kebingungan di jalan. Jeong Jin menelfonnya tapi juga tidak
ada jawaban. Tae Suk sudah sampai tapi ia bingun lagi, gedung pengadilannya
yang mana ya.
Seung Ho melihat Tae Suk kebingungan, saat Tae Suk berbalik, ia
menyapanya. Tae Suk kelihatatn tergesa-gesa, ia mengatakan akan ke pengadilan,
kemudian lari menuju gedung sebelah. Seung Ho sepertinya merasa keanehan Tae
Suk ini.
Tae Suk sampai di gedung pengadilan, tapi ia lupa ruangan yang mana.
Ia merasa sendiri disana padahal banyak orang. Ia berhenti sebentar untuk
berpikir. Ada suara samar yang memanggilnya.
Setelah 3 kali dipanggil baru lah Tae Suk menoleh. Ternyata yang
memanggil adalah Jeong Jin. Jeong Jin mengatakan pada Tae Suk kalau sidangnya
akan segera dimulai. Tae SUk pun mengikuti Jeong Jin masuk ke ruang sidang.
-=Kasus 781 tahun 2016. Terdakwa Kim Soo Ji=-
Hakim yang bertugas untuk sidang kali ini adalah Eun Sun.
"Terdakwa. Kau bisa menolak bersaksi atau bicara kapanpun kau mau
selama sidang." Kata Eun Sun. Soo Ji mengerti.
Jeong Jin mengutarakan pembelaannya, Benar Terdakwa telah mencuri dan
menggunakan kartu kredit milik penggugat. Terdakwa mengerti kalau perbuatannya
salah dan menyesalinya. Mencuri memang salah, apapun alasannya. Namun, Terdakwa
memiliki alasan yang tidak bisa dikatakannya.
"Terdakwa memiliki nenek yang dirawat di rumah sakit dan adik
yang harus dijaganya. Karena orang tuanya tidak pernah menghubunginya, dia
harus menanggung beban sendirian dan bekerja sambilan. Aku yakin ini sangat
berat bagi gadis berusia 16 tahun. Namun, yang paling sulit untuk ditanggung
adalah perlakuan orang dewasa kepadanya." Lanjut Jeong Jin.
Jin Kyung datang. Tae Suk menulis di kertas untuk memberitahu Jeong
Jin kalau dia datang. Jeong Jin tambah bersemangat.
"Pemilik toko yang merupakan korban pencurian, bukan saja sudah
melecehkan terdakwa berulang kali. Ia juga bahkan memperalat kondisi terdakwa
yang sulit dan mengancamnya." Jelas Jeong Jin.
Eun Sun bertanya pada Soo Ji, apa itu benar. Pemilik toko yang ada di
sana menyangkal hal itu. Eun Sun memerintahkannya untuk tenang. lalu Eun Sun
kembali bertanya pada Soo Ji lagi, apa itu benar. Soo Ji menatap Tae Suk lalu
mengatakan kalau semua itu benar. Jaksa kang juga datang untuk menyaksikan
sidang.
"Pembela publik. Ini adalah kasus pencurian. Kami hanya bisa
melanjutkan kasus pelecehan hanya jika terbukti kasus itu benar." Kata Eun
Sun untuk Jeong Jin.
Jeong Jin mengerti tapi ia ingin eun Sun sekalian mempertimbangkan
kalau pelecehan yang berulang disertai ancaman, dapat mempengaruhi keputusan
gadis 16 tahun ini untuk mencuri. Oleh karena itu, ia ingin memanggil saksi
yang merupakan korban lain dari pelecehan ini.
Eun Sun mengijinkannya. Setelah saksi ditanya-tanya, Eun Sun
memerintahkan jaksa untuk memeriksa kebenaran perkataan saksi.
Jaksa menuntut hukuman 6 bulan penjara. Eun Sun memberikan kesempatan
Jeong Jin untuk mengutarakan pernyataannya.
"Terdakwa sangat menderita karena diabaikan oleh orang tuanya.
Namun, bukan saja masyarakat mengabaikannya, tapi juga merusaknya dengan
pelecehan seksual dan ancaman. Saat Terdakwa membutuhkan bantuan, semuanya
menolak, dan tidak ada yang membantunya. Perbuatan terdakwa memang salah, namun
Ia sudah menyesalinya. Bagi terdakwa, mendapatkan penyembuhan dan masa depan
yang baik, adalah permohonanku yang tulus demi memberikan keberanian dan
harapan bagi gadis ini."
Eun Sun memerintah Soo Ji untuk berdiri dan mengikuti kata-katanya.
"Aku, Kim Soo Ji, adalah orang yang berharga bagi dunia ini. Aku
spesial, dan punya hak mendapatkan cinta. Aku tidak akan biarkan dunia
mengalahkan aku. Aku, tidak sendirian."
Eun Sun memutuskan untuk menunda hukuman untuk Soo Ji.
Soo Ji pulang bersama Jin Kyung dengan wajah gembira. Jeong Jin
melambai senang pada keduanya.
Tinggal lah sekarang Jeong Jin berdua dengan Tae Suk. Jeong Jin memuji
Eun Sun yang sangat keren hari ini. Tae Suk juga memuji Jeong Jin yang hebat
hari ini.
"Yah, bukan apa-apa." Jawab Jeong Jin sambil senyum.
"Coba lihat dirimu. Kau pamer?"
"Ah, kapan lagi aku bisa pamer?"
Karena kasus ini sudah selesai, Tae Suk memerintah Jeong Jin untuk
mulai bekerja untuk kasus Young Jin, jangan cuma duduk dibalik komputer,
lakukan apapun bahkan jika harus mengorek tong sampah. Jeong Jin merasa kalau
tidak akan menemukan apapun.
"Maka gunakan imajinasimu dan pikir. Sesuatu yang sudah
terjadi."
Tae Suk tiba-tiba diam. Tae Suk kepikiran tentang perkataan istri
korban, padahal ayah datang hanya di saat korban tidak ada tapi Korban bisa
tahu kalau Ayah datang. Tae Suk kemudian menyuruh Jeong Jin untuk kembali
duluan dan cari bukti yang ia suruh tadi, sementara ia berlari ke mobil.
Jeong Jin memikirkan sesuatu.
-= Kilas balik =-
Jeong Jin menunggu Tae Suk di luar runag sidang. Ia melihat Tae Suk
datang dengan wajah kebingungan, bahkan Tae Suk melewatinya saja seperti orang
tidak kenal. kemudian Jeong Jin memanggilnya 3 kali dan baru direspon sama Tae
Suk.
-= Kilas Balik Selesai =-
Young Joo menemui Jae Min, ia mengatakan kalau Tae Suk belakangan ini
Tae Suk sering mimpi buruk. Semalam juga salah mengenalinya sebagai ibunya Dong
Woo.
"Ah, itu karena... pasien biasanya mengingat... kenangan paling
bagus dan paling buruk, jadi kadang mereka bingung sendiri."
Young Joo tahu itu makanya hatinya tidak tenang. Bagaimana seandainya
Tae Suk punya lebih banyak kenangan buruk daripada kenangan indah. Apakah ada
yang bisa ia lakukan untuk Tae Suk? Ia berusaha memberi Tae Suk diet sehat,
tapi ia tidak tahu harus melakukan apa lagi. Sekarang setelah ini jadi
kenyataan, ia baru sadar pengalamannya sebagai suster tidak ada gunanya.
"Stress sangat buruk buatnya, bagaimana jika kalian liburan?
Aigoo, dia tidak pernah mau dengar nasihatku."
"Jika berhenti kerja mungkin stressnya akan berkurang."
"Hmm bisa saja."
Jae Min tahu kalau Young Joo pasti menderita sekali. Insomnianya saja
semakin memburuk.
Tae Suk mendatangi TKP (Rumah korban). Disana ada istri korban. Tae
Suk datang untuk mencari CCTV atau kamera tersembunyi. Istri mengatakan kalau
tidak ada hal semacam itu, kalau memang ada, harusnya ia sudah temukan. Tae Suk
belum menyerah, ia bertanya, apa belakangan ini Korban pernah memperbaiki
sesuatu? Istri menggeleng, korban tidak pernah bekerja di rumah. Tae Suk akan
kembali, kemudian istri mengatakan kalau korban pernag mengganti bolam lampu di
ruang tamu.
Tae Suk mengamati dengan seksama dan menemukan kamera disana.
Tae Suk membawanya ke detektif. korban terdorong ke sofa, tapi
kepalanya mengenai bantal, Maka, itu tidak dapat membunuhnya, maka Ayahnya
tidak bersalah. Tae Suk bahagia sekali dengan penemuannya ini, ia bisa
selangkah di depan detektif.
"Ada yang bisa terlewatkan, meskipun sudah melakukan yang
terbaik." Kata Detektif sama seperti yang dikatakannya 15 tahun lalu.
Video terus berputar menunjukkan kalau istrilah sebenarnya yang
membunuh. Dengan ditemukannya bukti itu, Ayah pun dibebaskan. dan sang istri
ditahan.
Tae Suk menemui Ahjumma itu. Ahjumma mengaku kalau ia melakukannya
karena korban selalu memukulinya, ia berusaha membuatnya tertidur setelah dia
minum alkohol. Tae Suk mengatakan kalau ia akan mengatur pengacara yang ahli
dalam bidang kriminal ini. Kasus ini akan dianggap sebagai keadaan meringankan,
jadi Ahjumma jangan khawatir, biayanya juga, jangan dipikirkan. Ahjumma minta
tolong pada Tae Suk untuk menemukan putranya.
"Aku tidak perduli apapun yang terjadi padaku. Tapi, aku ingin
melihat putraku sebelum aku mati. Aku mohon temukan putraku. Aku mohon."
Tae Suk bertanya, siapa nama putra Ahjumma. namanya Cheon Min Gyu.
lalu Ahjumma memberikan kartu nama detektif Kim Chang Soo. Setelah Tae Suk
pergi, detektif kim datang, tanya apakah Min Gyu menghubungi atau tidak.
"Kenapa detektif itu mencari putramu?"
"Aku tidak begitu yakin, tapi dia
menelponku 2x setahun. Aku tahu aku tidak layak meminta, tapi tolong
temukan anakku. Aku mohon padamu."
Tae Suk akan memeriksanya. Ahjumma mengucapkan terimakasih.
Jeong Jin di kantor, ia masih kepikiran dengan kejadian tadi,
kenyataan bahwa Tae Suk tak mengenalinya sesaat.
Sun Hwa browsing mengenai penyakit alzheimer. Jeong Jin tiba-tiba
muncul. Sun Hwa langsung mematikan layar monitornya sebelum Jeong Jin sempat
melihat. Jeong Jin mau tanya sesuatu tapi ia urungkan.
Tae Suk kembali ke kantor.
Di rumah ada Ibu Young Joo. Tae Suk menghubungi, mengatakan kalau
semuanya sudah beres, jadi tidak perlu cemas. Ada suara Ibu Young Joo, Tae Suk
mengajak makan makan di restoran sushi kesukaan Ibu. Young Joo akan
membungkusnya saja dan mereka bisa makan di rumah.
"Kalau begitu, aku akan beli sushinya saat pulang." Tawar
Tae Suk, Young Joo sebenarnya khawatir tapi Tae Suk berhasil meyakinkannya
kalau ia tidak apa-apa.
Jeong Jin jadi mengorek sampah di rumah Young Jin. Dan hal itu
tertangkap kamera Reporter Joo yang berhari-hari mengintai rumah Young Jin.
Kemudian reporter Joo mendapat telfon dari orang yang mengaku
mengerahui siapa pelaku tabrak lari yang artikelnya ditulis oleh Reporter Joo.
Reporter Joo awalnya menduga kalau itu cuma penelfon iseng.
"Yang kecelakaan adalah putranya pengacara Park Tae Seok."
Jawab si penelfon.
Reporter Joo langsung menjalankan mobilnya setelah telfon itu.
Jeong Jin menemukan jam tangan mahal yang sudah rusak di kresek
sampah. kemudian ia terpikir sesuatu.
Eun Sun pulang, Tae Suk sedang memencet sandi pintu rumahnya. Eun Sun
kaget, Tae Suk senang apa disana.
"Hmm, sudah pulang? Apa sandinya? Aku lupa. Ayo buka pintunya.
Dong Woo sudah lapar." Jawab Tae Suk.
Eun Sun tambah kaget mendengarnya.
3 komentar
Semangat mbak nulis sinopsisny...☺😊😚
Semangat mbak ngerecapnya, ditunggu eps berikutnya😆
Semangat eon ngerecapnya, ini drama udah selesai tayang di korea.. makin penasaran sama ceritanya, belum sempet download jadi nungguin recapan eonni.. hehee.. Fighting eon.. suka banget sama actingnya Junho 2PM dari cuplikan di youtube :))