“Ibu mertuamu yang meninggalkannya di luar, jadi aku bawa masuk
sekalian. Dia tidak mau kau jadi canggung. Makanya tidak menyapamu.” Jawab Ibu.
“Ibu mertua ... harusnya dia mampir kalau sudah jauh-jauh kemari.”
Sejujurnya, jika Ibu Young Joo menjadi mertua Young Joo maka ia
akanbersikap sangat baik pada Young Joo karena Ypung Joo sudah mau menikahi
anaknya yang duda.
Young Joo meminta Ibunya berhenti membahas hal itu. Tapi Ibu masih
mencari cela untuk membahas mengenai hal itu.
Lalu Ibu membuka bungkus makanan dan mencicinya. Rasanya enak,jadi ia
minta beberapa.
"Yaa, cepat masukan ini di kulkas supaya kita bisa ke sauna. Sudah lama kita tidak pijat dan pergi
berbelanja. Kau harus menikmati hidup. Kenapa selalu seharian dirumah?"
Sayangnya,Young Joo gak mau, lain kali saja. Ia menelfon mertuanya
tapi tak diangkat.
Ibu Mertua Young Joo ada dikantor polisi karena Ayah mertua Young Joo
dilaporkan atas tindak kekerasan dan perzinahan. Setelah berdebat rumit,
akhirnya Ayah boleh meninggalkan kantor polisi.
Dalam perjalanan pulang Ayah menjelaskan pada Ibu kalau ia tidak ada
hubungannya dengan wanita itu hanya teman curhat saja.
"Ayo kita ajukan surat cerai resmi. Aku tidak perduli kau mau
hidup dengan 10 orang perempuan. Hidup saja sesukamu seperti sekarang."
Ujar Ibu.
Ayah minta maaf, ia berjanji akan menjadi Ayah dan Suami yang lebih
baik lalu mengajak Ibu pulang.
"Itu rumahku. Aku akan mengirim surat-suratnya ke alamatmu. Tanda
tangani dan kirimkan sendiri." Jawab Ibu.
Ayah mengatakan akan ke rumah Tae Suk, ia yakin istri Tae Suk mau
menerimanya.
"Hanya karena kau terlihat seperti manusia, bukan berarti kau manusia. Kalau kau mau anakmu
melihatmu seperti manusia, jangan pernah datang menemui mereka lagi. Camkan
omonganku ini."
Tae Suk menemui Young Jin, mengatakan kalau ia sudah tahu orang yang
mengetahui kasus malpraktek selain Dr Kim. Tae Suk menyarankan Young Jin untuk
memberi uang pada orang itu dan juga untuk menandatangani dokumen persetujuan.
"Jika kita bertindak berlebihan, bisa jadi senjata makan
tuan." Kata Tae Suk.
Tapi Young Jin menjawab kalau mereka memang sudah berlebihan dan sudah
kena senjata makan tuan. Seandainya Tae Suk membujuk Dr Kim baik-baik, kasusnya
sudah selesai. Tae Suk mengiyakan canggung.
"Ini bukan masalah rumah sakit Hankuk ... tapi masalah juga buat
Grup Hankuk Energi secara keseluruhan. Kau tahu bukan?"
Pandangan Tae Suk mulai kabur. Tapi tidak berlangsung lama, dan ia
bisa fokus kembali. Ia mengerti apa maksud Young Jin.
"Kalau begitu, atasi dengan baik. Kalau tidak, aku takut aku
harus mengatasinya sendiri." Ancam Young Jin.
Tae Suk keluar dari ruangan Young Jin, ia menelfon seseorang yang
menanyakan mengenai pengacara Choi Yeo Kyung yang masih kukuh dengan
keputusannya.
Tae SUk berpapasan dengan Ketua Group Hankuk (Ayah Young Jin). Ketua
membahas mengenai kasus malpraktek yang belum selesai. Tae Suk berjanji akan
mengatasinya. Ketua mempercayai Tae Suk.
"Aku tidak senang dengan calon menantuku yang paling kecil.
Putraku juga membuatku cemas. Aku yakin mereka sering membuatmu tersinggung.
Tapi karena kau lebih dewasa, tolong lebih sabar dan pengertian." Pinta
Ketua.
"Tidak apa-apa Ketua."
Reporter melihat Tae Suk berbicara dengan ketua dari lantai atas.
Young Jin menyuruh Dr. Choi untuk kembali bekerka karena semua akan
berpikir yang tidak-tidak, kalau Dr. Choi cuti disaat begini. Dr Choi menjawab
kalau ia gugup sekali kalau di rumah sakit.
"Seandainya ... Suster Yoon berubah pikiran dan melaporkannya,
kau akan menghentikan dia, bukan?" Dr Choi ingin kepastian.
Young Jin malas menanggapinya, ia mau pergi rapat. Dr Choi terus
memaksanya untuk berjanji.
"Aku juga menyimpan rahasia hyung selama ini. Sejak kapan aku
mulai menderita kegugupan ini? Semua ini salahmu!" Lanjut Dr Choi.
Young Jin marah, ia mengambil tongkat pemukul bisbol untuk memukul Dr
Choi, untung ketua datang.
"Jangan salah sangka. Kami
sedang bercanda." Ujar Young Jin.
"Banyak mata memperhatikan. Jangan bertingkah dan asal
bicara." Peringatan Ketua.
Jeong Jin menyetir untuk Tae Suk, ia membahas mengenai kasus Choi Yeo
Kyung yang masih kukuh menggunakan haknya sebagai orang tua. Ia sudah mengungkit soal uang. Tapi Yeo Kyung tidak
bergeming.
"Bagaimana dengan hasil tes DNA?" Tanya Tae Suk.
Jeong Jin menjawab kalau ia sudah mengirimkannya. Ia tidak paham, jika
Choi Yeo Kyung
mengejar uang, dia bisa
mendapatkannya dari tempat lain. Tapi kenapa dia menginginkannya dari si ayah
kandung?
"Dia ingin keduanya, haknya sebagai orang tua dan juga uang. Atau
... mungkin dia punya obyektif lain."
Jeong Jin bertanya, Obyektif lain apa? tapi Tae Suk juga tidak punya
pikiran apa itu.
"Jadi semakin sulit bagi Yoon Ji Hee untuk membesarkan Eun
Ah." Desah Jeong Jin.
Tae Suk ketiduran, ia kembali bermimpi, mengenai pria yang memakai
baju penjara dan topeng yang kekeh mengatakan kalau ia bukan pembunuhnya.
"Pengacara kau tidak percaya aku ya?"
"Siapa kau?" Tanya Tae Suk
"Kau ... Kau tidak ingat aku, bukan?"
Pria itu akan membuka topengnya tapi Tae Suk keburu terbangun. Tapi
Tae Suk terbangunnya di kantor.
Tae Suk buru-buru keluar. Sun Hwa menanyainya, mau kemana Tae Suk tapi
tak dijawab. Lalu Tae Suk kembali lasi ke meja Sun Hwa.
"Apa mungkin, aku pernah menangani kasus tentang pembunuhan
badut?" Tanya Tae Suk.
Seingat Sun Hwa tidak ada, tapi jika tae Suk ingin ia bisa
memeriksanya. Awalnya Tae Suk mengatakan tak usah tapi ia berbalik lagi dan
meminta Sun Hwa untuk memeriksanya.
Tae Suk masuk ke ruangan Dokterr Sok Tahu (Jae Min) tanpa mengetuk,
dan ternyata disana ada istrinya. Tae Suk mengira kalau Jae Min mengatakan
pengakitnya kepada istrinya.
"Yaa, yaa, Tae Suk! Kau sudah ketemu dia? Kau sudah ketemu?"
Tanya Jae Min yang mencoba mengkode Tae Suk
"Apa?"
"Itu yang kau minta tolong padaku ... Kalau kau butuh tanggapan
dari ahli medis. Jadi, aku ... tidak ada masalah?"
Tae Suk mengerti ternyata Jae Min belum mengatakan apa-apa. Lalu ia
bertanya pada Young Joo ngapain Young Joo di sana.
"Itu ... kita bicarakan nanti dirumah. Bukan masalah besar
kok." Jawab Young Joo yang langsung pamit.
Tae Suk bertanya pada Jae Min, ada apa sebenarnya. Jae Min menjawab
kalau semua ini gara-gara Tae Suk.
Tae Suk mengejar Young Joo sampai ke parkiran.
"Apa aku suami yang tidak bisa diandalkan?" Bentak Tae Suk.
Young Joo menjawab kalau ia akan memberitahu Tae Suk. Ia tidak mau Tae
Suk cemas tanpa alasan. Jadi ia diam saja.
"Mana bisa itu tanpa alasan?! Istriku menderita insomnia dan aku
sama sekali tidak tahu. Suamimu tidur sampai mendengkur!"
Young Joo meminta Tae Suk untuk memelankan suaranya, bisa didengar
orang nanti. Ia meyakinkan tae Suk kalau ini bukan hal serius sehinggat Tae Suk
tak harus khawatir.
Tae Suk langsung memeluknya.
"Maaf. Maafkan aku. Aku merasa bersalah dalam banyak hal. Aku
kepadamu ... Aku sungguh merasa bersalah."
Ternyata Jae Min yang mengatakan insomnia yang dialami Young Joo.
"kau tidak punya hak untuk marah. Kau sendiri belum
memberitahunya." Ujar Jae Min.
Tae Suk merasa tidak sempat benapas tenang. Jae Min mengatakan untuk
mengatasi masalah satu demi satu, dimulai dari penyakit Tae Suk.
Tae Suk setuju untuk menjalani pemeriksaan lanjutan. Dan ia bertanya,
apa mimpi buruk juga termasuk gelaja penyakitnya?
"Yah, kasusnya berbeda di tiap orang. Tapi itu jarang terjadi. Saat penyakitnya
berkembang, waktu dan tempat akan terasa membingungkan." Jawab Jae Min.
Tae Suk akan keluar. Jae Min menasehatinya untuk berhenti minum dan
mulai olah raga.
"Apa ada pengobatan yang bisa menghilangkan sesuatu yang ingin
dilupakan?" Canda Tae Suk.
Tae Suk pun pergi.
Eun Sun mendapat telfon dari kenalannya. Dia menemukan bunga di tempat
kecelakann Dong Woo. tidak yakin mulai kapan, tapi ada bunga di tempat
kecelakaan Dong Woo sejak minggu lalu.
Pagi-pagi, Eun Sun jogging dan
sengaja melewati jalan itu, ia menemukan bunganya tapi tak ada orang disana.
Eun Sun melihat bayangan DOng Woo kembali dan ia kembali menangis.
Tae Suk berangkat kerja. Young Joo menelfonnya, Tae Suk mengatakan
kalau Jeong Woo sepertinya akur dengan teman-temannya, jadi tak perlu terlalu
cemas.
"Anu, malam ini ... ayo kita makan malam dengan anak-anak. Aku
sudah mengatakannya ke Jeong Woo... ya, kau yang tentukan mau makan apa. Bukan
yang diinginkan anak-anak. Tapi yang kau inginkan."
Yeon Woo memberi nama pada boeneka anjing kembarnya, Park Hana (1) dan
Park Deul (2). Kalu ia dapat anjing lagi, ia mau beri nama Park Sam (3).
"Hari ini bagaimana kalau kau ke TK memakai baju yang ibu beli di
mall?" Saran Young Joo karena Yeon Woo selalu memakai baju taekwondo.
"Nanti aku pikirkan." Jawab Yeon Woo.
Jeong Jin naik lift, pintunya sudah akan tertutup.
"Tunggu Sebentar!" Pinta Sun Hwa.
Sun Hwa akan masuk tapi sepatunya nyangkut. Jeong Jin membantu dan Sun
Hwa malah jatuh ke pelukannya. Mereka lasngung canggung.
Tae SUk datang, ia mencabut sepatu Sun Hwa. Mereka lasngung berdiri
tegap.
"Anda datang?" Sapa Jeong Jin
"Silahkan masuk!" Sapa Sun Hwa.
"Apa aku masuk rumah pengantin baru?" Tanya Tae Suk.
Sun Hwa agak menjauh dari jeong Jin. Tae Suk belum memberikan sepatu,
Sun Hwa memintanya, ia kesulitan memakainya dan akhirnya terjatuh lagi dan
kembali ditangkap Jeong Jin.
Mereka bertiga jalan menuju ruangan bersama. Tae Suk bertanya, Kapan
hasil tes DNAnya keluar?
"Hari ini harusnya sudah." Jawab Jeong Jin.
"Suruh mereka cepat.
Hubungi pengacara Choi Yeo Kyung dan atur pertemuan. Hubungi Yoo Eun
Seon juga. Di ruang rapat kita."
"Saya mengerti." Jawab Sun Hwa.
Jeong Jin bertanya, apa Tae Suk mau bernegosiasi lagi. Tae Suk
menjawab 'kurang lebih'
Jeong Jin bertanya pada Sun Hwa, apa maksud 'kurang lebih' itu. Sun
Hwa menggeleng tak tahu.
Eun Sun menghubungi Tae Suk, menanyakan apa Tae Suk yang meletakkan
bunga. Tapi Tae Suk tak mengerti yang dimaksud bunga apa, ia minta Eun Sun
untuk menjelaskan tapi Eun Sun malah menutup telfon.
Eun Sun mondar mandir di ruangannya sambil memegang gelang yang
dipakainya, ia yakin kalau orang yang menaruh bunga tersebut adalah orang yang
menabrak Dong Woo.
Seung Ho kembali mendatangi nenek penjual kue beras di depan kantor
kejaksaan. Hari ini nenek memberikan k beras gratis untuk Seung Ho.
"Hari ini, ada yang ingin aku tanyakan ke nenek. Bisa nenek
ceritakan tentang cucu nenek?" Tanya Seung Ho.
Choi Yeo Kyung beserta pengacaranya menemui Yoon Seon Hee, Yoon Joo
Hee, Tae Suk dan Jung Won untuk mediasi kasus hak asuh Eun Ah.
Jung Won menjelaskan kalau Yeo Kyung bisa kehilangan hak asuh Eun Ah
karena sudah menelantarkan Eun Ah.
Pengacara Yeo Kyung menyodorkan rekam medis Yeo Kyung yang menyatakan
kalau waktu itu Yeong Kyung menderita depresi. jadi pasti ada pengecualian.
Tae Suk menunjukkan bukti kalau Yeo Kyung tak pantas mengasuh Eun Ah
tapi Yeo Kyung bisa membantah semuanya.
Tae Suk masuk ke intinya, ia menebak maksud Yeo Kyung ingin hak asuh
Eun Ah adalah untuk mendapatkan uang dari Ayah kandung Eun Ah.
"Berhenti memfitnah!" Bentak Yeo Kyung.
"Ini bukan fitnah. Aku hanya mencari solusi masuk akal untuk
kedua belah pihak." Balas Tae SUk
Yeo Kyung tidak mau mendengar lagi dan akan pergi. Tae Suk memintanya
untuk menyerahkan hak asuh Eun Ah maka mereka akan memberinya uang. Tapi jika
Yeo Kyung membawa ini ke pengadilan, maka ia akan kehilangan haknya sebagai
orang tua.
"Ditambah lagi, menipu dengan menggugat orang melakukan
penculikan anak, kami akan menuntutmu karena membuat tuduhan palsu."
Lanjut Tae Suk.
Yoon Seon Hee menyela, semua yang dikatakan tae Suk itu tidak benar,
ia dan Yeo Kyung tumbuh bersama di panti asuhan. Ia tahu betul betapa berat
hidup Yeo Kyung. Yeo Kyung bukan orang jahat. Ini karena hidupnya berat. Itu
sebabnya. Jadi, Ia meminta Tae Suk berhenti.
Hal ini diluar dugaan, Jung Won mengajak Seon Hee untuk bicara diluar.
Seon Hee tak menanggapi. ia bicara baik-baik dengan Yeo Kyung, meninta
ijin untuk merawat Eun Ah hingga dewasa, sampai Eun Ah mengerti.
"Tidak mau. Aku yang akan membesarkannya." Jawab Yeo Kyung
tegas, lalu keluar dari sana.
Joo Hee menyadarkan kakaknya, kalau sikapnya begini bisa-bisa kakaknya
kehilangan Eun Ah.
"Kalau kliennya seperti ini, kita tidak punya pilihan. Ini sama
saja mereka menyerah. Ini bukan salahmu
pengacara Park." Ucap Jung Won.
Lalu Jeong Jin masuk membawakan hasil tes DNA dan hasilnya negatif.
"Apa dari awal Anda sudah tahu?" Tanya Jeong Jin.
"Hanya perkiraan." Jawab Tae Suk.
CEO Lee datang ke ruangan Tae Suk. Ia mendengar kalau tae Suk baru
selesai berperang, Ia mau mendengar rencana kelanjutan Tae Suk sambil minum.
"Jangan hari ini. Ya, Saya berencana makan malam dengan anak-anak
setelah sekian lama." Jawab Tae Suk.
CEO Lee pun mengerti dan menyuruh Tae SUk untuk segera pergi.
Jeong Woo, Yeon Woo dan Young Joo sudah menunggu di restaurant. Yeon
Woo memuji ibunya yang terlihat sangat cantik hari ini.
"Makasih. Bagaimana rasanya pergi sekolah dengan ayah?"
"Bagus." Jawab Jeong Woo.
Pelayan datang, Young Joo mengatakan kalau mereka masih menunggu
orang.
Tae Suk jalan kaki menuju restauran tapi mendadak ia lupa dimana
restaurannya. Ia mencari HP nya tapi juga tak ada di semua sakunya.
Young Joo menelfon Tae Suk tapi tak diangkat, karena ponsel Tae Suk
tertinggal di mobil.
Yeon Woo mengeluh kalau Ayahnya selalu melanggar janji. Young Joo
menjelaskan kalau Tae Suk sedang sibuk makanya begitu. Dan mereka pun makan
duluan.
Tae Suk melihat kesekeliling tapi malah merasa sangat-sangat asing
dengan tempat itu, ia tak tahu harus melangkah kemana.
Ia memutuskan untuk terus melangkah kedepan, ia melewati restauran
tempat janjiannya. Akhirnya ia sampai di salah satu sudut jalan. Pandangannya
mulai kabur.
Tae Suk berdiri di tenagh-tengah jalan. Ia memegang kepalanya frustasi
"Masih belum ... Masih belum! Ini tidak boleh terjadi!"
Lalu ia memukul-mukul kepalanya
"Ingat! Ingat! Ingat! Tolong, ingat!! Aaaaaa..."