Yoo Jung mengajak In Ho bicara berdua dan menyuruh Seol untuk masuk duluan. Sekarang In Ho mengerti, Jung memblokir kartu kredit kakaknya karena ia mendekati pacar Jung. Jung memberi pilihan pada In Ho, ia akan menghentikan kontrak rumah In Ha bulan ini atau In Ho keluar dari pekerjaannya di tempat kursus.
In Ho gak mau, ia malah senang Jung terganggu dengan kembalinya. “Kenapa? Apa kau akan melukai tangan kananku sekarang?”
Jung : “apa kau beneran menginginkan hal itu?”
In Ho tersenyum, ia menyukai situasi ini dimana Jung membuka topengnya. In Ho tidak ingin bersembunyi lagi, ia sudah siap untuk bertemu Jung sering-sering. In Ho lalu pergi.
Seol belum masuk rumahnya, ia galau. Lalu ia keluar untuk mengejar Jung. Jung tak berhenti saat panggilan pertama Seol dan baru berbalik saat panggilan kedua.
Jung marah pada Seol, ia sudah mengingatkan Seol untuk menghindari In Ho tapi Seol malah pulang bersama In Ho. Seol menjelaskan kejadian sebenarnya kalau tadi hujan dan ia tidak membawa payung juga mengatakan kalau In Ho bekerja di tempat kursus dan rumah mereka satu arah. Seol meminta maaf.
Jung tambah marah karena Seol tak jujur padanya soal In Ho yang bekerja di tempat kursus. Seol menjelaskan kalau ia takut Jung akan kepikiran.
“tapi, kenapa Sunbae sangat marah?” tanya Seol.
Jung membentaknya untuk melakukan seperti apa yang ia katakan, kalau ia bilang harus menjauh ya menjauh. Seol membatin, Jung selalu seperti itu, tak pernah menjelaskan tentang masalahnya.
Hujan turun dan mereka masih berdiri disana. Seol sudah menahan ini begitu lama, ia akhirnya mengeluarkannya. Seol bertanya, mengapa ia harus menghindari Baek In Ho. Kenapa ia harus mematuhi semua yang Jung katakan. Seol butuh alasan yang bisa membuatnya mengerti untuk menghindari In Ho atau tidak.
“Aku kan sudah bilang, dia bukan temanku. Kau bilang kau tak ingin menghindrinya kecuali aku memintamu. ” jawab Jung.
Seol belum bisa menerima alasan itu, baginya itu masih kurang. Jung membuka payungnya untuk memayungi Seol. Ia tak ingin bertengkar dengan Seol dan meminta Seol masuk. Dan besok..
“jika besok. Apa yang berubah? Walaupun aku minta maaf atau bertanya… Sunbae tak mendengarkan. Kau tak memberiku penjelasan, hanya menyuruhku untuk menghindarinya. Apa yang harus kulakukan? Siapa aku untukmu? Apakah pacaran itu seperti ini? aku pergi”
Seol menerima telfon dari Bo Ra yang menangis. Bo Ra mengatakan kalau ayahnya pingsan saat ia pulang ke rumah dan selarang ia ada di Rumah Sakit.
Seol akan menuju kesana. Jung masih ada ditempatnya tadi, Seol melewatinya. Jung mengajaknya bicara, Seol mengatakan nanti. Jung memegang tangannya, Seol menjelaskan kalau ayah Bo Ra pingsan kemudian Jung mengantarnya ke Rumah Sakit.
Di mobil, Jung memberi handuk untuk Seol. Jung bertanya apa keadaan ayah Bo Ra serius? Seol menjelaskan kalau ayah Bo Ra sudah pingsan saat Bo Ra pulang. Seol mengkhawatirkan Bo Ra yang akan sendirian karena Ibunya sudah meninggal. Jung mempercepat laju mobilnya.
Eun Taek datang duluan. Bo Ra memarahinya yang lama sekali datangnya. Bo Ra takut kalau terjadi apa-apa dengan ayahnya. Eun Taek minta maaf dan memeluknya. Bo Ra tak tahu apa yang harus ia lakukan kalau ayahnya kenapa-kenapa. Eun Taek meyakinkannya kalau semua akan baik-baik saja.
Seol dan Jung datang. Seol langsung memeluk Bo Ra dan mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja. Jung meminta kamar kosong pada perawat dan Eun Taek langsung menggendong Bo Ra ke sana.
Jung dan Seol menunggu di depan ruang operasi. Jung menyuruh Seol duduk, “jangan terlalu khawatir.”
In Ho dikamarnya, ia memikirkan perkataan Jung yang mengakui Seol sebagai kekasihnya. In Ho mengatakan kalau hal itu menarik, tapi ia kesal dan menendang sesuatu. Ia berbaring.
Seol kelihatan mengantuk, Jung menawarinya untuk tidur. Seol gak mau ia akan menunggu. Jung mengatakan kalau keadaan ayah Bo Ra tidak akan lebih buruk walaupun Seol tidur. Seol setuju tapi..
Kemudian seorang pasien lewat dan tangannya berdarah. Seol takut akan darah. Jung menenangkannya kalau darah biasa di rumah sakit.
Dokter keluar mencari wali dari ayah Bo Ra. seol akan menemui dokter tapi Jung menahannya dan ia yang akan menemui dokter. Dokter mengatakan kalau ayah Bo Ra mengalami pendarahan tapi untungnya cepat dibawa ke Rumah Sakit dan ia yakin kalau operasinya akan berjalan lancar.
Jung menyuruh Seol untuk tidur dan ia akan mengambilkan selimut untuk Seol.
“menyenangkan kalau bisa bersandar padanya. Tapi segalanya tetap berjalan salah untuk kita.” Batin Seol.
Jung mengambil selimut di kamar Bo Ra, ia juga memegang kresek hitam. Di ruangan Bo Ra tertidur. Eun Taek menggenggam tangannya, ia juga tertidur di sebelah Bo Ra, di ranjang extra.
Saat Jung kembali, Seol sudah tidur. Jung hati-hati meletakkan kreseknya dibawah dan menyelimuti Seol. Kemudian ia duduk di samping Seol dan menggenggam tangannya. Kayaknya Jung menyontoh Eun Taek. Dan Jung juga tertidur.
Seol terbangun, ia kemudian menyelimuti Jung. Jung terbangun saat dokter keluar dari ruang operasi. Dokter mengatakan kalau operasinya berjalan lancar dan mereka dipersilahkan untuk menuju ke ruang pemulihan.
Bo Ra masuk kedalam dan mereka menunggu diluar. Bo Ra keluar, ia sudah bisa tersenyum sekarang. Ayahnya baik-baik saja dan ia berterimakasih pada semuanya. Bo Ra mengatakan kalau tema-teman ayahnya akan segera datang dan menyuruh mereka untuk pulang.
Eun Taek mengatakan kalau ia akan tinggal, ia tidak mungkin meninggalkan Bo Ra sendirian. Jung dan Seol pergi duluan.
Bo Ra menebak kalau Eun Taek pasti main game soalnya ia sudah menelfon berkali-kali tapi Eun Taek tak menjawabnya. Eun Taek berlagak tak ingat. Ia kemudian menggenggam tangan Bo Ra dan berjanji kalau ia tidak akan mengabaikan telfon Bo Ra lagi mulai sekarang. Bo Ra mengeluhkan bau badan Eun Tak, Bo Ra menyuruhnya segera mandi dan melarangnya dekat-dekat dengannya.
Seol dan Jung keluar rumah sakit. Seol minta maaf karena marah pada Jung padahal ia juga salah. Jung juga minta maaf dan mengajaknya untuk duduk di bangku.
Jung menjelaskan soal In Ho, ia mengatakan kalau In Ho adalah cucu dari professor yang dihormati ayahnya. Setelah professor meninggal, keluarganya merawat In Ho dan membiayai hidupnya. In Ho adalah pemain piano tapi ia melukai tangannya saat berkelahi di SMA. In Ho percaya kalau Jung yang menyebabkan itu, walaupun Jung sudah menjelaskan ribuan kali kalau bukan ia penyebabnya tapi In Ho tak percaya. Itulah yang menyebabkan mereka tidak akur seperti saat ini.
Jung melanjutkan kalau itu sebabnya ia menyuruh Seol menghindari In Ho karena ada kemungkinan In Ho akan melukai atau berbuat kasar pada Seol karena In Ho membencinya.
“perasaan mereka rupa-rupanya terlalu dalam untuk menjadi kesalahpahaman simple. Ya, aku akan mempercayai Sunbae untuk saat ini.” batin Seol.
Seol mengerti. Jung bertanya, apa Seol memiliki perasaan tak nyaman dengannya. seol tak mengangkat telfon Jung kemarin dan terlihat aneh belakangan ini.
Seol menceritakan apa yang ia dengar dari Joo Yeon kemarin bahwa Jung tak datang menolongnya. Seol merasa sedikit terluka saat mendengarnya, Jung mengetahui situasinya tapi tak menolongnya. Dan Seol ingin tahu alasan Jung menembaknya.
Jung mengatakan kalau ia memanggil pihak keamanan. Walaupun ia langsung pergi saat Joo Yeon meminta bantuannya, ia langsung memanggil petugas keamanan dan mencari geandangan itu bersama. Hari berikutnya Jung menanyakan tentang luka Seol tapi Seol mengatakan kalau itu karena kaleng tuna. Jung berpikir kalau Seol menyembunyikannya untuk mencegah rumor menyebar.
“Tapi Seol.. apa kau percaya begitu saja apa yang Joo Yeon katakan?” tanya Jung.
Seol gak bisa berbohong. Jung merasa sedikit terluka. Seol minta maaf dan berjanji akan mengatakan apapun yang mengganjal di hatinya agar mereka tidak salah paham lagi. Jung berjanji kalau ia tidak akan melakukan sesuatu yang membuat Seol marah lagi.
Dan percakapan mereka terganggu dengan suara perut Seol. Seol malu, ia memegangi perutnya, ia mengatakan kalau ia belum makan apa-apa hari ini. jung membuka kreseknya dan ternyata ada kimbab segitiga, ia membuka bungkusnya dan memberikannya pada Seol. Dan membuka satu lagi untuk dimakannya sendiri.
Jung mengantar Seol pulang. Seol sibuk dengan pikirannya, ia mulai mengerti sikap Jung kalau Jung tak suka membuat keributan dan meski orang salah paham, dia takkan jelaskan kalau tak ditanya. Seol akan melupakan semua yang terjadi dimasa lalu seperti yang dikatakan Jung. Lupakan semunya dan memulai yang baru, begitulah seharusnya.
Seol kembali bertemu In Ho di tempat kursus, ia menyapa In Ho dan akan membahas soal kemaren malam.
“Aigooo. Ini siapa? Bukankah ini ceweknya Jung? Emmm,,, wajahmu kelihatan cerah, apa terjadi sesuatu yang baik semalam?” tanya In Ho.
Seol mau minta maaf. In Ho mengacunginya jempol karena selalu saja cekatan dan juga pintar (tahu kesalahannya), maksudnya kalau salah langsung minta maaf tanpa menunda-nunda waktu.
Saatnya pulang. In Ho menyuruh Seol pulang duluan, ia akan pergi setelah Seol pergi.
“Pacarmu sangat tidak suka kita berdekatan. Kenapa juga harus tetanggaan? Pacarmu pasti tak suka melihat kita seperti ini. Cepat pergi.” Suruh In Ho.
In Ho juga celingukan jangan-jangan ada Jung. Seol mengatakan kalau In Ho membuatnya jengkel, ia menyuruh In Ho untuk mengatakan apa yang ingin ia katakana tak usah memutar-mutar begini. In Ho kemudian mengatakan kalau ia mau mereka tidak saling kenal lagi mulai saat ini.
“Apa? Apa kau berterimakasih karena aku mengatakan ini duluan?” tanya In Ho.
Seol mengiyakan, ia berterimakasih dan pergi dengan kesal. In Ho berkata kalau Seol mengatakannya dengan sopan.
Jung telfonan dengan Seol, mereka membahas soal kelauraga Seol yang akan segera membuka restaurant. Seol membenarkan, ia bercerita kalau ia berkunjung tadi dan interiornya tampak bagus, ia mengundang Jung untuk datang kapan-kapan karena mie buatan ibunya sangat enak.
“Bukankah ini terlalu awal untuk bertemu dengan orangtua secara formal?” tanya Jung.
Seol meminta Jung jangan bercanda begitu. Jung berusaha untuk membuat lelucon agar Seol ketawa, ia ragu jadinya, apa candaannya ini tidak lucu. Seol ketawa dan mengatakan kalau candaan Jung lucu.
Seol mengatakan kalau ia akan membelikan Jung makan malam. Ia menyuruh Jung untuk mengatakan apa saja yang ingin dimakan karena Seol baru saja menerima gaji. Jung menjawab kalau itu artinya, ia bisa makan makanan super mahal?
Seol tertawa, ia menyuruh Jung berhenti bercanda. Jung mengerti tapi nadanya agak kesal. Seol jadi serba salah, ia mengatakan kalau ia juga bercanda. Jung mengerti dan membebaskan Seol untuk memilih makanan yang dinginkannya.
“Tidak, Sunbae bisa memilih yang Sunbae inginkan.” Jawab Seol.
Jung megatakan kalau mereka bisa makan apa saja kalu begitu. seol mengatakan lagi kalau ia Cuma bercanda dan Jung tersenyum.
Ass. Heo ke rumah Joo Yong, dia merapikan barang-barang yang tergeletak sembarangan. Ass. Heo menunggu Joo Yong sampai pagi. Joo Yong pulang, dan ia menyapa Ass. Heo dengan cagiya (Honey).
Ass. Heo memprotes Joo Yong yang pulang sangat telat. Joo Yong mengatakan kalau ia menemui juniornya. Ass. Heo bertanya siapa mereka. Joo Yong tak bisa menjelaskan, ketahuan bohong. Ass. Heo bertanya kenapa Joo Yong selalu bohong?
“Aku rindu ibuku jadi aku menemuinya sebentar sebelum ayahku bangun” Jawab Joo Yong.
Ass. Heo ngambek, ia menyuruh Joo Yong kembali saja ke ibunya kalau begitu. ia mau pergi dan Joo Yong mengejarnya.
Mereka keluar kamar dan tepat saat itu, cucu pemilik kosan datang dan langsung berbalik saat melihat Ass. Heo dan Joo Yong (sangat mencurigakan, apalagi pakaiannya serba hitam dan memakai topi juga).
Joo Yong bertanya, sedang apa Si cucu disana. cucu menjelaskan kalau ia habis olahraga dan mapir untuk mengecek keadaan jendela yang ia betulkan. Ass. Heo curiga, kenapa kok pagi-pagi sekali.
Lalu Si cucu bertanya, apa Ass. Heo dan Joo Yong tidur bersama? Ass. Heo menggeleng. Cucu mengatakan pada Ass. Heo untuk jangan datang sering-sering karena kamar kosan Cuma dikontrakkan untuk satu orang.
Cucu kembali turun, dan ia tersenyum mendengar Ass. Heo dan Joo Yong kembali bertengkar, lalu ia keluar kosan.
Jung dan Seol di restaurant, Seol melihat menu dengan sangat intens. Jung menanyakan soal kupon, Seol menunjukkannya dengan antusians dan Jung setuju untuk makan seperti di kupon.
Sambil makan. Seol membahas soal In Ho, ia mengatakan kalau ia tidak tertarik dengan In Ho jadi Jung tak usah mengkhawatirkannya.
Jung ingin tahu bagaimana awalnya Eun Taek dan Bo Ra berteman dengan Seol. Seol mulai bercerita, Seol bertemu dengan Eun Taek gara-gara Bo Ra dan ia bertemu dengan Bo Ra pertama kali saat SMA tahun ke tiga. Pada awalnya Bo Ra sangat agresif dan kelihatan sedikit menakutkan tapi setelah mengenalnya lama, Bo Ra ternyata enak diajak bicara.
“Sekarang kalau dipikir-pikir, kesan pertama tetap melekat pada beberapa orang dan sebagian yang lain, kesan pertama bertolak belakang dengan kepribadian mereka.” Lanjut Seol.
Jung menanyakan kesan Seol setelah mengenalnya selama ini. seol hanya diam. Jung melanjutkan..
“Aku suka. Itulah yang aku rasakan. “
Seol jadi salah tingkah, ia mengatakan kalau ia juga merasakan hal yang sama. Jung tersenyum dengan tingkah Seol.
Jung dan Seol jalan di trotoar. Jung melindungi Seol dari motor yang lewat. Seol kaget dengan sentuhan Jung yang tiba-tiba, ia langsung mendorong Jung yang memeluknya. Seol minta maaf.
Mereka kemudian masuk ke toko pernak Pernik. Jung melihat jam tangan, Seol gak tahu kalau Jung pengoleksi janm karena ia melihat kalau Jung selalu memakai jam yang sama. Seol mengenakan tali rambut dan Jung menyukainya.
Kemudian Jung melihat ada gantuangan boneka anjing, ia menjajarkannya dengan Seol dan mengatakan kalau itu mirip Seol. Seol bilang kalau itu tidak mirip dengannya. jung membelinya satu pasang, untuknya dan untuk Seol, juga membeli tali rambut Seol.
Seol dikamarnya, ia menatap gantungan kunci pemberian Jung dan kalau dipikir-pikir memang kelihatan sama dengannya. Seol juga menyentuh tali rambutnya, ia membatin kalau kali ini ia hanya menerima lagi. Seol berencana untuk membelikan Jung jam tangan tadi.
Seol mengirim pesan pada Jung, apa Jung sampai rumah dengan selamat. Jung langsung membalasnya, kali ini tak terganggu dengan game. Seol memasang gantungan bonekanya di ponsel.
~BERSAMBUNG~
1 komentar:
Ada kemajuan hubungan mrk, kasian inho dijauhin seol ntar