Yeol menemui dokter spesialis
hati, kantung empedu dan pancreas untuk meminta pendapat mengenai pengobatan Mi
Rae. Dokter mengatakan kalau operasi Mi Rae sangat sulit dan peluang
keberhasilannya kecil. Dokter menyarankan untuk kemoterapi dan radioterapi. Yeol
tak perduli semua itu, ia hanya ingin dokter menyelamatkan Mi Rae,
“apa tak ada keajaiban?” Tanya Yeol. Dokter
tak mampu menjawabnya, namun dari ekspresinya nampaknya tak mungkin.
Yeol beralih menemui ahli
pengobatan tradisional, namun mereka juga tak mampu karena stadium kanker Mi
Rae sudah tinggi ditambah kanker yang tak bisa dioperasi. Yeol bahkan sampai
berlutut di depan dokter alternative itu.
Yeol berjalan gontai, ia teringat
kata-kata dokter alternative tadi yang menjelaskan kalau obatnya tidak bisa
menyembuhkan tapi akan membantu meringankan gejala kanker.
Yeol menerima telfon dari Woo
Hyuk.
Hari ini adalah pesta untuk
merayakan kerja sama antara klinik Dir. Hwang dengan Rumah Sakit Dir. Choi.
Semua staf menghadiri acara makan-makan.
Dir Choi mengatakan kalau klinik
Jaehwal (klinik Dir. Hwang) kecil sehingga Rumah Sakitnya lah yang memberi
konstribusi besar dan lebih bermanfaat bagi klinik Jaehwal. Dir. Hwang merasa
tersinggung dengan kata-kata Dir. Choi yang berbeda dengan dulu. Dir. Hwang setuju
dengan kerjasma ini karena permintaan Dir. Choi yang mengatakan kalau kerjasama
ini atas dasar saling menguntungkan.
Dir. Choi membandingkan staff di
RS-nya dan di Klinik Jaehwal. Ia membanggakan Woo Hyuk yang terhebat
dibidangnya dan akan menjadi dokter bedah terhebat. Ia juga akan membanggakan
Mi Rae.
Tapi Dir. Hwang menyelanya,
dengan mengatakan kalau Mi Rae adalah dokter dikliniknya dulu dan berada di
bawahnya (dalam kemampuan).
“Dr. Cha, pasti tidak
menyenangkan di sana. Wajahmu terlihat suram.” Tanya Dir. Hwang.
Mi Rae menjawab kalau itu karena
suasana di RS tidak kekeluargaan seperti di klinik. Dir. Hwang mendapat satu
poin, ia lalu mengatatakan cerita Mi Rae dulu kalau RS itu seperti hutan rimba,
jika tidak menangkap maka akan tertangkap, mereka bukan dokter yang
mementingkan pasien tapi hanya memikirkan uang.
Dir. Choi kalah dan tak mampu
membalas, ia lalu mengakhiri perdebatan yang dimulainya. Dir. Choi teringat
suasana saat Mi Rae mengadakan pesta rumah baru yang sama seperti saat ini. Woo
Hyuk membantu, ia mengajak semuanya bersulang.
Semuanya memegang gelas berisi
bir, hanya Mi Rae saja yang mengisinya dengan air putih. Dir. Choi tanya
kenapa. Woo Hyuk membantu Mi Rae menjelaskan kalau Mi Raesudah berhenti minum
alcohol dan hanya akan berkonsentrasi dengan pasien. Tapi Dir. Choi memaksa Mir
ae untuk minum disaat seperti ini.
Yeol datang, “Kesatria sudah
tiba!” Sapanya. Dan langsung duduk di samping Mi Rae bahkan sampai menggeser
orang yang duduk disamping mi Rae. Woo Hyuk tersenyum pada yeol dan saling
memberi kode dengan mata, mereka sudah rukun sekarang.
Yeol menyuapi Mi Rae makan.
Walaupun merasa risih Mi Rae tetap memakannya karena yeol memaksa. Dir. Choi
berkomentar, bukankah mereka sudah berpisah, lalu apa ini? Yeol beralasan kalau
Mi Rae adalah Ibu dari anaknya sehingga ia tidak bisa pura-pura tidak tahudan
karena Mi Rae sudah berhenti minum alcohol maka ia memutuskan untuk menjadi
ksatria Mi Rae.
Yeol menambahkan kalau makan bersama adalah hal yang utama dalam kehidupan social dan ia bagian dari klinik jaehwal , sekarang ia akan menunjukkan seperti apa acara setelah pesta. Semua orang tertawa lalu bersulang mengikuti Yeol.
Rode kedua pesta ditempat
karaoke. Yeol kali ini yang meracik minuman menggantikan Mi Rae. Kemudian
membagikan pada semuanya. Dir. Choi akan memberikan satu gelas untuk Mi Rae,
Yeol merebutnya lalau mengajak Dir. Choi duel, Dir. Choi tak kuat lalu kabur.
Selanjutnya adu panko Yeol Vs.
Woo Hyuk. Yeol hanya menggunakan 2 jari dan woo Hyuk 5 jari tapi tetap, Yeol
yang menang. Kemudian semua staff Rumah sakit menantang Yeol dan tetap Yeol
sebagai juara bertahan.
Mi Rae akhirnya tersenyum eh
tertawa setelah dari tadi diam seribu Bahasa.
Ditempat karaoke hanya
minum-minum? Tentu tidak donk.. mereka kemudian bernyanyi dan berjoget bersama
kecuali Mi Rae, yang sejak tadi hanya menonton dan diam.
Mi Rae kembali mual, ia
muntah-muntah di Toilet. Yeol menunggunya di luar. Yeol menutupi
kekahawatirannya dengan memarahi Mi Rae yang minum dibelakangnya makanya
sekarang muntah-muntah.
Yeol akan memanggil supir
pengganti dan menyuruh Mi Rae pulang.
Dalam perjalanan pulang, Mi Rae
bertanya, apa yeol tidak membencinya.
“Sudah kubilang, aku tidak ingin
lagi menjadi lelakimu.” Jawab Yeol.
Mi rae berpikir Yeol tidak akan
mau lagi menemuinya. Yeol akan melakukan hal itu jika bukan karena Sa Rang. Mir
ae bersyukur karena Yeol memiliki Sa Rang, Yeol pun demikian. Mi Raememinta
Yeol menghentikan ini semua, ia merasa tidak nyaman. Yeol malah senang karena
tujuannya tercapai.
Mi Rae sudah tak kuat menahan
sakitnya, ia memohon pada Yeol untuk menghentikan mobilnya. Yeol panic dan
menyurh Supir berhenti.
Mi Rae muntah-muntah di pinggir
jalan. Yeol hanya berdiri dibelakangnya tak bisa membantunya dan hal itu
membuat Yeol lebih tersiksa. Ia kembali teringat kata-kata Woo Hyuk,
“sepertinya dia tidak ingin menunjukkan bahwa dia sedang sakit. Mungkin
karena dia melihat bagaimana keluarga pasien menderita. Itu sebabnya dia
menyuruh Sa Rang tinggal bersamamu.”
Yeol mengatakan kalau Mi Rae
semakin lemah, dan menawari untuk membelikannya obat herbal. Mi Rae
membenarkan. Yeol bisa memahami itu karena mereka tidak muda lagi dan wajar
kalau semakin lemah.
Mi Rae lalu berjalan menjauh,
Yeol menahan lengannya. Mi Rae berbalik dan menanyakan alasan Yeol bersikap seperti
ini padanya, datang seperti suami, memintanya untuk tidur dan makan bersama Sa
Rang padahal Yeol sudah menambil Sa Rang.
Yeol menjawab, semua itu karena
Mi Rae adalah Ibu Sa Rang. Mi Rae tak bisa lagi dibohongi, sikap yeol terlalu
aneh.
“benar, aku bisa mengerti kalu
melakukan ini karena marah. Bukannya berteriak atau memukul, kau datang dan
membantuku meraka tidak nyaman. Aku paham. Tapi kau bersikap aneh. Sudah
selayaknya kita tidak saling bertemu lagi!” teriak Mi Rae pada Yeol.
Setelah mengatakannya Mi Rae
berjalan cepat. Yeol tetap mengikutinya, saat Mir ae berbalik yeol berhenti
seolah tak mengikuti Mi Rae namun Mi Rae tahu hal itu, ia menyetop taxi dan
meninggalkan Yeol.
Di dalam taxi Mi Rae menyadari
perkataan Yeol dan Sa Rang aneh akhir-akhir ini.
Woo Hyuk mabuk berat. Ji Hye yang
mengantarnya pulang. Ternyata Mi Rae mencegat mereka. Mi Rae memaksa Woo Hyuk
mengikutinya. Ji Hye yang masih trauma atas kejadian di lift membiarkannya.
Mi Raee meminta Woo Hyuk untuk
mengatakan semuanya. Woo Hyuk tak tahu apa yang harus dijelaskan, ia
menyembunyikan tangannya yang gemetar. Mi Rae hafal kalau tangan Woo Hyuk
gemetar saat gugup. Woo Hyuk beralasan kalau ia hanya mabuk.
“Yeol tahu dan Sa Rang sepertinya
tahu juga. Kau yang memberitahu mereka.” tuduh Mi Rae.
Woo Hyuk membenarkan. Mi Rae
marah-marah dan mencengkeram lehernya. Woo Hyuk meminta Mi Rae untuk
mendengarkan penjelasannya dulu.
“Aku Sekarat. Aku akan mati. Aku ingin
mati dengan caraku sendiri. Tidah bolehkah?” Ratap Mi Rae. Lalu ia lepepaskan
kerah Woo Hyuk.
Mi Rae berjalan sendirian. Ia teringat
penjelasasan Woo Hyuk tadi.
“Pelatih Han bilang dia ingin berusaha menyelamatkanmu. Dia tidak bisa
membiarkanmu pergi tanpa ijinnya. Setelah dia menyelamatkanmu, setelah itu,
dia bilang dia akan bisa meninggalkanmu.”
Mi Rae tersenyum, kini ia tahu alasan
Yeol mengajaknya berlibur dan selalu berada disekitarnya. Ia kembali teringat
penjelasan Woo Hyuk.
“Bukan aku, tapi Sa Rang yang lebih dulu memberitahunya. Sa Rang yang
tahu bahwa kau sakit. Itu sebabnya dia menurut untuk tinggal bersama Pelatih Han.
Supaya kau merasa senang.”
Kali ini Mi Rae menangis, “kenapa?
Kenapa? Kenapa kau tahu? Kenapa kau tidak tahu saja? Kenapa?”
Mi Rae tidak ingin Sa Rang
menderita dan tidak menambah penderitaan Sa Rang supaya ia bisa menderita
sendirian. Itu sebabnya ia menyuruh Sa Rang pergi, tapi kenapa? Mi Rae terduduk
lemas. Tapi kemudian ia sadar dan menggelengkan kepala.
Mi Rae menelfon Yeol saat Yeol
sedang browsing tentang obat-obatan yang disarankan dokter alternative memintanya
keluar.
Mi Rae sudah menunggu Yeol
diluar. Yeol menghampirinya dan bertanya ada apa. Mi Rae mengatakan kalau ia
berubah pikiran dan mengajak untuk pergi berlibur, Ia, Sa Rang dan yeol,
bersama. Yeol tersenyum lega + senang.
Sepertinya Mi Rae berencana pergi
karena ia menyiapkan kardus dan mengeluarkan semua buku-buku kedokterannya. Ia menulis
surat tapi tidak diperlihatkan isinya. “kurasa aku harus mendapatkan tiket yang
terakhir” ucap Mi Rae.
Sa Rang dan Yeol packing
barang-barang masing-masing untuk pergi berlibur. Sa Rang ingin membawa baju
renangnya tapi yeol malarang karena cuaca masih dingin lalu menyuruhnya untuk
cepat menyelesaikan packingnya karena mereka harus membeli Tiket sebelum Mi Rae
sampai disana.
Mi Rae mampir di Rumah sakit dulu
untuk memberikan surat pengunduran dirinya. Sa rang menelfonnya. Mi rae
menyuruh Sa Rang untuk menunggu karena ia akan segera kesana.
Di Rumah sakit ada korban
kecelakaan dan parahya ia adalah seorang Ibu hamil. Suster meminta Mi Rae untuk
menangani pasien itu karena taka da dokter lain di departemen syaraf. Mir ae akan
menjelaskan posisinya saat ini. Suster menjelaskan kalau pasien sedang
mengandung da nada bahaya keguguran.
Yeol dan Sa Rang sudah membeli
tiket. Sa rang terlihat bahagia sekali sampai ia lompat-lompat saking
senangnya.
Mi Rae mencoba untuk menghubungi
seseorang (Yeol kah atau Sa rang?) tapi tidak ada jawaban. Dan ia memutuskan
untuk menangani pasien hamil tadi. Mi Rae melihat kalau pendarahannya sudah
parah.
Ia bertanya apa ada dokter dari
departemen kebidanan. Dokter laki-laki sepertinya seniornya mengatakan kalau
rudang melahirkan penuh jadi tidak ada yang bisa datang untuk menangani pasien
itu. perawat meminta saran Mi Rae, apa mereka perlu memindahkan pasien ini ke
Rumah sakit lain. Mi Rae mengatakan kalau sudah terlambat. Ia yang akan
mengoperasi pasien itu.
Dokter laki-laki mencegah Mi Rae
karena hasil CT-scan belum keluar. Tapi Mi Rae memaksa karena pendarahannya
banyak dan kehamilan dengan tekanan darah tinggi sangat berbahaya. dokter itupun tak mampu membantah.
Yeol dan Sa Rang menanti mi Rae
yang tak kunjung datang. Sa rang bertanya, kenapa ibunya belum datang juga. Yeol
meyakinkannya kalau Mi Rae pasti akan datang.
Kilas balik saat Mi Rae menulis
surat.
“Sepuluh tahu lalu, aku datang ke tempat yang sudah kita janjikan.” Isi
surat Mi Rae.
“Aku melihat kau menunggu dibawah hujan”
Mi Rae bersiap untuk melakukan
operasi. Tangannya gemetar, ia ragu, apa ia mampu melakukannya.
“Terjadi kecelakaan. Aku di hadapanmu tapi aku tidak bisa menemuimu.”
Waktu pemberangkatan hampir tiba
dan Mi Rae belum juga datang. Sa Rang dan
Yeol mulai gelisah. Mereka celingukan, berharap melihat sosok Mi Rae. Sa
rang mencoba mennghubungi Mir ae tapi taka da jawaban. Ya iyalah orang Mir ae sudah
memegang pisau operasi sekarang.
Mi Rae berusaha konsentrasi tapi
tidak bisa, tangannya gemetar. Kemudian Woo hyuk datang. Mi Rae memarahinya
yang baru datang dan tak menjawab telfonnya (ups, jadi tadi mi rae menghubungi
Woo Hyuk bukan Sa Rang atau Yeol).
Woo Hyuk minta maaf, tadi ia
belum benar-benar sadar dari mabuknya semalam. Woo Hyuk akan menggantikan Mi
Rae karena Mir ae terlalu memaksakan diri.
“Dia sedang mengandung. Aku ingin
menyelamatkannya.untuk terakhir kalinya.” Kata Mi Rae dengan nada lemah.
Woo Hyuk bertanya, apa Mi Rae
baik-baik saja. Mi Rae tak sengaja menyebabkan pendarahan pada pasien. Perawat mengatakan
kalau tekanan darah pasien menurun dengan cepat. Mi Rae berteriak menyuruh
mereka untuk mengambilkan darah.
Kembali ke 10 tahun lalu. Mi Rae
dibawa ke Rumah sakit.
“ini pasti takdir. Seperti yang ayah katakana. Ini pasti takdir.”
Beralih ke Yeol dan Sa Rang. Waktu
pemberangkatan sudah lewat. “Sama seperti waktu itu. dia tidak datang.” Ucap Yeol.
Yeol lalu mengajak Sa Rang pulang.
Sa rang tak mau, apa mereka tidak bisa menunggu sebentar lagi karena Sa Rang
tahu ibunya, jika bilang akan madang maka pasti datang.
Mi Rae sudah sangat kelelahan. Woo
Hyuk mulai khawatir tai Mi Rae masih belum menyerah. Mi Rae menemukan penyeban
pendarahannya. Ia mengatakan pada Woo Hyuk kalau ia harus pergi kesuatu tempat
dan meminta Woo Hyuk untuk melanjutkan operasi. Woo Hyuk mengangguk.
Baru berjalan beberapa langkah,
Mi Rae lalu terjatuh.
Yeol merobek tiket lalu
membuangnya ketempat sampah. Ia mengajak Sa Rang pulang lebih tepatnya memaksa tanpa
memperdulikan Sa Rang yang menangis tak
mau. Lalu yeol mendapat telfon.
Mi Rae menutup matanya.
Kembali 10 tahun lalu saat Mi Rae
terbangun di rumah sakit setelah kecelakaan.
“Saat itulah aku tahu Sa Rang ada di dalamku. Anakmu dan anakku.”
Mi Rae datang ke pemakaman Ibu
Yeol dengan membawa hasil foto USG. Tapi ia tak menemui Yeol dan memilih pergi
setelah melihat Yeol menangis didepan foto Ibunya.
“apa seharusnya kukumpulkan keberanianku saat itu? lalu seperti apa
jadinya kita sekarang?”
Kembali ke ruang operasi. Saat Mi
Rae masih membuka matanya, ia nampak sangat kesakitan.
“Maaf.. Aku tidak bisa selalu menjagamu. Terima kasih sudah menepati
janjimu sampai sekarang.”
Mi Rae akhirnya menutup matanya.
>>>>>BERSAMBUNG KE EPISODE 14<<<<<<<
7 komentar
Semangat admin...... tinggal 2 episode lagi..... penasaran ma endingnya
Tinggal 3 maksudnya ya... 14, 15 n 16
BTW makasih udah berkunjung..
Kamsaeyo Diana....
Sama² mabk nur.. Makasih idah mampir^^
3 episode lagi tamat,cepat2 lanjutin kk soalnya penasaran:)
#semangat kk!!!
Sabar ya^^
Semangat admin