Seol dilarikan ke rumah sakit. Jung mendampinginya dan menggenggam tangannya, Jung memanggil-manggil Seol sampai Seol masuk ruang operasi. Jung tak diijinkan ikut masuk.
Seol (Narasi): Aku heran Kenapa dulu aku meraih tangan Sunbae.
Kilas balik..
Saat Jung menembaknya dan Seol ragu-ragu lalu meraih tangan Jung.
Saat gathering, waktu ia pertama kali melihat Jung.
Seol (Narasi): Walaupun aku tahu bahwa dia aneh.
Saat Jung menginjak berkas-berkas Seol.
Seol (Narasi): Dan aku takut padanya.
Kilas balik selesai..
Seol ada di ruang operasi.
Seol (Narasi): Baiklah, Aku
mungkin bersikap seolah ini bukan masalah. Tapi ku pikir aku memikirkan dia
juga.
Kembali terlintas saat-saat ia dengan Jung.
Saat Jung menyapanya di kelas Prof Kang..
Seol (Narasi): dibalik senyum manisnya, dia dingin, kesepian dan kekanakan.
Seol melihat Jung berlatih membuka kimbab segitiga.
Seol (Narasi): aku pikir, aku sedikit penasaran tentangnya. Aku yang benar-benar memiliki sikap yang berbeda darinya.
Kembali ke ruang operasi.
Seol (Narasi): Yang hanya tampak olehku. Bahwa dia memilih hanya menunjukkan itu padaku.
[Final Episode]
Ayah, Ibu dan Joon datang. Ayah bertanya keadaan Seol pada Jung. Jung menjawab kalau tulang rusuk Seol patah. Ibu lemas, Ayah dan Joon menahannya agar tak jatuh.
Ibu mendengar kalau Seol tertabrak mobil, ibu ingin mendengar cerita lengkapnya. Ibu berharap tak terjadi hal buruk pada Seol.
Dokter keluar dan menjelaskan kalau paru-paru dan hati Seol terluka oleh tulang yang patah tapi operasi berjalan lancar. Ayah dan Ibu berterimakasih pada dokter, mereka semua lega. Dokter akan memindahkan Seol ke ruang pemulihan dan Seol akan sadar.
In Ho berlatih piano. Tangannya sakit, ia mengompresnya. Lalu ponselnya bordering. Telfon dari In Ha tapi Jae Woo yang menelfon, mengabarkan kalau In Ha berkali-kali menelfon In Ho tapi taka da jawaban makanya In Ha menelfonnya. Jae Woo menyuruh In Ho untuk segera ke kantor polisi.
In Ha diam saja saat diiterogasi oleh pak polisi, seperti orang linglung. Lalu In Ho datang. In Ho menanyai In Ha, apa yang In Ha lakukan kali ini sampai ada di kantor polisi. Jae Woo yang ada disana menyapa In Ho, In Ho mengenalinya sebagai orang yang menelfonnya tadi.
In Ho beralih ke In Ha lagi, apa In Ha baik-baik saja. Pak polisi menjelaskan kalau In Ha baik-baik saja tapi mengenai orang yang terluka masih belum sadarkan diri. In Ho tak mengerti, apa maksudnya, ia menoleh ke Jae Woo. Tapi Jae Woo juga tak tahu detailnya karena ia datang setelah In Ha menelfon, tapi katanya In Ha terlibat perkelahian dan lawan In ha tertabrak mobil dan terluka parah.
Jung masuk ke kantor polisi. Ia langsung menarik kerah jaket In Ha, In Ha berteriak ketakutan, In Ho melindungi kakaknya.
“Ini kecelakaan. Bukan salahku. Ini semua karenamu. Jika kau tidak melakukan semua ini padaku, ini tidak akan terjadi! SEMUA INI SALAHMU!” Kata In Ha.
Jung akan memukul In Ha, Jae Woo dan In Ho serta pak polisi menahannya. In Ho membentak Jung untuk berhenti.
“jika hal buruk terjadi pada Seol karena dirimu… aku tak akan membiarkanmu. Aku akan membunuhmu!” ancam Jung.
In Ho belum mengerti akan semua ini. Jung tak menanggapinya, ia keluar kantor polisi dengan kesal. In Ho mengikutinya.
In Ho menarik tangan Jung dan Jung menepisnya. Lalu mereka berhadapan. In Ho bertanya, apa benar Seol tak sadarkan diri.
“inilah kenapa kau seharusnya menghilang saat aku memintamu.” Ujar Jung.
In Ho bertanya, di rumah sakit mana.
“Beraninya kau berpikir untuk menemuinya?” bentak Jung.
Lalu Jung pergi menuju mobilnya dan In Ho berlari ke rumah sakit. Jung mengendarai mobilnya ke arah yang sama dengan In Ho.
In Ho sampai di rumah sakit. In Ho melihat orangtua Seol dan Jung di depan ruangan. Lalu Joon dari belakangnya.
“Hyung! Kau datang. Orangtuaku ada disana.” kata Joon.
Joon berjalan ke orangtuanya, In Ho mengikutinya. In Ho dihadapan orangutan Seol, ia membungkuk minta maaf. In Ho tak berani menatap orantua Seol. Ibu menatap In Ho, bertanya kenapa dia (In Ha) melakukan semua ini pada Seol.
“Saya sungguh, sungguh minta maaf.” Jawab In Ho.
Ayah sepertinya belum puas, ia berdiri dan minta In Ho untuk mengatakan alasannya karena anaknya bukan tipe orang yang mudah terlibat dalam perkelahian,,”Kenapa dia melakukan itu??” tuntut Ayah.
Lali-lagi In Ho hanya bisa mengucap kata maaf. Ia akan bertanggung jawab atas semu ini.
“tanggung jawab apa? Dan bagaimana? Puteriku belum mendapat kesadarannya kembali dan… ” ujar Ibu.
Ibu tak melanjutkannya, ia mau menjauh dari sana. Ibu memgang kepalanya, akan jatuh. Jung menahannya lalu ayah juga ikut memegangi Ibu. Jung menyuruh In Ho untuk pergi. Jung dan ayah mengantar Ibu dan Joon mengikuti mereka.
In Ho masih berdiri di tempatnya menatap kepergian keluarga Jung, kemudian seseorang menelfon.
“Aku akan segera kesana. Tolong halangi dia (In Ha) agar dia tak bisa pergi.” Jawab In Ho.
Lalu ia segera berlari.
In Ho sampai di kantor polisi tapi Cuma da jae Woo disana. In Ho bertanya apa yang terjadi. Jae Woo menjelaskan kalau mereka membawa dokumen legal. In Ho tak mengerti, siapa mereka itu.
Jae Woo menjelaskan lagi kalau mereka adalah kepala sekretaris taerang Group. Lalu Jae Woo menunjukkan kartu nama sekretaris Choi Myung Hoon.
In Ho kemudian menelfon sekretaris Choi, menanyakan kemana dia membawa kakaknya. Sekretaris Choi menjawab kalau In Ha ada bersamanya. In Ho bertanya dimana itu.
“sampai masalahnya mereda. Kamu akan melindunginya.” Jawab Sekretaris
Choi.
In Ho terus bertanya dimana kakaknya sekarang berada. Sekretaris Choi
menutup telfon, dan kita melihat kalau
In Ha diseret oleh dua orang perawat untuk memasukkan In Ha ke rumah
sakit jiwa.
“Apa yang terjadi? Sek. Choi, kanapa anda melakukan ini? tolong jangan lakukan ini!” pinta In Ha.
Tapi sekretaris Choi hanya diam saja dan membiarkan In Ha dibawa masuk.
Sekretaris Choi melapor pada Ayah Jung kalau ia sudah melaksanakan tugas sesuai perintah. Ayah Jung membenaskan Sekretaris Choi untuk mengatakan ini pada In Ho, sekalipun In Ho datang untuk menemui In ha tak aka nada yang berubah. Dan ayah meminta sekretaris Choi untuk merubah jadwalnya besok.
In Ho sampai di rumah sakit jiwa, ia meminta pada perawat untuk bertemu In Ha. Perawat tak bisa mengijinkan In Ho menemui In Ha hari ini. in Ho mengancam perawat akan membuat keributan tapi perawat mengancamnya balik akan memanggil penjaga, In Ho pun menyerah.
In Ho memilih tidur di ruang tunggu rumah sakit jiwa sampai pagi. Akhernya ia bisa bertemu dengan In Ha. In Ho bertanya, apa In Ha baik-baik saja.
In Ha tak habis pikir kenapa Ayah Jung bisa setega ini padanya, setelah ia yang banyak berbuat baik untuk ayah Jung.
“sebentar, jadi yang memasukkanmu kesini adalah Ahjusshi, bukan Yoo Jung?” tanya In Ho.
Bagi In Ha selama ini ia hidup dineraka. Diperintah Ayah Jung untuk menguntit Yoo Jung, dan sekarang Ayah Jung membuangnya ke RSJ.
In Ho bertanya, apa In Ha mengatakan semuanya pada Ayah Jung. In Ha menjawab kalau bukan ia satu-satunya, In Ho juga menjawab dengan senang apapun yang Ayah Jung tanyakan mengenai Jung saat mereka masih SMA.
“Jadi, kenapa hanya aku yang berakhir disini? Diperlakukan seperti orang dengan gangguan mental?” In Ha kesal.
Menurut In Ha, Jung lah yang seharusnya ada di sana bukan dirinya. In Ha merasa kalau ia beneran bisa gila jika kelamaan di RSJ. Ia minta In Ho untuk memohon pada Ayah Jung agar ia dikeluarkan. In Ha akan keluar tapi perawat menariknya masuk ke ruangannya lagi.
“Baek In Ho, pergi dan bicaralah padanya!” perintah In Ha.
In Ho menelfon sekretaris Choi, ia meminta untuk diperbolehkan bertemu dengan Ayah Jung. Sekretaris Choi mengatakan kalau Ayah Jung sedang sibuk saat ini.
“AKu harus menemuinya sekarang juga! Atau aku masuk paksa ke rumahnya?!” bentak In Ho.
Secretaris Choi mengingatkan In Ho, kalau ia terus bersikap seperti ini maka akibatnya akan menimpa In Ha, ia berpesan agar In Ho berhati-hati dalam bertindak.
In Ho menedang tembok frustasi.
Ayah Jung menemui Orangtua Seol. Ia meminta mereka tak perlu khawatir, operasi Seol berjalan lancar, dan ia punya kenalan di rumah saki itu jadi ia meminta agar Seol diperlakukan dengan baik dan ia juga sudah menyiapkan ruangan di rumah sakit untuk mereka beriatirahat serta mereka juga tidak perlu memikirkan biaya rumah skit.
“Terimakasih, tapi kenapa anda melakukan ini?” tanya Ortu Seol.
“dia adalah teman dari puteraku. Jadi ini menjadi urusanku juga.” Jawab Ayah Jung.
Jung melihat ayahnya bicara dengan ortu Seol. Lalu ia dan ayahnya bicara berdua.
Jung bertanya, bagaimana Ayah bisa tahu dan sampai datang ke rumah sakit. Ayah menjawab kalau In Ha menelfonnya dari kantor polisi. Ayah mengatakan kalau Ia mengirim In Ha ke Dir. Han. Dir. Han yang Jung tahu adalah orang yang bekerja dengan Dokter Baek.
“Jadi, ayah mengirim In Ha ke rumah sakit jiwa?” tanya Jung.
Ayah mengingatkan Juung akan kelakuan In Ha, bagaimana In Ha bisa melakukan ini dengan mental waras? Dir. Han menjelaskan pada ayah kalau In Ha mengalami gejala megalomania, susah mengontrol diri. Ayah yakin In Ha akan pulih setelah dirawat di RSJ.
“jadi, Ayah membuat In ha menjadi penderita kelainan mental? Supaya ia tak harus bertanggung jawab atas semua perbuatannya? Aku tak setuju dengan ini.” ujar Jung.
Ayah tak peduli Jung mau setuju ataupun tidak. Bayangkan saja jika kasus ini sampai ke pengadilan. Apa Jung bisa jamin kalau In Ha tak akan membawa nama Taerang? Dan sekali In Ha bicara maka semua orang akan bergosip. Semuanya akan jadi ribet bukan Cuma untuk jung tapi untuk Ayah juga.
“Bagaimana ayah tak punya sedikit saja pikiran untuk Seol?” tanya Jung.
Ayah menganggap kalau ini sama dengan kecelakaan tak sengaja yang menimpa Seol. Tapi sekarang sudah membaik, dia tidak lagi dalam keadaan kritis. Jika keadaan Seol memburuk maka situasinya akan semakin buruk juga. Tapi untunglah itu tak terjadi.
“bahkan jika Seol kembali sadar, mungkin akan sulit baginya untuk menjalani hidup normal. Mungkin dia memiliki kelainan karena kecelakaan ini!”
“Lalu aku bisa memberinya kompensasi untuk itu.” jawab Ayah gampang.
Ayah bisa memberikan kompensasi apapun dengan syarat masalah ini bisa terselesaikan. Ayah yakin ortu Seol juga akan setuju dan tak mempermasalahkan kejadian ini lagi. ayah memastikan Jung agar Seol benar-benar menyelesaikan masalahnya dengan In Ha nanti.
Ayah akan pergi tapi berbalik lagi.
“APa kau harus datang ketempat macam ini untuk menyelesaikan masalah yang kau buat sekarang? Kenapa masalah seperti in terus terjadi disekitarmu? Jangan memulai jika kau tak bisa menyelesaikannya dengan baik! Aku pikir segalanya akan normal setelah kejadian tangan In Ho tapi disini kau menyebabkan masalah lagi! ini adalah kesalahanmu yang memilih bergaul dengan gadis itu. aku yakin dia tak harus menderita seperti ini jika bukan karenamu! Itulah kenapa aku menyuruhmu meninggalkannya watu itu.”
Jung sepertinya terpengaruh dengan kata-kata ayahnya.
Jung menunggui Seol. Ia menatap Seol.
Banyak kilas balik lagi..
Seol (Narasi): semakin aku
mengenalnya, daripada menjadi tak biasa dan takut…
Seol (Narasi): dia membuat hatiku berdebar
Seol (Narasi): dan membuat hatiki sakit.
Seol (Narasi): Jadi aku tak ingin meninggalkannya sendirian.
Giliran Jung sekarang.
Jung (Narasi): Awalnya aku juga tidak tahu…
Jung (Narasi): bahwa aku akan menyukai seseorang.
Jung (Narasi): Dan betapa
frustasinya hal itu.
Jung (Narasi): Atau betapa menakutkannya hal itu.
Jung (Narasi): Aku hanya ingin bersamamu, selalu. Aku pikirsegala yang aku butuhkan adalah dirimu disisiku.
Jung (Narasi): Aku tak bisa mengerti…
Jung (Narasi): Kenapa orang-orang melihatku dengan ekspresi itu.
Jung (Narasi): Atau kenapa mereka menandang rendah aku. Tapi sepertinya aku mengerti sekarang.
Jung teringat semua perlakuannya pad orang-orang.
Pada Jo Yeon.
Pada Sunbae yang mengganggu seol.
Pada Ass Heo dan Joo Yong.
Pada Min Soo.
Pada Sang Cheol.
Pada In Ho.
Jung (Narasi): Aku telah menginjak-injak hati merek dan emosi mereka. Kenapa aku tidak menyedarinya…
Dan terakhir, ia teringat kata-kata ayahnya barusan.
Jung (Narasi): seberapa sakitnya hal itu? maka kau tidak akan berakhir seperti ini.
Jung menangis, ia menggenggam tangan Seol.
Seol membuka matanya.
Seol (Pikiran): Jagan bicara apapun. Aku tahu apa yang terjadi dan aku tahu kenapa kau melakukannya.dan aku tahu bagaimana perasaan Sunbae saat ini. aku mengerti.
Jung (Pikiran): Jika kau tetap disisiku, kau mungkin akan terluka lagi.
Seol (Pikiran): Jangan merasa gelidah. Aku tak akan pernah melarikan diri.
Jung (Pikiran): meskipun begitu… apa kau tak apa? Apa benar-benar baik-baik saja jika aku tak melepaskan tangan ini?
Jung menatap tangan Seol, lalu melihat Seol lagi, ternyata Seol masih
menutup matanya, tadi Cuma imajinasi Jung. Jung kembali menatap tangan Seol.
Menangis, dan menatap seol lagi.
Seol sudah sadarkan diri, ia tak lagi memakai masker oksigen. Orang yang pertama ia lihat adalah keluarganya. Seol bisa mengenali mereka. Joon mengatakan kalau Jung ada di luar dan akan memanggilnya untuk masuk.
Tapi Jung tak ada di luar.
Beralih ke In Ha. Perawat membawakan makanan untuk In Ha. Ia tak mau makan, ia membuang makanannya. Perawat menasehati In Ha untuk berhenti bersikap seperti ini, In Ha akan sakit. In Ha harsus makan dan minum obat serta menerima perawatan agar dapat keluar dari RSJ ini.
“Adikmu kesini lagi. dia tak pulang ke rumah dan menunggumu disni selama beberapa hari. Kau tak mau melihatnya?” tanya perawat.
In Ha hanya diam saja, malah menutup matanya. Saat perawat keluar In Ha membuka matanya.
In Ho berdiri ketika perawat keluar. Perawat mengatakan kalau In Ha membuang makanannya. Perawat mengatakan kalau In ha seharusnya makan dan minum obat. In Ho bertanya apa yang sebaiknya dilakukan kalau begitu.
“Jika dia terus seperti ini, kami tak punya pilihan lain melainkan memakaikannya straitjacket. Karena menjaganya tetap hidup adalah prioritas kami” Jawab perawat.
In Ho minta satu permintaan pada perawat.
Perawat mengijinkan In Ho untuk masuk ke ruangan In Ha tapi In Ho harus berjanji Cuma sebentar saja. In Ho mengerti dan berterimakasih.
In Ho membuaka pintu tapi tak bisa,
“Ini aku.. Apa yang memberimu kewenangan untuk bersikap seperti ini ketika kau tak melakukan hal yang benar? Kau bilang kau mau keluar dari sini. Dan jika kau tetap bersikap seperti ini, mereka pikir kau pantas disini. ”
In Ho mencoba lagi tetap tak bisa membuaka.
“Kau tak sendirian. Jadi berhentilah seperti ini… jangan menyerah. Aku membutuhkanmu, Noona. Jadi tolong makan makananmu (In Ha mulai meneteskan airmata). Aku akan terus menunggu diluar.”
In Ha menangis.
In Ho masih menunggu di luar. Jae Woo membawakannya kopi. Jae Woo menyampaikan kalau Seol sudah sadar, ia mendengarnya dari Eun Taek.
“Syukurlah.” Ujar In Ho.
Jae Woo bertanya, apa In Ho tak mau menjenguk. In Ho merasa tak pantas.
Eun Taek-Bo Ra datang menjenguk Seol. Bo Ra bertanya, kenapa Seol sendirian. Seol menjelaskan kalau ortunya membuka restaurant dan Joon-Ah Young ada disana. kemudian Hoo-Ah Young masuk membawa strawberry.
“Sunbae masih belum menelfon?” tanya Bo Ra.
Seol mengiyakan.
“DIa belum datang sejak kau bangun,’kan?” ujar Eun Taek.
“Aneh sekali. Dia selalu disini sampai kau bangun. “ kata Joon.
“Jadi, kenpa dia belum datang? Dia bahkan belum melihat kau bangun.” Kata Ah Young.
“Mungkin karena dia sibuk dengan investigasi?” bela Bo Ra.
“Walaupun begitu, setidaknya dia menelfon.” Balas Ah Young.
“benar? Walaupun Ibu dan Ayah tak mengatakan apapun, mereka kelihatan kecewa.” Balas Joon.
“Mungkin karena Jung Sunbae merasa bersalah. Bukankan orang yang melakukan ini padamu adalah teman masa kecilnya?” bela Eun taek.
Bo Ra menyenggol Eun Taek unuk berhenti membicarakan jung karena Seol dari tadi diam saja. Sepertinya ia juga kecewa.
Lalu Jae Woo datang, ia ingin bicara berdua dengan Seol. Semuanya pun keluar.
Pertama, basa-basi dulu menanyakan kabr, baru pada intinya. Ia memang tak pantas mengatakan ini pada Seol yang terluka karena In Ha, tapi In Ha juga tidak dalam kondisi baik sekarang. In Ha tak mau makan dan tak mau menemui adiknya. Jae Woo khawatir pada In Ha yang akan benar-benar terganggu mentalnya.
“In Ho mengatakan padaku kalau ayah Jung memasukknnya ke sana. Tapi ak tak bisa menghubunginya (Jung). Jadi, um…. Bisakah kau bicara pada Jung untukku?”
Seol tak menjawabnya. Jae Woo lalu minta maaf, ia tak seharusnya meminta Seol, ia lalu menyuruh seol istirahat dan keluar dari sana.
Jung di rumahnya, sendirian, duduk dan tak beranjak. Ponselnya terus bordering, ia tak memperdulikannya. Ayahnya menelfon tapi tak diangkat, lalu mengiriminya pean.
“Ini sudah beberapa hari sejak kau mengabaikanku. Tolong angkat telfon ku.”
Jung menyentuh cincinnya, ia teringat kata-kata Seol kalau ia tak boleh melepasnya dan menghilangkannya. Jung tersenyum simpul. Lalu melepas cincinnya.
*****
Andweeeeeeeeeeeee……. Jangan dilepas Jung.. please… cepet pake lagi… T_T
3 komentar
Lanjut mbak part 2 nya episode terakhir
Background song waktu yoo jung genggam tangam seol yang koma di RS apa ya? Susah banget nyarinya. Gak tau jg siapa yang nyanyi
Drama Korea ternyesek yang pernah ada:')