-->

Type something and hit enter

On
advertise here

Seol memandangi foto In ha dan Jung di ponselnya. Ia berkata pada dirinya sendiri agar jangan menganggap foto itu serius dan jangan penasaran lagi serta melihat foto itu lagi. lalu Seol menghapus foto itu. 


Seol mencari pekerjaan di internet, ia mendengar Joon merayu ayah agar memberinya uang. Seol keluar untuk melihat dan tepat saat ayah memberikan uang 50.000 won pada joon. Seol masuk kembali ke kamarnya tanpa mengatakan apapun tapi kelihatannya ia iri. Ayah dan Joon tak tahu kalau Seol mengintip mereka.



Young Gon bicara sendiri saat di dalam kelas, ia yakin kalau Seol melihat foto yang ia kirim. Jika Seol dan Jung belum juga putus ia akan mengungkapkan semua kepada mahasiswa satu jurusan. Lalu Jung akan sangat malu dan ia bisa mendekati seol. Sepertinya Eun Taek tahu Young Gon sedang merencanakan sesuatu.


Kelas usai, Young Gon akan berbicara pada Seol mengenai foto yang ia kirim. Da Young melihat kesal ke arah Young Gon karena dari tasi Young Gon terus menatap ke arah Seol.

Eun Taek mengajak Bo Ra dan Seol untuk cepat-cepat ke kantin karena ia lapar. Bo Ra protes, kan waktunya masih banyak. Eun Taek mendekat dan memelankan suaranya, ia mengatakan kalau Young Gon dari tadi melihat ke arah mereka. 

Mereka pun cepat-cepat keluar dan benar saja Young Gon juga bergegas mengikuti mereka. 


Saat di luar kelas, merekatertarik dengan seorang gadis yang seperti model, ditambah pose yang sangat mendukung pula. Yang dimaksud adalah In Ha. 


Young Gon akan mengikuti Seol, Da Young mengajaknya bicara. Young Gon mengatakan nanti saja tapi Da Young gak mau, ia inginnya bicara sekarang juga. Da Young merasa kalau Young Gon sangat mencurigakan akhir-akhir ini, ia menanyakan apa hubungan Young Gon dengan Seol. 

“berapa lama lagi kau akan membodohiku..” teriak Da Young.

Young Gon juga ikutan teriak,,”berhentilah. Apa kau istriku?!” bahkan Young Gon akan memukul Da Young.

Hal itu memicu perhatian semua orang yang baru keluar kelas termasuk Seol, Eun Taek Bo Ra bahkan In Ha.

Da Young tak percaya kalau Young Gon akan memukulnya. Young Gon melembek, bukan itu maksudnya. 


In Ha mendekat ia mulai menggunakan bakat aktingnya,,”benar, bagaimana bisa kau melakukan itu padaku?” tanpa peringatan In Ha langsung menampar Young Gon sampai Young Gon tersungkur ke lantai. In Ha mengatai Young Gon buruk karena berani menyelingkuhinya lalu memukuli Young Gon yang saat ini ada di lantai.

Bo Ra mengajak Eun Taek dan Seol untuk menonton. Juga ada yang merekam kejadian tersebut.

“Kau bilang aku lah satu-satunya untukmu! Apa kau manusia?” maki In Ha setelah puas memukuli Young Gon dan mereka berdiri. “aku mulai curiga, makanya aku datang kesini dan aku akhirnya tahu siapa kau!”


In Ha melihat Da Young, ia bertanya, apa Da Young adalah selingkuhan Young Gon, dan lagi tanpa menunggu Young Gon menjawab, In ha langsung memukuli Young Gon lagi. hal itu menjadi tontonan menarik bagi yang lainnya.


In Ha menangis, Da Young bertanya siapa sebenarnya In ha. 


Seol (Narasi): Apa yang sebeanrnya sedang terjadi sekarang? Bagaimana bisa wanita itu tahu tentang Oh Young Gon?


In Ha membuka ponselnya dan menunjukkan foto sexy Young Gon yang ia miliki. Da Young memegang ponselnya, gadis-gadis penasaran foto apa itu lalu mendekat untuk melihat setelah melihat mereka semua menutup mata dan menjauh lagi.

Da Young melihat dengan seksama foto itu dan mendapati kalau itu memang Young Gon bahkan nomor yang mengirim juga nomor Young Gon. Da Young kesal dan menampar Young Gon. 


Young Gon tak mau kalah, ia menunjukkan foto In Ha bersama Jung dan mengatakan pada semuanya kalau In Ha adalah pacar Jung dan yang terpenting ia tak tahu siapa itu In Ha. 


Seol (Narasi): tanpa menyadarinya, Aku merasa terserang gelombang amarah saat ini. semua akan menganggap Sunbae buruk dan menghinaya hanya karena pria macam Young Gon.


Seol masuk dalam pertunjukkan In Ha, ia membentak Young Gon, apa yang Young Gon lakukan pada Sunbae. Young Gon malah senang, ini adalah waktu yang bagus. Young Gon bertanya, apa Seol melihat foto yang ia kirim. Seol melihatnya,,”lalu apa? Dan Unni itu,, aku mengenalnya.”

Da Young bertanya, apa beneran Seol mengenal wanita itu (sambil menunjuk In Ha).

“Iya. Dia adalah orang yang tumbuh bersama Sunbae sejak mereka kecil. Aku juga mengenal adik Unni ini dengan baik. Dan lagi, apa masalahnya jika mereka menanutkan lengan? (sambil melihat Young Gon), Unni ini tinggal diluar negeri untuk waktu yang lama, jadi hal itu wajar untuknya.” Jelas Seol.


In Ha memeluk Seol dan minta maaf. Ia meminta Seol agar jangan bicara dengan Jung karena akan sangat memalukan baginya.


Young Gon mulai frustasi, ia juga gugup,,”Hong Seo, ini bukan waktunya untuk pura-pura. Bagaimana kau bisa mengenal wanita ini. kau tidak mengenalnya dulu pas di telfon”

“Berhenti berbohong!” bentak Seol.

“Kau yang hausnya berhenti! Bagaimana bisa kau mengenal wanita ini!” balas Young Gon sambil menginjak lantai keras-keras karena kesal.

Da Young gentian bicara,,”Benar-benar, aku disini yang gila karena mau berjencan dengan ba@#**n ini.”

Young Gon beralih menatap Da Young. Da Young melanjutkan kata-katanya,,”Apa? Kau ada disisiku? Aku satu-satunya untukmu? Setiap kali kau membuka mulutmu, kau bohong dan bohong lagi!” giliran Da Young yang memukuli dan menendang Young Gon.

Young Gon akan menjelaskan semuanya pada Da Young tapi Da Young tak mau lagi tertipu pada semua kata-kata Young Gon,,”pergi dari kehidupanku. Dan jangan pernah berani menghubungiku lagi. kau mengerti?!” 
Da Young menampar Young Gon lalu pergi dari sana.


In Ha tak mau kalah, ia menjambak rambut Young Gon dan mengatakan hal yang sama,,”jangan pernah berani menghubungiku lagi.” kemudian pergi.


Young Gon beralih ke Seol,,”Ya! Hong Deol… mati lah kau!”

“Ssrekki..(sampah)!” balas Seol. “Kau sampah yang tak ada harapan.” Lalu pergi.

Image Young Gon hancur seketika.


In Ha berjalan dengan puas, ia memikirkan kata-lata Seol tadi dan mendapati kalau Seol cerdik juga.

Seol menyusul In Ha dan mengajaknya bicara berdua. 

Seol bertanya, bagaimana bisa In Ha berkencan dengan Young Gon. In Ha tidak menjawab dengan pasti. Lalu Seol bertanya, apa kejadian ini juga ada kaitannya dengan Jung. Jika Seol memang penasaran In Ha menyarankan agar Seol bertanya langsung pada Jung,, “mengapa kau bertanya padaku? Ah.. Apa kau takut menemukan kebenaran yang kau tidak ketahui.”

“Tolong jawab saja pertanyaanku.” Ujar Seol.

In Ha menjawab tidak, Jung tidak ada kaitannya dengan kejadian tadi. Seol lega. 


Lalu In Ha bertanya, jika saja Jung menyuruhnya untuk melakukan apa yang ia lakukan tadi, apa yang akan Seol lakukan, putus? “aku menebak terlalu sayang untuk kehilangan dia. Dia punya banyak uang, dia dari keluarga terpandang dan tampan. Dia sangat baik untuk dipamerkan sebagai pacarmu.”

“Bukan sseperti itu. bukankah kamu yang mencoba untuk memanfaatkannya?” potong Seol.

In Ha menyalahkan Seol, kenapa? Karena ia mengerti Jung, jadi dengan oengertian dan rasa kasihan, mereka menjalani hubungan give and take (memberi dan menerima).


Seol bertanya lagi,,”Kamu bilang, kamu mengerti Sunbae?”

In Ha menjelaskan, hanya ada dua jenis wanita yang ada disekitar Jung. Satu, mereka yang lari karena takut padanya dan tanpa melihat kebelakang. Dua, mereka yang mau berhubungan dengannya baik hidup atau mati,,

”Tapi aku tak pernah menemui gadis sepertimu, jaki itu mengejutkanku. Kau tak melakukan ini atau itu. kau ada di tengah-tenah dan menjadi ragu-ragu. Aku yakin kau akan meninggalkan beberapa poin. Jadi jika kau tak bisa mengatasinya, pergi saja. Jangan buat Jung menderita tanpa alasan. Sebelum aku yang menyingkirkamu, Oke?”

Seol hanya menunduk, In Ha kemudian menulis pesan untuk Jung.


Jung meeting dengan rekan kerjanya, selesai rapat pegawai yang duduk disebelah Jung mengajak pimpinan untuk makan daging babi untuk makan siang kali ini. pimpinan setuju dan mengajak semuanya makan bersama.

Kemudian pegawai itu menyuruh Jung untuk membuat laporan hasil meeting ini. pimpinan menegur pegawai, apa ia tidak terlalu memforsir pegawai magang (Jung). Pegawai itu mengatakan tidak, lalu berbisik pada Jung mengingatkan kalau laporan harus selesai minngu depan. Jung mengerti.


Sekarang Jung ada di mejanya, ie melihat ke computer dan kesal karena harus mengerjakan pekerjaan orang lain. Jung berdiri dan mendorong kursinya ke belakang dengan keras. Kemudian ia melihat ke sekeliling, semua melihatnya. Ia teringat kata ayahnya,,”bagaimana sikapmu sekarang akan berefek pada reputasimu nanti.


Jung akan keliar ruangan, ia berjalan sambil mengendorkan dasinya.


In Ho dan Seol diperpustakaan. In Ho khawatir karena ia mendengar Sel dikeluarkan dari perpustakaan, apa tak apa Seol kembali datang ke perpustakaan. Seol menjelaskan kalau ia dipecat dari pekerjaannya di perpustakaan dan ia tetap boleh datang ke perpustakaan.

“Aku akan masih tetap bisa mengajarimu, jadi tak usah mengkhawatirkan hal itu.” kata Seol.

In Ho mengelak, ia tak khawatir kok. Lalu Seol menyuruhnya untuk belajar saja kalau begitu. Seol membahas mengenai hasil pekerjaan In Ho kemaren untuk pelajaran Bahasa Korea, In Ho hanya benar 30% saja. Sekarang Seol menyuruh In Ho mengerjakan soal latihan lagi. ia memberi waktu 20 menit, seperti biasa, ia memasang alaram di ponselnya.


Waktu telah habis alaram berbunyi, menarik perhatian mahasiswa yang sedang belajar. In Ho cepat-cepat mematikan alaram ponsel Seol dan minta maaf pada semuanya. Sedangkan Seol sendiri ketiduran.

In Ho menatap Seol yang tertidur, ia teringat pertanyaan In Ha,,”Apa kau menyukai Red Seol?”. In Ho mengalihkan pandangannya, ia bergumam kalau Seol pasti sangat lelah. Lalu ia memandang Seol lagi, kali ini lebih lama, kemudian menunduk menatap bukunya,,”Apa aku begitu?

Lalau In Ho menulis pesan untuk Seol sebelum pergi dan meletakkan pesan itu disamping buku Seol.


Seol terbangun dan mendapati In Ho sudah tak ada. Hanya ada pesan dari In Ho yang mengatakan kalau In Ho pergi duluan, In Ho minta maaf karena tidak bisa menyelesaikan semua soal dan In Ho berpesan bahwa Seol harus tidur di rumah. 

Seol membenarkan tulisan In Ho lalu memasukkan pesan In Ho tersebut ke sakunya.


In Ho sekarang ada di ruang piano, ia kembali memainkan Für Elise. Kali ini permainannya berbeda, ia memainkannya dengan hati dan rasanya sangat sedih. Ia memainkannya sambil mengingat kebersamaannya dengan seol. Saat mereka mulai belajar bersama di perpustakaan. Saat Seol membantu In Ho melipat pesawat di tempat kursus. Saat mereka kejar-kejaran karena hujan. dan saat mereka bermain piano bersama.


Ternyata Prof Shim melihatnya dari luar. Beliau bisa merasa kalau permainan In Ho ini sangat lemah, ia rasa In Ho sedang merasa sendiri,,”Baek In Ho sudah kembali.”


In Ha ada di apartemen Jung, ia sedang menikmati snack. Jung merasa sudah memperingatkan In Ha agar tidak muncul di depan Seol lagi tapi In Ha malah menyebabkan masalah yang manarik perhatian Seol agar melihatnya tapi Bukan hanya di depan Seol seorang bahkan di depan semua teman-teman satu angkatan.

In Ha sudah berjanji kalau ia akan membereskan masalah yang ia buat dulu. Jung menagih janji In Ha yang akan membereskannya secara diam-diam.


“Tapi Jung.. Pecundang it uterus bertanya padaku apa kita berkencan. Dia berusaha untuk membuat kau berselingkuh. Jika aku tak melakukan ini, apa kau pikir Seol masih akan jadi kekasihmu? Kau seharusnya berterimakasih padaku. Pikirkan hal ini baik-baik. Juga, ini adalah sesuatu yang aku sadari dari hasil observasi pada pecundang itu beberapa hari yang lalu. Karena jika kau tetap mengikuti pecundang itu, dia akan tetap menguntit kekasihmu. Jika aku berhenti mendekati kekasihmu. Maka aku akan kehilangan kesempatan untuk mencari tahu apa yang tidak ku ketahui.”


In Ha kemudian menunjukkan kebersamaan Seol dengan In Ho selama Jung tidak di kampus karena harus bekerja. In Ha membela diri dengan hal itu, ia rasa ia telah melakukan hal yang benar (dengan menunjukkan apa yang tidak diketahui Jung selama ini).


In Ha keluar dari apartemen Jung dan mencak-mencak kegirangan, ia telah mendapatkan karu kreditnya lagi.


Seol pulang ke rumahnya sambil mengingat perkataan In Ha tadi,,”Kau berada di tengah-tengah dan menjdi ragu-ragu.”

Seol (narasi): apa aku begitu?  memang aku begitu. aku tidak bisa lari. Tapi aku juga tidak bisa menerimanya dan aku hanya berada ditengah-tengah. Aku masih ingin unbae berada disisiku saat aku mengalami hal kesulitan.


Seol membuka pintu rumahnya, tak ada yang menyadarinya.


Di dalam, Ayah memarahi Joon yang mengatakan kalau ia berhenti dari sekolahnya di Amerika dan tak mau kembali lagi kesana. Seol tidak segera masuk, ia mendengarkan semuanya.

Ayah menyuruh Joon untuk kembali ke Amerika dan jangan balik ke Korea sebelum lulus. 

“Apa Ayah tidak melihat kalau aku tidak ingin. Aku tidak bisa melakukannya. Aku tahu kalau kita tidak memiliki banyak uang. Juga sangat sulit untukku selama disana.” jelas Joon.


Ayah akan memukul Joon lagi tapi dihalangi Ibu. Memukul tidak akan menyelesaikan masalah. Ibu memarahi Ayah yang tetap mengirim Joon sekolah di luar padahal Joon tidak pernah menginginkannya. Ayah marah, meskipun begitu seharusnya Joon tetap bertahan sampai lulus.

“Kau (menunjuk Joon) temukan jalan untuk bisa kembali sekolah. Jika tidak berhasil, temukan sekolah lain. Kami akan mencarikan biaya bahkan sekalipun Kakakmu harus mengambil cuti, jadi tak usah khawatir.” Jelas Ayah.

Ibu protes, Joon sudah bilang kalau Joon tidak ingin sekolah di luar dan juga apa salah Seol. Ayah berkata kalau ia adalah kepala keluarga, ayah memerintahkan Joon untuk bersiap kembali ke US.


Seol perlahan berjalan masuk,,”kenapa? Kenapa aku harus ambil cuti demi Joon?”

“Seol,,” panggil Ibu dan Ibu berdiri di depan Seol.
“Noona..” Panggil Joon.

“Aku bahkan keluar dari kosanku semester lalu untuk biaya Joon dan berakibat aku harus menempuh perjalanan 4 jam setiap hari. Aku bekerja dan mendapat beasiswa. Aku melakukan semuanya dengan caraku. Tapi sekarang, dikarenakan Joon..  Aku harus ambil cuti?”

Ayah tahu pasti Seol meras sedih sekarang. Tapi pikirkanlah masa depan. Seol akan baik-baik saja setelah menikah tapi Joon, ia harus menyokong keluarga kelak.

“Apa aku bukan anak Ayah? Apa aku menjadi orang lain untuk Ayah jika aku menikah?”

Ayah menegur Seol yang bicara tidak sopan padanya. Tapi Seol belum selesai mengutarakan isi hatinya.


“Aku bekerja sendiri dan mencari biaya kuliah sendiri. Aku masih harus memikirkan nilaiku untuk bisa mendapat beasiswa. Setiap hari aku mencemaskan tentang uang dan aku pikir kepalku akan meledak! Aku berusaha sekeras mungkin. Tak peduli sekeras apapun aku mencoba… Ayah, ayah tak pernah puas padaku. Ayah tak pernah mengatakan kata-kata pujian padaku. Ayah tahu… aku juga ingin dipuji dan dihibur juga. Aku juga…”


Ibu mencoba memahami perasaan Seol, ia mengelus punggung Seol untuk menenangkannya. Seol meras Ibu juga sama saja. Pada akhirnya Ibu mengharapkan pundaknya, Ibu datang padanya dengan segala masalah yang Ibu hadapi,,”Bagaimana aku bisa mengatur semuanya?”

Itu karena Ibu bisa lebih bergantung/mengandalkan Seol dari pada Joon.


“Lalu bagaimana denganku…” Seol manatap Joon, yang ditatap hanya menunduk. Seol beralih menatap ayah, Ayah segera menatap kearah lain. Seol kembali menatap Ibu..”Aku harus bergantung pada siapa?”

Seol pergi setelah mengatakan semuanya. Ibu memarahi ayah yang menurutnya menjadi penyebab semua ini. terutama setelah bisnis ayah Hancur. Ayah membela diri, ia melakukan bisnis itu juga demi keluarga.

Joon keluar menyusul Seol.


In Ho berjalan pulang. Joon memanggilnya, ia bertanya apa In Ho tak melihat kakaknya. In Ho tidak melihat. Joon menjelaskan kalau kakaknya kabur.

“Apa kau bilang? Kenapa Rambut Anjing kabur?” tanya In Ho.

Joon menjelaskan kalau Seol bertengkar dengan ayah lalu kabur. Seol tidak menjawab telfonnya juga tidak ada di kafe paman. Joon menyalahkan dirinya sebagai penyebab semua ini. 

In Ho bertanya sudah berapa lam Seol kabur. Joon kurang tahu, mungkin 10 menit-an. In Ho merasa Seol belum pergi jauh, ia akan membantu mencari dan menyuruh Joon juga tetap mencari kalau sudah ketemu, ia minta Joon menelfonnya.


In Ho berpencar dengan Joon, ia mencoba menghubungi Seol tapi tak diangkat. In Ho bicara sendiri dengan ponselnya (ditujukan untuk Seol),,”Apa kau masih puber?” lalu ia berlari mencari Seol.


Seol jalan tak tentu arah, ia menlfon Bo Ra. saat ini Bo Ra sedang makan malam bersama ayahnya, Bo Ra tanya, kenapa Seol menelfon. Seol menjawab kalau ia ingin Ia, Bo Ra dan Eun Taek mkan ayam dan minum bir bersama. Bo Ra yang tak tahu apa masalahnya menebak kalau penyebabnya adalah karena mereka tidak makan siang bareng tadi. Bo Ra menawari untuk ketemuan setekah ia makan lama dengan ayahnya. Seol tak mau mengganggu Bo Ra, ia pun membatalkan ajakannya.

Seol berjalan dengan menunduk.

Seol (Narasi): tak ada yang berubah, kau selalu menghibur dirimu sendiri. Tapi kadang-ladang, bahkan aku… Bahkan aku….


Seol menegakkan kepalanya dan menatap ke depan. di depannya ada Jung. Seol mulai menangis,


Jung : Seol, apa kau mencariku?


Seol berlari kearah Jung sambil menangis, Jung juga menuju kearah Seol. Mereka berpelukan. Seol melepaskan semuanya di pelukan Jung, ia menagis keras. Jung tak melepaskan pelukannya, membiarkan Seol menangis.


In Ho melihat hal itu, ia lalu berbalik arah, dan mendesah,, Ah…


Sekarang Seol dan Jung di dalam mobil.

Jung: Aku merindukanmu,, (seol menatapnya dan Jung juga). Sangat,,

Seol: Aku juga merindukanmu… Lebih dari sangat..


Jung tersenyum, ia memegang tangan Seol. Seol membalasnya. Senyum Jung tambah lebar,, “tanganmu sangat kecil..”


Seol (Narasi): Saat aku bersama dengan Sunbae, ada banyak hal yang ingin aku tanyakan padanya. Tapi kenyataan bahwa dia disini bersamaku sekarang… Dan bahwa aku bisa melihat wajahnya dan mendengar suaranya… Bahwa aku bisa merasakan kehangatannya… Kenyataan-kenyataan itu… Adalah alasan yang cukup untuk membuat kami tidak bisa berpisah.

Ibu menelfon Seol. Jung akan mengantar Seol pulang tapi Seol gak mau, ia ingin lebih lama lagi bersama Jung. Jung mengerti lalu menjalankan mobilnya.


Jung mampir di mini market untuk membeli Sosis. Seol membukakan punya Jung lalu menyuapinya, tapi menariknya lagi, mereka ketawa bersama. Tapi pada akhirnya Seol memasukkan sosis ke mulut Jung dan makan sosisnya juga.


Seol ketiduran di mobil dan Jung memegang tangannya. Ia tersenyum.


Paginya, Seol terbagun. Jung bertanya,, “Sudah bangun?”

“Apa?” Seol kaget. Lau cepat-cepat duduk.

“Aku tidak bisa tidur sama sekali tapi kau tidur nyenyak sekali.” Ujar Jung.

Seol sadar, pasti ia ngorok, lalu ia menjelaskan pada Jung kalau ia sebenarnya tidak biasa ngorok Cuma karena ia kelelahan jadinya ia ngorok. 


Jung duduk di ranjang dan mengamati muka Seol,,”Mukamu gampang sekali bengkak ternyata.”

Seol malu dan menunduk sambil menurupi wajhnya dengan rambut,,”Ini karena sosis tadi malam.”

Jung menyerahkan ponsel Seol, dan mengatakan kalau banyak panggilan dan sms masuk. Ia pikir keluarga Seol sangat khawatir.


Seol membaca pesan yang masuk

Ibu: Seol, kau dimana? Kenapa tidak menjawab telfonmu?
Ayah: pulanglah dulu sekarang.
Ibu: kau akan kembali besok kan setelah tidur di tempat Bo Ra malam ini?

Jung menjelaskan kalau ia menelfon Bo Ra untuk minta bantuan. Seol mengerti.


Lalu Jung bertanya, Seol gak ada jadwal ngampus kan hari ini. Seol membenarkan. Kemudian Jung memaksanya untuk kembali berbaring.

“Kelakuanmu saat tidur benar-benar buruk. Aku bahkan tidak bisa tidur sedetikpun.” Kata Jung.


Seol akan bangkit tapi Jung tidak mengijinkannya, ia meminta Seol untuk tetap seperti ini sebentar saja. Ia sudah memberitahu perusahaan kalau ia akan datang terlambat. 

Seol akhirnya diam saja. 

“Bisakah aku menelfonmu mulai sekarang?” Tanya Jung. 


Seol diam saja. Jung menciumnya.

“Bisakah aku menemuimu mulai sekarang?” tanya Jung lagi.


Lalu mencium Seol lagi. seol baru menganngguk.


Jung puas, ia lalu berbaring terlentang lalu memeluk Seol lagi,,”Gumawo..”




6 komentar

avatar

lanjuuuuuuuttttttttkkkkkaaaannnnnn???!!!!!!!

avatar

makin seruh...si in ha lucu bgt😁 jung sm seol sweet...😘

avatar

Chingu link 11-2 pas diklik isinya part 1. Ditungggu chingu. Gomawo

avatar

Makasih udah di kasih tahu..
Sekarang udah tak ganti lnk-nya..^^

Click to comment