-->

Type something and hit enter

On
advertise here

Seol pulang ke rumahnya. 

Seol (Narasi): Aku mengakhiri pelarian singkatku dan kembali ke rumah.

Ibu memarahinya, dan memukul punggungnya.

Seol (Narasi): Ibu memukul punggungku lagi dan lagi.


Ayah menyuruhnya untuk istirahat.

Seol (Narasi): Ayah nampak sangat tenang. Tapi tidak marah akan hal ini (kaburnya Seol).


Joon minta maaf karena telah membuat Seol menghadapi kesulitan.

Seol (Narasi): Joon mencoba yang taerbaik menurutnya untuk membuatku merasa lebih baik.

Joon menyuruh kakaknya untuk memukulnya saja. Seol meyuruh adiknya untuk mencoba yang terbaik demi ayah dan Ibu kalau memang Joon merasa salah. Joon tahu hal itu, ia meminta agar Seol tak perlu mengkhawatirkan hal itu.

“Ibu dan Ayah sangat mengkhawatirkanmu. Mereka tidak membuka restaurant sampai Noona menelfon.” Jelas Joon.

Lalu Ibu menyuruh Joon untuk melakukan persiapan untuk membuka restaurant. Lalu Ibu akan menyiapkan makanan untuk Seol. Seol menyuruh Ibunya ke restaurant saja, ia bisa menyiapkan makanan sendiri.


“Ibu minta maaf. Ibu ingin menelfon temanmu semalam tapi Ibu tidak tahu nomor mereka.” Kata Ibu tanpa menatap Seol.

Lalu Ibu menyuruh Seol duduk dan membawakan makanan. Menurut Ibu Seol juga tidak seharusnya menginap di luar tanpa pemberitahuan, jika saja Bo Ra tidak menelfon maka Ibu sudah melaporkannya ke polisi. Seol minta maaf.

Ayah akan keluar lagi, Ibu sepertinya kesal. Ayah menyuruh Seol untuk makan makanannya.

Seol bertanya pada Ibu, apa Ibu dan Ayah bertengkar lagi karenanya. Bukan. Ibu kesal karena Ayah tak membatu di restaurant dan kerjaannya hanya keluar melulu. Ibu berpikir, haruskah ia menyuruh Ayah untuk mencari pekerjaan lain.


In Ho menunggu di depan restaurant, pakaiannya masih sama, yang semalam ia pakai. In Ho melihat Joon lalu menyapanya. In Ho bertanya, apa Seol sudah pulang. Joon mengiyakan, kakaknya baru saja pulang, ia menjelaskan kalau kakaknya menginap di tempat Bo Ra.

Joon memperhatikan In Ho yang mengenakan pakaian sama seperti semalam,,”Apa kau mencari Noona sampai ssaat ini?”

“Tidak.” Jawab In Ho, lalu pergi dengan alasan ada yang perlu ia lakukan.


In Ho duduk di sebuah bangku, ia mengingat saat Jung dan Seol berpelukan dan wajahnya lesu banget,,”Mereka menghabiskan malam bersama setelah itu.”

Ayah menepuk punggungnya, menyuruhnya untuk menyebarkan poster restaurant bukan malah melamun. 


In Ho menunjukkan poster, ia tak suka dengan gambar di poster itu karena terlihat bodoh dan meminta ayah untuk mengambil gambar lagi. ayah tak mau karena awalnya In Ho yang bersemangat untuk menggunakan foto itu dan lagi ayah sudah membayar In Ho sebagai model, jadi ia yang berkuasa di sini.

“Anda hanya membayar saya semangkuk Jjangmyeon.” Bantah In Ho.

Ayah mengingatkan In Ho kalau ia juga menyuruh In Ho untuk memesan daging babi asam manis jika In Ho ingin.

“Anda memandangku seperti bersiap memukul jika aku memesannya.”
“Siapa? Aku?”
“Iya!”

Ayah menyerah, ia akan membelikan In Ho daging babi asam manis jika ia bisa menyebarkan semua poster-poster.

“Anda janji kan?”
“Apa kau selalu ditipu selama ini? Pesan saja. Aku tak akan memukulmu!”
“Deal.”

Ayah berlagak melihat sesuatu. In Ho mengikuti arah pandangan Ayah lalu Ayah memukul punngung In Ho. Heheheh In Ho ketipu.. tapi kemudian ia tersenyum.


In Ho melihat poster restaurant: 

[Bahkan Flower Boy pun Jatuh cinta dengan Hong Noodles]

In Ho merasa kalau ia beneran kelihatan bodoh, tapi kemudian dengan semangat menyebarkan poster pada orang-orang yang lewat.

(Ow,, ternyata ayah keluar terus itu untuk menyebarkan poster, bukan untuk main-main)


Jung dan Seol SMS-an.

Seol: Ibu memukuliku 
Jung: Kamu pantas mendapatkannya
Seol: Shh.. Sunbae juga merupakan kaki tangan. 
Jung: Oh? Aku? Haruskah aku mengatakan pada orangtuamu kalau kau menghabiskan malam bersamaku?
Seol: Tidak! Aku minta maaf! Apa pekerjaanmu berjalan lancar? Ini kan akhir pecan. Bukankah ini keterlaluan.


Pegawai yang selalu menyuruh Jung melakukan pekerjaannya menghampiri Jung, ia membawakan kopi. Jung minta maaf telah datang terlambat. Jung mengatakan kalau ia hampir selesai mengerjakan laporan. Ia meminta pegawai itu untuk memeriksanya. Pegawai itu tak melakukannya, ia percaya pada Jung.

Lalu Pegawai itu tanya mengenai laporan rencana bisnis yang Jung kerjakan atas permintaannya. Ia mengingatkan kalau tenggatnya semakin mendekat. 

Jung tersenyum, musik horror menyala…

“Aku menemukan ide yang bagus saat mengumpulkan file, Jadi aku ingin menambahkannya. Aku akan menyelesaikannya besok.” Jelas Jung.

Pegawai itu senang, tak salah ia minta bantuan Jung. Ia mengajari satu hal pada Jung dan Jung langsung bisa berimprovisasi, akan enak jika semua orang cerdas seperti Jung.


Young Gon menelfon wanita, kalau tidak In Ha ya Da Young, tapi tidak di jawab, ia tidak menyerah dan terus menelfon. Ia kesal karena wanita itu menyebabkan wajahnya yang ganteng jadi lebam (bekas tamparan). Tapi kemudian ia melemparkan ponselnya karena tak kunjung ada jawaban.


Young Gon akan menulis sesuatu, tapi ia kesal karena banyak sekali yang menulis di situs biasanya, jadi post yang ia tulis kemaren-kemaren tidak jadi teending topic lagi kaarena ketutup oleh banyaknya post-post baru yang bermunculan.

Young Gon meng-klik salah satu post. Ternyata isinya adalah tentang dirinya yang menguntit Seol. Terus banyak komentar jelek dari orang-orang yang membaca postingan tersebut, ada yang mengenali kalau itu Young Gon.

Young Gon menulis balasan: “Itu bukan aku. Jangan menjebakku. Kau gila. Aku akan melaporkan siapapun yang memposting ini dan memastikan  dia masuk penjara karena memposting kebohongan.”

Kayaknya semua yang mempostis di situs itu menggunakan akun palsu.

Young Gon mengira Jung yang memposting itu, tapi menurutnya tidak mungkin karena belakangan ini Jung jarang ke kampus. Ia jadi kesal, siapa kira-kira yang memposting itu.


Young Gon ke kampus, dia menutupi mukanya dengan daun kering,,”Tak ada yang akan mengenaliki kan? Benar,, Tidak akan ada banyak orang yang melihat postingan itu di jurusan. Dan walaupun mereka membacanya toh wajahku tidak kelihatan.”


Young Gon berjalan santai masuk ke gedung fakultas. Tapi tiba-tiba ada Sang Cheol di tangga, dia kaget. Sang Cheol melihat muka Young Gon yang lebam, dia merangkul Young Gon.

“Yah.. mereka ternyata benar, mereka bilang kau di pukuli oleh Da Young dan gadis hot. Wah.. kau popular sekarang. Berbeda dengan pria miskin sepertiku.”


Young Gon melepaskan rangkulan Sang Cheol. Ia mengatakan kalau itu hanya salah paham. Sang Cheol lalu menunjukkan postingan soal pria mirip Young Gon yang menguntit Seol. Young Gon mengatakan kalau itu bukan dirinya.

Young Gon malah menegur Sang Cheol yang sudah tahun keempat tapi masih saja melihat ke situs itu. lalu dia pergi.


Sang Cheol mengikuti Young Gon dari belakang, dia menyamakan pria penguntut itu dengan Young Gond an semuanya 100% sama, dari ujung kepala sampai kaki.

Young Gon berpikir, siapa gerangan yang memposting foto itu. Jung, bukan karena Jung jarang ke kampus. Baek In Ha, bukan karena Baek In Ha bodoh tidak mungkin punya rencana itu.

Lalu dia ingat pada In Ho yang waktu itu mengejarnya di perpustakaan. Ia yakin pasti In Ho pelakunya.


Young Gon akan mendekati Seol yang tengah sendirian belajar di taman. Bo Ra dan Eun Taek segera berlari ke arah Seol. 

“Pergi jauh, Burung dara. Pergi, Pergi , pergi!” teriak Eun Taek.


Young Gon pun balik arah pura-pura ada telfon.

Eun Taek dan Bo Ra lalu menutup buku Seol dan mengajaknya pergi karena disana tidak aman. Seol sebenarnya tidak mau karena disana udaranya bagus. Eun Taek dan Bo Ra memaksa Seol untuk mengikuti mereka.

Young Gon masih pura-pura mengangkat telfon.


Young Gon mengirim pesan pada Seol,,” Aku pikir gelandangan itu (In Ho) memposting sesuatu tentangku di internet. Katakan padanya untuk berhenti sekarang juga. Atau akan ku tuntut dia.”

Seol tidak tahu kalau Young Gon dibelakangnya yang tahu hanya Bo Ra dan Eun Taek, mereka menyuruh Seol jangan menanggapi pesan itu.


Lalu Bo Ra membahas soal Jung yang menelfonnya, dia sangat terkejut. Ia juga takut saat menelfon ke rumah Seol, dia takut kalau orangtua Seol ingin bicara dengan Seol.

Seol hanya bisa minta maaf. Bo Ra tambah terkejut, apa benar Seol hari itu bersama Jung semalaman. Seol mengiyakan, waktu itu kebetulan saja.


“Satu tempat tidur juga?” tanya Eun Taek.

Mereka sudah berpikiran yang aneh-aneh. Seol menjelaskan kalau dia dan Jung hanya tidur tidak lebih. Mereka terus menggoda Seol.


Seol sudah di perpustakaan, dia konsen belajar. In Ho datang dan duduk disebelah Seol. Seol tidak menyadari In Ho datang sampai In Ho mengetuk meja.


Seol menyuruhnya mendekat, tapi karena In Ho diam saja Seol yang pindah tempat duduk. Tapi In Ho malah semakin menjauh. 

“Apa yang kamu lakukan? Aku harus melihat dimana letak kesalahanmu. Bagaimana bisa aku lakukan jika jarakmu terlalu jauh?”

In Ho mendekat, tapi jaraknya masih terlalu jauh. Seol mengira kalau In Ho begitu karena tidak menyelesaikan tugas yang dia berikan, Seol memaafkan In Ho. Seol akan menarik kursi In Ho untuk mendekat tapi In Ho malah semakin menjauh.

“Jika kau tidak ingin, lupakan saja. Mari lupakan dan pergi saja. Jika kau tidak memiliki persiapan belajar makan kita tidak harus belajar.”


Seol menutup buku-buku In Ho dan bersiap belajar sendiri, In Ho mendekat dan kali ini Seol berhasil menarik In Ho untuk duduk dekat dengannya.

Seol membuka kembali buku In Ho dan mulai mengoreksi pekerjaan In Ho, kemudian menerangkan dimana letak kesalahan In Ho dan menunjukkan jawaban yang benar, memang bagian itu sangat sulit. In Ho tidak bisa mendengar Seol, hanya bisa mendengar jantungnya yang berdetak kencang saat dia menatap Seol.


Seol melihat ke In Ho, apa In Ho mendengarkan. In Ho minta maaf, dia tidak mendengarkan apa yang Seol katakana tadi. seol merasa kalau In Ho tidak dalam kondisi baik hari ini. In Ho menjelaskan kalau dia tidak bisa tidur nyenyak semalam.

“Untuk bagian ini, kau harus fokus. Kau membutuhkan fokus agar bisa menjawab soal ini.” jelas Seol.

 In Ho tidak bisa belajar lebih hari ini, ia ingin mereka berhenti. Lalu In Ho menutup bukunya dan memasukkannya kembali ke tas. Seol mengingatkan In Ho kalau In Ho harus lebih sering lagi belajar. In Ho tidak menganggapinya dan segera keluar sampai ia lupa satu buku ketinggalan. Seol lalu memberikannya.


Mereka pulang naik subway bersama. Masih jauh-jauhan berdirinya. Seol bercerita kalau Joon keluar dari sekolah tanpa persetujuan orangtua, ia merasa kalau Joon benar-benar tertekan dan merasa berat, tapi dia tidak tahu apa yang ada dipikiran Joon karena selama ini Joon terus tersenyum.

“Dia mungkin begitu, tapi dia bukanlah Orang yang tidak peduli. Saat kau kabur dia berlarian kesana kemari mencarimu. Dia melakukannya.” Jelas In Ho.

Seol terharu, Joon melakukan hal itu.

Giliran In Ho yang menegur seol, apa Seol masih remaja, kabur di umurnya yang sekian,,”sebagai orang yang  telah berpengalaman, aku akan memberimu nasehat. Jangan lakukan itu lagi. itu tidak menyenangkan.”


“Bicara begitu membuatmu kelihatan dewasa.” Kata Seol tapi dengan nada mengejek.

In Ho mengingatkan Seol kalau dia ini lebih tua dari Seol tapi Seol bersikap seolah mereka ini sepantaran dan Seol kadang-kadang memakai Bahasa informal padanya. 

“Lalu apakah aku harus memanggilmu, Oppa?”

“Oppa apaan. Lupakan itu. jangan memannggilku begitu. siapa yang menyuruhmu memanggil begitu?”

Seol mendekat pada In Ho, dan terus memanggilnya Oppa, menurutnya panggilan itu tidak lah buruk. 

“Rambut anjing, haruskah kita pergi ke suatu tempat?”

Seol bertanya kemana, In Ho meminta Seol untuk mengikutinya saja. Seol kembali menjauh. In Ho menyuruhnya untuk siap-siap turun di pemberhentian selanjutnya.


Seol berjalan lambat sekalai, dia ingin tahu kemana In Ho akan mengajaknya. In Ho hanya menyuruh Seol untuk mengikutinya saja.

“Ah,, In Ho Oppa.. kita mau kemana?”

In Ho menyuruh Seol berhenti memanggilnya Oppa.


In Ho menunjukkan sesuatu pada Seol. In Ho menunjukkan bahwa Ayah Seol menyebarkan poster restaurant. In Ho menjelaskan kalau dia juga baru tahu belakangan ini, Ayah selalu pergi sendirian. 

“Jadi ini sebabnya ayah tidak pernah ada di restaurant. Aku sungguh tidak tahu apa-apa. Tentang Ayah atau Joon. Aku pikir aku satu-satunya yang mengalami masa sulit.” 

In Ho menyesal, seharusnya dia tidak bilang pada siapapun (karena melihat Seol jadi sedih). In Ho akan menghampiri Ayah tapi Seol menahannya.


Kemudian Seol membawa Joon dan Ibu ke suatu tempat. Ibu tiak mau karena harus menyiapkan makan malam, tapi anak-anak menyeretnya, Joon mengatakan kalau Seol yang akan membeli makan malam.

 Lalu Joon melihat ayah sedang menyebar poster. Seol pura-pura baru melihatnya juga. Joon mendekati ayahnya dan In Ho, ia melihat poster yang disebarkan In Ho dan Ayah. 


“Siapa yang menyuruhmu melakukan ini. Cuaca sangat dingin. Kau harusnya memakai pakaian yang hangat. Semua Ahjumma di lingkungan ini akan melihat dan itu memalukan. Jika kau pergi dengan pakaian seperti ini, mereka akan mengolok aku.” Ibu sedikit kesal karena Ayah tidak terus terang tapi tetap perhatian tapi ujung-ujungnya marah juga.

“Kau marah jika aku bekerja dan marah jika aku tidak bekerja.”

Ayah memberitahu Ibu kalau peningkatan pelanggan selama ini berkat dirinya. Ibu melepas syalnya dan memberikannya pada Ayah. Ayah tidak mau menerimanya. Ibu memakaikannya ke leher ayah. Sweet..

Kemudian ayah tanya, bagaimana keluarga bisa tahu kalau ia ada disana. In Ho pura-pura tidak salah, tapi ayah tahu kalau In Ho yang bilang sama semuanya, akhirnya In Ho mendapat pukulan lagi dari Ayah.

In Ho menjelaskan kalau Ayah tidak melakukan kejahatan jadi Ayah tak perlu menyembunyikannya. Ibu mengatakan kalau Seol mau membelikan makan karena insiden kaburnya kemaren.

Seol mengajak mereka segera makan tapi Ayah tidak mau, ia menyuruh Ibu, Seol dan Joon kembali karena mereka harus membuka restaurant.


In Ho menyuruh Ayah untuk makan saja dengan keluarga karena putri ayah yang akan membelikannya. In Ho mengambil semua poster Ayah dan akan menyebarkannya sendiri. 

“Apa kau tak mau ikut?” tanya Seol.

In Ho merasa tak pastas ikut karena ini adalah makan malam keluarga. 

“jangan begitu. ikut saja.” Ujar Ibu dan Ayah juga setuju.

In Ho pun ikut makan malam bersama mereka.


In Ho awalnya duduk di tengah tapi Seol minta tukar, jadinya Seol yang ditengah. Ibu bertanya kenapa Seol minta tukar. Seol menjelaskan kalau In Ho seorang ambidextrous (bisa menggunakan kedua tangan secara seimbang),  tapi dia menggunakan tangan kiri saat makan. 

Ibu sadar, makanya saat makan mie In Ho menggunakan tangan kiri. Lalu ibu bertanya, apa In Ho menulis juga menggunakan tangan kiri. In Ho membenarkan karena ia terlahir seperti itu. 

“Lalu kau juga main piano dengan tangan kiri?” tanya Joon.

“Main piano itu dengan kedua tangan, bodoh” jawab In Ho.


Ayah menggoda In Ho, dia kan janji mau membelikan In Ho daging babi asam manis, ia menyuruh In Ho untuk makan itu saja. In Ho berkata kalau ayah keterlaluan. 

“Bibi, pesan Samgyupsal 4 porsi.” Kata ayah.

Lalu ayah meralat pesanannya menjadi lima porsi. Ibu kembali meralat, 4 porsi samgyupsal dan 5 porsi nasi. In Ho ikutan bercanda, dia pesan iga satu porsi, seol menyenggol bahunya dan ayah meralat pesanan In Ho tadi.


Ibu memberikan daging panggang untuk In Ho,.”pasti lelah harus bekerja dan juga main piano. Makanlah yang banyak,” Ibu tersenyum.

“Benar Hyung. Makanlah yang banyak.” Lanjut Joon.

In Hoo speechless dengan perhatian keluarga Seol.

Joon mengatakan kalau In Ho juga belajar buku-buku SMA-nya. In Ho kesal, Joon seharusnya tidak usah membawa-bawa hal itu. ibu penasaran untuk apa. Joon menjelaskan kalau In Ho akan mengikuti tes GED (setara Paket C).

“Bukankah tes itu untuk yang tidak lulus SMA?” tanya Ibu.

“Iya. Saya tidak lulus SMA dan sekarang sedang belajar.” Jawab In Ho jujur.

Ibu malah menambah daging ke mangkok In Ho, In Ho beneran harus makan banyak,,”Kapan kau punya waktu untuk belajar?”. Ibu bahkan meminta Seol untuk mengajari In Ho.


Seol menjelaskan kalau dia membantu In Ho belajar tiap kali punya waktu,,”Makanya jangan malas dan lakukan yang terbaik”, kata Seol pada In Ho.

In Ho membela diri, dia tidak pernah malas kok. Ayah membungkus samkyupsal untuk In Ho, dan bercanda kalau In Ho bisa membayangkan itu seperti daging Babi asam manis, ayah mengatakan kalau In Ho harus banyak makan. Semua keluarga Seol perhatian pada In Ho bahkan Ayah yang keras. Joon iri, bagaimana dengannya. 


“Kau? Apa yang akan kau lakukan? Apa rencana masa depanmu? Aku tak tahu jika aku bisa makan daging yang kau beli sebelum aku mati.” Kata Ayah.

Joon menjawab ayah kalau mereka sedang makan daging saat ini. lalu dia menuangkan Soju untuk Ayah.


In Ho di kampus, dia kembali memainkan Für Elise tapi kali ini lebih ceria, kentara banget kedengarannya dengan yang di part pertama.

Prof Shim masuk dan menepuk bahunya. In Ho berhenti bermain.

 “terakhir kali kedengarannya sangat sedih dan kesepian. Hari ini Matahari bersinar terang.”

In Ho hanya tersenyum.

“Kenapa kau penuh dengan emosi belakangan ini? bagus, bukan? Seperti dugaan, Beethoven tetaplah Beethoven.”   “Apa kau masih belum mau menemui Professor Noh? Tapi kau masih mau menemuinya, kan?”

In Ho tak mau menemuinya, dia merasa tidak punya kepercayaan diri. Prof Shim megajaknya makan. In Ho tanya, bagaimana dengan pelajarannya.

“Kau telah melakukannya. Aku lapar. Aku yang traktir.” Kata Prof Shim.


Young Gon masih mencari kesempatan untuk bisa bicara dengan Seol. Dia sudah merancang saat kelas berakhir akan mengajak Seol bicara tapi lagi-lagi rencananya digagalkan oleh Eun Taek dan Bo Ra yang mengajak Seol makan. Young Gon pun mundur teratur dengan kesal.

Bo Ra dan Eun Taek bingung mau makan apa. Seol membaca SMS Jung yang mengajaknya makan siang bersama karena dia sekarang ada di kampus. Seol pun meninggalkan mereka untuk makan bersama Jung.


Bo Ra mengatakan kalau mereka sedang kasmaran.

“Apa kau iri? Sampai kapan kau mau aku menjadi Ho Goo (kacung)?” Tanya Eun Taek. 

Bo Ra tak mengerti maksud Eun Taek. Eun Taek menarik Bo Ra untuk duduk disampingnya,,”Noona, apa aku sungguh hanya seorang Ho Goo bagimu?”. Eun Taek menanyakannya dengan Bahasa Informal,.

Bo Ra memukulnya, berani-beraninya Eun Taek berbicara Informal padanya. Bo Ra tak menjawab pertanyaan Eun Taek, dia mengajak Eun Taek makan saja.


Seol berlari girang menuju Jung. Jung bertanya, kenapa Seol sebahagia itu. seol mengira kalau Jung bakalan di danau, ia juga neran, apa tak apa-apa Jung di kampus selama jam kantor?

“Kenapa tidak? Aku ingin melihatmu. Siapa yang akan melarang tentang hal itu.” jawab Jung.

Seol senang mendengarnya lalu Jung mengajaknya segera makan.


Jung mengulurkan tangannya dan Seol menyambutnya. Mereka jalan ke kantin sambil bergandengan, ditengah jalan Jung melingkarkan tangannya di bahu Seol. Mereka benar-benar sedang kasmaran.


Jung duduk di kantin dengan Seol. Jung jadi teringat saat Seol meninggalkannya untuk pergi kencan buta. Seol mengatakan kalau itu sudah sangat lama. Jung hanya tersenyum dan mereka mulai makan.

Seol bertanya bagaimana kegiatan kantor Jung, apa Jung sibuk. Jung menjwab dia sibuk, lelah, yah.. seperti itulah. Gantian Jung yang nanya gimana keadaan Seol selama di kampus. 

“Sesungguhnya, belakangan ini…” jawab Seol.

Seol (Narasi): Aku hampir saja keceplosan mau bicara masalah Young Gon.

“Tidak ada hal penting yang terjadi padaku.” Lanjut Seol.

Seol (Narasi): Aku harsu mengatakan padanya suatu hari nanti. Tapi tidak di hari ia pertama menemuiku di kampus setelah sekian lama. 

Jung beralih bertanya tentang pelajaran. Seol menjawab baik-baik saja.

Seol (Narasi): Aku harus memberitahunya kalau aku membantu Baek In Ho belajar untuk ujian GED. Itu bukan hal yang berlebih. Hanya belajar.

Seol akan mengatakan pada Jung tapi Jung malah focus melihat sesuatu. Jung melihat In Ho dan Prof Shim. 


Seol memberi salam pada Prof Shim dan Jung menatap In Ho.


Dan mereka akhirnya duduk bersama saat makan.  In Ho duduk di samping Prof Shim bukan di depan Prof Shim. Prof Shim bertanya, kenapa In Ho duduk disampingnya. In Ho menjawab untuk makan dengan nyaman (karena tak harus duduk di samping Jung).

Prof Shim sudah akrab sama In Ho karena In Ho memang orangnya gampang akrab sama siapapun. Prof Shim menyuruh In Ho berterimakasih pada Seol karena berkat Seol kartu nama Prof Sihim bisa sampai ke In Ho. In Ho pun melaksanakan perintah Prof Shim.  Prof Shim mengatakan kalau In Ho seharusnya belajar agar bisa di terima di kampus dan bisa jadi mahasiswa beneran. 

“Belajar bukan masalah besar. Kau setuju kan, Rambut Anjing? Aku belajar dengan rajin kan…”


Kata-kata In Ho di potong oleh Seol. Seol pura-pura batuk.

Seol (Narasi): Aku belum mengatakan pada Sunbae kalau aku membantunya belajar.


Prof Shim bertanya pada Jung, apa Jung teman In Ho.

“Tidak.” Jawab In Ho.
“Iya. Saya Yoo Jung, mahasiswa manajemen bisnis tahun ke-empat.” Jawab Jung.

Jung bertanya, In Ho belakangan ini bermain piano dengan sangat baik. Prof Shim membenarkan. In Ho emosi, dia menyuruh Jung makan saja jangan banyak ngomong.


Prof Shim menjelaskan kalau dia frustasi sama tempramen In Ho dulu tapi belakangan ini In Ho memiliki banyak emosi dalam bermain piano. 

“Aku memang selalu seperti itu.” ujar In Ho.

Prof Shim mengatakan tidak selalu. Lalu bertanya, apa In Ho berjencan belakangan ini. In Ho tersedak dan batuk-batuk mendengar pertanyaan itu.

“Apa yang anda bicarakan tiba-tiba saat sedang makan?” Protes In Ho.

Prof Shim mengatakan hal itu karena dari sudut pandangnya, Ia yakin kalau In Ho mempunyai kekasih. In Ho membentak Prof Shim, menyuruhnya makan saja. 


Jung menatap In Ho, saat In Ho balik menatapnya ia beralih ke Seol. Jung membersihkan nasi yang menempel di lengan baju Seol seolah menunjukkan, Dia milikku barangkali kau lupa.


Prof Shim selesai duluan dan pergi duluan, In Ho juga mau pergi tapi Joon menelfonnya jadi ia masih duduk.

Joon menyampaikan pesan Ibu kalau In Ho harus membeli mangkuk besar yang biasa digunakan di dapur dan juga serbet. 

In Ho lalu berbicara pada Seol kalau Ibu menyuruh mereka untuk membeli mangkuk. In Ho bertanya pada Seol haruskah mereka membeli merek yang sama. Seol mengatakan tidak.

Lalu In Ho mengulurkan ponselnya agar Seol bisa bicara dengan Joon. Seol menitip pesan pada Joon agar Ibu tidak membeli mangkuk merek biasanya karena ia melihat siaran di TV bahwa mangkuk itu mengandung karsinogenik (zat kimia yang menyebabkan kanker).

Jung melihat sendiri kedekatan Seol dan In Ho, juga kedekatan In Ho dengan keluarga Seol. 

Jung teringat masa lalunya. 


Saat itu Jung pulang sekolah. Ayahnya sedang asyik ngobrol bareng baek bersaudara. Ia memberi salam dan ayahnya hanya tersenyum. Jung berjalan naik ke kamarnya. 

Intinya ia iri Karena Ayahnya lebih dekat dengan Baek bersaudara dan hal itu terjadi lagi. baik Seol maupun keluarga Seol lebih dekat dengan In Ho.

Jung hanya diam saja dan tiba-tiba ia ingin pergi duluan. Seol lalu menyusulnya.


Saat diluar, Seol bertanya kenapa dengan Jung. 

“Kau sepertinya semakin dekat dengan Baek In Ho.” Ucap Jung.

Seol menjelaskan kalau dia membantu In Ho belajar dan In Ho juga bekerja di restaurant keluarganya.

Jung tiba-tiba jalan meninggalkan Seol. Seol minta Jung menunggu tapi Jung tidak bisa, ia harus pergi. 


14 komentar

avatar

Duhhhhh...drama yg bikin baper...thanks recapnya ya...semangat

avatar

duuuuhhhh aku juga ikutan baper....gemes dech liat hubungan jung-seol-in ho......pengen nyubitin mereka satu satu rasanya

avatar

Makasi sinopsisnya..ini drama bikin baper...kira2 seolnya jadi ma siapa ya?jung ato in ho, kasian juga liat si jung ini...kayaknya kesepian

avatar

Iiiihhhh gemes deh sama pasang surutnya hubungan jung-seol.

avatar

Iiiihhhh gemes deh sama pasang surutnya hubungan jung-seol.

avatar

Hehe...
Ini drama... tarik ulurnya rapi bangeeddd..
Daebak!!!

avatar

jung kasian banget ya...
kesepian.... -_-

avatar

Rapiiii bgt konplik nyaa :')

avatar

Rapiiii bgt konplik nyaa :')

avatar

suka dramanya...persis banget sama komiknya....

avatar

jung... semangat... (penasaran cerita selanjutnya)

avatar

ternyt jung sangt kesepian😣 jd baper😣

avatar

Sinopsis episode 12 nya ditunggu ya kak ��

avatar

Episode 12 nya please :')

Click to comment