Yeol menelfon Mi Rae, lama tak di
jawab. Yeol kesal karena Mi Rae juga mengabaikan telfonnya tapi kemudian Mi Rae
mengangkatnya.
“Hallo! Hallo!!! Ya.. Cha Mi Re..
Kau… Simbol 100%..” Ucap Yeol dengan nada tinggi. Yeol membentak Mi Rae, apa ia
mendengarkan.
Di kamarnya, Mi Rae memakai
selimutnya sampai ke atas kepala, ia menangis selama menerima telfon Yeol, tapi
ia pura-pura bersikap cuek. Ia menyuruh Yeol untuk mengatakan tujuannya
menelfon.
“Apa yang kau pikirkan tentang
aku?” Tanya Yeol. Air mata Mi Rae mengalir. Yeol melanjutkan “Saat kau bangun
pagi hari,saat kau makan,saat kau tidur mlam hari, kau tidak merindukanku?
Setiap hari aku merindukanmu.”
Mi Rae mengatur nafasnya, ia
berbicara dengan singkat dan tak terdengar seperti sedang menangis, “Aku tidak
memikirkanmu.” “Aku tidak merindukanmu sedikitpun.”
Yeol terpaksa menerima kenyataan
ini. Mi Rae lalu menutup telfon dengan alasan sudah larut dan sepertinya Yeol
mabuk. Yeol tak mau Mi Raemenutupnya karena ia rindu, tapi apa daya, Mi Rae
tetap menutupnya.
Setelah menutup telfon, Mi Rae
menangis pilu, tapi tak berlangsung lama karena Sa Rang mengetuk pintu kamarnya
memberitahu kalau Woo Hyuk datang. Mi Rae mendengarnya, ia menyuruh Sa Rang
untuk memberitahu Woo Hyuk agar menunggu sebentar.
Sa Rang menemui Woo Hyuk. Sa Rang
masih kesal, ia menyuruh Woo Hyuk untuk membicarakan dengan cepat dan segera
pergi karena sudah larut. Sa Rang berbalik, ia menggerutu “Datang ke rumah
wanita. Benar-benar tidak punya sopan santun.”
Woo Hyuk mendengarnya, ia
langsung memutar Sa Rang agar menghadapnya. Ia mengatakan kalau SaRang
berlebihan, kan mereka dulu dekat.
“Tak usah marah. Ada seseorang
yang lebih dekat, dibandingkan paman” jawab Sa Rang.
Woo Hyuk menebak, apa mungkin
Pelatih Han Yeol. Sa Rang mengoreksinya dengan kesal. “Ayah, dia Ayahku. Dia
bukan Pelatih Han, dia ayahku. Dr. Shin kau adalah Paman!”
Yeol manatap tajam ponselnya,
“Cha Mi Rae! Wanita kejam! Kau bilang kau tidak merindukanku? Tidak sedikitpun!
Sungguh?”
Ia lalu menyetop taxi dan
meluncur ke rumah Mi Rae.
Woo Hyuk meminta alasan Mi Rae
marah padanya, menurutnya tidak berlenihan memberikan hadiah. Tapi bagi Mi Rae
itu bukan sekedar hadiah didalamnya juga ada perasaan Woo Hyuk. Mi Rae ingin
Woo Hyuk melupakan semuanya.
Woo Hyuk tak mau, ia tak tahu
caranya, ia hanya ingin Mi Rae menerima saja perasaannya. Jika Mi Rae tak mau
menerima perasaannya, Woo Hyuk mengajaknya untuk perawatan kanker atau kembali
pada pelatih Han.
“Aku tidak suka melihatmu
kesakitan sendirian” ujar Woo Hyuk tulus.
Mi Rae mengehentikan Woo Hyuk, ia
sudah pernah bilang untuk jangan mengatakan hal itu lagi. ia tidak kesakitan,
tidak sedikitpun!. Mi Rae memohon pada Woo Hyuk untuk pura-pura tidak tahu saat
di Rumah Sakit.
Woo Hyuk tak tahan lagi dengan
sikap keras kepala Mi Rae, ia berdiri dan menunjuk Mi Rae “Sa Rang! Sa Rang
berhak tahu. Tidak ada banyak waktu bersama ibunya, dan ibunya sedang sakit.”
Ada suara seperti benda jatuh
atau benturan di dalam. Woo Hyuk akan melanjutkan kata-katanya tapi Mi Rae
langsung menutup mulutnya dengan tangan. Woo Hyuk tampakny mengerti maksud MI
Rae.
Mi Rae menjelaskan halyang
terpenting adalah Sa Rang harus hidup sendirian nantinya dan Mi Rae harus
melindungi itu.
Yeol sampai di rumah Mi Rae, ia
menggedor pintu dan berteriak-teriak menyuruh Mi Rae keluar. Dari Yeol Yeol
bisa mendengar suara seorang pria. Yeollangsung bersembunyi saat aka nada yang
membuka pintu.
Mi Rae dan Woo Hyuk keluar,
mereka sudah tahu kalau Yeol bersembunyi. Tapi Mi Rae meminta Woo Hyuk untuk
jangan melihat kea rah Yeol, ia menyuruh Woo Hyuk untuk bersandiwara seperti
yang ia minta.
Mi Rae mengantarWoo Hyuk sampai
keluar gerbang dan posisi mereka berdiri tepat di hadapan Yeol. Woo Hyuk
memberikan cincin pada Mi Rae dengan berlutut.
Yeol tak tahan melihatnya, ia
mengacau acara pemberian cicincin Woo Hyuk. Ia marah-marah pada Woo Hyuk yang
tak tahu sopan karena bertamu malam-malam. Dan marah pada Mi Raekarena mereka
baru saja berpisah dan Mi Rae sedah bersama pria lain.
“Kau sama seperti dulu, dibutakan
oleh alcohol. Emosional dan sembrono, apa kau kembali seperti dirimu yang
dulu?” balas Mi Rae.
Yeol tak mengerti. Mi Rae
melanjutkan kalau ia bersyukur karena jika ia lanjutkan maka ia akan
menyesalinya. Mi Rae mengajak Woo Hyuk pergi.
Yeol meraih tangan Mi Raelalu
berlutut, “Aku tidak bisa tanpamu. Sungguh tidak bisa. Bagaimana aku bisa? Jika
aku jatuh lagi, semuanya berakhir, tanpa dirimu aku tidak percaya diri.”
Mi Rae berkaca-kaca tapi ia menguatkan
dirinya, ia mencoba melepaskan tangan Yeol, ia mengatakan kalau semuanya telah
berakhir, “berhentilah bersikap seperti ini!”
Yeol belum menyerah, ia berjanji
akan melakukan yang terbaik. Ia akan melakukan apapun yang Mi Rae inginkan.
Akan menjadi ayah yang baik untuk Sa Rang dan pria baik untuk Mi Rae serta akan
menjadi kepala rumah tangga yang baik.
“Aku yakin bisa. Aku sudah
memutuskannya. Aku berjanji pada ayah. Bahwa kita akan menjadi kelauarga yang
baik.” Tambah Yeol.
Mi Rae dengan dinginnya mengatakan kalau inisudah larut dan menyuruh Yeol untuk pulang. Ia lalu menggandeng Woo Hyuk pergi meninggalkan yeol.
Yeol dengan berat hari bangkit
dan berjalan pulang. Sa Rang melihat Yeol berjalan pulang, ia lalu keluar dan
memanggil Yeol. “Ayah.!. Ayah..!”
Kemudian Mi Rae menyentuh lengan
SaRang sehingga Sa Rang berbalik menatapnya. Sa Rang mengadu soal Ayahnya yang
pergi. Mi Raemenjawab kalau ia yang menyuruh Yeol pulang. Mi Rae menjelaskan
kalau ia mengatakan pada Yeol kalau mereka akan hidup sendiri dan mereka tidak
butuh seorang ayah.
Sa Rang berkaca-kaca, ia
membentak Mi Rae untuk menjelaskan alasaanya melakukan itu. mi Rae menjawab
kalau ia tidak suka pada Yeol dan sekarang Mi Rae tidak membutuhkan orang lain.
“Aku… Lalu bagaimana dengan aku?”
Protes Sa Rang, lalu ia masuk ke dalam rumah.
Yeol tertidur di sofa. Ia terbangun
gara-gara suara berisik Sang Hae saat makan ayam goreng. Sang Hae bertanya,
kenapa yeol meninggalkan club tanpa kata-kata. Yeol malah mengusirnya.
“Kau akhirnya kembali ke
kehidupan lajang.” Ujar Sang Hae.
Yeol menjawab tanpa membuka
matanya, “Tentu. Welcome to single life”
Sang Hae datang untuk mengambil
buku manual pelatihan karena pelatih Bang menyuruhnya. Yeol akhirnya bangun, ia
tidak tahu dan menyuruh Sang Hae untuk mencari di kamar Sa Rang, maksudnya di
kamar yang kecil pasti ada.
Yeol memeriksa ponselnya, ia
terkejut saat membaca pesan yang ia kirim pada Mi Rae semalam. Tambah terkejut
lagi saat ia mengecek riwayat panggilan dan menemukan kalau ia menelfon Mi Rae
juga. Saking kesalnya ia melemparkan ponselnya kembali ke meja.
Sang Hae keluar darikamar Sa Rang
membawa buku diary, ia memberikannya pada yeol. Diary itu terkunci.
Yeol sekarang di kamarnya, ia
membuka Diary Sa Rang degan kunci yang dijatuhkan Sa Rang. Judul Diary itu
adalah “Proyek membuat seorang Ayah”
“Tidak masuk akal. Dia super menjengkelkan”
“Hari ini Pap hilang. Semua karena dia.”
“Hari ini dia mengalahkan Ayah Bo Mi. dia lumayan keren”
“Hari ini ayahnya terluka karena aku. Aku ingin Dia segera pulih
kembali.”
“Hari ini dia membelaku.”
“Hari ini, di pentas, aku membuat kesalahan dan terjatuh. Waktu itu menakutkan,
tapi dia datang menolongku.”
“Han Yeol. Mulai hari ini, kau Ayah Sa Rang. Itu nama AYahku.”
Yeol terharu membacanya. Yeol membalik
halamannya lagi da nada kalender, disana tanggan 17 ditandai sebagai Hari pelatihan Ayah Sa Rang.
Yeol mendapat pesan dari Sa Rang,
yang mengatakan kalau ia tahu Yeol datang semalam. Sa Rang menintanya untuk tak
membenci Ibunya. Akhir-akhir ini Ibunya seperti katak hijau jadi Ibunya
menentang semuanya. Ibunya tidak tidur semalam. “Ibu membutuhkanmu, Ayah.”
Mi Rae datang ke tempat
penyimpanan Abu Ayah dan Ibu Yeol. Ia meminta maaf karena tidak bisa terus
bersama yeol sampai akhir. Mi Rae merasa kalau Yeol akan kembali terluka. Inilah
jalan yang terbaik yang dipilihnya untuk Yeol. Mi Rae meminta pengertian orang
tua Yeol.
Yeol datang ke Rumah sakit Mi Rae
dengan diam-diam. Ia akan ke ruangan Mi Rae tapi Mi Rae keburu keluar dan
Yeol malah sembunyi. Yeol akan menghapirinya tapi keduluan oleh Woo Hyuk.
Dir. Choi melihat Yeol lalu
mengajaknya bicara. Dir. Choi menginterogasi Yeol, apa yang sebenarnya Yeol
lakukan pada Mi Rae. Yeol tentu saja tak mengerti. Kemudian Dir. Choi
menjelaskan kalau Mi Rae kembali ke RS ini seperti orang yang berbeda sampai
Dir. Choi bingung apa yang itu Mi Rae yang ia kenal atau bukan. Yeol balik
bertanya, apa Mi Rae berubah?
“Dia pikir dia Albert Schweitzer.
Tidak, dia bertingkah seperti Bunda Teresa.” Jawab Dir. Choi.
Dir. Choi menjelaskan kalau Mi
Rae yang berhati dingin memperlakukan semua pasien seperti saudara kandungnya. Bukan
obat yang mahal atau perhatian dokter, Mi Rae bilang hati seseorang yang utama
dan harus diperhatikan. Mi Rae mengatakan hal-hal yang akan menghancurkan RS
ini. Dir. Choi meminta Yeol menjauhi Mi Rae karena Mi Rae menjadi berubah dan Berhenti
mencarinya supaya dia bisa tenang.
Dir. Choi duduk disebelah Yeol, dia
melanjutkan perkataannya untuk Yeol, “Ada orang lain di hati Dr. Cha. Tak tahu
untuk Dr. Shin, tapi bukan kau. Aku minta maaf, tapi sebagai ayah Sa Rang, bukankah
ayah yang lebih baik dan lebih kuat baik untuknya?”
Mi Rae meminta Woo Hyuk untuk
menjadi pengasuhnya hari ini. Woo Hyuk dengan senang hati menerima permintaan
itu, ia malah berterima kasih. Woo Hyuk membukakan pintu mobil untuk Mi Rae
juga memasangkan sabuk pengamannya.
Yeol melihat keduanya. Ia teringat
kata-kata Dir. Cha kalau dihati Mi Rae ada orang lain dan bukan dirinya. Yeol
berpikir kalau itulah yang terbaik.
Woo Hyuk mengajari Mi Rae naik
sepeda dan mengajaknya makan lalu foto bersama, setelah itu membeli bunga dan
mengantarnya pulang.
“Aku pemukul pengganti untuk
pelatih Han, bukan?” tebak Woo Hyuk.
Mi Rae diam saja berarti benar. Tapi
Woo Hyuk tak mempermasalahkan jika ia memang pemukul pengganti. Karena itu
peran yang ia inginkan meski hanya sekali saja.
“Meski tidak Home Run tapi tidak
seburuk triple play, bukan?” Tanya Woo Hyuk dengan senyum.
Mi Rae mengiyakan, Woo Hyuk yang
terbaik. Terbaik dari sacrifice fly. Senyum Woo Hyuk langsung lenyap, ia
bergumam kalau Mi Rae tidak akan pernah mengakui kalau ia memukul home run.
“Untuk terakhir kalinya aku ada
permintaan.” Ucap Mi Rae.
Mi Rae masuk ke kamar Sa Rang. Mi
Rae menyentuh mata, hidung dan bibir Sa Rang dengan mengatakan kalau semua itu
miliknya, Sa Rang-nya, segalanya. Ia tidakakan pernah menukarnya dengan hal
semahal apapun di dunia atau permata yang indah.
Mi Rae mengecup kening Sa Rang
lalu menggenggam tangan Sa Rang dan meletakkannya pada pipinya. “Terimakasih, Ibu
minta Maaf, Ibu sayang padamu”
Tanggal 17, Yeol datang ke
sekolah Sa Rang. Sampai di depan sekolah, Yeol ragu dan akan kembali namun ia
memutuskan untuk masuk karena bagaimanapun juga ia harus mengucapkan selamat
tinggal.
Ibu Guru memngumumkan pada
anak-anak kalau hari ini giliran Ayah Sa Rang yang akan memberikan pelajaran.
Ibu Guru bertanya, apa Ayah Sa Rang datang. Sa Rang hendak menjelaskna semuanya
tapi Woo Hyuk keburu masuk ke kelas.
Woo Hyuk melirik Sa Rang sebelum
memperkenalkan dirinya di depan semunya, ia memperkenalkan sebagai paman Sa
Rang yang akan menggantikan Ayah Sa Rang. Ibu Guru nampaknya lebih tertarik ada
Woo Hyuk disbanding Yeol.
Yeol berjalana menuju kelas Sa
Rang, tak lupa ia merapikan jaketnya. Tak sampai masuk, karena dari luar ia
sudah melihat Woo Hyuk yang menggantikan posisinya. Woo Hyuk melihat Yeol. Dan Yeol
akan menyerbu masuk namun ia urungkan karena melihat Sa Rang yang dengan tenang
memperhatikan pelajaran yang diberikan Woo Hyuk.
Yeol memilih untuk keluar saja. Woo
Hyuk mengejarnya.
“kenapa kau pergi? Kau tidak akan
menemui Sa Rang?” Tanya Woo Hyuk.
Yol menjawab kalau ia tidak tahu
Woo Hyuk akan datang dan ia datang untuk mengucapkan selamat tinggal pada Sa
Rang tapi kemudian ia memutuskan untuk mengatakannya lain kali saja. Woo Hyuk
tiba-tiba mengajaknya minum antar lelaki.
Woo Hyuk sudah agak mabuk, ia
mulai berbicara, menurutnya yeol bukanlah lalaki, Yeol hanya berpura-pura kuat
di luar, tapi sebenarnya pecundang yang lemah. Yeol tersinggung. Woo Hyuk tetap
melanjutkan,
“Pria macam apa yang hanya mengikutinya?
Jika kalian berpisah,maka berbaliklah dengan tegas dan teguh pada keputusan. Atau
dengan martabat, berdiri di hadapannya dan minta dia untuk kembali.” Nasehat Woo
Hyuk.
Yeol membantah, ia sudah maju
namun tak berhasil dan Woo Hyuk juga melihatnya sendiri. Woo Hyuk tertawa,”
hanya sekali saja, dan itu juga meminjam keberanian dari alcohol.”
“Aku tahu apa? Kau hanya tahu
untuk memberi bantuan pernafasan di depan pasien denagn memakai bajumu yang mahal.
Apa kau tahu cinta?” Balas yeol.
Woo Hyuk menjawab santai kalau ia
bukan Yeol. Dan malah balik bertanya, apa yeol tahu apa itu cinta? Yeol
tersulut emosinya, ia berdiri.
“Aku pernah bertanya padamu. Apa kau
punya kemauan menjaganya selamanya? Jawab aku? Apa ini menjaganya? Ap ini
cinta?”
Yeol diam tak bisa menjawab. Woo Hyuk
berdiri dan menatap Yeol tajam. Ia melanjutkan kalau Yeol tak memiliki hak,
“Tidak menghadapi orang yang
datang padamu, dan tidak menahan orang yang akan pergi, apa itu cinta? Itu adalah…
Kau tidak ingin terluka. Kau takut akan menyakitkan. Kau tidak mau bertanggung
jawab! Itu hanya alasan,sama saja dengan seorang pengecut. KAU HANYA PENGECUT
YANG TAKUT TERSAKITI!”
Yeol menarik kerah Woo Hyuk, ia
sadar kalau ia adalah pengecut. “kau ingin terbunuh oleh pengecut?”
ancamnya. Woo Hyuk tak mau kalah, ia
juga membalas mencengkeram kerah Yeol.
Mi Rae kembali mendatangi orang
tua Yeol. Ia datang untuk membari salam tarakhir tapi meskipun mereka bertemu
di kehidupan ini untuk terakhir kalinya namun mereka akan bertemu di kehidupan
lain. Mi Rae sudah siap dimarahi, bahkan ia menantikannya.
“Mungkin tidak akan menjadi yang terakhir kalinya” Suara Ayah menjawabnya.
Mi Rae menatap ke asal suara itu
dan kita diperlihatkan kalau Ayah bisa berkomunikasi dengan Mi Rae. Ayah sudah
menduga kalau Mi Rae adalah menantu baik. Ayah mencium bunga yang dibawa Mi Rae
dan memuji Mi Rae yang mengetahui kalau ia suka bunga.
Mi Rae sedih campur senang, ia
memanggil ayah. “Ayah mertua”
Yeol dan Woo Hyuk lanjut ke taman
bermain anak-anak. Saat Yeol akan meninju Woo Hyuk, Woo Hyuk melindengi mukanya
dengan lengannya, tapi Woo Hyuk berhasil menyerang duluan.
Yeol tak terima, ia balik meninju Woo Hyuk sampai tersungkur ke tanah. Yeol akan memukul lagi tapi Woo Hyuk malah menggigitnya, kemudian ia melarikan diri dan merekamain kejar-kejaran melewati semua permainan nanak-anak di lapanangn itu, lucu deh pokoknya. Hidung Woo Hyuk berdarah karena tinju Yeol.
Ayah mengingatkan Mi Rae akan
permintaan terakhirnya.
Yeol dan Woo Hyuk berhenti. Yeol membenarkan
penilaian Woo Hyuk kalau ia memang seorang pengecut. “karena aku takut terluka,
aku langsung menyerah, dan pergi seperti pecundang, hanya melihat.”
Woo Hyuk juga seperti itu jadi ia
tahu perasaan Yeol.
Selama 10 tahun Yeol membenci Mi
Rae setengah mati. Tapi di waktu yang sama ia merindukan Mi Rae setengah mati
sampai sekarangpin masih sama. Yeo merasa sebuah kacang terjebak di hatinya. Yeol
bangkit. Ia mempercayakan Mi Rae dan Sa
Rang pada Woo Hyuk. Karena baju-baju Woo Hyuk mahal, ia yakin kalau Woo Hyuk
mampu membahagiakan dan menjaga mereka.
“Aku percaya padamu” Ucap Yeol
lalauberjalan pergi.
“Kau yang harus melakukannya.” Jawab Woo Hyuk, Yeol menoleh. Woo Hyuk melanjutkan “Meski aku menginginkannya tapi hanya kau yang bisa melakukannya” “alasannya adalah..”Woo Hyuk berat mengatakannya, tapi ia harus, “Ayah kandung Sa Rang…”
Kilas balik..
Sebelum meninggal, ayah
mengatakan pada Mi Rae kalau ia sudah taju kalau Sa Rang adalah putri kandung Yeol.
Kembali ke penjelasan Woo Hyuk
“Ayah kandungnya adalah kau” Ujar
Woo Hyuk.
Yeol mematung.
Woo Hyuk mengulangi lagi untuk
meperjelas kalau Yeol adalah ayah kandung Sa Rang.
Kembali lagi ke pesan Ayah. Ayah meminta
Mi Rae agar tak membiarkan Yeol sendirian. Karena yeol pasti sangat kesepian,
saat ia pergi dan saat Mi Rae pergi.
“Sa Rang harus tinggal, karena
dia ayah Sa Rang” lanjut Ayah.
Kembali ke Mi Rae di tempat abu
orang tua Yeol. Ia bertekad untuk mewujudkan permohonan Ayah, bagaimanapun juga
Yeol adalah Ayah kandung Sa Rang.
*******
Bersambung Ke Episode 12
5 komentar
Aku suka banget ma drama ini, makasih y udah nulis sinopsisnya. Tetap semangat.😀
Mewek........huhuhu...mi rae...wheyo?????
keren sampai aku nagis bacanya.
q tunggu episdo selanjutnya.
jgan lama2 ya gak sabr penasaran banget..
Gumawoo... ditunggu episod selanjutnya..... the best drama menguras airmata
Makasih udah sinopsisnya... di tunggu sinopsis selanjutnya