Mi Rae memasak untuk Yeol dan Sa
Rang.
“Saat itu pertama kalinya aku memasak untuk seseorang,” Narasi Mi
Rae.
Mi Rae membawa vacuum cleaner dan
memilah baju Yeol yang kotor lalu memasukkannya pada keranjang.
“Mencuci dan bersih-bersih untuk seseorang,”
Mi Rae mengganggu Yeol dan sa
Rang yang sedang maen game.
“dan melihat seseorang yang sama setiap hari.”
Mi Rae muntah-muntah di kamar
mandi tapi dia menyalakan kran agar tak terdengar dari luar. Yeol menggedor
pintunya menyuruh Mi Rae segera keluar.
Sebelum keluar Mi Rae memakai
lipstick untuk menutupi bibirnya yang pucat.
“meski aku sakit, aku tidak merasakannya.”
Mi Rae keluar dan mendapat kejuat
ulangtahun dari Yeol dan Sa Rang. Mi Rae tersenyum
“aku harusnya menangis, tapi aku tersenyum.”
Mi Rae menanngis dalam kamar
mandi, ia menyalakan shower untuk meredam suara tangisannya.
“kenapa aku baru menyadarinya sekarang? Tidak bisa 100% jika hanya
sendirian."
Yeol, Mi Rae dan Sa Rang berfoto
bersama.
“Kita harus bersama supaya menjadi 100%”
Super Daddy Yeol Episode 11
Mi Rae mengatakan pada yeol kalau
ia ingin mengakhiri hubungannya dengan Yeol. Mi Rae beralasan kalau ia masih
belum 100% menyukai Yeol.
“Aku tidak bisa mengakuimu
sebagai ayah Sa Rang.” Mi Rae mengambil nafas lalu melanjutkan kata-katanya.
“Pernikahan rehab kita berakhir sekarang!”
“Kau serius? Kau yakin tidak akan
menyesalinya?” Tanya yeol.
Mi Rae mengangguk, ia serius,
100% dan tidak akan menyesalinya. Yeol lalu pergi keluar.
Sontak Mi Rae langsung terjatuh,
pertahanannya runtuh. Ia menagis sambil berkata maaf, ia benar-benar minta
maaf. Sa Rang memanggilnya dan Mi Rae
menoleh.
Yeol berteriak marah di luar. Ia
berjalan dengan cepat. “Dasar wanita jahat. Kau membodohiku dua kali. Dan
bodohnya, aku tertipu lagi!”
Ia sangat kesal. Tapi ia bersyukur
karena mereka berpisah sekarang. Dan sekarang ia tahu kebenarannya.
Yeol berhenti, ia memegangi
dadanya yang sakit. Lalu ia berbalik menatap kea rah rumahnya.
“Cegah aku. Lekas cegah aku!
Sebalum aku pergi, tolong cegah aku.” Kata yeol frustasi, berharap Mi Rae
mendengarnya.
Sa Rang sarapan sendirian. Ia
bertanya pada Mi Rae apa mereka bertengkar karena Yeol tak pulang semalam. Mi
Rae mengalihkan pembicaraan, ia menyuruh Sa Rang cepat makan agar tak
terlambat.
Sa Rang menasehati ibunya kalau
Yeol sering bersikap tidak dewasa, ia meminta Ibunya yang mengalah.
“Sa Rang. Tidak apa-apa bukan,
jika kita hidup berdua saja seperti sebelumnya?” Tanya Mi Rae.
Yeol menginap di kantor pelatih
baseball. Sang Hae masuk, ia mencium bau alcohol yang sangat menyengat,
kemudian ia membangunkan Yeol.
Sang Hae bertanya, apa Yeol
bertengkar dengan istrinya. Yeol menjawab kalau ia tidak punya istri. Sang Hae
heran, ini 180 derajad kebalikan dari kemarin.
“kau bilang kau akan membeli
mie?” Tanya Sang Hae.
Yeol setuju, ia akan mentraktir
Sang Hae mie di depan yang pedas enak sekali. Bukan itu Mie yang dimaksud Sang
Hae, tapi Mie beras di pernikahan tradisional. Sang Hae membentak yeol yang tak
peka.
“Kau ini bicara apa? Selalu saja yang
tidak baik untuk kesehatanmu” bentak Yeol.
Yeol menyikat giginya dengan
kasar. Ia masih teringat kata Mi Rae semalam. Dan itu membuatnya semakin keras
menyikat, akibatnya sikatnya putus. Ia langsung membuangnya ke tempat sampah.
“Benar, aku juga tidak akan
menyesalinya. Tidak akan pernah!” Ujar Yeol dengan mulut penuh busa.
Mi Rae menghadap dir. Hwang, ia
mengatakan kalau ia ingin kembali ke Rumah Sakit Universitas karena masa
kerjanya akan segera selesai dan pelatihan rehab juga sudah usai. Dir. Hwang
sebenarnya tak ingin Mi Rae pergi tapi ia tak bisa memaksa, ia akan segera
mengurus surat pemindahan Mi Rae.
Mi Rae akan berdiri, Dir. Hwang
bertanya, apa Yeol tahu keputusan Mi Rae ini. Mi Rae tak menjawab artinya kalau
yeol tak tahu, hal itu mengejutkan Dir. Hwang. Mi Rae mengatakan kalau mereka
tidak dalam hubungan yang seperti itu lagi.
Sa Rang melihat Mi Rae mengepaki
barang-barang. Sa Rang bertanya, apa mereka akan benar-benar pergi. Mi Rae
menjawab kalau ia sudah mengatakannya kalau mereka akan kembali ke rumah lama.
“Berbaikan saja. Kenapa kalian
seperti anak SD?” bujuk Sa Rang.
Yeol pulang, Sa Rang
menghampirinya.
“Ayah tolong cegah ibu. Ibu ingin
pergi” Pinta Sa Rang. “cepat! Cepat berlutut dan memohon. Meminta maaf.”
Yeol masih kesal, kenapa ia yang
harus minta maaf. Ia tidak bersalah jika ada yang salah itu adalah Mi Rae. Sa
Rang yang tak tahu seluk beluk kejadiannya tetap memaksa Yeol untuk minta maaf
atau semacamnya, karena Yeol adalah pria. Sa Rang mengira kalau masalahnya
adalah yeol yang terlalu banyak minum.
Mi Rae selesai mengepak barang,
ia mengatakan pada yeol kalau ia akan menyuruh orang untuk mengambil barang
yang tersisa. Mi Rae mengulurkan tangan, mengajak salaman.
“Selama ini, menyenangkan.” Ucap
Mi Rae.
Yeol tak menerima uluran tangan
Mi Rae. Ia tak menyangka, “Apa? menyenangkan?”
Mi Rae lalu menarik kembali
tangannya dan menggandeng Sa Rang pergi.
Sa Rang melepaskan tangan Mi
Rae, ia berlari memeluk Yeo. “Ayah, Kau
ayahku dan ini rumah kita. “
Yeol hanya bisa mengucapkan nama
Sa Rang lemah. Mi Rae mengatakan kalau Yeol bukanlah ayah Sa Rang dan ini bukan
rumah mereka karena mereka hanya hidup di sini selama 3 bulan.
“Tidak. Ini rumah kita dan dia
sekarang adalah ayahku.” Tegas Sa Rang.
Sa Rang melanjutkan kalau Mi Rae
sendiri yang menyuruhnya untuk memutuskan. Mi Rae juga yang memintanya untuk
memilih ayahnya dalam 3 bulan. Sa rang
menagih janji itu.
Mi Rae memegang pundak Sa Rang
dan menatap matanya. Ia menjelaskan kalau semua itu bohong. Ia yang akan
memilih Ayah sa Rang dan Yeol bukan seorang ayah. “Ibu tidak bisa mengakuinya
sebagai seorang ayah.”
Sa Rang menagis, ia mengatai
Ibunya jahat dan pembohong. Sa Rang melepaskan pegangan Mi Rae. Ia beralih
memegang tangan Yeol.
“Ayah.. Cepat katakana padaku
bahwa ibu salah.” Pinta sa Rang.
Tapi Yeol memberikan jawaban yang
tidak diinginkannya. Yeol menyuruh Sa Rang untuk mendengarkan kata Ibunya. Jika
Ibunya bilang tidak, maka artinya tidak.
Sa rang melepaskan lengan Yeol
dengan kecewa. Lalu ia berlari keluar tanpa mengindahkan panggilan Ibunya.
Yeol menahan lengan Mi Rae yang
akan pergi. Ia kesal, apa Mi Rae harus melakukan ini. “Setidaknya beri Sa Rang
waktu untuk memahami.”
Mi Rae menjawab dengan tenang
kalau jika ia sudah memutuskan maka ia harus menuntaskannya. Supaya ia bisa
segera melupakannya. Lalu Mi Rae keluar dengan kasar.
Yeol mengambil kuncinya yang
dijatuhkan Sa Rang (ingetkan dulu Yeol menjatuhkannya di lapangan saat
mengobati kaki Sa Rang dan Sa Rang belum mengembalikannya sampai sekarang).
Yeol hanya bisa menghela nafas memandang kunci itu. (lebih tepaatnya memandangi gantungan kuncinya).
Di luar Sa Rang melepaskan
gandengan Mi Rae dengan kasar. Mi Rae kemudian bungkuk agar bisa menatap sa
Rang, Ia minta maaf, ia bersalah tapi kalau tidak bisa maka tidak bisa.
“Tapi mengapa tiba-tiba Ibu
begini? Belum lama aku memanggilnya ayah, kenapa semua tiba-tiba begini?” Sa
Rang tak mengerti.
Mir ae menjelaskan kalau ia
merasa Yeol biasa saja dan tidak suka lagi pada Yeol. “Apa kau akan bahagia
jika ibu hidup bersama seseorang yang tidak ibu suka? Apa kau bisa bahagia, Sa
Rang?”
Bukan begitu maksud Sa Rang. Kenapa Ibunya tiba-tiba tidak suka padahal dulu suka pada Yeol. Mi Rae berdiri dengan tegak lalu ia menjawab kalau ia hanya pura-pura suka pada yeol agar Sa Rang bisa mendapatkan Ayah dan sekarang meski ia sudah berusaha tetap tidak bisa.
“Dia sangat berbeda dari ibu. Ibu tidak bisa hidup bersamanya.” Tambah Mi Rae.
Sa Rang tetap marah,
“Terserahlah. Aku tidak mengerti perkataan ibu!”
Woo Hyuk datang dengan mobilnya.
Ia berlutut didepan Sa Rang memintanya untuk ikut dengannya karena Ibunya
sedang sedih. Sa Rang menolaknya, ia membentak kalau ia tidak suka pada Woo
Hyuk dan Ibunya.
“Aku tidak butuh siapapun! PERGI!
Aku tisak suka kalian semua.” Sa Rang malah kenceng nangisnya.
Mi Rae juga ikut meneteskan air
mata, ia bergumam kalau ia juga benar-benar tidak suka pada dirinya sendiri.
tapi kemudian ia menghapus airmatanya. Woo Hyuk berusaha untuk menenangkan Sa
Rang.
Dir. Choi senang karena akhirnya
Mi Rae kembali. Dir. Choi mengatakan, meskipun Mi Rae sudah melalui banyak
kesulitan tapi sekarang Mi Rae bisa kembali ke posisinya. Mi Rae
bertanya-tanya, “kembali keposisiku?”
Kemudian sekertaris Dir. Choi
masuk, ia memberitahukan kalau Presdir Lee mencari Dir. Choi untuk mengajaknya
makan malam, ia meminta jawaban Dir. Choi.
Dir. Choi bertanya pada Mi Rae, bagaimana
kalau mereka mencoba. Mi Rae langsung berdiri, ia mengatakan kalau ia sudah
berhenti minum. Lalu ia keluar dengan alasan harus menemui pasien rawat jalan.
Dir. Choi tak percaya kalau Mi Rae berhenti minum.
Mi Rae menjalankan tugasnya untuk
menjalani konsultasi dengan pasiennya. Pasien bertanya berapa lama ia bisa
tetap hidup. Pasien juga menyampaikan kalau kata dokter disamping Mi Rae bisa
saja diagnosanya salah.
Dokter itu langsung mengoreksi.
Ia tidak pernah mengatakan itu. mi Rae menatapnya, ia lalu menyampaikan
maksudnya kalau mereka bisa memastikan melalui pemeriksaan lagi.
Dan tak disangka-sangka Mir ae
membenarkan perkataan Hobaenya/ ia mengatakan pada pasien kalau bisa dilakukan
pemeriksaan ulang karena Dokter bukanlah Tuhan. Pasien senag mendengarnya.
“Tidak ada yang tahu kapan anda
akan meninggal, atau apa yang akan terjadi nantinya. Tidak ada yang 100% pasti”
Jelas Mi Rae.
Hobae Mi Rae merasa aneh
mendengar Mi Rae berkata seperti itu.
Mi Rae keluar dari ruangannya.
Woo Hyuk yang berjalan tak jauh dari sana menghampirinya, bertanya pa keadaan
Mi Rae baik-baik saja.
“Aku baik. Rasanya seperti pulang
ke rumah setelah berlibur.” Jawab Mi Rae.
Woo Hyuk merangkul Mi Rae dengan
berkata kalau Mi Rae membutuhkannya untuk merasa seperti pulang ke rumah. Mi
Rae melepaskan dari rangkulan Woo Hyuk. Woo Hyuk langsung mengangkat kakinya
karena biasaanya Mi Rae akan menendang kakinya.
Mi Rae mengatakan kalau taklucu
lagi tapi bagi Woo Hyuk masih lucu.
Mi Rae melihat ada Ji Hye di
depannya. Mereka kemudian bicara di taman.
Ji Hye memulai pembicaraan, ia
mendengar kalau Mi Rae meninggalkan rumah Yeol. Ia penasaran, apa benar-benar
sudah usai?
“Bukankah itu yang kau harapkan?
Terjadi begitu saja.” balas Mi Rae.
Lalu Ji Hye minta ijin untuk
mengisi kekosongan yang Mi Rae tinggalkan. Ji Hye tapi ragu kalau Mi Rae
mengijinkan. Tapi di luar dugaan Mi Rae mengijinkannya dan meminta Ji Hye untuk
melindungi orang itu.
Ji Hye tentu saja senang, awalnya
ia tersenyum lebar tapi kemudian ia sadar kalau taka da yang bisa ia lakukan
karena yeol harus menerimanya terlebih dahulu.
“Pria berhati natu… Bukan, bunga
matahari. (orang yang hanya melihat pada satu orang saja)”. Jelas Ji Hye.
“Jangan biarkan dia terlalu
banyak minum. Dia seperti ayahnya, ginjal dan hatinya lemah. Lebih baik jika
dia menjaganya mulai sekarang.” Pesan Mi Rae.
Ji Hye juga tahu soal itu karena
ia juga dokter.
“Suruh dia makan tepung, tiga
hari sekali. Seleranya seperti anak-anak, makanan cepat saji dan makanan
ringan.” Lanjut Mi Rae.
Ji Hye menatap Mi Rae tajam.mi
Rae masih melanjutkan pesannya.
“Meski agak mengganggu, suruh dia
menyalakan pelembab ruangan sesekali. Rumahnya sangat kering, jadi tidak baik
untuk pernafasannya. Amandelnya mudah bengkak.”
Ji Hye sudah mulai jengkel tapi
Mi Rae tetap lanjut.
“ Suruh dia memisahkan cuciannya.
Oh iya, dia penggemar fanatikfilm fiksi ilmiah. Jika kau mengunduh film MIDI
terbaru, dia akan sangat menyukainya. Dia pelupa jadi lebih baik jika kau
mengingatkan untuk membawa ponsel dan dompetnya”
Ji Hye sudah manyun. Mi Rae belum
berhenti.
“Jika dia bicara cepat, itu
artinya dia akan marah. Perlahan-lahan dia akan mereda. Dia terlihat kasar tapi
sebenarnya rapuh. Sering-sering memujinya meski tidak penting. Disaat matahari
terbenam, dia merasa sangat sendiri….”
Ji Hye sudah tak tahan lagi, ia
langsung berdiri menyela kata-kata Mi Rae.
“Hei! Apa kau sedang membuat
film? Apa kau Cha Tae Hyun dan dia Jeon Ji Hyun. Jika kau secemas itu, kembali
saja.”
Mi Rae baru sadar kalau dia
berlebihan. Mi Rae lalu berdiri, “Yah, mungkin dia akan baik-baik saja” kata Mi
Rae lemah. Kemudian ia berjalan pergi tapi menoleh ke Ji Hye kembali
“Kuserahkan Han Yeol padamu” lalu Mi Rae benar-benar pergi.
Ji Hye heran, kenapa mereka
berpisah jika Mi Rae sangat menyukainya seperti itu.
Mi Rae kembali muntah-muntah,
setelah itu ia meminum obatnya. Mi Rae menatap dirinya sendiri di cermin.
Kemudian suara yeol terdengar kalau ia menyukai Mi Rae 100%.
Mi Rae melihat Yeol memandangnya
tak jauh darinya. Woo Hyuk bertanya dari luar, apa Mi Rae baik-baik saja. Dan
yeol menghilang, Mi Rae hanya menghayal.
Woo Hyuk masuk, ia khawatir akan
keadaan Mi Rae. Ia bertanya lagi, apa perlu ke UGD. Mi Rae mengatakan kalau ia
baik-baik saja dan Woo Hyuk bisa bernafas lega.
Woo Hyukmenyarankan untuk
ketempat lain daripada ke UGD. Ia mengajak Mi Rae untuk mencari udara segar
sekalian membantu memilihkan kado untuk Ibunya.
Yeol tetap melakukan tugasnya
sebagai pelatih rehabilitasi, ia berpesan kepada para pemain agar tak
berlebihan dan melakukan apa yang mereka bisa saja. Lebih daripada rehab
keserakahan adalah pelanggaran.
Dir. Hwang dan pelatih Bang
mengamatinya dari luar. Dir.Hwang berkata pada pelatih Bang kalau yeol sudah
banyak berubah, tidak mudah marah juga tidak mencuri waktu kerja dengan memburu
pekerjaannya.
Pelatih Bang menanggapi kalau
Rehabilitasi Yeol sukses, bahkan sampai ke sikap dan kepribadiannya. Yeol
menjadi orang yang berbeda.
Dir. Hwang merasa ada yang
berubah. Yeol tidak tersenyum dan tidak seriang sebelumnya. pelatih Bang
membenarkan, baginya Yeol FM tapi 2% dirinya hilang.
“Karena dia tadinya punya
keluarga dan sekarang kembali sendiri lagi. mungkin semuanya terasa kosong.”
jelas Dir. Hwang.
Pelatih Bang bertanya, bagaimana
kalau Yeol bertemu orang lain?. Dir. Hwang hanya menjawabnya dengan hembusan
nafas panjang dan berat.
Sang Hae menemani Yeol belanja,
ia heran Yeol membeli buah dan sayur bahkan ada ikan karena biasanya yeol makan
makanan kaleng. Yeol menjawab kalau seleranya mungkin berubah karena ia sering
makan yang seperti itu.
Sang Hae senang, kalau selera
Yeol sudah berubah, apa selera wanita yeol juga berubah. Yeol tak mengerti
maksudnya.
“Bukan apa-apa. Hanya saja aku
punya teman yang menyenangkan. Tingginya hampir sama denganmu dan gayanya keren
sekali! Kau mau kencan buta?” Tanya Sang Hae hati-hati.
Yeol malah lanjut jalan. Sang Hae
sudah menduga kalau Yeol tak mau, mungkin Yeol belum melupakan perasaanya.
Belum ada tanggapan dari Yeol, Sang Hae melanjutkan kalau ia sudah memberitahu
temannya itu kalau ia sudah memberitahunya dan temannya itu juga tidak suka
kencan buta. Sang Hae memaksa yeol untuk kencan buta atas perintah pelatih
Bang.
“Baik. Aku akan pergi kencan
buta” jawab yeol mantap.
Sang Hae masih tak yakin, lalu
yeol menjelaskan kalau ia akan pergi kencan buta atau pertemuan pernikahan,
akan ia lakukan. Dan Sang Hae tersenyum lebar. Lalu ia menceritakan kelabihan
temannya itu.
Ternyata Sa Rang mendengar
percakapan mereka tapi Yeol tidak melihat Sa Rang. Sa Rang hanya berbalik lalu
pergi.
Yeol akan pergi kencan buta, ia
hanya menggunakan jaket lusuh. Ia membayangkan kalau Mi Rae melarangnya pergi
dengan pakaian seperti itu.
“Ketika menemui seseorang, kesan pertama sangat penting. Meski kau tidak
memakai pakaian maha, harus tetap terlihat bersih dan rapi.”
Yeol lalu masuk kembali dan
mencoba memadukan pakaian yang cocok.
Yeol menemui teman kencan butanya
di kafe itali, temannya itu tahu kalau Yeol suka sup dan golongan darahnya A.
“Apa kelihatan?” Yeol tersenyum.
Ia kembali teringat pesan Mi Rae
“Selalu tersenyum.pertama-tama dengarkan perkataan lawan bicara. Dengan
demikian, maka lawan bicaramu akan mendengarkanmu juga.”
“jika dia wanita,maka dia akan menyukainya”
Yeol mempraktekkan semua ajaran Mi Rae. Ia tertawa padahal
teman kencannya mencoba bercanda tapi garing. Ia lagi-lagi teringat pesan Mi
Rae.
“saat lawan bicaramu bicara, tatap matanya. Bicara dengan menatap
matanya, akan lebih meyakinkan dan lebih dipercaya”
Maka Yeol menatap teman
kencannya. Teman kencannya merasa kalau Yeol menarik dan punya bakat melucu dan
sangat menarik.
“Karena kau seorang pelatih, apa
mungkin kau punya pelatih berkencan, yang membuatmu seperti ini?” Tanya Teman
kencannya.
Yeol tersenyum simpul. Teman
kencannya menebak “apa cinta pertamamu?”.
Yeol tak menjawab, ia menengok
keluar dan tak sengaja melihat Mi Rae sedang jalan dengan Woo Hyuk. Dari sudut
pandangnya, Mi Rae terlihat sangat bahagia.
Yeol langsung bangkit dari
duduknya dan berlari ke luar. Tapi Yeol tak melihat sosok Mir ae di keramaian.
Mi Rae sendiri seperti melihat Yeol, dia mencari-cari Yeol tapi Woo Hyuk
menggandengnya untuk segera masuk.
Woo Hyuk memilih kalung, ia minta
pendapat Mi Rae. Mi Rae mengatakan kalau itu bagus, tapi apa tidak terlalu
mencolok untuk Ibu Woo Hyuk?. Woo Hyuk akhirnya mengatakan tujuannya kalau itu
bukan untuk Ibunya tapi untuk Mi Rae. Mi Rae tak suka dan ia langsung pergi.
Woo Hyuk menyusulnya.
Mi Rae menyetop taxi tapi
keduluan Yeol. Ia melihat Yeol tapi Yeol tak melihatnya. Mi Rae terus menatap
taxi Yeol bahkan sampai tak memperdulikan Woo Hyuk.
Didalam taxi. Yeol membuak
ponselnya, ia membuka kontak Mi Rae namun tak jadi menghubunginya.
Di sekolah, Ibu Guru memberitahu
pada Sa rang untuk memberitahukan pada Yeol (ayahnya) agar datang pada hari
senin untuk mengajari anak-anak. Bomi dan Min Ho tertarik menerima pelajaran
dari Ayah Sa Rang.
Sa Rang sendiri, bingung mau
menjawab apa tapi ia tidak bisa menolak.
Yeol mendekorasi ulang rumahnya
sebelum Mi Rae dan Sa Rang tinggal disana. ia juga memasukkan makanan kaleng ke
kulkasnya.
Yeol makan ayam dan minum bir. ia
menikmati itu sembari nonton film. Ia tertawa-tawa sendiri.
Yeol juga maen ke diskotik. Tapi
dia hanya Minum dan duduk saja. Sang hae protes. Tapi yeol membantah kalau
hidup hanya sekali, oleh sebab itu nikmati saja. Ditambah mereka tidak tahu apa
yang akan terjadi besok. Yeol menunjuk gadis yang ia ingin temui tapi malah
Sang Hae yang bergerak duluan.
Ji Hye menyuruh Yeol untuk hanya
melihatnya saja. Yeol memebri dua jempol untuk Ji Hye membuatnya tersenyum. Ji
Hye mengajak Yeol menari. Yeol setuju. Ia akan bangun dari duduknya tapi ia
malah terpeleset dan jatu. Ji Hye membantunya berdiri, ia bertanya apa Yeol
baik-baik saja.
“Aku pasti sudah mabuk, Mi Rae.” Jawab
Yeol.
Ji Hye langsung melepaskan tangan
yeol. Ia berkata kalau yeol merindukannya, kembali saja ke wanita itu. “kenapa
kau seperti ini dan membiarkannya pergi?”
“Benarkan? Kenapa aku seerti ini,
seperti orang bodoh?” Balas Yeol. Yeol lalu kembali minum.
Yeol mabuk, ia menulis pesan
untuk Mi Rae.
“Kau baik saja?” tapi ia
menghapusnya. Lalu menulis lagi.
“apa Sa Rang baik saja?” dihapus
lagi. menulis lagi
“Hei! Sesekali kita makan
bersama!”. Dihapus, lalu menulis
“Aku rindu padamu. Aku
merindukanmu.” Dan tak sengaja ia mengirimya.
Yeol bingung, ia tak seharusnya
mengirim pesan itu. yeol mencak-mencak sendiri mencari tombol untuk membatalkan
pesannya tetapi tak ada.
Sekalian saja, ia menelfon Mi
Rae.
***********
Bersambung ke Part 2
2 komentar
Wuah...mulai terasa aura mau nagisnya waktu nonton episode ini, dan baca sinop....tambah ingat dan mau mewek lagi...huhuhu......
Kesian yeol tapi lebih kasian mi rae....
Yg lebih kesian , SaRang......
Kamsaeyo Diana......
Iya mbak kasian Mi Rae nya,,
Sama2 mbak, maksih juga dah berkunjung^^