-->

Type something and hit enter

On
advertise here


Mi Rae memasak untuk Yeol dan Sa Rang.


Saat itu pertama kalinya aku memasak untuk seseorang,” Narasi Mi Rae.


Mi Rae membawa vacuum cleaner dan memilah baju Yeol yang kotor lalu memasukkannya pada keranjang.


Mencuci dan bersih-bersih untuk seseorang,”


Mi Rae mengganggu Yeol dan sa Rang yang sedang maen game.


dan melihat seseorang yang sama setiap hari.”


Mi Rae muntah-muntah di kamar mandi tapi dia menyalakan kran agar tak terdengar dari luar. Yeol menggedor pintunya menyuruh Mi Rae segera keluar.

Sebelum keluar Mi Rae memakai lipstick untuk menutupi bibirnya yang pucat.


meski aku sakit, aku tidak merasakannya.”


Mi Rae keluar dan mendapat kejuat ulangtahun dari Yeol dan Sa Rang. Mi Rae tersenyum


aku harusnya menangis, tapi aku tersenyum.”


Mi Rae menanngis dalam kamar mandi, ia menyalakan shower untuk meredam suara tangisannya.


kenapa aku baru menyadarinya sekarang? Tidak bisa 100% jika hanya sendirian." 


Yeol, Mi Rae dan Sa Rang berfoto bersama.

Kita harus bersama supaya menjadi 100%”


Super Daddy Yeol Episode 11


Mi Rae mengatakan pada yeol kalau ia ingin mengakhiri hubungannya dengan Yeol. Mi Rae beralasan kalau ia masih belum 100% menyukai Yeol.

“Aku tidak bisa mengakuimu sebagai ayah Sa Rang.” Mi Rae mengambil nafas lalu melanjutkan kata-katanya. “Pernikahan rehab kita berakhir sekarang!”

“Kau serius? Kau yakin tidak akan menyesalinya?” Tanya yeol.


Mi Rae mengangguk, ia serius, 100% dan tidak akan menyesalinya. Yeol lalu pergi keluar.


Sontak Mi Rae langsung terjatuh, pertahanannya runtuh. Ia menagis sambil berkata maaf, ia benar-benar minta maaf.  Sa Rang memanggilnya dan Mi Rae menoleh.


Yeol berteriak marah di luar. Ia berjalan dengan cepat. “Dasar wanita jahat. Kau membodohiku dua kali. Dan bodohnya, aku tertipu lagi!”


Ia sangat kesal. Tapi ia bersyukur karena mereka berpisah sekarang. Dan sekarang ia tahu kebenarannya.


Yeol berhenti, ia memegangi dadanya yang sakit. Lalu ia berbalik menatap kea rah rumahnya.


“Cegah aku. Lekas cegah aku! Sebalum aku pergi, tolong cegah aku.” Kata yeol frustasi, berharap Mi Rae mendengarnya.


Sa Rang sarapan sendirian. Ia bertanya pada Mi Rae apa mereka bertengkar karena Yeol tak pulang semalam. Mi Rae mengalihkan pembicaraan, ia menyuruh Sa Rang cepat makan agar tak terlambat.

Sa Rang menasehati ibunya kalau Yeol sering bersikap tidak dewasa, ia meminta Ibunya yang mengalah.


“Sa Rang. Tidak apa-apa bukan, jika kita hidup berdua saja seperti sebelumnya?” Tanya Mi Rae.


Yeol menginap di kantor pelatih baseball. Sang Hae masuk, ia mencium bau alcohol yang sangat menyengat, kemudian ia membangunkan Yeol. 

Sang Hae bertanya, apa Yeol bertengkar dengan istrinya. Yeol menjawab kalau ia tidak punya istri. Sang Hae heran, ini 180 derajad kebalikan dari kemarin.

“kau bilang kau akan membeli mie?” Tanya Sang Hae.

Yeol setuju, ia akan mentraktir Sang Hae mie di depan yang pedas enak sekali. Bukan itu Mie yang dimaksud Sang Hae, tapi Mie beras di pernikahan tradisional. Sang Hae membentak yeol yang tak peka.


“Kau ini bicara apa? Selalu saja yang tidak baik  untuk kesehatanmu” bentak Yeol.


Yeol menyikat giginya dengan kasar. Ia masih teringat kata Mi Rae semalam. Dan itu membuatnya semakin keras menyikat, akibatnya sikatnya putus. Ia langsung membuangnya ke tempat sampah.


“Benar, aku juga tidak akan menyesalinya. Tidak akan pernah!” Ujar Yeol dengan mulut penuh busa.


Mi Rae menghadap dir. Hwang, ia mengatakan kalau ia ingin kembali ke Rumah Sakit Universitas karena masa kerjanya akan segera selesai dan pelatihan rehab juga sudah usai. Dir. Hwang sebenarnya tak ingin Mi Rae pergi tapi ia tak bisa memaksa, ia akan segera mengurus surat pemindahan Mi Rae.


Mi Rae akan berdiri, Dir. Hwang bertanya, apa Yeol tahu keputusan Mi Rae ini. Mi Rae tak menjawab artinya kalau yeol tak tahu, hal itu mengejutkan Dir. Hwang. Mi Rae mengatakan kalau mereka tidak dalam hubungan yang seperti itu lagi.


Sa Rang melihat Mi Rae mengepaki barang-barang. Sa Rang bertanya, apa mereka akan benar-benar pergi. Mi Rae menjawab kalau ia sudah mengatakannya kalau mereka akan kembali ke rumah lama.


“Berbaikan saja. Kenapa kalian seperti anak SD?” bujuk Sa Rang.


Yeol pulang, Sa Rang menghampirinya.

“Ayah tolong cegah ibu. Ibu ingin pergi” Pinta Sa Rang. “cepat! Cepat berlutut dan memohon. Meminta maaf.”


Yeol masih kesal, kenapa ia yang harus minta maaf. Ia tidak bersalah jika ada yang salah itu adalah Mi Rae. Sa Rang yang tak tahu seluk beluk kejadiannya tetap memaksa Yeol untuk minta maaf atau semacamnya, karena Yeol adalah pria. Sa Rang mengira kalau masalahnya adalah yeol yang terlalu banyak minum.


Mi Rae selesai mengepak barang, ia mengatakan pada yeol kalau ia akan menyuruh orang untuk mengambil barang yang tersisa. Mi Rae mengulurkan tangan, mengajak salaman.

“Selama ini, menyenangkan.” Ucap Mi Rae.

Yeol tak menerima uluran tangan Mi Rae. Ia tak menyangka, “Apa? menyenangkan?”


Mi Rae lalu menarik kembali tangannya dan menggandeng Sa Rang pergi. 


Sa Rang melepaskan tangan Mi Rae,  ia berlari memeluk Yeo. “Ayah, Kau ayahku dan ini rumah kita. “


Yeol hanya bisa mengucapkan nama Sa Rang lemah. Mi Rae mengatakan kalau Yeol bukanlah ayah Sa Rang dan ini bukan rumah mereka karena mereka hanya hidup di sini selama 3 bulan.


“Tidak. Ini rumah kita dan dia sekarang adalah ayahku.” Tegas Sa Rang.

Sa Rang melanjutkan kalau Mi Rae sendiri yang menyuruhnya untuk memutuskan. Mi Rae juga yang memintanya untuk memilih ayahnya dalam 3 bulan.  Sa rang menagih janji itu.


Mi Rae memegang pundak Sa Rang dan menatap matanya. Ia menjelaskan kalau semua itu bohong. Ia yang akan memilih Ayah sa Rang dan Yeol bukan seorang ayah. “Ibu tidak bisa mengakuinya sebagai seorang ayah.”


Sa Rang menagis, ia mengatai Ibunya jahat dan pembohong. Sa Rang melepaskan pegangan Mi Rae. Ia beralih memegang tangan Yeol.

“Ayah.. Cepat katakana padaku bahwa ibu salah.” Pinta sa Rang.

Tapi Yeol memberikan jawaban yang tidak diinginkannya. Yeol menyuruh Sa Rang untuk mendengarkan kata Ibunya. Jika Ibunya bilang tidak, maka artinya tidak.


Sa rang melepaskan lengan Yeol dengan kecewa. Lalu ia berlari keluar tanpa mengindahkan panggilan Ibunya.


Yeol menahan lengan Mi Rae yang akan pergi. Ia kesal, apa Mi Rae harus melakukan ini. “Setidaknya beri Sa Rang waktu untuk memahami.”


Mi Rae menjawab dengan tenang kalau jika ia sudah memutuskan maka ia harus menuntaskannya. Supaya ia bisa segera melupakannya. Lalu Mi Rae keluar dengan kasar.


Yeol mengambil kuncinya yang dijatuhkan Sa Rang (ingetkan dulu Yeol menjatuhkannya di lapangan saat mengobati kaki Sa Rang dan Sa Rang belum mengembalikannya sampai sekarang). Yeol hanya bisa menghela nafas memandang kunci itu. (lebih tepaatnya memandangi gantungan kuncinya).


Di luar Sa Rang melepaskan gandengan Mi Rae dengan kasar. Mi Rae kemudian bungkuk agar bisa menatap sa Rang, Ia minta maaf, ia bersalah tapi kalau tidak bisa maka tidak bisa.

“Tapi mengapa tiba-tiba Ibu begini? Belum lama aku memanggilnya ayah, kenapa semua tiba-tiba begini?” Sa Rang tak mengerti.

Mir ae menjelaskan kalau ia merasa Yeol biasa saja dan tidak suka lagi pada Yeol. “Apa kau akan bahagia jika ibu hidup bersama seseorang yang tidak ibu suka? Apa kau bisa bahagia, Sa Rang?”


Bukan begitu maksud Sa Rang. Kenapa Ibunya tiba-tiba tidak suka padahal dulu suka pada Yeol. Mi Rae berdiri dengan tegak lalu ia menjawab kalau ia hanya pura-pura suka pada yeol agar Sa Rang bisa mendapatkan Ayah dan sekarang meski ia sudah berusaha tetap tidak bisa.


“Dia sangat berbeda dari ibu. Ibu tidak bisa hidup bersamanya.” Tambah Mi Rae.

Sa Rang tetap marah, “Terserahlah. Aku tidak mengerti perkataan ibu!”


Woo Hyuk datang dengan mobilnya. Ia berlutut didepan Sa Rang memintanya untuk ikut dengannya karena Ibunya sedang sedih. Sa Rang menolaknya, ia membentak kalau ia tidak suka pada Woo Hyuk dan Ibunya.


“Aku tidak butuh siapapun! PERGI! Aku tisak suka kalian semua.” Sa Rang malah kenceng nangisnya.


Mi Rae juga ikut meneteskan air mata, ia bergumam kalau ia juga benar-benar tidak suka pada dirinya sendiri. tapi kemudian ia menghapus airmatanya. Woo Hyuk berusaha untuk menenangkan Sa Rang.


Dir. Choi senang karena akhirnya Mi Rae kembali. Dir. Choi mengatakan, meskipun Mi Rae sudah melalui banyak kesulitan tapi sekarang Mi Rae bisa kembali ke posisinya. Mi Rae bertanya-tanya, “kembali keposisiku?”

Kemudian sekertaris Dir. Choi masuk, ia memberitahukan kalau Presdir Lee mencari Dir. Choi untuk mengajaknya makan malam, ia meminta jawaban Dir. Choi.


 Dir. Choi bertanya pada Mi Rae, bagaimana kalau mereka mencoba. Mi Rae langsung berdiri, ia mengatakan kalau ia sudah berhenti minum. Lalu ia keluar dengan alasan harus menemui pasien rawat jalan. Dir. Choi tak percaya kalau Mi Rae berhenti minum.


Mi Rae menjalankan tugasnya untuk menjalani konsultasi dengan pasiennya. Pasien bertanya berapa lama ia bisa tetap hidup. Pasien juga menyampaikan kalau kata dokter disamping Mi Rae bisa saja diagnosanya salah. 


Dokter itu langsung mengoreksi. Ia tidak pernah mengatakan itu. mi Rae menatapnya, ia lalu menyampaikan maksudnya kalau mereka bisa memastikan melalui pemeriksaan lagi.

Dan tak disangka-sangka Mir ae membenarkan perkataan Hobaenya/ ia mengatakan pada pasien kalau bisa dilakukan pemeriksaan ulang karena Dokter bukanlah Tuhan. Pasien senag mendengarnya.

“Tidak ada yang tahu kapan anda akan meninggal, atau apa yang akan terjadi nantinya. Tidak ada yang 100% pasti” Jelas Mi Rae.


Hobae Mi Rae merasa aneh mendengar Mi Rae berkata seperti itu. 


Mi Rae keluar dari ruangannya. Woo Hyuk yang berjalan tak jauh dari sana menghampirinya, bertanya pa keadaan Mi Rae baik-baik saja.

“Aku baik. Rasanya seperti pulang ke rumah setelah berlibur.” Jawab Mi Rae.

Woo Hyuk merangkul Mi Rae dengan berkata kalau Mi Rae membutuhkannya untuk merasa seperti pulang ke rumah. Mi Rae melepaskan dari rangkulan Woo Hyuk. Woo Hyuk langsung mengangkat kakinya karena biasaanya Mi Rae akan menendang kakinya.

Mi Rae mengatakan kalau taklucu lagi tapi bagi Woo Hyuk masih lucu.


Mi Rae melihat ada Ji Hye di depannya. Mereka kemudian bicara di taman.


Ji Hye memulai pembicaraan, ia mendengar kalau Mi Rae meninggalkan rumah Yeol. Ia penasaran, apa benar-benar sudah usai?

“Bukankah itu yang kau harapkan? Terjadi begitu saja.” balas Mi Rae.


Lalu Ji Hye minta ijin untuk mengisi kekosongan yang Mi Rae tinggalkan. Ji Hye tapi ragu kalau Mi Rae mengijinkan. Tapi di luar dugaan Mi Rae mengijinkannya dan meminta Ji Hye untuk melindungi orang itu.


Ji Hye tentu saja senang, awalnya ia tersenyum lebar tapi kemudian ia sadar kalau taka da yang bisa ia lakukan karena yeol harus menerimanya terlebih dahulu.

“Pria berhati natu… Bukan, bunga matahari. (orang yang hanya melihat pada satu orang saja)”. Jelas Ji Hye.

“Jangan biarkan dia terlalu banyak minum. Dia seperti ayahnya, ginjal dan hatinya lemah. Lebih baik jika dia menjaganya mulai sekarang.” Pesan Mi Rae.

Ji Hye juga tahu soal itu karena ia juga dokter.

“Suruh dia makan tepung, tiga hari sekali. Seleranya seperti anak-anak, makanan cepat saji dan makanan ringan.” Lanjut Mi Rae.

Ji Hye menatap Mi Rae tajam.mi Rae masih melanjutkan pesannya.

“Meski agak mengganggu, suruh dia menyalakan pelembab ruangan sesekali. Rumahnya sangat kering, jadi tidak baik untuk pernafasannya. Amandelnya mudah bengkak.”

Ji Hye sudah mulai jengkel tapi Mi Rae tetap lanjut.


“ Suruh dia memisahkan cuciannya. Oh iya, dia penggemar fanatikfilm fiksi ilmiah. Jika kau mengunduh film MIDI terbaru, dia akan sangat menyukainya. Dia pelupa jadi lebih baik jika kau mengingatkan untuk membawa ponsel dan dompetnya”


Ji Hye sudah manyun. Mi Rae belum berhenti.


“Jika dia bicara cepat, itu artinya dia akan marah. Perlahan-lahan dia akan mereda. Dia terlihat kasar tapi sebenarnya rapuh. Sering-sering memujinya meski tidak penting. Disaat matahari terbenam, dia merasa sangat sendiri….”


Ji Hye sudah tak tahan lagi, ia langsung berdiri menyela kata-kata Mi Rae.

“Hei! Apa kau sedang membuat film? Apa kau Cha Tae Hyun dan dia Jeon Ji Hyun. Jika kau secemas itu, kembali saja.”

Mi Rae baru sadar kalau dia berlebihan. Mi Rae lalu berdiri, “Yah, mungkin dia akan baik-baik saja” kata Mi Rae lemah. Kemudian ia berjalan pergi tapi menoleh ke Ji Hye kembali “Kuserahkan Han Yeol padamu” lalu Mi Rae benar-benar pergi.


Ji Hye heran, kenapa mereka berpisah jika Mi Rae sangat menyukainya seperti itu.


Mi Rae kembali muntah-muntah, setelah itu ia meminum obatnya. Mi Rae menatap dirinya sendiri di cermin. Kemudian suara yeol terdengar kalau ia menyukai Mi Rae 100%.


Mi Rae melihat Yeol memandangnya tak jauh darinya. Woo Hyuk bertanya dari luar, apa Mi Rae baik-baik saja. Dan yeol menghilang, Mi Rae hanya menghayal.


Woo Hyuk masuk, ia khawatir akan keadaan Mi Rae. Ia bertanya lagi, apa perlu ke UGD. Mi Rae mengatakan kalau ia baik-baik saja dan Woo Hyuk bisa bernafas lega.


Woo Hyukmenyarankan untuk ketempat lain daripada ke UGD. Ia mengajak Mi Rae untuk mencari udara segar sekalian membantu memilihkan kado untuk Ibunya.


Yeol tetap melakukan tugasnya sebagai pelatih rehabilitasi, ia berpesan kepada para pemain agar tak berlebihan dan melakukan apa yang mereka bisa saja. Lebih daripada rehab keserakahan adalah pelanggaran.


Dir. Hwang dan pelatih Bang mengamatinya dari luar. Dir.Hwang berkata pada pelatih Bang kalau yeol sudah banyak berubah, tidak mudah marah juga tidak mencuri waktu kerja dengan memburu pekerjaannya.

Pelatih Bang menanggapi kalau Rehabilitasi Yeol sukses, bahkan sampai ke sikap dan kepribadiannya. Yeol menjadi orang yang berbeda.

Dir. Hwang merasa ada yang berubah. Yeol tidak tersenyum dan tidak seriang sebelumnya. pelatih Bang membenarkan, baginya Yeol FM tapi 2% dirinya hilang.

“Karena dia tadinya punya keluarga dan sekarang kembali sendiri lagi. mungkin semuanya terasa kosong.” jelas Dir. Hwang.


Pelatih Bang bertanya, bagaimana kalau Yeol bertemu orang lain?. Dir. Hwang hanya menjawabnya dengan hembusan nafas panjang dan berat.


Sang Hae menemani Yeol belanja, ia heran Yeol membeli buah dan sayur bahkan ada ikan karena biasanya yeol makan makanan kaleng. Yeol menjawab kalau seleranya mungkin berubah karena ia sering makan yang seperti itu.

Sang Hae senang, kalau selera Yeol sudah berubah, apa selera wanita yeol juga berubah. Yeol tak mengerti maksudnya.

“Bukan apa-apa. Hanya saja aku punya teman yang menyenangkan. Tingginya hampir sama denganmu dan gayanya keren sekali! Kau mau kencan buta?” Tanya Sang Hae hati-hati.

Yeol malah lanjut jalan. Sang Hae sudah menduga kalau Yeol tak mau, mungkin Yeol belum melupakan perasaanya. Belum ada tanggapan dari Yeol, Sang Hae melanjutkan kalau ia sudah memberitahu temannya itu kalau ia sudah memberitahunya dan temannya itu juga tidak suka kencan buta. Sang Hae memaksa yeol untuk kencan buta atas perintah pelatih Bang.


“Baik. Aku akan pergi kencan buta” jawab yeol mantap.


Sang Hae masih tak yakin, lalu yeol menjelaskan kalau ia akan pergi kencan buta atau pertemuan pernikahan, akan ia lakukan. Dan Sang Hae tersenyum lebar. Lalu ia menceritakan kelabihan temannya itu.


Ternyata Sa Rang mendengar percakapan mereka tapi Yeol tidak melihat Sa Rang. Sa Rang hanya berbalik lalu pergi.


Yeol akan pergi kencan buta, ia hanya menggunakan jaket lusuh. Ia membayangkan kalau Mi Rae melarangnya pergi dengan pakaian seperti itu.


Ketika menemui seseorang, kesan pertama sangat penting. Meski kau tidak memakai pakaian maha, harus tetap terlihat bersih dan rapi.”


Yeol lalu masuk kembali dan mencoba memadukan pakaian yang cocok.


Yeol menemui teman kencan butanya di kafe itali, temannya itu tahu kalau Yeol suka sup dan golongan darahnya A.


“Apa kelihatan?” Yeol tersenyum. Ia kembali teringat pesan Mi Rae


Selalu tersenyum.pertama-tama dengarkan perkataan lawan bicara. Dengan demikian, maka lawan bicaramu akan mendengarkanmu juga.”


“jika dia wanita,maka dia akan menyukainya”


Yeol mempraktekkan semua ajaran Mi Rae. Ia tertawa padahal teman kencannya mencoba bercanda tapi garing. Ia lagi-lagi teringat pesan Mi Rae.


saat lawan bicaramu bicara, tatap matanya. Bicara dengan menatap matanya, akan lebih meyakinkan dan lebih dipercaya”


Maka Yeol menatap teman kencannya. Teman kencannya merasa kalau Yeol menarik dan punya bakat melucu dan sangat menarik.

“Karena kau seorang pelatih, apa mungkin kau punya pelatih berkencan, yang membuatmu seperti ini?” Tanya Teman kencannya.


Yeol tersenyum simpul. Teman kencannya menebak “apa cinta pertamamu?”.  



Yeol tak menjawab, ia menengok keluar dan tak sengaja melihat Mi Rae sedang jalan dengan Woo Hyuk. Dari sudut pandangnya, Mi Rae terlihat sangat bahagia.


Yeol langsung bangkit dari duduknya dan berlari ke luar. Tapi Yeol tak melihat sosok Mir ae di keramaian. Mi Rae sendiri seperti melihat Yeol, dia mencari-cari Yeol tapi Woo Hyuk menggandengnya untuk segera masuk.


Woo Hyuk memilih kalung, ia minta pendapat Mi Rae. Mi Rae mengatakan kalau itu bagus, tapi apa tidak terlalu mencolok untuk Ibu Woo Hyuk?. Woo Hyuk akhirnya mengatakan tujuannya kalau itu bukan untuk Ibunya tapi untuk Mi Rae. Mi Rae tak suka dan ia langsung pergi. Woo Hyuk menyusulnya.


Mi Rae menyetop taxi tapi keduluan Yeol. Ia melihat Yeol tapi Yeol tak melihatnya. Mi Rae terus menatap taxi Yeol bahkan sampai tak memperdulikan Woo Hyuk.


Didalam taxi. Yeol membuak ponselnya, ia membuka kontak Mi Rae namun tak jadi menghubunginya.


Di sekolah, Ibu Guru memberitahu pada Sa rang untuk memberitahukan pada Yeol (ayahnya) agar datang pada hari senin untuk mengajari anak-anak. Bomi dan Min Ho tertarik menerima pelajaran dari Ayah Sa Rang.


Sa Rang sendiri, bingung mau menjawab apa tapi ia tidak bisa menolak.


Yeol mendekorasi ulang rumahnya sebelum Mi Rae dan Sa Rang tinggal disana. ia juga memasukkan makanan kaleng ke kulkasnya.


Yeol makan ayam dan minum bir. ia menikmati itu sembari nonton film. Ia tertawa-tawa sendiri.


Yeol juga maen ke diskotik. Tapi dia hanya Minum dan duduk saja. Sang hae protes. Tapi yeol membantah kalau hidup hanya sekali, oleh sebab itu nikmati saja. Ditambah mereka tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Yeol menunjuk gadis yang ia ingin temui tapi malah Sang Hae yang bergerak duluan.


Ji Hye menyuruh Yeol untuk hanya melihatnya saja. Yeol memebri dua jempol untuk Ji Hye membuatnya tersenyum. Ji Hye mengajak Yeol menari. Yeol setuju. Ia akan bangun dari duduknya tapi ia malah terpeleset dan jatu. Ji Hye membantunya berdiri, ia bertanya apa Yeol baik-baik saja.

“Aku pasti sudah mabuk, Mi Rae.” Jawab Yeol.

Ji Hye langsung melepaskan tangan yeol. Ia berkata kalau yeol merindukannya, kembali saja ke wanita itu. “kenapa kau seperti ini dan membiarkannya pergi?”


“Benarkan? Kenapa aku seerti ini, seperti orang bodoh?” Balas Yeol. Yeol lalu kembali minum.


Yeol mabuk, ia menulis pesan untuk Mi Rae.

“Kau baik saja?” tapi ia menghapusnya. Lalu menulis lagi.

“apa Sa Rang baik saja?” dihapus lagi. menulis lagi

“Hei! Sesekali kita makan bersama!”. Dihapus, lalu menulis


“Aku rindu padamu. Aku merindukanmu.” Dan tak sengaja ia mengirimya.


Yeol bingung, ia tak seharusnya mengirim pesan itu. yeol mencak-mencak sendiri mencari tombol untuk membatalkan pesannya tetapi tak ada.


Sekalian saja, ia menelfon Mi Rae.

***********

Bersambung ke Part 2


2 komentar

avatar

Wuah...mulai terasa aura mau nagisnya waktu nonton episode ini, dan baca sinop....tambah ingat dan mau mewek lagi...huhuhu......
Kesian yeol tapi lebih kasian mi rae....
Yg lebih kesian , SaRang......
Kamsaeyo Diana......

avatar

Iya mbak kasian Mi Rae nya,,
Sama2 mbak, maksih juga dah berkunjung^^

Click to comment