Eun Sol masuk kedlam kamar Soo Chul, ia telah mendapatkan obantnya dan mengajak Soo Chul pergi. Soo Chul kelihatan murung. Eun Sol harus memanggilnya 2 kali sampai ia menoleh.
“Eun Sol, kenapa kau bilang begitu pada Noona tadi?” Soo Cul menanyakan alasan Eun Sol.
Soo Chul tahu kalau Eun Sol tak memberikan pembalut luka itu pada Bom, kenapa Eun Sol berbohong padanya?
“Aku pikir mungkin kau melakukannya sebagai teman, kau tak mau aku sakit hati. Tapi aku menemukan ini..” Soo Chul menunjukkan perbannya yang bertuliskan “mine” “Kau yang menulis ini , kan?” Tanya Soo Chul.
Eun Sol membenarkan, memang ia menyukai pria yang menyukai kakaknya. Ia sangat malu untuk berkata apapun. Jadi ia menulisnya. “Kenapa?”. Soo Chul menyebut namanya..
“Dan.. Aku takut kalau Unni akan menyukaimu, jadi aku menjauhkannya darimu.” Eun Sol memberikan obat pada Soo Chul. “ Kau harusnya merebutku jika kau punya kesempatan. Apa kau tahu betapa populernya aku dimata pria-pria?” Eun Sol tetap narsis. Lalu ia keluar karena malu.
Eun Sol menggerutu diluar, seharusnya ia mengatakannya lebih dulu agar ia merasa lebih baik. Kemudian Ibu menelfonnya. Eun Sol minta ijin untuk tak datang ke pertemuan keluarga.
“Apa yang kau katakana? Kau adalah muka keluarga kita. Cepatlah pulang supaya kitadapat menata rambutmu” perintah Ibu.
Ibu ternyata ada didepan toko Laundry Bom, ia bertanya pada Eun Sol berapa kode toko Laundry Bom. Eun Sol memberitahunya, Ibu masuk dan langsung memilih baju yang tergantung didalam. Ibu menemukan baju yang cocok. Ibu akan memakainya supaya tidak dipandang rendah oleh besannya.
Sementara out, Mamy menjejer semua sepatu dan tasnya di atas meja. Young Mi lelah melihat persiapan Mamy. Mamy kesal kalau manusia hanya mempunyai 2 kaki, ia membayangkan jadi gurita sehingga ia bisa memakai semua sepatunya.
“membutuhkan waktu satu jam untuk memilih baju dan 2 jam untuk memilih perhiasan. Dan sekarang tas dan sepatu? Pakailah seadanya, Mamy.” Young Mi sudah capek, ia bersandar di sofa.
Mamy melakukan iniuntuk Young Mi, bagaimana bisa Young Mi berbicara seperti itu? young Mi tak mau tahu ia sangat lelah. Mamy menjelaskan kalau bukan hanya uang yang bisa menutup mulut mereka, mamy harus memakai barang mahal untuk mereka. Young Mi tak setuju dengan rencana Mamy.
“Baby, Apa kau tahu kalau mertua selalu membenci menantu perempuannya?” Tanya Mamy.
Young Mi balik bertanya, memangnya kenapa? Mamy menjawab taka da alasannya. Mereka itu berbeda dari kita dan akan lebih buruk jika kau menjadi bawahan. Jadi Young Mi harus memberi kesan yang baik saat pertama.
Supir Park masuk mengabarkan kalau ia sudah menyiapkan mobil. Young Mi langsung bangun, ia akhirnya bisa bebas. Tapi Mamymenyuruh supir Park menunggu, ia masih belum selesai. Young Mi kembali bersandar.
“Tapi anda akan terlambat” Supir Park membantah.
Mamy memelototi supir Park. Sontak Supir Park patuh dan akan menunggu. Akhirnya Mamy menetapkan pilihannya. Young Mi senang, kemudian mereka keluar bersama.
Mereka sampai di
basement, Mamy menyuruh Young Mi untuk menghubungi Eun Chul. Ternyata Eun Chul
belum sampai, Young Mi akan memberitahu kalau ia sudah sampai tapi Mamy merebut
ponselnya, Mamy berbohong kalau mereka juga belum sampai.
Young Mi tak mengerti, kenapa mamy berbohong?
Mamy mengatakan kalau mereka akan keluar jika Eun Chul menghubungi kalau
keluarganya sudah sampai.” Kenapa?” Tanya Young Mi.
Kemudian beralih ke keluarga Eun Chul. Ibu juga melakukan strategi yang sama seperti Mamy. Menurutnya siapa yang datang duluan akan kalah. Ibu menutuskan untuk menunggu di dalam mobil.
“mereka membiarkan Ibu memilih tempat pertemuan ini. Mari keluar dan menunggu.” Ajak Eun Chul.
Eun Sol melihat
mobil Young Mi. Ibu tak menyangka kalau mereka berbuat curang. Supir Park juga
melihat Mobil Ibu, ia melaporkannya pada Mamy. Mamy mengucapkan hal yang sama
seperti ibu. Young Mi mengingatkan Mamy kalau mereka juga berbohong. Young Mi ingin berhenti, ia mengajak Mamy
keluar.
Eun Chul membujuk Ibu untuk keluar juga, mengapa ibu begitu keras kepala?
“jika kau
membungkukkn badan, itu akan berlanjut menjadi berlutut. Jika kau berlutut
lama-lama kau akan merayapditanah.” Nasehat Ibu. Ibu tak akan membiarkan
putranya merayap sebelum mereka.
Bom kembali menunggu pria itu ditangga ditemani oleh sepeda. Tak lama kemudian pria itu muncul dan dia sangat mabuk. Pria itu mencoba menekan kode rumah, tapi tak bisa terbuka lalu Bom menyergapnya dari belakang. Bom memerahi pria itu karena berani menggedor rumah orang lain. Pria itu berkata kalau itu adalah rumahnya.
Kemudian Bom membelikan pria itu minum, mereka ngobrol diluar. Pria itu sudah sadar dari mabuknya. Bom menjelaskan kalau rumah itu bukan lagi rumahnya, Bom menyuruhnya agar tak datang lagi kerumah itu. Pria itu bersikeras kalau itu adalah rumahnya.
“Apa kau masih mabuk?” Bom mengecek kesadaran pria itu.
Pria itu menjelaskan kalau rumah itu menjadi rumahnya hingga tahun lalu. Pria itu tinggal disana dengan istri dan putrinya. Bom keget, ia bertanya apa yang terjadi?
“mereka pergi ke surga..” jelas Pria itu.
Kilas Balik… Pria itu pulang terlambat, istrinya mengatakan kalau putrinya ingin melihatnya namun ia tertidur karena kelamaan menunggu. Namun ia malah mengabaikan istrinya.
“dengan alasan mencari uang untuk kebutuhan kelauarga. Aku selalu pulang telat dan pergi-pergi untuk perjalanan bisnis. Keluargaku selalu menjadi yang kedua.” Cerita pria itu.
Min Ji, nama putri pria itu sedang memasukkan tanag di pot. Ibunya menawarkan bantuan. Namun kata ibu guru Min ja, ia harus menamam dengan ayahnya. Min Ji membangunkan ayahnya, ia mengajak ayahnya untuk membeli bunga. Tapi pria itu tak mau bangun, ia hanya mengatakan ‘nanti’.
“itulah kata yang sering aku ucapkan pada putriku.aku pikirputriku selalu menjadi yang kedu.” Lanjut pria itu.
Kemudian Min Ji ditemani ibunya untuk membeli bunga. Ibunya mengatakan kalau Ayahnya sibuk, jadi Ibu yang akan menemani. Dan mereka jadi korban tabrak lari saat akan menyebrangi jalan.
Kembali ke Bom dan Pria itu…
“Aku seharusnya tidak mengatakan ‘nanti’ hari itu. jika aku pergi membeli bunga dengan putriku, maka keluargaku masih bisa hidup bahagia dirumah itu.” Sesal pria itu.
Bom mengerti sekarang kalau pria itu datang kerumah itu karena ia merindukan keluarganya. Pria itu bercerita kalau ia mulai datang kesana sebulan lalu. Ia datang kesana untuk pertama kalinya setelah istri dan putrinya meninggal. Ia melihat kalau pot milik putrinya masih di balkon.
Mendengar kata pot bunga, ia jadi ingat akan pot yang dilihatnya kemarin. Pria itu kemudian selalu datang kesana jika ia mabuk, ia merasa kalau putrinya sedang menunggunya. Bom memberi ide, menurutnya masih ada yang bisa dilakukan pria itu untuk putrinya.
Bom dan pria itu mendatangi rumah itu membawa tiga jenis bunga. pelanggan lega sekarang, sebelumnya ia menganggap pria itu adalah orang jahat. Untung pelanggan itu belum membuang pot putri pria itu.
Kemudian pria itu menenami pot putrinya dengan bunga yang dibawakan Bom, ia merasa kalau istri dan putrinya ada disana dan ikut menemam bunga itu.
Mamy masih
bertahan didalam mobil. Sedangkan supir park tertidur pulas sampai mendengkur. Mamy
membentaknya. Young Mi membujuk Mamy untuk keluar, kalau begini terus bisa-bisa
pesanan tempat mereka dibatalkan. Mamy takperduli, pokoknya ia tak akan keluar.
Ibu juga sama keras kepalanya dengan Mamy. Eun Chul membujuk Ibu, ia mengusulkan untuk melakukan genjatan senjata. Kemudian mereka keluar bersamaan. Dan masuk kedalam juga bersamaan, bahkan langkah mereka juga sama. ‘Mereka disini adalah Ibu dan mamy’.
Ibu mengenalkan Eun Sol pada mamy sebagai artis yang tengah tenar. Tapi Mamy tak mengenal Eun Sol.
“mungkin kau tak mengetahuinya karena kau hanya mempunyai satuputri. Sejak akau memiliki riga anak. Aku merasakan begitu banyak kegembiraan dalam membesarkan mereka.” Jelas Ibu.
Ibu membanggakan anak-anaknya. Eun Chul yang selalu menjadi juara satu dikelas, Eun Sol juara satu dalam penampilannya dan Bom yang selalu membentu kebutuhan keluarga.
Mamy membatin, ia meremehkan Ibu karena membual mengenai anak-anaknya. Kemudian Mamy menyanjung suaminya. Ibu balik membatin, ia sekarang meremehkan mamy yang membual mengenai suaminya yang jelek.
Eun Chul membentu Ibu untuk melepaskkan mantelnya, Ibu memuji kebaikan Eun Chul. Mamy melihat dress ibu, ia terkejut. Ibu menjelakskan kalau itu dress terkenal dan mahal, Mamy tahu karena ia mempunyai dress yang sama persis.
“Aku menaruhnya ditoko laundry putrimu untuk diberbaiki.” Mamy menjelaskan. Ibu kaget mendengarnya. Lalu mamy menunjuk ke bagian ikat pinggang Ibu, “bahkan kancing yang hilang sama persis.” Lanjut Mamy.
Mamy menuduh kalau Ibu pasti mengambilnya dari toko Laundry. Eun Sol dan Eun Chul menanyakan hal yang sama pada Ibu. Ibu beralasan kalau ia membelinya kemarin. Mamy menjelaskan kalau baju itu adalah edisi terakhir yang sudah tak dijual di pasaran.
Ibu kembali berbohong kalau toko yang ia datangi masih menjual baju itu. Mamy mengalah sekarang, mungkin ia yang salah. Lalu Mamy berencana untuk mengambil bajunya di toko laundry segera untuk menakuti Ibu.
“Tunggu! Suamimu akan datang segera, kemana kau akan pergi?” cegah Ibu.
Young Mi juga menyuruh Mamy duduk, Mamy menurut, ia akan mengambil bajunya besok sambil menatap tajam ke arah Ibu.
“pastikan kau tak merusaknya, itu sangat mahal” Mamy menasehati ibu. Ibu berterimakasih lalu mencoba mengalihkan pembicaraan. Ibu membahas soal Suami Mamy yang belum juga datang.
Ayah Young Mi datang, namun tak diperlihatkan mukanya. Eun Chul saat itu tengah minum lalu ia menumpahkan minumannya saking kagetnya. Ibu menutup mulutnya untuk menahan tawa dan Eun Sol menutup wajahnya, ia tak sanggup melihatnya.
Pria itu membawa pot putrinya yang telah ia tanami, ia berterimakasih pada Bom, ia yakin kalau putrinya akan menyukai bunga itu. bom menyuruhnya untuk memulai hidup baru, ia yakin kalau istri dan putrinya mengerti perasaan tulusnya sekarang.
“Aku tak yakin bisa melupakan keluargaku. Tak perduli seberapa besar sakit yang aku dapat. Aku tetap akan mengingat kenangan itu.” jelas pria itu.
Bom terharu, ia bisa merasakan kalau pria itu sangat mencintai keluarganya. Pria itu membenarkan, ia menyesal karena baru menyadarinya sekarang, ia bahkan belum sempat berkata kalau ia mencintai keluarganya.
“Tapi saat aku kehilangan Putri dan Istriku seperti itu.. aku akan mengatakan pada mereka setiap hari didepan foto mereka bahwa aku mencintai mereka. Manusia memang bodoh.” Pria itu mengutarakan isi hatinya.
Nenek minta maaf
sekaligus berterimakasih pada Bom karena tidak memberitahu anggota keluarga
lain kalau ia sudah tahu bahwa ia bukan anggota keluarga mereka. Bom tahu ia
tidak harus mengatakannya pada Ibu, tapi sejujurnya ia iri pada pria itu.
“aku tak pernah
punya keluarga yang bisa aku rindukan.” Bom sedih.
Nenek mengoreksi
kata-kata Bom, bagaimana Bisa Bom tak punya keluarga? Ada nenek, Ibu, Eun Sol dan Eun Chul, mereka semua
satu keluarga.
“kita menghabiskan hidup 20 tahun sebagai keluarga? Bagaimana bisa kita berubah menjadi orang asing?” Tanya nenek. Bom juga tak ingin memikirkan itu, itulah kenyataannya.
“Bom-a, Meskipun kau berbagi darah yang sma, tapi membenci satu sama lain. Itu lebih buruk dari pada menjadi orang asing. Tapi, walaupun kau tidak terikat dalam satu darah tapi kau saling menjaga satu sama lain. Itulah yang disebut keluarga.” Nasehat nenek.
Bom mengerti hal itu, tapi tetap, ia ta tahu harus melakukan apa. Nenek sama sekali tak pernah berpikir kalau Bom bukanlah cucunya, jadi, Nenek berharap kalau Bom juga memikirkan hal yang sama. Nenek memeluk Bom penuh sayang.
Bom menagis dalam tidurnya, ia menulis nama nenek, Ibu, Eun Chul dan eun Sol dalam kertas Post it, dan kertas itu basah karena air matanya. Kemudian Bom terbangun karena telfon dari ibu. Ibu mengatakan kalau sudah ada yang mau membeli rumah, Ibu akan segera membayar Bom jika sudah menerima uangnya.
Bom berlari menuju Ibu, ia ingat perkataan pria itu kalau pria itu tak bisa melupakan keluarganya walaupun itu kenangan sepahit apapun. Bom teringat semua kenangannya bersama Ibu, Eun Sol dan Eun Chul. Bom juga ingat nasehat nenek tentang apa itu keluarga sebenarnya.
Ibu bertemu dengan Boos yang membeli rumahnya da Ibu sudah menerima uangnya. Boss itu sedah menandatangani kontrak kemudian segera pergi. Tinggal Ibu disana, lalu Bom datang. Ibu mengira kalau Bom datang untuk mengambil uangnya. Bom mengajak Ibu bicara dengannya.
Mereka berbicara di jembatan yang membelah danau. Pemandangannya indah euy..
Bom menceritakan kalau ia sudah kerumah Bibi. Ibu kaget, kenapa Bom pergi kesana?
“ada hal yang igin aku ketahui. Kejadian beberapa hari lalu memberiku petunjuk kalau kemungkinan aku bukan saudara Oppa dan eun Sol.” ujar Bom.
“Apa yang kau pikirkan?” bentak Ibu.
“Ibu tak perlu lagi menyembunyikannya. Aku sudah mendengar semuanya dari Bibi. Bahwa… Aku bukan bagian dari keluarga ini”.
Ibu berkaca-kaca begitu pula Bom.