-->

Type something and hit enter

On
advertise here
Sinopsis The Secret Life Of My Secretary Episode 8 Part 1

Sumber: SBS



Min Ik yakin Jeong Su lah orang yang menyerangnya.   

"Bagaimana kamu bisa masuk kemari?"

Jeong Su melempar buku ke arah Min Ik untuk kabur. Min Ik membalas dengan melempar tasnya.



Min Ik berhasil melumpuhkan Jeong Su, ia akan memukul dengan benda keras tapi Gal Hee yang baru datang menghentikannya.



Min Ik memberitahu Gal Hee kalau orang itulah yang mau membunuhnya waktu itu. Gal Hee menenangkan Min Ik, menyuruhnya mengembalikan benda keras itu.

"Itu sopirmu." Kata Gal Hee selanjutnya.

"Apa? Tapi.. Topi dan cutter ini."

"Itu cutter yang umum. Semua orang mempunyai cutter di laci meja mereka."

"Tapi dia..."

Akhirnya Min Ik melepaskan Jeong Su. 



Gal Hee membantu Jeong Su berdiri, ia khawatir, tapi Jeong Su bilang kalau ia baik-baik saja.


Giliran Min Ik yang menginterogasi, ngapain Jeong Su di ruangannya malam-malam begini. Ia sudah menyuruhm Jeong Su pulang tadi.

"Karena lampu. Tampaknya lampu yang mati ini menyulitkan Anda. Aku bisa memperbaiki lampu, jadi, aku berusaha memperbaikinya."

"Tapi kenapa kamu tidak menjawabku tadi?"



Giliran Min Ik yang menginterogasi, ngapain Jeong Su di ruangannya malam-malam begini. Ia sudah menyuruhm Jeong Su pulang tadi.

"Karena lampu. Tampaknya lampu yang mati ini menyulitkan Anda. Aku bisa memperbaiki lampu, jadi, aku berusaha memperbaikinya."

"Tapi kenapa kamu tidak menjawabku tadi?"




Min Ik dirawat di rumah sakit. Dokter Gu mengetesnya dengan perkalian dan Min Ik menjawabnya dengan benar tapi kesel.

"Apa aku sedang menjalani pindai CT?" Tanya Min Ik.

"Kamu tidak perlu menjalani pindai CT hanya karena sayatan cutter. Kamu beruntung di sini ada bangsal ekstra."

"Maka beri aku pengobatan dan sembuhkan aku. Aku..  nyaris membunuh sopirku. Akankah Anda mengirim tofu kepadaku saat aku masuk penjara?"

"Kamu masih belum bisa melihat wajah?"


"Aku hanya bisa.. melihat wajah satu orang. Hanya itu." Kata Min Ik sambil menatap Gal Hee di pintu.

Doter Gu: Beristirahatlah hari ini. Dokter Park akhirnya tiba dari Amerika Serikat. Kamu bisa menemuinya besok sebelum pulang. Pastikan ada yang menemanimu.



Saat Dokter Gu keluar, Min Ik bergumam sambil menatap Gal Hee yang masuk, "Itu dia orangnya. Dia yang akan menemaniku."



Gal Hee memberi saran dengan menggebu, "Anda harus meminta bantuan polisi lagi. Anda terlalu sensitif karena tidak bisa menangkap pelaku. Karena itu semua ini terjadi."

"Aku tahu."




Kemudian Jeong Su masuk, ia menanyakan kondisi Min Ik, sudah baikan kah? Min Ik diem aja kalau Gal Hee yang memaksanya untuk duduk.

Min Ik: Aku... Maaf soal kejadian tadi.

Jeong Su: Tidak masalah. Aku juga tidak mengenali Anda karena gelap.

Min Ik: Terima kasih atas pengertiannya.

Jeong Su: Baiklah, selamat beristirahat. Jangan sungkan untuk menghubungiku kapan saja.

Jeong Su pun permisi.



Di lorong yang gelap, Jeong Su mengeluarkan USB yang berhasil ia curi dan ia memberitahukannya kepada orang yang ia panggil "BOS".



Gal Hee memakaikan selimut untuk Min Ik. Min Ik menunjuk selimut yang bisa dipakai Gal Hee, tapi Gal Hee ijin pulang karena sudah larut sekali. 

Min Ik memelas, "Kamu... Kamu akan pergi? Tentu saja, kamu sebaiknya pulang. Jam kerjamu sudah lama berlalu. Sebaiknya kamu pulang."



Sebelum Gal Hee pergi, Min Ik memberikan kartu kreditnya untuk Gal Hee agar digunakan untuk naik taksi karena udah larut banget.

"Tidak usah, Pak. Aku tidak langsung pulang."

"Pokoknya, naik taksi."

"Anda tidak perlu mencemaskan..."

"Tentu saja, aku mencemaskanmu. Tidakkah kamu sadar? Tanpa kamu, aku tidak tahu aku bicara dengan manusia, monyet, siluman, atau hantu. Pulanglah naik taksi."


Min Ik memaksa Gal Hee menrimanya, lalu ia berbaring, "Jika sesuatu menimpamu, tidak akan ada lagi.. yang mendampingiku."



Sekarang saatny Nam Hee berangkat dan Gal Hee buru-buru ke Bandara, untung masih keburu.

Gal Hee: Maafkan aku. Biar kujelaskan kenapa telat.

Nam Hee: Pasti sesuatu terjadi pada bosmu.

Jung Hee: Dan kamu lupa waktu selagi mengatasi situasi.

Gal Hee: Terima kasih. Meskipun kakiku tidak bisa diam, mulutku bisa beristirahat berkat kalian.



Gal Hee kemudian memberi Nam Hee hadiah ponsel baru yang bisa digunakan di negara lain. 

"Beri kakak nomor yang lama dan ambil ini."

"Hore!"

Nam Hee memberikan ponsel lamanya dan itu membuat Gal Hee berkaca-kaca karena model ponselnya yang jadul. 

Nam Hee: Jung Gal Hee, jangan menangis. Yang menangis di bandara  adalah orang yang belum pernah naik pesawat.


Tapi yang nangis malah Jung Hee, "Nam Hee! Lihatlah dunia yang belum pernah kakak lihat. Jadilah majikan, bukan budak. Jadilah kelas atas, bukan kelas bawah. Kamu harus pulang sebagai pahlawan.."

Gal Hee: Pamitlah kepada Ibu.

Nam Hee: Berhentilah berkhayal. Ibu tidak ada di sini.

Gal Hee: Dia memang tidak kasatmata, tapi dia di sini. Maksudmu.. Ibu, kita, dan semua orang tidak ada bagi Kak Jung Hee?



Gal Hee: Ibu selalu menyaksikan kita di mana pun kita berada. Pamitlah kepadanya sebelum pergi.

Hening sejenak.



Gal Hee: Aku tidak pandai berpamitan. Kita berpamitan di sini saja. 

Nam Hee: Eonni, dengarkan aku. Orang-orang yang merendahkan dan menghina Eonni. Pokoknya, aku akan membuat mereka berlutut di depan Eonni. Jadi, jika Eonni pernah merasa kecewa denganku, tolong maklumi. Tolong maklumi karena itu demi kebaikan kita.

Gal Hee: Berhentilah melantur. Pergilah. Cepat, pergilah.



Nam Hee pun pergi. Gal Hee, Jung Hee dan Ibu melambai ke arah Nam Hee.



Saatnya pemeriksaan. Perawat bertanya apa ada gak enak yang Min Ik rasakan? Min Ik merasa perutnya agak bermasalah, Tapi bolehkah ia makan?

"Akan kutanyakan. Oh ya, Kapan wali Anda akan datang? Aku akan memberikan ini kepadanya."

Min Ik menerima barang itu dari perawat, ia akan memberikannya.



Ternyata yang diberikan perawat itu adalah "Kartu Bebas Besuk". Min Ik menatapnya sedih.

"Wali..." Min Ik melamun.


Ia mengingat ibunya yang belum mengakuinya sebagai anggota keluarga dan Dae Joo yang hanya merasa dianggap sebagai babu olehnya.

Min Ik menghela nafas menatao ke jendela.



Kemudian ia turun dari ranjang untuk berjalan ke jendela dan menatap hujan di luar. Min Ik menekan jarinya seperti ajaran Gal Hee untuk mengobati gangguan pencernaannya.



Min Ik menggambar dengn uap nafasnya-ini adegan di awal episode dimana Min Ik enasaran dengan wajah Gal Hee atau yang dikenalnya dengan nama Veronica Park-.  

Min Ik sedih, "Aku penasaran seperti apa parasnya."



Di rumah, Gal Hee juga sedang melihat hujan sambil memegang ponsel butut adiknya.

"Ponsel ini kuno sekali. Aku seharusnya membelikan dia ponsel baru sejak dahulu."




Gal Hee menengadahkan tangannya hingga air hujan mengenainya. Hal itu mengingatkannya pada Min Ik yang mau memegang payung karena ia seorang pria.

Gal Hee: Aku tidak tahu itu. Aku selalu mengira itu hal yang harus kulakukan.


Gal Hee membatin, "Hujan. Aku penasaran dengan kondisi Direktur Do."




Dokter Park akhirnya kembali. Dokter Gu memperlihatkan hasil pindai CT/MRI nya Min Ik.

Dokter Gu: Menurutmu, masalahnya adalah ASP (Arteri serebral posterior)? Jarang sekali ada pasien yang mengidap gejala prosopagnosia separah itu di negara ini.

Dokter Park: Ya, kurasa kamu benar. Aku juga merawat pasien serupa saat bekerja di Amerika.

Min Ik: Bagaimana nasib pasien itu?

Dokter Park: Dia masih mengidap gejala yang sama.

Min Ik: Artinya, itu tidak bisa disembuhkan?

Dokter Park: Kami bisa melepas klipnya. Jika kami melepas klip itu dan memotong pembuluh darah, prosopagnosia-mu mungkin sembuh, tapi...

Min Ik: Tapi?

Dokter Park: Tapi itu dapat menyebabkan efek samping lainnya. Dan meskipun itu dilepas, kamu tidak bisa menjamin kamu akan sembuh.



Min Ik menunggu lift terbuka sambil melamunkan kata-kata DOkter Park tadi.

"Kamu yang paling tahu sebahaya apa bedah otak. Kamu mau membuka tengkorakmu hanya demi melihat wajah orang lain? Aku tidak yakin. Aku tidak akan menyarankannya."

Min Ik menatap wajahnya di pantulan pintu lift dan ia tidak bisa melihat wajahnya sendiri. 

"Kalau begini, aku pun akan melupakan wajahku sendiri."

Click to comment