-->

Type something and hit enter

On
advertise here
Sinopsis The Secret Life Of My Secretary Episode 6 Part 1

Sumber: SBS





Gal Hee sangat terkejut karena bertemu kembali dengan mantan Bosnya, tapi ia juga tidak bisa kabur.

Veronica mendekati Gal Hee seteah memastikan kalau itu bener-bener Gal Hee, ia menanyakan kabar dengan kalimat khasnya, 

"Lebih baik.. dari saat kerja di sini." Jawab Gal Hee pelan.

"Kita bersenang-senang saat itu. Ya, kan? Kerjamu luar biasa sebagai avatarku. Kegiatanmu apa akhir-akhir ini? Aku... sedang mencari sekretaris baru."

Gal Hee langsung menolaknya tegas karena ia sekarang sudah bekerja dibawah bos yang hebat. 


Veronica mendapat telepon dan nada dering ponselnya keras banget, lagu tema Frozen, Let It Go..

"Veronica Park Speaking." Jawab Veronica.

"..."

"Saya menunggu telepon dari Anda."

"..."

"Baik. Saya akan datang tepat waktu."



Setelah menutup telepon, Veronica tanya ke Gal Hee, siapa bos yang Gal Hee sebut hebat itu? 

"Saya bekerja untuk Direktur Do Min Ik di TnT Mobile."

"Oh ya? Kita akan sering ketemu kalau begitu. See ya."

Dan Veronica pergi duluan.




Gal Hee menempel surat penerimaan Nam Hee di bilik meja kerjanya untuk memberinya motivasi sambil menggerutu kalau ia tak akan sering menemui Veronica Park.

Min Ik yang tiba-tiba ada dibelakangnya berkomentar kalau penulisan Pen itu kurang satu n, harusnya PENN -> ada dua N di "Pennsylvania".

"Mungkin typo." gumam Gal Hee.

"Apa orang masih pakai surat? Bukankah sekarang orang pakai e-mail?" Heran Min Ik. 

"Tidak benar."



Tiba-tiba Min Ik menunjukkan foto Veronica tepat di depan wajah Gal Hee. Gal Hee langsung teriak kek lihat Setan. 

"Oh, astaga! Kenapa itu di depan mataku? Kenapa itu menatapku?" Kesal Gal Hee.

"Reaksi apa itu? Kamu kenal dia? Siapa?"

""Siapa?" Anda tidak lihat?"



Min Ik memasang wajah melas. Gal Hee sadar sudah keceplosan, ia pun langsung mengatakan siapa wanita di foto itu yaitu Veronica Park,  Presiden Cinepark.

Min Ik kecewa mendengarnya. Gal Hee tanya dong, pernah lihat dia memangnya? 

"Tidak. Cuma dengar soal dia. Belum pernah ketemu. Kalau tahu itu dia, aku pasti bilang tidak akan menemuinya. Sebaiknya juga Anda jangan saling bertemu--"

"Tanggal 13. Di Kingdom Hotel, jam 9 malam."

"Anda akan menemuinya?"

"Sayangnya, bosmu selalu menepati janji apa pun itu. Tapi harus jam 9 malam. Dengan begitu, aku tidak harus pergi untuk ronde 2 dan ronde 3 dengan wanita cerewet ini."

Min Ik kesal, ia meninggalkan foto Veronica di meja Gal Hee. Gal Hee juga gak senang melihat foto itu.


Presdir Sim menanyai Ha Ni soal kelemahan Min Ik, sudah tahu? Dengan menyesal Ha Ni mengatakan ia belum mendapat informasinya.

"Seperti yang kamu tahu, jika aku harus mundur... Jika aku bukan lagi presiden, perpanjangan kontrakmu akan.. Itu akan dibatalkan."

"Tolong beri saya waktu sampai minggu ini. Saya aka segera cari tahu."



Gal Hee mau pamit pulang, tapi ia melihat Min Ik masih sibuk menghitung. Ia dekati lah itu bosnya. 

Setelah dirasa jaraknya cukup dekat, Gal Hee mengucapkan kalimat pamit. Min Ik mengijinkannya.



Tapi Gal Hee kembali, ia penasaran dengan apa yang dilakukan Min Ik.  

"Ini? Ini tinggi badan karyawan. Kalau aku tahu tingginya, secara kasar aku bisa tahu siapa ketika aku melihat mereka."

"Anda akan menghafal semuanya?"


"Ya, hampir selesai. Kamu mau lihat? Lihat. Jumlah karyawan yang tingginya antara 160 dan 170 ada 23 orang. Ini berarti Manajer Park dan Asisten Manajer ada dalam grup ini. Sekarang aku bisa buat dalam  dua kategori. Pria dan wanita. Oh, ya. Jung Gal Hee, kamu 168."


Gal Hee ikutan duduk dan malah meminta pensil yang digunakan Min Ik. Min Ik heran, mau apa?

"Menggambar rambut mereka. Rambut Manajer Park dikeriting. Asisten Manajer Kim punya gaya rambut dua blok. Jika Anda menghafal gaya rambut mereka, akan lebih mudah untuk mengenali mereka."

"Betul."

"Apa rambut Asisten Manajer Yuk panjang?"




Gal Hee sadar kalau ia tidak bisa pulang cepat seperti biasanya, ia pun mencopot tasnya dan melemparnya kesamping. 

Mereka berdua berdiskusi mengenai gaya rambut semua karyawan sambil ketawa-tawa.



Sekretaris Veronica menerima telepon, "Veronica Park Office. How can I help you?"

"Pertama, saya ingin mengucapkan... terima kasih atas kerja kerasmu. Dan tolong jaga kesehatanmu. Ini Media One dari TnT Mobile. Direktur ingin membuat janji dengan presidenmu."

"Baru kemarin saya bekerja, jadi saya belum dengar apa-apa. Boleh saya tanya dia dulu, lalu saya kabari Anda?"

"Bisa tanyakan dia, apa bisa bertemu di Kingdom Hotel tanggal 13 jam 9 malam?"



Sekretaris mencatatnya, tapi kebetulan Veronica datang, ia langsung menyampaikannya. 

"Anda mendapat telepon dari TnT Mobile."

"Aku tahu. Tanggal 13 jam 9 malam."

Kemudian Veronica buru-buru masuk sambil melemparkan jas dan tasnya.

Sekretaris melanjutkan bicara dengan Gal Hee, "Katanya dia tahu."

"Oh ya? Ok, saya akan buat reservasi atas nama TnT Mobile."



Setelah menutup telepon, Gal Hee heran, bagaimana Veronica bisa tahu? Apa bosnya menelepon sendiri? 


Dokter Gu mendengar cerita Min Ik dan hanya bisa berucap mungkin ini takdir Min Ik. 

"Takdir? Anda dokter atau peramal? Kapan Dr. Park datang dari AS?"

"Yang kamu bilang itu tidak masuk akal. Katamu cuma bisa lihat wajah satu orang dengan jelas."

"Makanya itu. Apa itu tidak masuk akal?"

"Sungguh tidak masuk akal. Bagian pengenalan wajah di otakmu rusak. Maka seharusnya kamu tidak bisa mengenali wajah apa pun. Kamu tak bisa mengenali satu wajah tertentu."

"Lalu kenapa ini terjadi?"

"Apa dia botak?"

"Tidak."

"Ada tahi lalat besar di wajahnya?"

"Tidak ada."

"Apa dia biasanya pakai parfum yang sangat kuat seperti Chanel No. 5? Atau dia selalu pakai seragam yang sama?"

"Dia tidak pakai seragam. Tapi selalu pakai... outfit yang sama."

"Mungkin karena itu."

"Apa?"

"Dia tercetak di pikiranmu."

"Tercetak?"

"Segalanya tentang dia termasuk gaya rambut, tas, pakaian, dll bisa saja terakumulasi dalam pikiranmu yang memungkinkan kamu untuk mengenalinya. Matamu tidak benar-benar melihat dan mengenalinya. Otakmu hanya menanamkannya dalam pikiranmu. "Orang yang memakai parfum itu dia". "Orang yang selalu pakai warna merah itu dia". Seperti kita secara cepat memikirkan Charlie Chaplin saat kita membayangkan kumis di kepala kita."


Min Ik memikirkan penjelasan DOkter Gu dan ia mendapat kesimpulan.

"Kalau dipikir-pikir, dia selalu pakai cardigan merah sepanjang waktu dia bekerja untukku."




Tiba-tiba Gal Hee muncul. Min Ik mendekat dan Gal Hee menyapanya seperti biasa. Sayangnya Min Ik gak biasa, ia menatap wajah Gal Hee tajam. Saat Gal Hee mulai merasa gak nyaman, Min Ik menariknya untuk mengikutinya.





Min Ik membawa Gal Hee ke ruangannya dan ia memutihkan kaca agar tidak terlihat dari luar.

Min Ik mengamati Gal Hee lekat-lekat, lalu menyuruh Gal Hee melepaskannya. Gal Hee langsung menyilangkan tangan di atas tubuhnya.

"Direktur. Ini... termasuk pelecehan seksual."

"Kalau begitu... pakailah."



Min Ik melepas jasnya dan memakaikannya pada Gal Hee. Dasi dan sepatu juga ia lepas untuk dipakai Gal Hee. Min Ik juga menyuruh Gal Hee melepas kacamata. 

"Dan gerai rambutmu. Aku beri waktu 3 menit. Kalau sudah siap, bilang ya?" Lalu Min Ik keluar.


Gal Hee menggerutu, "Susah sekali jadi sekretaris."



Setelah Gal Hee siap, Min Ik masuk ke dalam dengan gugup. Awalnya ia hanya melihat Gal Hee dari belakang. Lalu ia memanggil, tapi buru-buru menutup mata sebelum Gal Hee menoleh.




Gal Hee menoleh dan Min Ik pela-pelan membuka matanya untuk melihat Gal Hee. Dan.. Min Ik gak bisa melihat wajah Gal Hee dengan dandanan yang sedikit berbeda.



Min Ik langsung lemes. Gal Hee khawatir, apa Min Ik sakit? Min Ik mengiyakan, sakit sekali. 

"Takdir apaan. Sekretaris Jung. Soal kontrak kerjamu... Kamu belum..."



Gal Hee mengeluarkan kontraknya dari salam tas, "Saya cemas Anda mungkin tiba-tiba kembali seperti dulu. Jadi sudah diaktakan. Ta-da."

Min Ik hanya bisa nyengir sambil memuji kerja Gal Hee yang cekatan. 


Joong Hee mengupas bawang bombai dengan airmata berlinang, " Jangan begini. Aku lebih menangis dari saat ibuku meninggal."


Sementara Gal Hee sibuk membuat reservasi sambil memasak.

"Ya, betul. Tolong buat reservasi untuk 2 orang jam 9 malam atas nama TnT Mobile. Dan tolong..."


Nam Hee ikut bergabung dengan mereka, "Jelas-jelas aku bilang tidak mau acar sayuran."

Joong Hee: Jangan milih. Atau kamu tidak makan, selain nasi instan dan acar sayuran. Jangan pergi makan apa pun maumu lalu menelepon Gal Hee minta uang.

Gal Hee: Kalian berdua bisa diam?



Kemudian Gal Hee fokus kembali dengan teleponnya, "Ya, saya sudah lihat menu. Tapi bisa Anda beri tahu tentang amuse-bouche?"

"Seperti yang Anda tahu, kepala koki memutuskan apa yang harus disediakan untuk amuse-bouche."

"Ya, tahu. Tapi, Direktur Do alergi kacang. Kalau begitu pastikan tak ada makanan yang mengandung kacang hari itu?"

"..."

"Ya, terima kasih. Ya."



Joong Hee tanya, apa Gal Hee tahu amuse-apa itu?

Gal Hee: Tidak tahu. Dan aku tak sempat untuk itu.

Joong Hee: Kenapa? Kita bisa makan dan beli.

Gal Hee: Itu tak bisa kamu beli Amuse-bouche bukan hal yang bisa kamu pesan. 



Itu hal yang koki siapkan untuk menunjukkan sekilas  seberapa enak makanan itu ketika kamu makan masakan Prancis. Dengan kata lain, itu hal yang ada ketika kamu memesan makanan paling mahal di restoran kelas atas dengan koki kelas atas.



Joong Hee: Aku tidak menangis karena sedih. Aku menangis karena ini.

Gal Hee: Nam Hee, kuharap kamu sekolah di luar negeri dan jadi orang yang bisa makan amuse-bouches... alih-alih jadi orang sepertiku yang bahkan tak tahu apa itu. Paham?

Nam Hee: Astaga, kamu menyedihkan sekali.

Click to comment