Young Joo sampai dirumah Eun Sun dan Eun Sun sudah menunggunya di luar
gerbang.
"Ayah Jeong Woo dimana?" tanya Young Joo.
Eun Sun menjawab kalau Tae Suk sangat mabuk dan akan membuka pintu
gerbang. Young Joo menghentikannya dengan pertanyaan, situasi ini... bagaimana
ia harus menilainya?
"Tanya pada Park Tae Suk sendiri. AKu sama kagetnya
denganmu." Jawab Eun Sun. lalu masuk ke dalam.
Tae Suk merasa gerah dan mencopot dasinya, ia memanggil Young Joo untuk minta air.
Young Joo mengikuti Eun Sun sampai ke depan pintu rumah. Eun SUn mengatakan agar Young Joo tak salah sangka karena situasinya tidak seklise yang Young Joo kira.
"AKu tidak memikirkan hal klise." Jawab Young Joo, ia mengerti bahwa semua ini kesalahan minuman. Tapi ia menggenggam erat tangannya.
Eun Sun lega mendengarnya, tapi baginya, kesalahan seperti ini... bukan hal mudah untuk dipahami. Eun Sun menawari, jika Young Joo marasa tidak nyaman bisa menunggu di luar, ia yang akan masuk dan membangunkan Tae Suk.
"Tidak apa-apa. aku saja yang bangunkan dia." Jawab Young Joo.
Lalu Eun Sun membuka pintu tapi Young Joo tak lekas masuk ke dalam. Eun Sun berkata kalau ia akan menunggu diluar dan Young Joo mengiyakan.
Young Joo menghela nafas berat sebelum masuk ke dalam. Ia melihat foto Eun Sun dengan Dong Woo, sama seperti foto keluarga yang disimpan Tae Suk di dompet bedanya cuma foto Tae Suk di krop.
Young Joo melihat Tae Suk tidur lelap. Ia membangunkan Tae Suk, tapi Tae Suk tak lekas bangun, minta air lah, tanya jam berapa lah.
"Sadarkan dirimu! Ayo pulang!" Bentar Young Joo.
Tae Suk bertanya, apa maksud Young Joo. Young Joo menjawab kalau disana bukan rumah Tae Suk.
"Hah?"
"Disini bukan rumahmu!"
Barulah Tae Suk bangun dan menyadari semuanya, ia melihat sekeliling. Ia bingung kenapa Young Joo bisa ada disana.
"Kenapa kau ada disini?" Tanya balik Young Joo.
"Oh... Aku... Sedikit mabuk.." Jawab Tae Suk gagap.
Young Joo tak mau dengar apapun disana, ia mengajak Tae Suk pulang dan membicarakan semuanya di rumah.
Young Joo keluar duluan. Ia minta maaf pada Eun Sun karena sudah merepotkan selarut itu. Eun Sun bertanya apa Tae Suk sudah bangun. Young Joo menjawab kalau Tae Suk akan segera keluar.
Young Joo sudah jalan tapi Eun Sun menahannya, Ia katakan sekali lagi, agar Young Joo tak salah paham.
"Aku tidak salah paham. Lalu, kalau Anda tidak ingin Aku salah paham, Anda tidak akan menelponku untuk kemari."
Eun Sun mengira daripada membiarkan Tae Suk tidur disana labih baik menyuruh Young Joo menjemput tapi ternyata ia salah.
Tae Suk keluar, suasana jadi canggung sekali. Young Joo pergi duluan.
Tae Suk bertanya pada Eun Sun apa yang terjadi.
"Dengan ingatan burukmu... bagaimana kau masih bisa ingat nomor
sandi pintu rumah?"
Tae Suk mengulangi pertanyaannya lagi, bagaimana istrinya bisa sampai
disana. Eun Sun menjawab kalau Young Joo menelfon dan ia mengangkatnya.
"Apa sebenarnya yang Kau Pikirkan?!" Bentak Tae Suk.
Lalu ia melihat ke belakang, siapa tahu Young Joo mendengar, Tae Suk
memelankan suaranya, ia minta maaf dan berjanji kalau hal ini tidak akan
terjadi lagi. Tae Suk lalu menyusul Young Joo.
Tae Suk memegang lengan Young Joo, ia akan menjelaskan jadi Young Joo
jangan salah paham. Young Joo menampik tangan Tae Suk dan jalan terus.
Eun Sun menatap selimut yang berantakan, bekas digunakan Tae Suk, juga
ada dasi disana.
Ia teringat saat mengangkat telfon dari Young Joo. ia meminta Young
Joo untuk menjemput Tae Suk. Dan setelah menutup telfon ia akan keluar tapi ia
mendengar Tae Suk mengigaukan nama Dong Woo. Eun Sun berhenti dan menatap Tae Suk.
Eun Sun mengambil dasi Tae Suk lalu duduk di atas ranjang.
Young Joo fokus menyetir. Tae Suk mulai bicara, ia tahu perasaan Young
Joo, ia mengerti kalau situasi ini bisa membuat salah oaham, ia mengerti kalau
Young Joo marah... tapi ia harap Young Joo tidak salah sangka Karena ia juga
sangat keget. Mungkin karena usianya.. belakangan ini kalau ia mabuk, ia tidak
ingat apapun. Mungkin menurut Young Joo apapun penjelasannya akan terdengar
seperti menyalahkan minuman. Kejadian ini tidak berarti apa-apa.. tidak ada hal
diluar itu.
Young Joo sudah tidak tahan lagi, ia membanting setir mobil dan
menghentikan mobiil.
"Kau kira situasi ini bisa dimengerti?"
"Aku tahu ini tidak mudah dimengerti.."
"Kalau kau yang mengalami apa kau akan mengerti?!"
Young Joo keluar mobil, Tae Suk menahannya tapi Young Joo selalu
menepis tangan Te Suk.
"Young Joo ~~ aaa"
"Jangan sebut namAku! Apa Aku gampangan dimatamu?! Apa Aku
bodoh?! Kalau kau bilang ini kesalahan karena minuman, kau kira Aku
akanmengerti?!"
"Yeobo..."
Young Joo selalu mengerti kalau Tae Suk selalu sibuk makanya kurang
perhatian pada Jeong Woo dan Yeon Woo. Selalu memanggil jeong Woo sebagai Dong
Woo, ia abaikan karena Tae Suk mabuk. Dalam dompet Tae Suk masih ada.. foto
keluarga lamanya... ia bisa memahami itu.Ia berusaha keras untuk mengerti!
"Tapi kejadian hari ini Aku tidak mengerti. Bagaimanapun caranya,
Aku tidak mengerti!"
Tae Suk mengatakan kalau ini karena minuman. Young Joo membentak Tae Suk
agar berhenti menyalahkan minuman! Tae Suk yang mabuk.. sudah 10 tahun
iamelihatnya.
"Ini bukan kesalahan. Bagaimanapun ini terjadi kerena alam bawah
sadarmu yang bertindak."
"Tolong berhenti bicara tidak masuk akal..."
"KAU YANG BICARA TIDAK MASUK AKAL!"
"BUKAN BEGITU!"
Kalau tidak lalu apa? Young Joo ingin tae Suk mengatakan dengan cara
yang bisa dipahaminya.
"Kau tahu bagaimana perasaanku? Rasanya seperti istri kedua yang
mencari suaminya di rumah istri pertama."
"Yaa, mana bisa begitu?! Semarah apapun dirimu, ada kata-kata
yang tidak boleh diucapkan. Mana bisa kata-kata begitu keluar dari
mulutmu?"
Young Joo tak menyangka kalau Tae Suk marah hanya karena beberapa
perkataan. Tae Suk menjawab kalau Young Joo sudah keterlaluan. Young Joo
membalik, yang sudah keterlaluan itu adalah Tae Suk bukan dirinya.
"Sudah kubilang bukan begitu! Mau berapa kali kukatakan! Kenapa
kau tidak percaya kepadaku?! Kenapa?!"
"Kau.... egois sekali."
Tae Suk membenarkan, ia memang egois, tidak peduli pada keluarga,
egois dan cuma memikirkan diri sendiri.
Tae Suk mengakhiri pertengkaran ini dengan mengatakan kalau ia akan
tidur di kantor. Young Joo menyetir pulang dengan airmata yang terus mengalir.
"Ah.. dasar tolol. Kenapa selalu salah!" keluh tae Suk.
Young Joo membelai lembut pipi Yeon Woo yang sedang tidur, dan Jeong
Woo melihatnya dari luar.
Eun Sun merenung di kamar Dong Woo.
Tae Suk sampai di ruangannya, ia duduk di sofa mengingat peringatan
Jae Min kalau ia bisa menampilkan perilaku yang tidak biasa.
"Dasar Sok-Tahu..."
Tae Suk menatap ke atas, menutup mata, ia teringat kejadian tadi
siang, saat ia memukul Young Jin. Ia juga teringat kata-kata Eun Sun yang
melarangya hidup tenang, sekalipun tidak boleh. Lalu teringat Young Joo yang
menyebutnya egois sekali.
Jeong Jin datang ke kantor pagi-pagi sekali, ia langSung maSuk ke
ruangan Tae Suk dan melihat ada selimut tak rapi di sofa.
Tae Suk sedang sarapan, Jeong Jin mengeiriminya pesan, menyuruh Tae Suk
untuk menghubunginya. Tae Suk mengabaikan pesannya.
Tak lama kemudian Jae Min datang. Ia tahu kalau Tae Suk tidak pulang
semalam, ada apa?
Tae Suk bertanya, apa koyo nya itu efektif. Jae Min mencium bau
alkohol. Ia mengatakan kalau koyo itu efektof tapi, obat tidak bisa mengalahkan
minuman.
"Semalam Aku tidur dirumah ibunya Dong Woo." Aku Tae Suk
yang membuat Jae Min memuncratkan minumannya.
"Tidur??? Dengan Eun Sun???"
Tae Suk mengoreksi, ia hanya tertidur disana, bukannya tidur bersama.
Jae Min baru ngeh, lalu bertanya, kenapa Tae Suk bisa tidur disana. Tae Suk
juga gak tahu, ia pergi kesana dan tidur di kamar DOng Woo tapi ia tidak ingat
sama sekali, separah apapun dirinya, ini yang paling buruk, ia memimikan soal
DOng Woo dan ingatan masa lalunya semakin tajam.
"Itu gejala biasa jika kenangan lama terasa semakin jelas.
kemampuan menampung ingatan baru berkurang, tapi ingatan lamamu justru semakin
menguat. Kenangan lama akan semakin sering datang. kau juga bisa bingung
membedakan masa lalu dan masa kini. "
Tae Suk mengeluh. Jae Min memperingatkan lagi kalau kondisi Tae Suk
akan semakin memburuk jika mengonsumsi alkohol.
"Eun Sun-Ssi pasti kaget." Ujar Tae Suk.
"Ibu Jeong Woo lebih kaget."
Mereka berjalan keluar, Jae Min merasa kalau Tae Suk bisa saja
diceraikan. Ia menyarankan supaya tae Suk mengatakan sejujurnya pada Young Joo.
Tae Suk tak menjawab, ia merampas dasi Jae Min. Jae Min keberatan
karena itu adalah kado dari istrinya. Tae Suk berjanji akan mengembalikannya.
Tae Suk lalu pergi, Jae Min menawarkan akan mengantar tapi Tae Suk
menolaknya.
"Nyalakan alaram untuk menggunakan koyo!!"
Sun Hwa melihat Jeong Jin tidur di sofa ruangan tae Suk. ia memanggil
Jeong Jin lembut namun Jeong Jin tak bangun. AKhirnya ia mengeraskan suaranya.
Jeong Jin kaget dan langSung duduk. Ia bertanya apa Tae Suk sudah
telfon. Eun Sun balik bertanya, apa Jeong Jin semalam tidur di sana. Jeong
Jinmenjelaskan kalau ia hanya datang pagi-pagi tadi.
"Sepertinya Pengacara Park semalam tidur disini." Ujar Sun
hwa.
"Tahu dari mana?"
"Aku menelfon rumahnya, istrinya bilang begitu."
"Kau memberitahu istrinya kejadian kemarin?"
"Tidak."
Jung Won masuk ke ruangan, ia menginfokan ada artikel 'Daily Hot News'
yang menghebohkan.
Kemudian Jeong Jin dan Jung Won ada di ruangan CEO Lee, mereka melinat
artikel itu. Artikel tentang kecelakaan Dr Cha, walaupun tidak tercantum nama
tapi kritikan dari nitizen pedas -pedas.
"Aku yakin kalau group hankuk sudah memblokir artikel ini, tapi
ini bocor dari mana?" Tanya Jung Won.
"Mungkin saja polisi. Bagaimana reaksnya?" Jawab CEO Lee.
"Banyak komentar pedas, Tentunya, merekamemaksa pengundurna diri
dari Mentri Kesehatan dan Kesejahteraan. Mereka juga mengkritik Group
Hankuk."
CEO Lee menegatakan kalau berita itu akan lenyap seiring berjalannya
waktu. Jung Won bertanya, bukankah Mentri Cha akan terluka karenanya?
"Apa kau pernah lihat hal sekecil ini berdampak pada
politikus?" Tanggap CEO Lee.
Tapi yang membuat CEO Lee heran adalah 'Daily Hot News' yang biasanya
hanya menerbitkan berita gosip. Jung Won menjelaskan kalau Dr Cha putra
politikus dan menantu seorang taipan, makanya ada keributan.
Young Jin menelfon, ia juga sedang membaca Artikel yang sama, ia bisa
mengerti mengenai komentar nitizen tapi tidak dengan masalah Tae Suk kemarin,
itu bisa buat laki-laki, masalahnya adalah Tae Suk melawannya.
CEO Lee mengeti maksud Young Jin dan ia akan mempertimbangkannya.
Jung Won bertanya, apa kata Young Jin. CEO malah bertanya pada Jeong
Jin, apa Tae Suk belum bisa dihubungi. Jeong Jin mengiyakan.
"Sambungkan ke Aku kalau dia menghubungi."
"Baik pak." lalu Jeong Jin keluar.
Jung Won mengulangi pertanyaannya lagi, tapi Young Jin bilang apa. CEO
Lee menjawab kalau Young Jin ingin mereka mengatasi Tae Suk secara langSung. Jeong
Jin mendengar jawaban CEO Lee saat ia membuka pintu untuk keluar dan Sun Hwa
melihat Jeong Jin mematung di depan ruangan CEO Lee.
CEO Lee melanjutkan, kalau mereka tidak melAkukannya maka Young Jin
akan berhenti berbisnis dengan Firma Hukum mereka. Jung Won mengatakan kalau
Young Jin ingin mengubur Tae Suk dalam bidang itu dan CEO Lee setuju.
Jeong Jin menerobos masuk,"dia kira dia siapa?"
Lalu ia melanjutkan,, "Benar kalau pengacara Park sudah
keterlaluan, tapi ... Ini adalah tugas pribadi Pengacara Park, maka harus dia
yang selesaikan sendiri."
"Sedang apa kau?!" Bentak Jung Won.
"Wakil Presdir Grup Hankuk atau Presiden Negeri ini, siapapun
dia! Menggunakan kekuasaanya dalam membalas dendam adalah tindakan kriminal,
rendahan, picik, kotor, pengecut dan tidak bermoral!"
Jeong Jin yakin kalau Tae Suk akan mengatasi ini. CEO Lee tak mengira
kalau Jeong Jin cukup temperamen dibanding penampilannya.
"Seseorang yang bisa mengatasi tindakan rendahan, picik, kotor
dan pengecut adalah pengacara yang baik. Itu sebabnya Aku percaya pada
kemampuan Pengacara Park. Aku yakin dia punya solusi." Lanjut CEO Lee.
Jeong Jin bertanya, bagaimana jika Tae Suk tidak bisa mengatasinya.
Jung WOn menyela kalau itu bukan urusan Jeong Jin.
"Itu ada hubungannya dengan atasanku. Sepertinya Pengacara Park
punya junior yang baik. Aku punya uang dan kekuasaan." Jawab CEO Lee.
CEO Lee menyuruh Jeong Jin keluar karena sudah tak ada yang mau
ditanyakan lagi. Jeong Jin minta maaf lalu keluar.
Jung Won mengatakan kalau ini tidak akan mudah tapi CEO Lee percaya
pada Tae Suk dan untuk sementarmenyerahkan sepenuhnya pada Tae Suk.
"Pengacara Park, memiliki senior dan junior yang baik." Ujar
Jung Won.
Gak ada angin gak ada ujan. Tiba-tiba Sun Hwa mengajak Jeong Jin makan
malam besok, minum-minum juga boleh. Jeong Jin menyetujuinya.
Sun Hwa diruang penyimpanan berkas, sepertinya ia menyesali
perkataannya tadi, ataukah ia terlalu malu.
Tae Suk menghubunginya. Sun Hwa memberi nama 'kapten' untuk nomor Tae Suk.
Tae Suk bertanya siapa yang pergi dengan Dr Cha saat dia menyerahkan diri? CEO
Lee atau Pengacara Jung Won?
Sun Hwa mengatakan kalau CEO Lee yang mengatasinya sendiri. Tae Suk
sudah mengira, ia berpesan untuk dikatakan pada CEO Lee bahwa ia akan kembali
dalam 1 jam.
Kepala sekertaris minta maaf atas kelalaiannya dalam memblokir artikel
tersebut.
"Tak apa-apa. Mengendalikan media seperti menampung setetes air
dalam ember. PeribahasAku benar tidak? Aku tidak pandai dalam hal itu. Setitik
air di ember ... Pokoknya, yang membuatku marah adalah, kau yang tidak mampu
begini, bisa jadi Kepala Sekretaris? Kau sudah digaji, tapi kenapa pekerjaanmu
tidak benar? Aku beri 3 hari." Jawab Young Jin.
Kep sekretaris mengerti.
Ketua datang. Young Jin minta maaf karena harusnya artikelnya bisa
diblokir.
"Dr Cha bagaimana?" Tanya Ketua.
"Aku menyuruhnya tenang sampai suasana mereda."
Lalu ketua membicarakan masalah tae Suk, bagaimana cara Young Jin
mengatasinya. Kalau Ketua ijinkan, Young
Jin akan mengatasi Tae Suk.
Sekretaris mengatakan kalau Tae Suk datang Ktua menyuruhnya maSuk
karena mereka sudah janjian.
"Aku yang korban, tapi kau malah menelpon Ketua. Bukankah
hirarkinya salah?" Sindir Young Jin.
Ketua menyuruh Tae Suk duduk. Ia mengijinkan Tae Suk membujuknya dan
jika Tae Suk tidak berhasil, lupakan saja karir pengacaranya dan masa depan
Firma Hukum Taesan juga akan goyah
"Ada kepercayaan yang kita bangun bersama Firma Hukum TaeSan hal
ini adalah masalah pribadi. Bukankah ini agak berlebihan?" Tanya Young
Jin.
"Tidak berlebihan!" Bentak ketua,,"Aku bisa melAkukan
lebih buruk lagi. Apa yang akan kau lAkukan, sebaiknya kau pikir baik-baik
sebelum bicara."
Tae Suk mengaku kalau kemarin ia sudah keterlaluan. Tapi, ia tidak
menyesalinya.
CEO Lee menerima telfon dari ketua, yang mengabarkan kalau ia sudah
selesai bicara dengan Tae Suk dan tae Suk sudah jujur lalu minta aaf dengan
tulus. Ia mengerti perspektifnya. jadi CEO Lee juga tidak perlu membesarkan hal
ini.
"Terima kasih sudah mau mengerti, Ketua. Kami akan mengatasi
negosiasi dengan korban secepat mungkin."
Ketua menyampaikan kalau Tae Suk bilang, dia yang akan
mengatasinya,,"Kawan kita Park Tae Seok ... sepertinya lebih ceroboh dari
yang kukira."
Young Jin tidak bisa membiarkan begini saja. Tidak bisa. Ayahnya lebih
percaya Park Tae Seok daripada dirinya.
"Aku tidak percaya pada semua binatang yang berambut di
kepala."
"Lalu kenapa dibiarkan selesai semudah ini?"
"Pengacara Park, sudah memberiku peringatan. Dia memberiku
peringatan kalau kita dalam hubungan simbiosis mutualisme."
Tae Suknaik taxi, ia teringat perkatannya tadi, Tae Suk tidak menyesalinya.
Ia menjelaskan kalau dulu ia kehilangan anaknya karena tabrak lari, ia tidak
bisa menangkap pelAkunya, dan UU pembatasannya sudah lewat. Insiden kemarin,
tidak terjadi pada dirinya yang pengacara. Melainkan dirinya yang seorang ayah.
"Jadi, kau mau bilang kalau kau mencampur aduk masalah pribadimu
dengan anakku?" Tanya Ketua.
Tae Suk malu karena itu ... tapi bukan itu maksudnya. Young Jin sudah
tidak mau mendengarnya, ia berdiri tapi Ketua menyuruhnya untuk kembali duduk.
Ketua ingin penjelaan Tae Suk.
"Saat Wakil Presdir berkata begitu ... Bagaimana kalau seandainya
Saya merekamnya?" Tanya Tae Suk.
Tae Suk melanjutkan kalau selama Ketua percaya padanya, ia tidak akan
mengkhianati Ketua. Tentunya, ia tidak merekam apapun. Tapi, Ada telinga, mata
dan mulut dimana-mana. Young Jin adalah masa depan Grup Hankuk. jadi harus
berhati-hati dengan semua perkataannya, meskipun di depan pengacaranya.
"Apa kau memberiku nasihat?" Sindir Young Jin.
Tae Suk tidak dalam posisi memberi nasihat. Ia sendiri bukan orang
baik-baik... Ia pengacara yang rela melAkukan apapun demi kliennya. Ia yakin
Young Jin tahu itu.
"Tahu. Aku tahu sekali.
Kau hanya sampah yang rela melakukan apapun demi uang. Dan Aku adalah
atasanmu." Jawab Young Jin.
"Jadi, Anda harus menjaga ketenangan Anda agar cocok untuk posisi
itu." Saran Tae Suk.
Young Jin marah tapi Ketua menyuruhnya diam.
Tae Suk tidak akan protes pada keputusan Ketua. Tapi, tolong jangan
lukai Firma Hukum Taesan,,"Itu, tidak ada untungnya buat anda,
Ketua.
Tae Suk gemetar saat ia akan memencet tombol lift. Ia sudah sampai di
Firma Hukum.
Kembali ke percakapan Ketua dan Yong Jin.
"Kisah mengenai buaya dan burung buaya sebagai simbiosis
mutualisme, Itu bukan mitos. Artinya, Si buaya bukannya membiarkan burung yang
hidup dekat buaya karena tidak bisa membunuhnya. Tapi karena burung itu
membersihkan kotoran yang ada di gigi buaya ... Makanya dia dibiarkan."
Jelas Ketua.