Super Daddy Yeol Episode 9
Seseorang membawa tas di kedua
tangannya. Ia berjalan menuju sekolah Sa Rang. Tapi tak diperlihatkan wajahnya.
Yeol menyanyi memberi warna baru
untuk pertunjukan Sa Rang. Kemudian ia memberikan microphonenya pada Mi Rae. Mi
Rae ragu untukmenerimanya, tapi ia ingat perkataan Rola Jang saat mereka di
toilet. Rola mengatakan kalau ia bisa tahu Mi Rae adalah pemain jaman dulu dan
ia meminta Mi Rae untuk menunjukkanya bersama hari ini demi Sa Rang.
Mi Rae menerima microphone dari
yeol dan melanjutkan nge-rap. Di bangku penonton Rolajang bersorak. Rola Jang
ikut turun ke panggung, dan seperti yang diduga, ia yang paling heboh.
Music tiba-tiba mati. Dan Ki Tae
pelakunya, ia sengaja mematikan music karena merasa mereka melakukan
pelanggaran. Semua orang bingung.
Tapi tenang, masih ada satu
penyelamat lagi. Ayah yang memainkan clarinet muncul tepat waktu. Sa Rang
berbisik pada Mi Rae kalau ini adalah kartu rahasianya.
Kilas balik..
Ayah menjelaskan pada Sa rang
kalau ia tidak bisa bernyanyi tapi kalau instrumental ia jagonya. Ayah menyebut
clarinet dengan cabaret. Sa Rang bertanga apa itu. ayah tak bisa menjelaskan
pokoknya nenek Sa Rang yang sudah meninggal langsung jatuh cinta padanya setelah
mendengarnya.
“Tidak ada seperti music
instrumental yang bisa menggerakkan perasaan seseorang.” Jelas Ayah.
Ayah menambahkan kalau Yeol saat
masih kecil sering ikut bernyanyi saat ia memainkan clarinet. Sa Rang pemasaran
lagu apa itu.
Kembali ke pertunjukkan. Shi Eunberteriak-teriak
menganggap ini pelanggaran, orang tua lainnya menegurnya yang memberi contah
tak baik pada anak-anak. Akhirnya ia pun duduk kembali dengan kesal.
Lagu yang dimaksud Ayah sekarang
dimainkan, pengiring yang sebelumnya menari sekarang bernyanyi membentuk paduan
suara.
Sa Rang, Mi Rae dan Yeol
tersenyum. Sa Rang menggandeng yeol dengan tangan kanannya dan Mir ae dengan
tangan kirinya. Mereka kemudian ikut bernyanyi mengikuti alunan clarinet Ayah.
Penonton memberika tepuk tangan
meriah kecuali Ki Tae, Shi Eun dan Ji Hye yang terlihat kesal.
Karena pertunjukkan Sa Rang
sukses besar. Tak ada alasan bagi Rola Jang untuk tinggal lebih lama. Ia
melambaikan tangan lalu pergi dengan keren dari pintu yang dibuka Yeol tadi.
Sa rang kembali ke ruang tunggu
di belakang panggung. Teman-temannya mengerumunnya bahkan Min Woo merangkulnya.
Ia memuji penampilan Sa Rang dan yakin kalau Sa Rang akan jadi juara pertama.
Tapi ini ancaman bagi Bomi.
Kilas balik..
Bomi menulis surat untuk Sa Rang,
ia berterimakasih karena Sa Rang sudah menyelamatkannya waktu itu, ia tidak
lagi membenci sa Rang dan mengajak sa Rang untuk bertemu.
Saat ia berjalan untuk memberikan
surat itu pada Sa Rang. Ia melihat Min Woo sedang berduaan dengan Sa rang. Min
Woo memegang tangan Sa Rang memintanya untuk ikut audisi paduan suara.
“Kau pasti bisa” Min Woo yakin.
Bomi tak suka melihatnya, ia tak
jadi memberikan surat itu pada Sa Rang malah menggenggamnya erat sampai lusuh.
Kemlai ke masa kini.
Ji Hye keluar dari ruang
pertunjukkan. Ia menemui Woo Hyuk yang sudah datang tapi tak masuk, Ji Hye
menanyakan alasannya.
“Meski aku datang, juga tidak ada
tempat untukku” jawab Woo Hyuk. Lalu ia menyuruh Ji Hye masuk ke dalam mobilnya
karena taka da tempat juga untuk Ji Hye.
Ibu guru akan mengumumkan siapa
pemenang acara final Festival Seni Sekolah. “Pemenang kompetisi paduan suara
berbakat hari ini adalah….”
Scene beralih ke ruang tunggu.
Bomi menjambak rambut sa Rang dan Sa Rang membalasnya. Anak-anak lain berteriak
agar mereka berhenti. Min Woo mencoba untuk memisahkan mereka juga.
Bomi mengatakan kalau awalnya ia
ingin berterimakasih pada sa Rang karena telah menyelamatkannya, meminta maaf
atas kejadian sebelumnya dan meminta untuk berteman kembali. Tapi semua berubah
saat ia melihat Sa Rang menemui Min Woo diam-diam dibelakangnya. Sa Rang
menjelaskan kalau ia tidak ada maksud begitu.
Min Woo memisah paksa mereka. Ia membela Sa
Rang dengan mengatakan kalau sa Rang tak melakukannya, ia yang meminta sa Rang
untuk ikut kompetisi. Dan agar sa Rang bisa berbaikan dengan Bomi ia meminta Sa
rang untuk bergabung dengan paduan suara.
“Aku yang membujuknya” Jelas Min
Woo.
Ibu guru melanjutkan menyampaikan
pemenangnya dan Sa Rang yang menjadi juara. Semua bersorak girang. Tapi Ki Tae
dan istrinya tak bisa menerima ini, mereka bersikeras kalau ini adalah
pelanggaran karena adanya orang dewasa yang membantu Sa Rang. Terjadilah keributan disana.
Sa Rang mengambil microphone lalu berteriak meminta mereka berhenti. Dan berhasil. Sa Rang mengatakan kalau bukan ia pemenangnya tapi Bomi. Semua bengong mendengarnya.
“Aku dibantu oleh ibuku, ayahku
dan kakekku. Aku terpilih sebagai pemenang karena bantuan mereka, bukan karena
kemampuanku. Pemenang sesungguhnya adalah Bomi. Uhm Bomi.” Jelas Sa Rang.
Bomi Dan kelompok paduan suara
lainnya menuju panggung. Sa Rang melanjutkan kata-katanya.
“Bomi lebih pantas karena dia
berhasil olah karena usahanya sendiri. “
Sa Rang kemudian menghampiri
Bomi. Ia mengulurkan tangan duluan dan mengucapkan selamat. Ia mengatakan kalau
ia tidak bisa mengalahkan Bomi seperti Yang sudah ia duga. Bomi menjabat tangan
Sa Rang.
“yang ingin ke temukan lagi
adalah dirimu. Yah, memeng benar aku suka Min Woo, tapi teman pertamaku dan
teman sebangkuku yang pertama adalah kau, Bomi.” Ujar Sa Rang.
Bomi menangis haru kemudian Sa
rang memeluknya. Semua orang juhga bisa merasakan ketulusan Sa Rang.
Dalam perjalanan pulang, Yeol
bertanya pada Sa Rang, apa ia tidak akan menyesal karena melepas kesempatannya
untuk lebih dekat dengan Min Woo. Sa rang menjawab dengan tegas kalau ia tidak
akan menyesal karena tujuannya adalah untu menunjukkannya pada Ibunya.
“bahwa aku bisa” Lanut Sa Rang.
Sa Rang lalu bertanya pada Mi Rae
bagaimana penampilannya tadi. mi rae mengetakan kalau putrinya adalah yang
terbaik.
“Ibu lihat? Sudah kubilang
keajaiban itu ada.” Ujar Sa Rang. Mi Rae sekarang percaya.
Kakek terbangun dari tidurnya.
Kakek ikutan membenarka kalau keajaiban itu ada dan membuat kehidupan lebih
bermakna.
“Lihat dia.. beberapa bulan lalu
kemungkinannya 0. Dia bujang tua bau busuk. Bagi dirinya, peristiwa sekarang
ini adalah keajaiban.” Kata Kakek yang ditujukan untuk Yeol.
Yeol menganggap Ayahnya merusak
suasana. Ia menyuruh Ayahnya untuk tidur saja. Ayah setuju, ia merasa terlalu
berlebihan hari ini, sehingga rasanya agak lelah.
“Tadi sangat menyenagkan.
Alangkah baiknya jika ibumu juga melihatnya.” Kata Ayah sebelum menutup mata.
Yeol merenung di balkon. Dibenaknya
masih ternginyang saat Sa rang memanggilnya Ayah tadi. dia mengulagi kata
‘Ayah.. Ayah..’ lalu tersenyum. Menurutnya kata ‘Ayah’ tidak seburuk yang ia
bayangkan.
Mi Rae mendadak munsul
mengejutkannya, “kau suka? Tanyanya. Mi Rae melanjutkan “Apa kau suka dipanggil
Ayah?”
Yeol menjawab kalau ia sudah
berjanji dan menepatinya. Mir ae berterimakasih pada yeol, ia mengaku salah.
“meskipun tidak 100% masih ada
kemungkinan untuk gembira dan bahagia. Bisa menjadi indah, aku baru pertama
kali ini menyadarinya. Terimakasih sudah membantuku menyadarinya” Kata Mi Rae
tulus.
Mi Rae akan pergi tapi Yeol
memegang tangannya, Yeol akan mencium Mir ae tapi Mi Rae menghindar. Yeol
menyadari kalau ia masih belum 100% untuk Mi Rae. Tapi Mi Rae malah yang
mencium yeol duluan.
Kegiatan mereka terganggu oleh
suara gedoran pintu.
Ternyata Woo Hyuk yang datang
dengan mabuk. Woo Hyuk terseok-seokmasuk lalu terbaring dilantai. Dengan mata
tertutup ia memanggil-manggil Mi Rae dengan sebutan Sunbae.
“Aku berusahauntuk tidak melakukannya…
Aku berusaha untuk tidak menyerah. Tapi Tidak! Aku tidak bisa menyerah! Aku
tidak bisamembiarkannya” Oceh Woo Hyuk dalam mabuknya.
Mi Rae langsung membekap mulut
Woo Hyuk sebelum ocehannya semakin ngawur karena disana juga ada Ayah. Yeol
membangunkan Woo Hyuk. Woo Hyuk membuka matanya dan dia malah marah-marah sama
Yeol, mengatai Yeol bodoh, yang tak punya hak mencintai Mi Rae yang sempurna
dan juga bermulut besar.
Setelah mengatakannya Woo Hyuk
pingsan. Ayah menyuruh Yeol untuk membiarkannya menginap karena tidur adalah
yang terbaik pada saat mabuk. Akhirnya Woo Hyuk tidur di kamar Yeol.
Dan Yeol tidur bersama Ayahnya.
Yeol mengeluh kalau recanamya hari ini sama sekali tidak sepertiini.
“Jika berjalan sesuai rencanamu,
apa itu hidup? Bahkan PR liburan anak-anak tak sesuai rencana.” Jawab Ayah.
Yeol merasa pengap, ia akan tidur
di ruang tamu. Ayah menahan tangannya menyuruhnya untuk tidur disana
bersamanya. Karena tak aka nada lagi kesempatan seperti ini.
“Meski kau tidak berteriak ‘ayah,
bantu aku,’ seperti sa Rang. Setidaknya kita punya kenangan tidur di bawah
selimut yang sama” Kata Ayah.
Ayah melanjutkan kalau nanti Yeol
baru akan merasakan hal ini, bahkan katanya terkadang mereka akan merindukan
musuh mereka sendiri. Yeol akan menyadari juga bahwa rasa benci Yeol padanya
juga berharga.
Yeol menurut diajak tidur bersama
tapi dia tidak mau berpegangan tangan.
Mi Rae tidur bersama Sa Rang. Sa
Rang berkata kalau ia paling suka wangi Ibunya. Mi Rae bertanya wanginya
seperti apa. Sa Rang menjawab kalau wangi Mi Rae adalah wangi hangat. Mi Rae
kembali bertanya, apa ada wangi yang sepertiitu.
“YA, ada. Saat aku menciumnya,
aku tertidur yenyak karena kehangatannya. Aku sama sekali tidak takut pada
hantu atau serangga dan merasa aman. Satu-satunya wangi didunia. Wangi hangat.”
Jelas Sa Rang
“Bagaimana ini? Setelah kau
menikah, kau tidak bisa menciumnya lagi.” Tanggapan Mi Rae.
Sa Rang menjawab kalau ia tidak
akan menikah, ia juga sudah menyerah soal Min Woo. Mi Rae menanggapi kalau anak-anak
yang bicara seperti itu biasanya menikah duluan seperti penghianat.
“Tapi Ibu tidak akan
menghianatiku. Selama ibu tidak meninggalkanku, hal itu tidak akan pernah
terjadi. Tidak. Aku bisa menemukan ibu karena wangi ibu. Aku hanya harus
menemukan wangi itu.” Kata sa Rang.
Mi Rae menjelaskan kalau manusia
setidaknya harus pergi satu kali, dimanapun dan siapapun. Tapi bagi Sa Rang itu
tidak untuk Ibunya karena ia akan memeluk Ibunya erat, seperti yang ia lakukan
saat ini.
Keesokan harinya Yeol tertidur
dengan memeluk tangan Ayahnya, setelah mendengar dengkuran Ayah ia terbangun
dan langsung menyingkirkan tangan Ayah dari pelukannya.
Sa Rang mengetukpintu lalu masuk.
Ia menyampaikan pesan Ibunya untuk Yeol yang menyuruhnya segera makan jika
sudah bangun. Sa Rang tidak memanggil Yeol dengan sebutan Ayah. Ia langsung
berbalik pergi.
Yeol memanggilnya. Ia memberitahu
Sa Rangkalau putri yang baik akan bilang, “Ayah, sarapan sudah siap.”
Sa Rang menganggap perkataan Yeol
terlalu berlebihan. Ia melarang Yeol merasa lega karena ia belum sepenuhnya
mengakui Yeol sebagai ayahnya. Lalu ia benar-benar pergi.
Yeol malah tersenyum. Ia tahu
kalau Sa Rang malu-malu kucing seperti Ibunya. Ia merasa menang karena Sa Rang
sudah mulai suka padanya sekarang.
Mi Rae akan membangunkan Woo Hyuk
tapi kamarnya kosong, Woo Hyuk meninggalkan pesan untuk Mi Rae.
“Untuk sementara aku akan membiarkanmu sendiri. jika kau butuh
bantuanku, katakana saja kapan saja. Aku akan selalu menunggumu”
Yeol masuk, Mi Rae langsng
menymbunyikan pesan Woo Hyukdibalik punggungnya. Yeol penasaran pada apa yang
disembunyikan Mi Rae. Ia merebutnya tapi Mir ae menghindar, akhirnya ia menarik
Mi Rae kepelukannya. Mi Re mendorong Yeol menjauh.
Yeol mengeluh kalau ia sudah
melakukan seluruh Rehabilitasi dan sekarang ia menagih hadiah yang Mi Rae
janjikan. Mi Rae mengatakan kalau masih ada satu lagi yaitu Rehab Ryu Hyun Woo,
bahkan Yeol sudah berjanji dihadapan wartawan.
“Itu kau yang..” Yeol kesal.
Mi Rae mencubit pipinya dan
menepuk pantatnya. “ ini pujian istimewa. Apapun yang kau bayangkan akan
menjadi kenyataan setelah itu. Melebihi bayanganmu” Kata Mi Rae lalu ia keluar.
Yeol masih mencerna kata-kata Mi
Rae, “melebihi yang aku bayangkan? Lebih besar? Mati kau!” Yeol lalu menyusul
Mi Rae.
Hyun Woo keluar dari Rumah sakit
sendiri. ia menyetop taxi tapi didului orang. Kemudian Yeol menghampirinya, ia
mengatakan kalau kemarin ia sibuk karena pesta rumah baru. Hyun Woo malah
menghadap kearah lain.
“Hey! Manusia bisa saja sesekali
terlambat. Kenapa kau pergi begitu saja karena hal seperti itu?” Bentak Yeol.
Woo Hyuk mengatakan kalau Yeol
terlambat pada sesi pertama mereka. “Murid mungkin saja terlambat. Tapi jika
guru terlambat, maka bukankah kita sudah tahu apa yang bisa dipelajari?” sindir
Hyun Woo.
Woo Hyuk akan pindak ke pusat
rehabilitasi yang lebih baik. Tapi tak akan semudah itu, tak tahu dari mana
asalnya Mi Rae tiba-tiba menabrak Hyun Woo yang hendak pergi. Mi Rae memohon
pada Hyun Woo untuk memaafkan Yeol satu kali ini saja.
Bahkan Mi Rae memaksa Yeol untuk
membungkuk minta maaf. BTW dari tadi Yeol belum mengucapkan kata maaf lho..
Yeol bangkit duluan dari membungkuk, ia bertanya pada Mi Rae apa yang ia
lakukan.
Mi Rae memarahi Yeol seperti anak
kecil, kalau salah ya seharusnya minta maaf dan apa mengingkari janji itu
benar?!. Tapi Yeol mempermasalahkan soal membungkuk pada yang lebih muda.
“Karena kau membantuku masalah Sa
Rang, sekarang giliranku membantu. Aku akan membantumu masalah atlitmu.” Bisik
Mi Rae.
Lalu Mi Rae mengambil paksa tas
Hyun Woo dari tangan Hyun Woo dan menggandeng Hyun Woo untuk pergi ke sesi
latihan pertama.
Mi Rae membawa Hyun Woo ke
kantornya. Ia menunjukkan 2 foto. Foto pertama atlit sepak bola yang terluka
dan dikerumuni teman-temannya dan satu lagi foto atlit yang terjatuh dari
sepeda balap. Mi Rae menyuruh Hyun Woo untuk memilih mana yang lebih
menyakitkan.
Hyun Woo memilih yang jatuh dari
sepeda. Mi Rae menanyakan alasannya. Dengan enteng Hyun Woo menjawab kalau
atlit itu sendirian, taka da orang yang membantunya. Mi Rae mengerti, jadi Hyun
Woo lebih sensitive mengenai apakah ada orang yang bersamanya daripada sakitnya
lukanya.
Hyun Woo membantahnya..
“Kau kesepian, bukan?” todong Mi
Rae.
Mi Rae ingat Hyun Woo pernah
memberitahunya kalau ia kesepian seperti Yeol. Dan sekarang Hyun Woo iri pada
Yeol karena yeol punya keluarga.
“AKu tidak pernah bilang aku iri,
aku hanya..” Hyun Woo mencoba menutupi kebenarannya.
Mi Rae menyelanya, “Pelatih Han
telah berubah, lebih ceria dan bahagia, sehingga…” Mi Rae menatap Yeol “
Sekarang kau ingin mempercayainya”. Sebenarnya Mi Rae mengulangi kata-kata Hyun
Woo dulu saat check up.
Hyun Woo tak bisa membantah lagi.
Mi Rae menasehati Hyun Woo agar tak membohongi dirinya sendiri. jika iri,
katakana iri, jika kesepian, katakana kesepian. Jika ingin percaya padanya,
maka percayalah padanya.
“itu bukanlah hal yang memalukan.
Setelah mengakui perasaanmu, tubuhmu akan memproduksi hormone yang sehat.”
Lanjut Mi Rae.
Hyun Woo mulai emosi, ia
membentak Mir ae yang berani membodohinya seperti ini. “Aku…” Tiba-tiba detak
jantung Hyun Woo meningkat. (dari tadi Hyun Woo dipasangi alat pendeteksi detak
jantung kalo gaksalah). Hyun Woo melepas alat yang melekat padadadanya.
“Rehabilitasi macam apa ini?
Bagaimana denganmu? Apa kau berbeda? Bukankah kau membodohi dirimu akan
sesuatu?” Bentak Hyun Woo.
Hyun Woo lalu memasangkan alat
itu pada Mi Rae. Yeol melerainya. Setelah terpasang. Hyun Woo bertanya pada
Yeol, apa Yeol tak penasaran bagaimana perasaan Mi Rae yang sebenarnya.
“Apa kau mencintai pelatih Han?”
Tanya Hyun Woo pada Mi Rae.
Mi Rae tak menjawab, ia dan Yeol
hanya berpandangan. Hyun Woo kembali bertanya tanpa melepaskan pandangannya
pada Mi Rae, apa Mir ae bahagia hidup bersama Yeol.
“Aku… Sekaramg, aku…” Mi Rae
bingung.
Hyun Woo tertawa sinis, “ Kau tak
bisa langsung menjawab. Lalu, apa kalian saling mempercayai 100%? Kau tidak
merahasiakan apapun darinya?”
Detak jantung Mi Rae meningkat.
Yeol tak tahan lagi, ia mencabut kabel pada alat itu. Yeol menyuruh Hyun Woo
berhenti karena Mir ae adalah dokter dan Hyun Woo pasiennya.
“Apa kau pernah melihat pelatih
berlari dan bukan pemainnya? Ini sebabnya kau di kelas 3. Pasien
berusahamenjadi wasit dan pelatih sekaligus.” Jelas yeol.
Mendapat perkataan itu dari Yeol,
Hyun Woo sakit hati. Tanpa ba bi bu lagi, Hyun Woo langsung pergi.
Mi Rae menatap Yeol. Yeol
menyuruhnya agar tak usah khawatir karena ia juga akan melakukan hal yang sama
jika situasinya sama.
“Aku puas. Aku bisa mengatakan
itu. sekarang ini, aku bersemangat, gembira dan sangat senang. Aku puas.”
Tanggapan Mi Rae.
Yeol menjelaskan kalau itu yang
disebut kebahagiaan dan itulah cinta.
Mi Rae menyalahkan kata-kata yeol
pada Hyun Woo tadi. meskipun ada pemain kelas 3 tapi taka da pasien kelas 3.
Dan sekarang Hyun Woo adalah pasien bukan atlit.
“Dasar pelatih kelas 3!” ujar Mi
Rae.
Mi Rae mengajak yeol untuk
menangkap Hyun Woo.
Di apartemennya. Hyun Woo
mengadkan pesta dengan teman-temannya.
Mereka semua minum-minum.
Bel berbunyi, Hyun Woo
membukanya. Mi Rae yang nongol dibalik pintu. Hyun Woo akan menutup kembali
pintunya, tapi Mir ae menggunakan kakinya untuk menahan pintu. Mi Rae melongo
kedalam, ia bertanya, apa Hyun Woo sedang berpesta?
Hyun Woo menyuruh Mi raeuntuk tak
mengurusi urusan orang lain. Mi Rae mengajaknye keluar, ia akan mentraktir
makan daging.
“Aku tidak butuh karena aku hanya
kelas tiga.” Jawab Hyun Woo ketus. Lalu menutup pintunya.
Hyun Woo dkk melanjutkan pesta.
Mi Rae tak menyerah. Ia menggunakan pengeras suara untuk mengganggu Hyun Woo.
“unit 306. Atlit Ryu Hyun Woo.
Pemain baseball professional sedang minum alcohol selama masa rehabilitasi. Dan
bermain wanita.apa itu boleh?” kata Mi Rae.
Mi Rae lalu minta maaf atas apa
yang dikatakan Yeol, ia membujuk Hyun Woo agar tak marah lagi. tapi Hyun Woo
malah menutup jendelanya dan malah mengeraskan ssuara musiknya.
Karena tak ada hasil, Mir ae
memutuskan untuk mulai serangan terakhir.
Teman-teman Hyun Woo pamit
pulang. Tiba-tiba “Pyar..!!!” Ada seseorang yang melempar jendela kaca dengan
bola baseball. Semua teman Hyun Woo takut dan memilih untuk pergi cepat-cepat.
Bisa menebak kan siapa itu?. Yup pasti yeol.
Hyun Woo yang kesal langsung
turun dan menemui orang yang melempari rumahnya. Tapi setelah melihat kalau
orang itu Yeol. Ia langsung berbalik.
“Kau seperti aku. Itu sebabnya
hatiku sakit, karena kau akan kesepian seperti aku. Buat keluarga yang akan
selalu beradadi sisimu. Aku juga akan menjadi keluargamu.” Kata-kata yeol yang
mampu menghentikan langkah Hyun Woo.
“Aku akan mengomeli dan
memarahimu, tetapi aku akan selalu berada disisimu supaya kau tidak kesepian.”
Lanjut yeol. Dan kali ini Hyun Woo berbalik menghadapnya.
Sayangnya Yeol sudah tak ada
ditempatnya saat Hyun Woo menoleh. Ada bola baseball yang ditinggalkannya. Hyun
Woo mengambilnya dan membaca tulisan yang tertulis diatas bola.
“Ace Ryu Hyun Woo, Brither.”
Tampaknya Hyun Woo tersentuh
dengan itu.
*****
Bersambung ke Part 2