“Olahraga baseball adalah lingkaran yang dimulai dari home (rumah) dan
diakhiri di home.” Narasi pembuka Yeol.
Yeol bertanding baseball. “Home. Mulai dari rumah dan berakhir kembali
ke rumah. Ini adalah permainan kembali ke rumah. Sebelum sampai di rumah,
banyak sekali kesulitan dan krisis.”
“dan meski kita terluka, takut dan jatuh, kita tetap merindukan rumah.
“
Kembali saat di lapangan sekolah
Sa Rang.
“karena keluarga ada disana. aku juga dalam perjalanan ke sana. Home
(rumah), dimana keluarga menunggu.”
“Home run milikku, home run milik kami, bantu kami mempertahankannya
selamanya.”
Super Daddy Yeol Episode 7
Sarang memegang tangan Bomi
yang gemetar karena takut, Sa Rang memandang Bomi, seakan mengatakan kalau
semuanya baik-baik saja. Kemudian Yeol datang menanyakan keadaan mereka, apa
mereka benar-benar tidak perlu diperiksa. Sa Rang menoleh pada Bomi, Bomi
mengangguk.
Sa Rang lalu beralih pada yeol. Ia mengatakan
kalau mereka tidak apa-apa, Sa Rang lebih khawatir pada Kakek (ayah Yeol). Yeol
menjelaskan kalau kakek hanya mengalami luka pada lengannya dan tidak parah. Sa
Rang menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi pada kakek.
“Bukan karena kau. Tapi karena
aku.” Tegas yeol. Yeol melanjutkan kalau ia yang membuat sa Rang pergi ke sana.
Yeol membenarkan perkataan Sa Rang. “Siapa aku dan tahu apa aku sehingga..”
Sa Rang menangis, Yeol menghapus
airmata Sa Rang tanpa melanjutkan kata-katanya. Ia menenangkan Sa Rang kalau
semuanya sudah berakhir dan baik-baik saja sekarang. Yeol juga menenangkan Bomi
dengan memegang tangannya.
“Singkirkan tanganmu!” teriak Ki
Tae sambil berlari kea rah ketiganya.
Ki Tae langsung menendang Yeol
hingga Yeol terdorong ke lantai. Istri Ki Tae langsung memeluk Bomi dan memegang tangannya.
“putri kami akan menjadi anggota
girlband. Jangan sampai ada bekas luka!” ujar Istri Ki Tae.
Bomi mengatakan kalai ia
baik-baik saja tapi tidak untuk kakek Sa Rang. Ibunya bersikap berlebihan, dia
langsung memeluk Bomi kembali, menurutnya bomi sangat terkejut karena suara Bomi
jadi lembek.
Sekarang giliran Ki Tae yang
memarahi Yeol. Ia menuduh yeol sengaja mencelakai putrinya karena Yeol dendam
padanya. Ki Tae bertanya, apa yang mereka (Yeol dan Sa Rang) lakukan kepada
putrinya. Yeol tak menjawab, Ki Tae menuntut jawaban Sa Rang.
“kau memanggilnya ke tempat
berbahaya untuk balas dendam, kan?” tuduh Ki Tae.
Istri Ki Tae tak tinggal diam. Dia mendorong dahi Sa Rang dengan telunjuknya dan kasar, berkali-kali pula. Ia mengatakan kalau sa Rang
adalah sumber masalahnya, sama ketika ultah Bomi, Mereka juga muncul dan
mengacaukan pesta.
Yeol menarik paksa tangan Istri
Ki Tae dari Sa Rang. “Jangan menyentuh Putriku. Aku tidak akan tinggal Diam!”
peringatan yeol.
Ki Tae langsung mencengkeram
kerah Yeol. Ki Tae mengejek yeol, “Putriku? Apa dia benar-benar putrimu? Kau
baru melihatnya beberapa hari. Berapa banyak kau tahu tentang dia?” Tanya Ki
Tae.
Yeol tak mampu menjawab. Ki Tae
melanjutkan kalau ayah dan anak sesungguhnya adalah mereka sedangkan yeol dan
sarang adalah palsu.
Mi Rae melihat mereka dari kejauhan.
Yeol akan meninju Ki Tae, Mi Rae segera berlari kea rah mereka untuk
menghentikan Yeol. Mi Rae berhasil membujuk Yeol untuk menurunkan tinjunya. Ki
Tae malah berbalik mengangkat tinjunya untuk Yeol.
Mi Rae berlutut, mengejutkan
semuanya. Mi Rae minta maaf atas apa yang dilakukan putrinya, ia bersedia
menerima hukuman mereka tapi dia memohon agar mereka dimaafkan. Ia berjanji
akan menghukum putrinya agar kejadian ini tidak terjadi lagi.
Yeol berbalik menatap kea rah
lain. Ki Tae mengatakan pada yeol kalau yeol endapatkan keluarga yang baik.
“Dia menyelamatkanmu dari pemecatan, Yah, melihat kau membeiarkan wanitamu
berlutut didepan temanmu. Seperti ayah, seperti putrinya. Selalu membuat
masalah. Kalian sangat cocok. Jika orang melihatnya, mereka akan berpikir
kalian ayah dan anak kandung.” Kata Ki Tae lalu pergi dari sana.
Woo Hyuk memasang infus Ayah
Yeol. Ia melihat Mi Rae dari sana dan setelah selesai ia akan mengahampiri Mi
Rae tapi Ayah melarangnya. Ayah memintanya untuk membiarkan saja mereka.
“Jangan memandang rendah putraku
hanya karena kau seorang dokter.” Ujar Ayah.
Ayah menjelaskan kalau Yeol
mungkin bodoh, tapi ia bukan tipe orang yang tidak bisa melindungi keluarganya.
Yeol adalah jenis orang yang melindungi wanitanya tanpa bantuan orang lain. Woo
Hyuk mengerti, dan ia mematuhi perintah Ayah.
Istri Ki Tae memperingatkan Mi
Rae kalau Yeol selalu ikut campur makanya Sa Rang bertingkah dan Yeol sedang dalam masa percobaan dan atu kata dari
kepala pelatih akan berpengaruh besar untuk kembalinya Yeol sebagai pelatih
atau sebaliknya.
Sa Rang tak rela Ibunya dimarahi
begitu. Ia berteriak, Marahi saja aku. Istri Ki Tae (Shi Eun) merasa
tersinggung. Mi rae menjelaskan kalau putrinya belum mengerti sopan santun, ia
akan mengajarinya.
Shi Eun mngungkit Soal Sa Rang
yang dibesarkan tanpa Ayah, wajar kalau Sa Rang bersikap begitu, Nyonya Uhm
mengatakannya dengan sombong lalu ia mengajak Bomi pergi dan memperingatkan
Bomi agar tak lagi berhubungan dengan Sa Rang lagi.
Yeol mencegat Shi Eun. Ia
menuntut Shi Eun untuk menarik kata-katanya kembali. Shi Eun tak mengerti.
“Dia mungkin dibesarkan oleh Ibu
tunggal, tidak seperti putrimu yang dibesarkan oleh Ibu yang sok alim, putri
kami Sa Rang lebih tulus dan pemberani. Sampai kapanpun, dia tidak akan pernah
melepaskan tangan putrimu.” Bela yeol.
Yeol menarik Mi Rae untuk
berdiri. Ia mengulurkan tangan satunya untuk sa Rang lalu pergi melewati bomi
dan Nyonya Uhm. Bomi kok diam saja Ya, tak mengatakan apa-apa.
Yeol berbicara pada Mi Rae, ia
bertanya, kenapa Mi Rae tadi berlutut. Mi Rae balik bertanya pada yeol, kenapa
yeol tadi tidak menjawab “Dia adalah putriku. Mereka adalah keluargaku”. Yeol
akan membuat alasan tapi Mi Rae mendahuluinya.
“Putriku membuat kesalahan.
Priaku sepertinya bisa dipecat. Dia teman putriku dan situasi priaku
membahayakan. Aku tidak bisa diam saja membiarkan kau dipecat” Jelas Mi Rae.
Yeol hanya memperhatikan satu
kata “priaku”. Yeol bertanya pada Mi Rae. “apa kau barusan bilang priaku?”
Mi Rae gelagapan. Yeol memegang
kedua bahunya dan menatapnya tajam. Ia meminta Mir ae mengatakan lagi kalau ia
adalah prianya bukan ayah Sa Rang. “Aku priamu, bukan? Kau wanitaku.”
Mi Rae melepaskan pegangan yeol,
beralasan kalau tadi kata-katanya keluar begitu saja, tapi Ayah sa Rang adalah
yang pertama. Ia menyuruh Yeol untuk tak
mengganti topic dan jadilah Ayah Sa Rang yang terbaik. Mi Rae lagsung
menghampiri Sa Rang. Yeol masih speechless dipanggil ‘Priaku’ oleh Mi Rae.
Yeol berjalan ke parkiran, di
sana ada Mi Rae yang menegur Sa Rang yang pergi tanpa ijin dari siapapun,
kedepannya Mir ae meminta sa Rang untuk ijin dulu kalau mau kemana-mana. Sa
Rang tersenyum, dan mengangguk mengerti. Mi rae melihat sepatu Sa Rang, ia
ingat kata-kata Yeol.
Mi Rae memeriksa kaki Sa Rang. Mi
Rae mengatakan kalau mereka harus membeli sepatu baru karena Sepatu sa Rang
sudah jelek. Sa Rang mengatakan kalau sepatunya masih bisa dipakai.
Mendengarnya Mi Rae semakin
merasa bersalah, tapi ia menuangkannya dengan kata-kata yang agak keras dan sedikit
marah. “Jika Ibu bilang beli yang baru, beli saja!jangan merengek! Kenapa tidak
menurut pada Ibu? Huh? Sampai kau menikah, ibu akan membelikan setiap sepatu
barumu! Apa kau mengerti?”
Mi Rae sudah akan menangis, ia
memeluk Sa Rang dan untuk menenangkan hatinya. Yeol tersenyum melihat mereka
berdua.
Yeol berjalan ke parkiran, di
sana ada Mi Rae yang menegur Sa Rang yang pergi tanpa ijin dari siapapun,
kedepannya Mir ae meminta sa Rang untuk ijin dulu kalau mau kemana-mana. Sa
Rang tersenyum, dan mengangguk mengerti. Mi rae melihat sepatu Sa Rang, ia
ingat kata-kata Yeol.
Mi Rae memeriksa kaki Sa Rang. Mi
Rae mengatakan kalau mereka harus membeli sepatu baru karena Sepatu sa Rang
sudah jelek. Sa Rang mengatakan kalau sepatunya masih bisa dipakai.
Mendengarnya Mi Rae semakin
merasa bersalah, tapi ia menuangkannya dengan kata-kata yang agak keras dan sedikit
marah. “Jika Ibu bilang beli yang baru, beli saja!jangan merengek! Kenapa tidak
menurut pada Ibu? Huh? Sampai kau menikah, ibu akan membelikan setiap sepatu
barumu! Apa kau mengerti?”
Mi Rae sudah akan menangis, ia
memeluk Sa Rang dan untuk menenangkan hatinya. Yeol tersenyum melihat mereka
berdua.
Yeol mendengar tawa riang
keduanya dari luar, ia teringat kata Sa Rang,
“Aku tidak mau ayah palsu. Karena jika kau sungguhan, kau tidak akan
mencampuri masalahku dan mempermalukanku seperti ini.”
Ia juga ingat kata-kata Mi Rae
“Kenapa kau tidak yakin mengatakan, ‘Dia adalah putriku. Mereka adalah kemuargaku?”
Yeol menghela nafas lalu keluar
rumah.
Mi Rae keluar dari kamar mandi,
ia sudah selesai memandikan Sa Rang lalu mengetuk pintu kamar Yeol, karena taka
da jawaban Mir ae langsung membuka pintunya dan tak ada siapa-siapa didalam. Mi
rae cemberut, kemudian ia ingat percakapannya tadi dengan yeol dan saat ia
keceplosan bilang ‘priaku’.
Ia memegang dadanya, “kenapa
perasaanku begini? Apa ini efek samping obat pereda rasa sakit?” gumamnya.
Yeol minum sendirian di depan
toko. Sekarang ia bertanya, apa hidup sendirian menyenangkan? Karena ia sudah
tak ingat lagi karena begitu banyak peristiwa yang terjadi. Tapi menurutnya,
terkadang sendirian juga menyenangkan.
Mi Rae ternyata menyusulnya. Mi
Rae bertanya, apa yeol sedang merenung. Lebih tepatnya bukan merenung, Yeol
menyesal bahwa ia telah membuat Mi Rae berlutut di hadapan orang lain. Mi Rae
tak mempermasalahkan itu karena mereka adalah keluarga.
“apa sudahnya berlutut? Seumur
hidupku, aku sudah melakukan banyak hal yang lebih sulit dari itu.” jelas Mi
Rae.
Mi Rae menjelaskan kalau usahanya
selama ini menjadi ibu tunggal lebih berat dari memenangkan pertandingan seri
Korea. Yeol setuju setelah melihat Mi Rae tadi.
Mi Rae menjak untuk merawat Ayah
sampai gipsnya dilepas. Yeol tidak setuju, ini bukan seperti Ayahnya yang
biasanya terlebih lagi, menurutnya Ayahnya tidak akan suka dan akan semakin
memburuk, perasaan dan tubuhnya.
Keesokan harinya, Yeol mengatakan
usulan Mi Rae pada ayahnya. Ayah sangat senang tidak seperti prediksi Yeol.
Ayah tak sabar mencicipi masakan menantunya. Yeol mengatakan kalau Ayah pasti
akan menyesalinya.
Saat sarapan tiba dan semua
makanan yang tersaji di meja adalah sayuran mentah ditambah sereal dicampur
susu. Ayah mengatakan kalau ia suka semuanya, Ayah langsung meminum
sereal+susunya namun setelah minum, matanya berubah merah.
“Aku suka tapi agak kurang
nyaman, aku butuh kimchi” Ayah ke kulkas untuk mengambil kimchi. Papa mendekati
Ayah dan menggigit sepatunya. Sa Rang akan menghentikan Papa namun yeol malah
membekap mulut Sa Rang, ia memberi kode pada papa untuk menggigit Ayahnya. Yeol
tersenyum senang.
Ayah mengadakan pesta dengan
teman-temannya (para ahjumma). Saat tengah asyik berjoget mengikuti music yang
sangat mengganggu Yeol tiba-tiba mematikan musiknya. Ayah mengatakan kalau ia
telah mendapat ijin dari Mi Rae.
Yeol tak percaya karena Mi Rae
hanya mendengarkan music klasik. Kemudian Mi Rae menrebut remote dari Yeol dan
menyalakan music lagi, Yeol merebutnya lagi dan mematikannya. Mi rae kemudian
menyuruh Ayah dkk untuk minum minuman yang sudah ia sediakan saja.
Yeol berbisik pada Mi Rae, ia
khawatir akan protes dari tetangga. Mi Rae menjelaskan kalau ia sudah mengirimi
mereka semua makanan dan meminta mereka untuk memaklumi. Mi Rae beralih pada
Ayah, ia mengatakan kalau ini adalah balasannya karena Ayah telah menyelamatkan
sa rang.
Yeol khawatir akan biaya minuman,
makan dan biaya RS. “Pengeluaran kita akan berlipat!” Keluh Yeol. Mi Rae
mengatakan kalau mereka bisa menutup dengan yang lainnya.
Ternyata maksud Mi Rae adalah
main go stop (kartu korea) dan Mi Rae
memenangkan permainanya dibantu oleh Sa rang.
Mi Rae dan Yeol menemani Ayah
menonton TV saat malam. Ayah menyuruh mereka untuk tidur. Mir ae menyuruh Ayah
untuk tidur dikamar yang sudah ia sediakan dan setelah Ayah masuk maka ia dan
yeol akan tidur. Ayah menolak ia lebih nyaman tidur di sofa.
Yeol senang, ia masuk ke kamar
duluan. Ayah mengingatkan Mi Rae akan sandi mereka. Sepertinya Ayah ingin
memiliki cucu lagi. Mi Rae hanya tersenyum mengiyakan.
Di kamar, Mi Rae tak mengijinkan
Yeol untuk tidur seranjang dengannya, tapi saat pintu diketuk, Yeol buru-buru
naik ke ranjang. Ayah membuka pintu untuk mengecek keadaan mereka. Saat Ayah
keluar Mi Rae kembali menendang Yeol sampai Yeol terjatuh ke lantai.
Yeol mengantar Sa Rang ke
sekolah, ia membahas soal ia yang menemui teman-temannya kemarin. Sa Rang
menyuruhnya untuk melupakan kejadian itu, SA Rang menyadari kalau ia juga
gegabah “Anggap saja kita impas” ujar Sa Rang.
Yeol menanyakan, apa Sa Rang
sudah baikan dengan Bomi, Sa Rang melotot, ia mengatakan akan mengurusnya
sendiri jadi yeol tak perlu ikut campur.
Yeol mengatakan pendapat Min Hoo
mengenai Sa Rang. Min hoo menganggap Sa Rang berwarna merah. Artinya panas,
sulit dank eras kepala. Jadi Yeol memberitahu Min Hoo kalau sa rang bukan merah
melainkan putih. “Bukankah itu sebabnya teman-temanmu salah paham?” Tanya Yeol.
Sa Rang menjawab kalau Yeol sama
saja. “Diluar, baud an hitam, tapi didalam…” Sa Rang terlalu lama
melanjutkannya. Yeol tak sabar ia memuji diri sendiri “Apa? Putih? Seperti
angsa?” Tanya yeol.
Kuning. Jawab Sa Rang, yang tidak
bisa membedakan putih dan hitam. Yeol tak mengerti. Sa rang menyuruhnya untuk
melakukan hal baik pada kakek, lagipula kakaek adalah Ayah Yeol.
“Bicara informal dan melakukan
apa saja. Mungkin didalam kau tidak…” Jelas sa Rang.
Yeol membenarkan. Ia tidak suka
Ayahnya, ia tidak cocok dengannya. Sa Rang kembali menyamakan dirinya dengan
Yeol yaitu sama-sama tak suka pada ayah mereka.
“Kau membenciku sebesar itu?”
Tanya Yeol.
Sa Rang tak menjawab dengan
pasti, “Kau bilang hatiku putih?” Sa Rang balik bertanya. Yeol menggoda Sa Rang
“mungkinkah kau….”. Sa Rang menggerutu kalau semua laki-laki meributkan hal
yang tak pasti. Yeol makin senang menggoda sa rang sampai ia tak melihat ke
depan dan akhirnya menabrak mobil di depan.
Dan mobil yang ditabrak Yeol
memuat sekumpulan premen, mereka langsung keluar sambil memegangi leher
belakang mereka dan mengetuk pintu mobil Yeol. Yeol mengunci pintu dan
pura-pura tidur ia juga menyuruh sa rang melakukan hal yang sama.
“Pokonya, tidak mungkin aku bisa
menyukaimu.” Kat Sa rang, ia tidak mematuhi perintah Yeol.
Tim Dokter rehabilitasi sedang
melakukan rapat, Ji Hye nempak tak tertarik mendengarkan penjelasan Mi Rae.
Lalu tiba-tiba Woo Hyuk menelfonnya. Ia ijin keluar untuk mengangkat telfon.
Ji Hye mojok agar pembicaraannya
tak didengar siapapun. Ji Hye berbicara formal pada Woo Hyuk dan Woo Hyuk
merasa tak nyaman. Mereka kan sudah memutuskan untuk bertemen. Ji Hye beralasan
kalau ia sangat mabuk waktu itu jadi berbicara informal tapi sekarang berbeda.
Woo Hyuk tiba-tiba muncul didepan
Ji Hye membuat kaget. Woo Hyuk lebih nyaman berbicara informan dan lagi, mereka
kan sudah sepakat untuk berteman demi tujuan bersama.
Woo Hyuk dan Ji Hye melanjutkan
pembicaraan di ruangan Ji Hye. Woo Hyuk mengusulkan untuk membuat Yeol dan Mi
Rae mengadakan pesta rumah baru. Ji Hye menanyakan alasannya.
Woo Hyuk menjelaskan kalau Ayah
Yeol masuk UGD Rumah sakitnya kemarin, dan dia bicara aneh. Mereka (yeol-Mi
Rae) memang hidup bersama, tapi hanya berlangsung selam 3 bulan, kalsu sekarang
tinggal 2 bulan lagi.
Ji Hye menangkap maksud Woo Hyuk,
jadi maksudnya adalah harus membongkar rahasia Mereka sebalum batas waktunya
berakhir. Woo Hyuk mengagguk. Ji Hye sudah menduga ada sesuatu yang
mencurigakan karena taka da pesta pernikahan.
Ji Hye menyimpulkan kalau mereka
tinggal bersama karena kontrak, meskipun ia tidak tahu situasinya tapi itu
artinya mereka hidup bersama lebih dulu kemudian mengambil keputusan.
“Jika mereka tidak berhasil
setelah hidup bersama,maka semuanya berakhir.” Lanjut Woo Hyuk. “Karena itu
sebuah kontrak” kata keduanya bersamaan.
Ji Hye penasaran apa isi
kontraknya. Ia mengajak Woo Hyuk mencaritahu dengan begitu bisa membongkar
bahwa pernikahan iitu palsu. Makanya Woo Hyuk mengusulkan untuk mengadakan
pesta rumah baru.
“Pertama kita harus menemukan
bukti. Bukti yang menunjukkan adanya suatu kontrak atau kebohongan.” jelas Woo
Hyuk.
Mi Rae memeriksa keadaan Hyun
Woo. Hasil pemeriksaan menunjukkan operasi berjalaan lancer. Tim dokter
berhasil membuang saraf yang terluka tapi harus menghindari yang terluka.
Karenanya rehabilitasi Hyun Woo akan agak berat untuk melempar bola seperti
sebelumnya.
“Tidak hanya berat bagiku,
mungkin pelatih han juga merasakannya.” Jawab Hyun Woo. Hyun Woo melanjutkan
kalau Yeol sudah berjanji padanya untuk membantunya hingga rehabilitasinya
berhasil, itu yang dikatakan Mi Rae saat wawancara.
“Yang menarik adalah, seperti
yang kau katakana, perubahan Pelatih Han adalah hal yang tidak terduga. Dia
yang dulu, semakin dipaksa, semakin dia menentangnya. Apa sejauh itu? Apa dia
sangat menyukaimu? Hingga dia mau menyingkirkan gaya dan kebiasaannya?” Tanya
Hyun Woo.
Hyun Woo mengatakan kalau Yeol
berubah semakin ceria dan positif setelah bertemu dengan Mi Rae. Woo Hyuk tidak
tahu kenapa Yeol bisa berubah, tapi ia akan mencoba percaya pada yeol supaya
yeol membuatnya seperti itu juga.
Mi Rae menyinggung soal Hyun Woo
yang berbicara informal terhadap Yeol. Mi Rae membentak Hyun Woo menyuruhnya
menambahi pak untuk memanggil Yeol. Mi Rae mendapat telfon dari Ibu Bomi yang
mengatakan kalau aka nada pertemuan antar isteri pelatih disaat bersamaan Mi Rea
juga mendapat telfon dari Ibu Guru Sa rang.
Ibu guru menunjukkan perubahan
gambar Sa rang saat pelajaran seni dari yang gambar pohon dengan warna dominan
hitam menjadi gambar keluarga yang utuh. Ibu Guru menjelaskan kalau perubahan
Sa Rang sudah dimulai.
Meski Ibu Guru tak tahu pasti
tapi gambar Sa Rang kali ini ringan, padat dan khas anak-anak. Mi Rae senang
mendengarnya. Tapi Ibu Guru melihat kalau sa Rang belum sepenuhnya membuka
hatinya. Saat Sa Rang memiliki masalah dengan teman-temannya, ia masih belum
bisa menyelesaikannya dengan baik. Agak lusit bagi Sa Rang untuk mengulurkan
tangannya lebih dulu.
Mi Rae menjelaskan kalau Sa Rang
belajar hal itu darinya. Ibu guru mengerti karena anak-anak adalah refleksi
dari Ibu mereka. Ibu Guru menantikan gambar Sa Rang berikutnya untuk mengetahui
perubahan Sa Rang lebih lanjut.
Direktur Choi turun dari mobil
akan memasuki Rumah Sakit Rehabilitasi, tiba-tiba pelatih Bang mendahuluinya
dengan menyenggol badannya. Kesan partama bertemu sudah tak enak nih..
Mereka masuk satu lift dan masih
bersikap seperti musuh. Saat akan keluar
Lift mereka berebut keluar duluan. Diluar Dir. Hwang lewat, mereka menaggilnya
bersamaan.
“Apa kalian saling kenal?” Tanya
Dir. Hwang.
*****
Bersambung Ke Part 2