-->

Type something and hit enter

On
advertise here
 

------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Kim Bom membawa ember cucian ke halaman lalu mencuci baju dengan tangan.

“kau dipecat, dan kau masih punya banyak waktu untuk duduk-duduk tanpa melakukan apapun. bukankah setidaknya kau harus berpura-pura sedang mencari kerja?” Ibu berteriak-teriak didalam rumah.

“orang bilang orang tua mencintai anaknya dengan seimbang. kau mungkin berfikir ini benar, tapi aku hidup di tempat dimana itu sama sekali tak benar. aku adalah Kim Bom, anak ketiga dari ayahku yang sudah tiada, Kim Sung Gook dengan 3 anak.” Suara Hati Bom.

“kita tak ada pelanggan akhir-akhir ini, dan kita cuma hasilkan setengah dari biasanya... bagaimana kau cuma tau duduk makan saja seharian ?” Ibu kembali berteriak.

“alasan aku mencuci pakaian dengan tangan bukan karena kami tak punya mesin cuci, mencuci pakaian adalah cara ku untuk melepaskan stres dirumah ini.” Suara hati Bom.



Kesal karena taka da jawaban dari Bom, ibu keluar ke tempat Bom. Ibu menyuruh Bom untuk mencari kerja karena ia dipecat. Bom protes karena ibu hanya marah padanya.

“Kasih Tahu anak tercinta 31 tahunmu dan puterimu juga, Eun Sol, agar mendengarkanmu.” Kata Bom yang membuat ibu menggertakkan gigi.



Lalu Eun Chul muncul dari jendela sambal membawa buku.

“Ibu. Ini sudah 1 menit 52 detik lewat dari jam biasa aku makan obat.” Kata Eun Chul pada ibu dengan nada seperti sedang membaca, maklum selama hidupnya hanya belajar dan membaca melulu jadi kayaknya hidupnya harus sesuai dengan buku.

“Kim Eun Chul. 31 tahun, dan masih belajar untuk tujianPNS. yang tertua dalam keluarga, dia bahkan tak boleh melewatkan makan obatnya sendiri.” Perkenalan Bom

Ibu langsung berubah jadi lembut, ia akan bersiap. Ibu memanggil Eun Chul dengan ‘harapan dan impianku’. Eun Chul memesan lagi agar ibu menghangatkan obatnya tepat sekitar 46,5 derajad karena terakhir kali terlalu panas, ia merasa kalau tenggorokannya akan tebakar.

“Apa-apaan..Apa tenggorokannya terbuat dari semacam sutra atau apa?” Sindir Bom berbisik.



Seorang gadis melemparkan bajunya pada bak cucian Bom dan menyuruhnya untuk mencucikannya juga. Gadis itu memuntahkan kopi ke bajunya karena ada psycho yang mengikutinya kerumah.

“Aku bersalah karena kecantikanku, aku tak bisa berkata-kata”. Gadis itu menyombongkan kecantikannya.

ini Kim Eun Sol 22 Tahun. Dia bergantung pada kecantikannya dan mengklaim dirinya akan jadi selebriti. Dia anak paling kecil kesayangan ibuku.” Perkenalan Bom.



Bom tak mau mencucikannya, kenapa harus dia? Eun Sol akan membayarnya. Bom menerima SMS kalau 10 Juta Won telah di deposit ke rekeningnya. Eun Sol memberi 100 won pada Bom. Bom tak terima ia melemparkan baju Eun Sol ke wajahnya. Eun Sol menangis memanggil ibu.

Episode 1
Selamat Datang di Laundry Impian



“ada 1 hal yang kusadari setelah bekerja selama 5 thn. kalau orang yang ada dibawah bekerja sekuat tenaga untuk dapatkan gaji dalam jumlah kecil. tapi orang-orang yang ada di atas sana...  mereka cuma berpura bekerja, dan mengambil semua uang.” Curhat Bomi pada agen perjalanan.

Bom menggunakan uang yang ia terima untuk melakukan perjalanan ke Swedia degan ide untuk berbisnis. Si petugas menanyakan apa alasan Bom ingin pergi ke sana. Bom juga tidak yakin, mungkin karena takdir, mungkin karena neneknya yang sudah tiada, dan itu adalah tempat yang harus ia kunjungi sebelum meninggal.



Bom menemui Bae Young Mi yang sebelumnya menelfon, karena Bom tidak bisa berbicara lewat telfon maka ia akan menemui Young Mi.

Young Mi sedang mengintip di pintu restaurant China yang tertutup rapat. Pemiliknya meminjam 5jt darinya dan ia rasa pemiliknya akan melarikan diri, seharusnya ia sudah curiga saat sang pemilik akan membayar bunganya dengan makanan China.

Bom mengajaknya pergi karena jika pemilik itu melarikan uang maka dia tidak akan ada disana. Young Mi tak rela itu pinjaman 3 tahun, dalam jangka waktu itu ia bahkan bisa menangkap mata-mata. Young Mi menjelaskan kalau banyak orang yang bersembunyi dirumah berpura-pura melarikan diri. Young Mi lalu menyuruh Bom jongkok.



Young Mi naik ke pundak Bom untuk mengintip jendela diatas pintu. Bom menggunakan kesempatan itu untuk meminjam uang pada Young Mi. Bom akan mulai berbisnis. Young Mi menyuruh Bom untuk berhenti bertingkah aneh, dia menyuruh Bom untuk mencari kerja saja.

Bom berkilah kalau Young Mi yang aneh, setidaknya dia tidak akan melarikan uang Young Mi. Young Mi tersenyum tipis, ia akan memberi special bunga untuk best friend-nya 1% dari biasanya 3%. Bom setuju, ia menyuruh Young Mi turun dan akhirnya mereka jatuh karena Bom sudah tak mampu menahan berat Young Mi.



Bom pulang kerumah dan ibu menyiapkan makan malam untuknya tak seperti biasanya. Bom mencium bau yang mencurigakan ditambah dengan ekspresi kedua saudaranya yang mencurigakan. Ibu juga bersikap lembut pada Bom. Ibu sengaja masak ayam untuk Bom agar lebih berenergi.


“Ibu tak pernah buatkan ini walaupun aku bayar biaya hidup bulanan sebelumnya. Ibu buatkan ini karena aku adalah gelandangan tak punya pekerjaan?” Tanya Bom penasaran.

“Ibu hanya ingin memberimu semangat, jadi kau bisa dapat kerja.” Jawab Ibu lembut.



Bom mulai mengingat kejadian saat ia baru masuk tadi. Dia melihat Eun Chul melihat iklan mobil di smart phone-nya dan Eun Sol yang menelfon dokter bedah plastik untuk menjadwalkan operasinya bulan ini. Bom sekarang mengerti kalau mereka ingin menggunakan uang pesangonnya.



Ibu berubah menjadi kasar, ia meminta Bom untuk mencarikan mobil untuk Eun Chul dan oplas untuk Eun Sol  sebagai infestasi. Bom pikir kalau kakaknya belum butuh mobil karena hanya pergi ke akademi dan kerumah.



“Dari rumah dan akademi aku harus ganti bus dan subway sebanyak 6 kali. Kalau aku bisa luangkan waktu dan energi itu bukankah menurutmu aku bisa selangkah lebih dekat dengan ujian PNS?” jelas Eun Chul.

“Aku juga ada audisi bulan depan. Operasi terakhir saja hampir selesai semua. Kalu aku berhasil kali ini akan luar biasa. Jadi berinvestasilah padaku.” Jelas Eun Sol penuh harap.



Bom menyuruhnya berhenti karena ia akan berinvestasi pada dirinya sendiri. Eun Sol meledek Bom kalau semua uang itu tak akan cukup untuk memperbaiki wajahnya. Bom kesal, ia mengatakan kalau ia akan pergi ke Swedia.

“Aku tak kesana bukan buat main-main. Aku ceri ide untuk membuka usaha.” Lanjut Bom.



Ibu malah memukul Bom. Ibu menasehati Bom, kalau ia punya uang seharusnya untuk menolong keluarga. Usaha apa? Bom tak rela ibu memukulnya, ia sudah banyak membantu keluarga.

“Sofa dan vacuum cleaner! Meja, mangkuk, sendok, dan bahkan sumpit! Aku yang beli semua!” teriak Bom pada semuanya.

“Baiklah. Kalau bukan karenamu, keluarga kita akan mati kelaparan. Kalu kau menyesalinya, ambil saja kembali!” ibu juga ikutan emosi.



Bom lalu membawa vacuum cleaner keluar rumah. Ia menelfon temannya (Young Mi?) tapi tidak diangkat. Ia duduk disebuah bangku dan disana ada kucing. Ia bertanya pada kucing itu, apa kucing itu bisa minum. Tapi kemudian ia sadar kalau itu hanya kucing biasa yang tak bisa minum.



Bom sangat mabuk. Dia bercerita panjang lebar pada teman minumnya : sebuah vacum cleaner. Bom bahkan bertanya pendapat si vacuum cleaner. Pengunjung kafe yang lain menertawai Bom. Bom bahkan menuangkan minuman pada gelas vakum cleaner.

“bagaimana bisa seorang ibu mendiskriminasi antara anaknya begini? Kalau nenek masih hidup, aku tak akan diperlakukan begini. Bukannya begitu?” sepenggal curhatan Bom.

Bom menamakan si vacuum cleaner sebagai Kyung Hee. Bom menganggap Kyung He wanita pendiam karena dari tadi diam saja.. :D :D . Bom terus menenggak minumannya sampai habis.



Bom tertidur dijalan lagi. Ia terbangun karena suara kucing. Ternyata itu kucing yang se-belumnya pernah ia temui. Bom berterima kasih pada kucing itu karena membuatnya tetap hangat. Kucing itu lalu berjalan dan Bom mengikutinya sampai disebuah toko laundry yang sudah tak dipakai.


Bom heran kenapa kucing menbawanya ke sini, lalu pemen mint jatuh didekat si kucing, Bom mengambilnya, ia teringat masa lalunya.



Kilas Balik 17 tahun lalu...

Saat itu Bom masih kecil, ia sedang mencuci di halaman. Nenek menyapa sekembalinya dari belanja. Nenek bangga pada Bom yang mau melakukan laundry sendiri. Bom menjelaskan kalau ibu yang menyuruhnya mencuci saat ibu bekerja karena Eun Chul harus belajar dan Eun Sol masih terlalu kecil. Padahal ia juga masih kecil.

Nenek kembali memuji Bom yang mampu mencuci dengan baik dan nenek belum pernah melihat orang mampu mencuci sebaik Bom, “Kau sebaik kecantikanmu.” Puji nenek. Bom tersenyum senang karena pujian itu. Bom lalu menanyakan pendapat nenek, bagaimana kalau ia buka usaha laundry saja nantinya. Nenek menganggap itu bukan ide yang buruk.

Nenek lalu memberikan permen mint pada Bom dan menyuruhnya untuk merahasiakan ini dari Eun Chul dan Eun Sol karena nenek hanya memberi ini padanya.



Ketika Bom sudah SMA, nenek terbaring sakit. Bom dengan setia merawatnya.

“nenek kenapa kau terus sakit? Cepatlah sembuh. Aku tak bisa hidup tanpamu.” Pinta Bom.



Nenek tak berkata apa-apa, ia meraih tangan Bom dan kembali memberikan permen mint pada Bom. 



Saat nenek meninggal hanya Bom yang terlihat sangat sedih sedangkan ibu, Eun Chul dan Eun Sol biasa saja. Bom meletakkan permen mint di depan foto nenek, dia menangis tersedu.

Kilas Balik Selesai...



Bom memakan permen itu, Bom melihat iklan kalau toko itu disewakan. Ia lalu menghubungi sang pemilik.



Saat makan bersama. Bom mengatakan pada semuanya kalau ia akan membuka laundry. Ibu menentangnya. Bom mengatakan kalau ia sudah TTD kontrak. Eun Sol menanyakan mengenai rencananya ke Swedia. Bom mengatakan kalau ia membatalkannya, ia juga menggunakan uang itu untuk TTD kontrak dan sisanya pinjam sama Young Mi.

“Bom-a. apa kau tahu alamat dari asosiasi bisnis Non-pegawai? 30% bunga bank untuk hutang Non-pegawai. Tapi statistic menunjukkan 7 dari 10 bisnis itu bangkrut. Kau bahkan tak tahu apa-apa. Menggunakan hutang pinjaman..” Nasehat Eun Chul. 

Bom mendengarkannya setengah hati sambil menutup mata.



Bom memotongnya, ia mengatakan kalau ia tak akan bangkrut. Ibu berakting sakit kepala dan Eun Sol berakting sedih dengan sakitnya ibu. Bom malah menyindir Eun Sol kalau Eun Sol tak akan lolos audisi dengan akting seperti itu. Ia juga menasehati Eun Chul untuk menggunakan waktunya dengan belajar akting bukan untuk oplas.

Ibu mengusir Bom karena tak mau mendengarkannya. Ibu menyuruh Bom untuk menjalani hidupnya seperti yang ia mau. Bom menyuruh ibunya agar tak khawatir karena ia bisa tinggal di toko laundrynya. Bom malah senang karena tak harus membayar uang sewa bulanan dan ia akan menghasilkan uang.



Bom bangkit duluan, ia mendapat telfon kalau tempat tidurnya sudah datang dan ia akan membeli penanak nasi. Eun Sol mengeluhkan kalau ia tak bisa beli pakaian sekarang. Eun Chul mengingatkan ibu untuk membeli obatnya. Ibu membentak mereka, Ibu bingung sendiri karena ‘mesin uangnya’ sudah pergi.

Eun Chul meringsut seperti anak kecil lalu kembali kekamarnya karena baru kali ini ibu membentaknya. Ibu lalu meminta maaf pada Eun Chul dan berjanji akan membeli obatnya. Ibu menyusulnya sambal membawakan obat yang ditinggalkannya dimeja. ~kelakuan Eun Chul kekanakan banget deh~.



Soo Chul mempersiapkan lukisannya untuk mengikuti kontes. Ia kembali mengecek daftar yang harus ia bawa agar tak kelupaan. Tiba-tiba ibu memanggilnya untuk mengingatkan agar pergi ke akademi. Soo Chul berbohong ia akan kesana setelah ini. Ibu masuk kamarnya dan menanyakan masalah penanak nasi yang belum dibuangnya. Soo Chul mengatakan kalau ia akan membuangnya dalam perjalanan ke akademi.

Ternyata Soo Chul menjual penanak nasinya pada Bom lewat toko online dan Bom ingin bertemu di depan vending machine diparkiran depan rumah mereka karena rumah mereka berdekatan.



Soo Chul melihat seorang wanita aneh yang menurutnya sangat memalukan, ia berdoa agar wanita itu bukan pembeli penanak nasinya (sebelumnya mereka belum pernah bertemu). Mereka mengenakan pakaian yang sama. Soo Chul melewati Bom.

“Aku harusnya pakai yang lain, kenapa harus pakaian yang sama? Kenapa dia menatapku? Itu bukan dia.. tak mungkin.. Kumohon, jangan dia.. kumohon..”  benak Soo Chul.

Semuanya buyar karena Bom memanggilnya dan bertanya apakah dia si ‘Jumping Sping?’ (nama onlinenya). Soo Chul dengan berat hati berbalik, ia lalu bertanya apa Bom si ‘Miss Sping’. Bom mengangguk.



Bom akan memasak nasi menggunakan penanak nasi yang dibawa Soo Chul, setelah itu ia baru akan membelinya. Soo Chul sangat malu dengan kelakuan Bom karena orang-orang yang lewat memandang aneh pada mereka.



Bahkan ada dua anak laki-laki yang merekam kegiatan memasak mereka. Salah satu dari anak itu menduga mereka pasti pasangan suami istri karena mereka menggunakan pakaian yang sama.



Setelah nasi matang. Soo Chul meminta uangnya tapi Bom ingin mencicipi nasinya dulu. Lalu ia memberika uangnya. Saat Soo Chul menghitungnya ternyata tidak sesuai perjanjian. Bom mengatakan kalau warna penanak nasinya sudah tak bagus dan nasinya juga sudah tidak lembut jadi ia mengurangi 5,000 won.

Soo Chul tak terima. Ia tak bisa membeli baju untuk interview jika uangnya kurang. Ia kekeh untuk meminta sisanya. Mereka bertengkar dengan beradu alasan masing-masing dan hal ini menjadi tontonan menarik pada penonton yang melihat mereka. 2 anak tadi semakin mendekat untuk merekam mereka, 1 anak menyuruh yang lainuntuk mengupload videonya di website dan yakin kalau akan mendapat banyak penonton.



Bom tetap tidak mau memberi uang sisanya. Ia mengancam tidak mau membeli kalau Soo Chul tidak setuju dengan harganya. Soo Chul lalu mengembalikan uang Bom dan membawa penanak nasinya pergi. Bom menarik baju Soo Chul dan akibatnya bajunya robek.

“aku saja yang jadi orang baik, dan menjauh dari semua ini.” Kata Soo Chul dengan kesal.



Bom kembali memegang penanak nasi itu dan meminta Soo Chul untuk meninggalkan nasinya. Mereka saling tarik dan akhirnya penanak nasi jadi 2 alias rusak.



Soo Chul berjalan dengan menenteng penanak nasi yang rusak. Ia menyesali kejadian yang barusan, pakaiannya koyak dan penanak nasinya rusak. Namun sesaat kemudian ia meng-sugesti dirinya sendiri kalau ini salahnya. Ia hanya akan fokus untuk memenangkan kontes. Lalu ia sadar kalau alat melukisnya dan gambarnya hilang. Ia segera kembali ke vending machine.

****


1 komentar:

avatar

wah.....dramanya seru jadi gak sabar baca kelanjutannya makasih udah buat sinopsisnya :)

Click to comment