Shi Jin
berhasil mengeluarkan Mo Yeon dari dalam mobil kemudian membawanya ke tepi. Mo
Yeon tak sadarkan diri. Shi Jin memberinya nafas buatan dan Menekan-nekan
dadanya untuk mengeluarkan air.
Mo Yeon batuk-batuk dengan memuntahkan air.
Shi Jin membantunya duduk dan menepuk-nepuk
pungungnya.
“Tak ada yang sakit, ‘kan?” tanya Shi Jin.
“bagaimana bisa kau berpikir seperti itu? dasar
bodoh. Bagaiman bisa kau memutuskan
untuk menerjunkan mobil begiru saja. dasar gila.”
Mo Yeon memukuli Shi Jin lalu menngecek nadinya, dan
ternyata detak jantungnya tak teratur. Mo Yeon panic, bagaimana ini. nafas Mo
Yeon ngos-ngosan.
Shi Jin menepuk punggung Mo Yeon kembali. Ia
mengatakan kalau ia baik-baik saja dan melihat Mo Yeon mampu memukulnya,
kelihatan kalau Mo Yeon juga baik-baik saja. Shi Jin mengajak Mo Yeon pergi. Ia
akan membantu Mo Yeon berdiri.
Mo Yeon belum bisa berdiri, ia minta waktu sebentar.
“Aku bukan tentara. Kau tahu betapa takutnya aku? Ku
pikir aku akan mati.”
“Aku tak bisa meninggalkanmu sendirian. Ketika aku
melakukannya kau berakhir di tepi jurang. Apa yang akan kau lakukan jika aku
meninggalkanmu di kereta sendirian?”
Mo Yeon menampik tangan Shi Jin..”tak ada lagi
candaan. Aku terlalu lemah untuk tertawa.”
Shi Jin hanya tersenyum. Dan kembali menepu-nepuk
punggung Mo Yeon.
Mereka sampai di markas. Shi Jin memakaikan bajunya
pada Mo Yeon untuk menutupi kaos Mo Yeon yang basah membuat pakaian dalam Mo
Yeon kelihatan. Mo Yeon protes, kenapa baru bilang?
“Karena aku melihat semuanya tadi. dan aku tak ingin
yang lain melihatnya. Istirahatlah.”
Mo Yeon kelas. Shi Jin pergi setelah mengatakan itu
dan tak berbali saat Mo Yeon memanggilnya.
“Yaa!
YAA!!!!”
Shi Jin Cuma melambai dan terus jalan.
Mr. Jin ada di sebuah ruangan yang remang-remang.
Suara tembakan meletus. Orang disamping Mr. Kim tersungkur, memegangi kaki Mr.
Jin, orang itu tewas tertembak. Mr. Jin ketakutan.
Kemudian kamera memperlihatkan wajah Argus dan para
anak buahnya. Salah satu anak buah Argus menodongkan pistol ke kepala Mr. Jin.
Mr. Jin bertanya dimana Bos. Argus menjawab kalau
tempat itu punya pemilik baru tapi kesepakannya tetap sama. Mr. Jin tak peduli
yang penting ia mendapat uangnya. Mr. Jin memberikan berlian pada Argus.
“Hanya karena semua pria di Korea itu pernah
mengikuti militer, mereka merasa seperti saudaraku.” Ucap Argus.
Argus memberi tugas pengiriman berikutnya untuk Mr.
Jin, kali ini dalam waktu seminggu lalu ia memberikan segulung uang pada Mr.
Jin.
Mr. Jin meminta waktu 10 hari. Argus menodongkan jarinya.
Ia menegaskan kembali kalau waktu yang ia berikan hanya 1 minggu. Mr. Jin tak
bisa berkutik.
Wakil Manager menyeret seorang keluar dari tempat
persembunyian tidur siangnya. Gak tahu siapa namanya, wajah baru. Pria itu
begitu karena gajinya kecil jadi ia malas-malasan. Ia mengancam wakil manager
akan melaporkannya ke badan ketenagakerjaan setelah kembali ke korea.
Lalu seorang pekerja local yang Bahasa koreanya
pas-pasa mengabarkan kalau Manager datang.
Manager mukanya serius tak seperti biasanya dan
datang tanpa supir. Wakil manager bertanya, diamana supir manager.
“Dia berhenti dari perusahaan. Tak usah khawatirkan
dia. Kembali bekerja. Deadline sudah semakin dekat.” Jawab Manager yang
langsung masuk kedalam.
Pria tadi melihat kalau Di kaos kaki manager ada
darah (mungkin darah dari orang yang masti disebelahnya tadi).
Mo Yeon menunggui jemurannya. Ia teringat sura
tembakan tadi.
Kemudian Shi Jin masuk membawakan kopi Instan.
“Dasar mesum.”
“Ah, pakaian dalammu tadi? yang hitam?”
“Biru gelap.” Koreksi Mo Yeon.
“Apa kau pikir aku tak tahu?”
“Jika kau tak jadi tentara, kau mau jadi pria macam
apa nantinya?”
“Apa itu pertanyaan?”
“Tidak, hanya pernyataan saja.”
Lalu Mo Yeon menawarkan obat penenang pada Shi Jin.
ia tahu Shi Jin pastis yok dengan kejadian tadi. ia sendiri bahkan sudah mau
gila tadi.
Lalu Shi Jin bertanya, jadi Mo Yeon
mengkhawatirkannya. Tentu saja, karena Shi Jin sudah menyelamatkan Mo Yeon.
Tapi Shi Jin tak puas dengan jawaban Mo Yeon itu.
“Di tebing tadi... Apa kau tahu bahwa kau...
mempertaruhkan hidupmu untuk menyelamatkanku?”
“Kau yang memintaku untuk menyelamatkanmu.”
Shi Jin pernah bilang pada Mo Yeon kalau Shi Jin
akan menghadapi masalah apapun hanya untuk menyelamatkan rekannya. “Tentang...
menyelamatkan Prajurit Ryan. Kau tidak bercanda, 'kan? Jadi, Kau yang
menyelamatkannya?”
Shi Jin
kembali teringat saat Sunbae-nya tertembak tepat di depan matanya.
“Sunbae-nim.
Bertahanlah! Bertahanlah!”
“Kau benar. Untuk pertama kalinya ... aku menyesal
telah menyelamatkannya (Argus).”
Mo Yeon sadar kalau tadi Shi Jin bohong padanya
karena Shi Jin begitu capat datang menyelamatkannya, jadi tak mungkin Shi Jin
pergi ke markas Taebaek. Dan tembakan yang ia dengar di toko, ia yakin kalau
itu adalah tembakan Shi Jin.
Shi Jin mengatakan kalau Mo Yeon terlalu banyak
memikirkan sesuatu, tidak bisakah Mo Yeon percaya saja padanya.
“Kau sungguh membuatku gila. Karena kau seperti ini,
aku menjadi semakin bingung.”
Tiba-tiba listrik padam. Shi Jin menjelaskan kalau
listrik di Urk memang tidak stabil, sering ada pemadaman dan akan kembali
menyala dalam 30 detik. Shi Jin mulai bercanda, ia akan berteriak jika Mo Yeon
mencoba melakukan hal yang aneh.
Mo Yeon tersenyum, ia berterimakasih pada Shi Jin
yang telah menyelamatkannya hari ini.
“Tapi, awas jika kau berani macam-macam padaku.”
lanjut Shi Jin.
Mo Yeon kembali tersenyum, baiklah, ia mengerti.
Lalu lampu menyala. Mo Yeon terus menatap Shi Jin membuat Shi Jin bertanya, apa
Mo Yeon akan terus menatapnya seharian.
“Memangnya kenapa dengan tatapanku?”
“Tatapan yang membuatku jadi tersipu malu.”
Mo Yeon bisa mebak pasti Shi Jin play boy. Pria yang
lucu sepertimu, pasti disukai banyak wanita.
Shi Jin membanggakan diri, Jadi, Mo Yeon pasti
tahu... hanya dia pria yang terbaik dan yang lainnya tidak berguna. Tapi, Mo
Yeon malah masih saja selalu melihat bawahannya latihan tiap pagi.
“Itulah indahnya kehidupan.”
“Apa ini balasan setelah aku menyelamatkanmu?”
Lalu Mo Yeon menyinggung masalah mobil, apa mereka
tak harus menghubungi toko. Shi Jin menjelaskan kalau ia sudah menelfon dan
akan menebus mobilnya besok.
Keesokan harinya, mobil sudah ada di darat, dibawa
ke toko. Mo Yeon awalnya menyalahkan Shi Jin karena menjatuhkan mobil ke laut
tapi kemudian ia sadar kalau Shi Jin sudah susah payah menyelamatkannya jadi ia
berbalik minta maaf dan akan menebus mobilnya, ia akan minta maaf dan mengganti
kerugiaannya.
“percayalah pada Daniel. Tak ada barang yang tak
bisa diperbaiki.”
Bagian depan mobil copot tiba-tiba. Daniel lemas,
ditambah pintu mobil juga ikutan copot.
“Oh.. Oh..” Mo Yeon semakin takut. Ia bersembunyi
dibelakang Shi Jin.
Selesai masalah mobil. Daniel memberi Shi Jin
walkie-talkie yang ia minta. Dan berkata kalau Shi Jin yang akan mengajari Mo
Yeon menggunakannya.
Mo Yeon bertanya, kenapa butuh walkie-talkie. Shi
Jin menjelaskan kalau walkie-talkie lebih berguna disbanding ponsel dan ia
khawatir jika ponselmu itu tidak dapat sinyal seperti kemarin.
“terimakasih, tapi berapa yang harus kami bayar?”
tanya Mo Yeon.
“Untuk walkie-talkie?” balas Daniel.
“Bukan untuk mobilnya.”
Daniel berkata kalau ia akan mencoba memperbaikinya
dulu. Mo Yeon langsung semangat, Daniel beneran bisa memperbaikinya?
“Tapi, kondisi mobilnya tak akan seperti sebelumnya.
Warnanya mungkin tak akan sama juga. Tapi, aku bisa memperbaikinya. Padahal
kemarin aku mengisinya dengan bensin kualitas yang tinggi.”
“Yang semangat. Karena mungkin walkie-talkie ini
juga tak akan selamat, berikan salam perpisahanmu.” Ujar Shi Jin.
Mo Yeon menatapnya, mau protes.
Shi Jin mengajari Mo Yeon menggunakan
walkie-talkie. Saluran 7 untuk tim medis
dan saluran 3 untuk tim Alpha. Lalu mereka mencobanya.
“Ini, aku, Big Boss, memanggil tim medis, over.”
Mo Yeon bertanya, apa big Boss adalah "nick-name"
Shi Jin. tapi Shi Jin menyebutnya "Call-sign". Dan bertanya apa "Call-sign"
Mo Yeon.
Mo Yeon berpikir, Shi Jin menyarankan "Ippunie
(Cantik)".
“Yang benar saja.”
“Sedikit, sih.”
“Jadi maksudmu, aku ini hanya sedikit cantik saja?”
“Ya, sedikit.”
“Apa? Yang benar saja. Dasar.”
Dan mereka ketawa-tawa. Seseorang mengetuk pintu, Myeong Ju yang ternyata sedari tadi sudah masuk dan memperhatikan mereka.
“Apa aku bisa mengganggu lovey-dovey kalian
sebentar?” tanya Myeong Ju.
“Untuk apa kau ke sini? Bukannya kau ditugaskan di
Taebaek?”
Myeong Ju menjawab kalau ia datang mau menikah
dengan Shi Jin. shi Jin mengeurnya, kalau candaan Myeong Ju sudah kelewatan.
Myeong Ju malah terus bercanda,,”apa candaanku itu membuatmu takut? WUA..”
Mo Yeon menekuk wajahnya.
Myeong Ju memberi laporan kalau mulai 20 Mei 2015 ia
ditugaskan untuk bergabung dengan Medicube Mohuru. Dan mengakhiri laporannya
dengan hormat.
“Seperti kau telah menyalahgunakan kekuasaanmu untuk
bisa pindah ke sini.” Kata Shi Jin
“Hidupku juga tidak mudah karena telah mengalami
ketidakadilan.” Balas Myeong Ju.
Merasa dicuekin. Mo Yeon pamit dengan membawa kotak
walkie-talkie.
Myeong Ju menghentikannya, setidaknya Mo Yeon harus
menyapanya. Lalu ia menawarkan untuk mulai bekerja sama dan melupakan masa
lalu. Myeong Ju mengulurkan tangannya.
Mo Yeon tersenyum dan mengangkat kotak
walkie-talkie, ia beralasan kalau tangannya lagi sibuk dan ia juga tak mau
melupakan masa lalu. Lalu ia keluar.
Shi Jin hanya tersenyum.
Shi Jin menanyai Myeong Ju, apa hubungan Myeong Ju
dengan Mo Yeon. Myeong Ju balik bertanya, apa Shi Jin kebetulan bertemu Mo Yeon
di sana ataukah hanya pura-pura kebetulan bertemu.
“Apa kau pikir, aku ini dirimu? Dan lagi kenapa kau
memanggil Dr.Kang dengan namanya saja. Dia itu lebih tua darimu, dia adalah seniormu.”
“Kau membela siapa sekarang?”
“Jangan mengalihkan pembicaraan, apa hubungan
kalian?”
“jangan menganggap pertemuan kalian ini adalah
takdir, aku tak ingin dia menjadi kakak iparku. “
“Kakak ipar apanya? Bukankah kau ke sini untuk
menikah denganku?”
“kau benar juga. Terserah deh mau bilang apa.”
Dan tahu, apa yang dilakukan Mo Yeon setelah keluar.
Ternyata ia sedang nguping menggunakan stetoskopnya. Kemudian Chi Hoon melihatnya dan ia meniru
apa yang dilakukan Mo Yeon.
“Apa pintunya sakit?”
Mo Yeon kaget, ia menyuruh Chi Hoon diam lalu
menyeretnya pergi.
Shi Jin mendapat telfon dari komandan, menyuruhnya
untuk menjaga Myeong Ju. Lalu Myeong Ju
bertanya, kalau gitu Shi Jin akan memperlakukannya dengan baik. Tapi
sebaliknya, Shi Jin ingin membuatnya menderita agar minta pulang.
Lalu Myeong Ju membahas soal pemajuan tanggal
penarikan Shi Jin kembali ke Korea. Shi Jin mengangguk. Myeong Ju
menganggap kalau ini adalah bentuk nepotisme ayahnya. Shi Jin mengoreksi kalau
ini hanyalah bentuk kepedulian ayah Myeong Ju.
Myeong Ju melanjutkan kalau komandan pasti sangat
menyukai menantunya ini. Myeong Ju merasa kalau Shi Jin bisa jadi menantu
betulan ayahnya.
“Kau seharusnya lebih baik padaku. jika bukan karena
tugasku, kita pasti sudah dinikahkan.”
“Apa kita memang harus menikah, ya?”
“Apa kau mengancamku? Maaf, aku tadi salah bicara.”
Lalu Shi Jin menyarankan Myeong Ju untuk menelfon
dae Young. Myeong Ju sudah mencoba tapi Dae Young tak menjawab telfonnya.
Shi Jin yakin kalau Dae Young pasti akan menjawab
telfonnya walaupun sebenarnya selama ini Dae Young duluan yang selalu
menelfonnya. Lalu ia menghubungi Dae Young.
“Halo, Sersan Mayor Seo.”
“Dia mengangkatnya?” tanya Myeong Ju penuh harap.
Tapi Shi Jin hanya acting karena Dae Young juga
tidak mengangkat telfonnya. Lalu ia menyuruh Myeong Ju untuk kirim SMS saja.
Wkwkwkwk.
Di Korea Dae Young bertugas untuk melatih para
tentara dalam menembak. Dan ia berjalan dengan santai di depan para penembak.
Padahal kayaknya pelurunya asli.
“Ada tiga perintah mutlak. Perintah mutlak
serangan... yaitu, serangan untuk tetap maju. Mutlak perintah pertahanan...
yaitu gerakan pantang mundur.”
Lalu ia berdiri tepat di depan sasaran. Tentara yang
bertugas menembak sasaran itu berhenti. Dae Young melanjutkan pelajarannya.
“Perintah mutlak stand-by... sisakan 3 peluru..”
Tentara itu lalu menembakkan tiga puluru dan perulu
terakhir hampir saja mengenai lengan dae Young, untung cuma melintas di
bajunya, sampai bajunya robek.
Lalu ia mengumpulkan semua tentara untuk
menyampaikan pelajaran terakhir untuk hari ini.
“Pada perintah mutlak stand by... jangan membuat
gerakan apapun. Itu adalah perintah. Perintah adalah nyawa untuk tentara. Dan
itu adalah kawajiban Pasukan Khusus.”
Karena setelah itu ada seorang tentara yang
menyampaikan pesan bahwa komandan mencari Dae Young.
Komandan bertanya, apa ada tentara yang mumpuni
untuk masuk Tim Alpha. Dae Young akan membuat laporan setelah latihan selama
seminggu.
“Kau adalah instruktur legendaris. Jadi, pilihlah pasukan
yang bisa menjadi Ketua yang baik. Si Jin telah membuat kesalahan dalam
tugasnya. Dia akan ditarik dari misi luar negerinya. Aku akan memberinya posisi
di Kementerian Pertahanan. Kau harus menyiapkan semuanya.”
Dae Young mengerti.
Komandan melanjutkan bahwa Myeong Ju berpikir kalau
ia telah menyalahgunakan kekuasaannya. Dan komandan minta pendapat Dae Young.
Dae Young menjawab kalau ia juga sependapat dengan
Myeong Ju. Komandan mempersilahkan Dae Young untuk melakukan penyelidikan
padanya lalu melaporkannya.
Tapi Dae Young tak akan bisa melakukannya karena ia
telah kalah dalam “pertarungan” ini. karena komandan memiliki “senjata yang tak
mungkin ia lawan. Dan senjat itu adalah hati komandan. Komandan sangat peduli
pada masa depan Myeong Ju dan tentu saja komandan tak menyetujui hubungannya
dengan Myeong Ju.
“Itu sebabnya, saya akan setuju dengan Anda, Pak. Saya
telah kalah dalam pertarungan ini. Saya kalah dalam pertarunagn ini demi Letnan
Yoon.”
Dae Young berjalan di lorong dan ada beberapa kilas balik hubungan Myeong Ju-Dae
Young di masa lalu.
Myeong Ju menarasikan surat yang ia tulis untuk Dae
Young
Hatiku
berkata, bahwa kau tidak akan pernah membaca suratku ini. Jika kau membaca
surat ini, itu berarti kita berpisah lagi. Dan itu artinya, ayahku telah
memerintahkanmu untuk pergi lagi. Maafkan aku. Aku memang wanita yang selalu
merepotkan pria. Tapi, aku akan selalu duduk di sini dan bertanya, bagaimana kabarmu?.
Tapi, kau tak akan bisa menjawab pertanyaanku itu. Jarak kita mungkin sangat
jauh sekarang.
Myeong Ju menelfon Dae Young tapi Dae Young hanya
menatap layar ponselnya. Lalu membiarkannya saja.
Maaf... Karena
aku tidak bisa melepaskanmu meskipun aku tahu apa yang menghalangi kita. Maaf,
karena aku masih ingin memelukmu dengan sepenuh hati. Tapi, aku masih
menyesal... tak menggenggam tanganmu erat... dan tak memelukmu dengan erat.
Maaf... karena aku masih mencintaimu. Aku berharap kau tak tidak akan membaca
surat ini. Karena itu artinya, kita akan bersama-sama di Urk. Jadi, bagaimana
ya nantinya? Apa kita bisa bertemu? Atau... kita akan berpisah lagi?
Myeong Ju mengakhiri telfonnya karena taka da jawaban.
Chi Hoon memanggilnya. Chi Hoon menyapa Myeong Ju, karena ia tahu kalau Myeong
Ju adalah dokter tentara. Myeong Ju mengira kalau Chi Hoon masih magang
ternyata Chi Hoon sudah lulus.
Chi Hoon penasaran sesuatu, ia akan wamil sebentar
lagi dan ia bertanya, apa dokter tentara juga bisa memegang senjata?
Myeong Ju menjawab kalau dokter angkatan darat juga
tentara juga. Chi Hoon mengerti, tapi ia masih punya pertanyaan. Bagaimana kalau
terjadi perang? Apa juga diijinkan untuk menyelamatkan musuh?
“Dokter angkatan darat adalah dokter juga.”
“Waw.. Keren sekali.”
“Apa kau sedang merayuku?”
“Apa? Kau salah paham. Aku hanya berpikir bahwa
pekerjaanmu itu sangat keren. Dan juga... kau tak begitu cantik.”
“Kau bilang aku tak cantik?” Myeong Ju tak percaya.
Lalu Mo Yeon datang menyela,,” Wah~ hebat sekali.
Matamu itu sangat jeli, Chi Hoon. Aku mencintaimu. Kita harus rapat.”
Dan Mo Yeon menepuk pantat Chi Hoon. Myeong Ju
berkomentar kalau pegawai haesung memang aneh-aneh. Dan ia bertanya, untuk apa
medicube itu?
“Apa kau sedang bertanya ataukah mau mengajak
berkelahi?” Tanya Mo Yeon
“Aku hanya bertanya, kok. Karena kau hanya di sini
selama 15 hari, tapi kalian malah membawa semua peralatan medis kalian hanya
untuk bisa sok-sok berfoto saat memeriksa pasien. Apa ini yang namanya kotak
makan siang yang mewah itu?”
“Terima kasih telah menyebut kami mewah, tapi...”
“Aku menyebutmu, "Kotak makan siang".”
“Itu namanya.. Medicube, yang merupakan perlengkapan
lapangan medis terbaik. Alasan kenapa kami membawanya hanya demi 15 hari di
sini adalah kami ingin menyumbangkannya pada PBB setelah kami pulang. Apa itu
mengganggumu, Nn. Yoon?”
Myeong Ju membalik pertanyaan Mo Yeon, apa itu
pertanyaan ataukah ajakan perkelahian?,,”terserahlah, aku sibuk.”
Lalu ia pergi.
Mo Yeon kesal sampai kelepasan menyebut Myeong Ju
wanita picik. Chi Hoon menyuruhnya memelankan suara karena Myeong Ju bisa saha
dengar. Tapi Mo Yeon malah senang kalau Myeong Ju bisa dengar,,”Lihat? Dia pura-pura
tidak mendengarku. Aku menang. Ayo kembali.”
Chi Hoon bertanya, apa dasar Mo Yeon menyebut
dirinya menang?
Tim medis rapat untuk giliran bertugas dan Dr. Sang Hyun
bertugas mala mini, tapi ia minta digantikan, sayangnya tak ada yang bersedia. Dan
Dr. Sang Hyun ternyata hanya bercanda.
Rapat selesai, Mo Yeon membuka sesi pertanyaan. Min Ji
bertanya, kenapa rapatnya di tempat itu (kayaknya ruang makan tentara) bukan di
medicube. Mo Yeon menunjuk ke langit-langit, disana ada kipas.
“Apa ada orang yang bisa meletakkan itu di Medicube?”
“Tidak ada.” Jawab semuanya serentak dan alasannya
pun terkuak.
Walkie-talkie Mo Yeon berbunyi, dan ia benar-benar
menggunakan “call-sign” Ippunie. Dia bertanya pada Mo Yeon apa menu makan malam
hari ini. Mo Yeon menjawab kalau ia akan mengeceknya dan akan memberitahu orang
itu nanti.
“Aku yang akan memberitahu menunya, tapi “Ippunie”?”
Kata Shi Jin dari belakang. Mo Yeong refleks menjatuhkan walkie-talkienya. “mari
kita bicara sebentar, over.”
Lalu semua tim medis beberes dan segera keluar
meninggalkan Mo yeon dan Shi Jin.
Mo Yeon berbalik menatap Shi Jin, mau bicara apa? Apa
Shi Jin diijinkan bicara dengannya?
“kenapa memangnya?”
“Karena sepertinya tunanganmu akan marah.”
Mo Yeon lalu pergi. Shi Jin belum selesai tapi Mo
Yeon tak mau dengar apa-apa.
Dr. Sang Hyun bertugas bersama ja Ae. Dr. bertanya,
apa Ja hae gak berpikir kalau Shi Jin dan Mo Yeon punya suatu hubungan. Ja Ae
balik bertanya, hubungan seperti apa?
“Em, seperti hubungan yang sedang kita jalani.”
“Hubungan kita apa? Penyesalan?”
Dr. sang Hyun kesal, penyesalan?. Lalu ia
mengacak-acak semuanya dan meninggalkan Ja Ae, menyuruhnya untuk bekerja
sendiri. kekanakan sekali.
Daniel mencoba memperbaiki mobilnya. Yi Hwa mengatakan
kalau Daniel pasti tidak akan bisa mengendarai mobil itu lagi. tapi Daniel tak
bisa menyerah sebelum mesinnya mati total karena itulah tugas dokter mesin.
Yi Hwa memperhatikan Daniel, jika Daniel seperti ini
jadi terlihat seperti pemilik toko hardware sungguhan.
“Aku memang pemilik toko hardware-nya.”
“tapi kau jauh lebih seksi saat memegang pisau bedah
dari pada alat bengkel itu, Daniel.”
Daniel berbalik, ia mengatakan kalau hanya orang
asia yang menyebut kalau dokter yang melakukan operasi itu seksi. Orang barat
lebih seka dengan pria yang memegang alat bengkel.
Daniel lalu masuk mobil dan mobilnya bisa menyala.
Yey.. lalu ia minta Yi Hwa membawakan pintunya.
Shi Jin mulai mengemasi bajunya. Shi Jin mendengar
tim medis bermain-main dengan walkie-talkie.
Chi Hoon dan Dr. sang Hyun bermain menggunakan
walkie-talkie seakan sedang perang. Chi Hoon butuh obat penghilang rasa sakit.
Dr. Sang Hyun pura-pura kesulitan membawa obat itu karena ada banyak musuh. Chi
Hoon pura-pura akan menunggu lebih lama walupun ia sangat kesakitan. Dan akhirnya
Dr. Sang Hyun sampai.
Dr. Sang Hyun lalu memberikan obat itu pada Chi
Hoon. Ja Ae muncul dari belakang, ia menepuk pundak Dr. Sang Hyun. Dr. Sang
Hyun pura-pura ketembak dan acting kesakitan gitu.
Ja Ae mengeluarkan walkie-talkinya,,”Clear.”
Pencinta Ayam (call sing Dr. Sang Hyun) memanggil
Ippunie, membutuhkan bala bantuan.
Saat beberes, Shi Jin menemukan batu yang ia ambil
di pantai.
Ippunie menjawab,,” Baiklah, over.”
Lalu Mo Yeon melanjutkan kalau ia adalah adalah penyanyi, Ippunie,
yang baru saja menyelesaikan tur Asia Tenggara. Lalu ia menyanyi lagu patriotisme.
~Di bawah langit biru. Pegunungan sejuk dan sungai
yang bergemuruh. Matahari terbit sekali lagi. Di tanah kemakmuran. Kau dan aku
telah dikorbankan.Demi kelangsungan bangsa kita. Ini adalah sebuah perjalanan.
Demi kebebasan dan perdamaian. Kita akan dengan ikhlas. Melepaskan masa muda
kita. Kita akan mengabdikan hidup kita~
Shi Jin mendengarkannya lagu Mo Yeon dengan hikmat.
Shi Jin mengawasi anak buahnya yang sedang menyisir
lokasi untuk mencari bahan peledak.
Saat makan bersama antara tim medis dan tentara. Mo
Yeon datang belakangan. Gi Beom sudah menyiapkan kursi khusus untuknya.
Disana aka cake. Mo Yeon tanya untuk apa. Min Ji
menjawab kalau cake itu untuk pesta perpisahan.
“perpisahan untuk siapa?” tanya Mo Yeon.
“untuk kapten kami.” Jawab Srsan Choi.
“Kapten? Maksudmu, Kapten Yoo?”
Sersan Choi membenarkan. Karena jangka bertugas Shi
Jin sudah selesai maka dia akan dipulangkan besok. Mo Yeon speechless.
Malamnya, ia mondar-mandir kesal, karena Shi Jin tak
mengatakan apa-apa padanya. Lalu ia duduk dan mengutak-atik walkie-talkienya. Ia
memasang saluran 3 (untuk Tim Alpha).
Ia mendengarkan laporan Tim Alpha. lalu ia bicara ke
walkie-talkienya,,”Shi Jin-Ssi kau sebenarnya pria macam apa sih? Bagaimana kau
bisa… kenapa kau tak pernah memberitahuku?”
Lalu Mo Yeon mendengar suara Shi Jin, ia kaget dan
menjatuhkan walkie-talkienya. Shi Jin meminta siapapun yang melihat Mo Yeon
memberitahunya dimana Mo Yeon sekarang.
“Aku disini, kenapa?”
“Dr. Kang? Kenapa kau mendengarkan saluran tim
militer? Apa kau seorang mata-mata? Kita harus bertemu. “disini” itu dimana?”
Mo Yeon malu. Tapi akhirnya mereka bertemu.
Shi Jin menyampaikan kalau ia akan pulang besok,
tapi sepertinya Mo Yeon sudah taho. Mo Yeon membenarkan, dan ia adalah orang
terakhir yang tahu mengenai kepulangan Shi Jin. Shi Jin sebenarbnya ingin
memberitahu Mo Yeon kemarin Sore tapi Mo Yeon malah lari.
“kau ingat?” tanya Shi Jin.
“Kau harusnya mengejarku. Jika kau memang bisa
menyelamatkan Prajurit Ryan, kau pasti bisa mengerjarku.”
Shi Jin juga tak tahu kenapa, tapi melihat Mo Yeon
marah begitu, sedikit memberi mereka keuntungan. Mo Yeon menyalahkan pemikiran
Shi Jin Itu.
“Apa pikiranmu masih belum jernih?”
Mo Yeon diam saja. Artinya benar. Lalu Shi Jin minta
ijin untuk mengajukan pertanyaan karena mungkin ini kesempatan terakhir mereka
untuk bertemu seperti ini.
“Ini tentang ciuman itu.”
“Tak perlu membahasnya lagi…”
“Lalu, aku harus bagaimana? Haruskah aku minta maaf…
Atau mengakui perasaanku padamu?”
***
Kalo menurut kalian gimana. Shi Jin harus minta maaf
atau mengakui perasaannya???
42 komentar
Asikkkkk
Lanjut unni jangan lupa bobog :))
Minta maaf sekaligus mengakui perasaannya hehe...
Yang di part 1 mereka lucu banget, tapi di part 2 beda banget. Suka lihat mereka berdua bercanda, jadi senyum-senyum sendiri ngebayangin mereka.
Gak di kenyataan gak di drama, Onew tetep bawa-bawa "ayam" :D
Ditunggu kelanjutannya, semangat!
Aku mau jawabannya ...Mengakui perasaan nya....terimakasih untuk sipnosis nya..mangkin penasaran
ah ngaku dong shi jin
Gumawo
semangat ngrecapnya
kami setia menunggu^^
Mengakui prasaanx......
Semangat nunggu besok :-)
Mereka ini hubungannya ga kayak drakor lain dari benci ke cinta. Dari awal eps udah nunjukin ketertarikan masing2 tapi yah ini tiap eps tarik ulur macam layangan aja.
Ehh ini saya yg ga sadar apa emang ga ada peran antagonis yah? Peran yg bakal jadi pengahalang bangettt untuk hbngn sih jin dan mo yeon.
Song Song couple ! Saranghyeo ({})
kisah cinta shi jin dan mo yeon emang swet bgt, tp aku seneng banget sama couple daeyoung-myeong ju, bener-bener bikin baper :D
semangat yaa unni bikin sinopnya :')
Kiss scene udah mwakili prasaan si jin sih dn spertinya mo yeon jg peka, jd Minta maaf dan tunggu mo yeon sampe mau mnerima aja. ok kapten.
Masih kepo masalah masa lalu mo yeon ma myong ju....
Thanks recapnya.. dtunggu besok ����
Mksi ya mbak.. tapii ad yg mengganjal di pikiran saya kurang mengerti tentang percapakan YSJ N Meong ju.. ketika meong ju membahas soal kemajuan pernikahan si jin karena kemauan ayahnya.. nahh itu mksudnya apa ya mbak ?? Emang si jin mw nikah sma siapa ?? Saya gc ngerti lo mbak... siapapun yg mngti tolong penjelasaanya.. saya doakan dpet pahala.. hehehe amin
Minta maaf lalu mengakui perasaan nya aduh"mkn suka aja lanjut ters y,tetp semangt
Minta maaf lalu mengakui perasaan nya aduh"mkn suka aja lanjut ters y,tetp semangt
ao sweet banget ^^
Suka bangeettt.. hahaha..
Lnjut mbakk..
Tq
Kereenn.. ^^
unni gomapata. figting. ditunggu klanjutanya ya
Sukaaa banget....
Waooo,,,,,suka banget penggen denger cerita lnjutny lagi ,,,,,
Mungkin karena masih awal belum muncul kali ya, atau memang permasalahannya bukan org pihak ketiga akan tetapi lebih ke argus/perang dan profesor musuhnya mo yeon yg dikorea..
Kalo gk slah sijin kan d jodohn sma meong ju sama bokap.ny gtu chingu..
Menurut saya minta maaf..lalu ungkap kan perasaan....
aduuuh makin penasaran nie....semangat eonii....
Babetkeun:v lgsg nikah weh :v greget jir, joongkinya tamvan bgt:v
smngat ya ciiin
di tunggu sinopsis berikutnya :)
jdi penasaran ama hbngannya song couple :D
Oya Diana sedikit koreksi boleh..ini ada yg bahas.kayae yg ayahnya memajukan"pernikahan" itu agak slh terjemah apa y..kayaknya hrse memajukan kepulangan shi jin ke korea bukan?
Mengakui saja kapteeen.. jebaaal
Uwaaa....
Maaf2 kalau aku salah, kurang fokus mungkin..
makasih Mbak Tina buat koreksinya yang sangat membantu..^^
Kalu menurutku halangan hubungan Mo Yeon-Shi Jin bukan karena adanya pihak ketiga atau antagonis, tapi karena keragu-raguan Mo Yeon karena ia belum bisa menerima pekerjaan berbahaya Shi Jin, belum siap kalau sewaktu-waktu ia akan kehilangan Shi Jin.
itu cuma pemikiran aku aja suh..
Penasaran banget kelanjutannya.
Penasaran banget kelanjutannya.
Shi Jin-ssi ayolah ngaku ajj perasaanmu hahha tp ada bagusnya minta maaf juga.
lanjutkann sinopsis eonni #hwating :)
Daebakkk..
Wkwkkw..
Lnjuuttt
lanjutttttt eoniiiii,,,,
Chinggu ya...
Dari maren bolak balik ngintip kdrama-recap tp yg part 2 ini blm muncul,hiks.
Walo ditempat lain udah keluar tp diriku sengaja tutup mata biar ga baca. Kenapa? Krn kan dah janji mo dukung kamu, jd nunggu kamu kelar nge-recapnya baru deh baca...hihihi.
Ega ya,dr awal pas Mo Yoen ninggalin Shi Jin dicafe diriku jg udah mikir, si Mo Yoen ini apa bener ninggalin Shi Jin krn kerjaannya yg sewaktu2 bisa aja m'bunuh musuh demi tugas, sedangkan doi yg Dokter kan berkewajiban menolong org yg trluka/sakit, berupaya sekuat tenaga gmn pasiennya bs hidup. Tapi pas dia nanya ma David, baru ngeh deh,rupanya Mo Yoen takut Shijin kenapa napa gitu..
Maaf buat Ega & tmn2 lain yg "sakit-hati" mbaca komen diriku yg luar biasa panjang ini...mian..
Thanks perhariannya..😙
Iya. Mereka juga Sweet dimasa lalu..👍
Uwahh.. so sweet.. makasih mbak udah setia nungguin tulisanku dan gak berpaling... 😙😙😙😙
Tapi aku yakin kalau Mo Yeon bakalan sadar kalau hanya Shi Jin lah pria terbaik untuknya..
Beneran gk sih myeong ju bakal di nikahkan sama shi jin.,??
Gk perlu minta maaf kale...bilang aja kalo emang beneran cinta !!! Kan simple gitu aja kok rempong
Hahahahaaa :D
Mengakuii perasaannya,, 😍😍😍😍 mau donk jadi mo yeon 😘😘😘😘
Kita yang Cwok Ikutan Lumer'Bacay 😘😘😘