Kyung Hwan menelfon Jung,, (akhirnya muncul juga..)
Kyung Hwan mengatakan pada Jung kalau Sang Cheol dapat tawaran bekerja
di perusahaan Sunju dan akan wawancara final minggu depan. jung heran, bukannya
Sang Cheol ingin bekerja di perusahaan besar.
Kyung Hwan menjelaskan kalau Sang Cheol mengirim lamaran ke banyak
perusahaan, ke Taerang juga. Dan sekarang Jung membuka internet mengenai Sunju.
Apa kali ini rencananya??
Jung ada di kantor, ia menemui seseorang yang memiliki jabatan
penting. Orang itu mengenali Jung. Jung ingin pinta permintaan pada orang itu.
Sang Cheol mengecek e-mailnya dengan memaksa meminjam laptop Jae Woo.
Ia terkejut karena ia diterima di Taerang dan wawancaranya minggu depan. semua
merasa aneh karena mahasiswa yang nilainya lebih baik tidak diterima.
Seol mengajak Bo Ra ke restaurant favorit Bo Ra. Bo Ra mengatakan
kalau tak usah merayakan. Seol sudah kadung mengajak Eun taek. Bo Ra tak suka.
“Jangan khawatir. Aku tidak bilang ini ulang tahunmu. Aku hanya bilang
akan mentraktirnya.” Jelas Seol.
Lalu mereka melihat Jung dengan Sang Cheol. Bo Ra heran, kenapa Jung
dengan Sang Cheol. Ia mengira kalau Seol tak menceritakan perbuatan Sang Cheol.
Tapi Seol sudah cerita kok.
Lalu Jung gabung dengan Seol-Bo Ra. seol tanya kenapa Jung ada di
kampus. Jung menjawab kalau ia disuruh pulang karena perusahaanada urusan
dengan klien dan juga karena ia merindukan Seol. Bo Ra mendengar itu dan hanya
tersenyum geli.
Seol mengatakan kalau hari ini adalah ultah Bo Ra dan mengajak Jung
untuk makan bersama mereka. Jung bilang akan traktir. Bo Ra mengatakan tak usah
karena ia tak ingin melihat Jung-Seol bermesraan di lang tahunnya, ia menyuruh
Seol-Jung untuk kencan berdua saja, ia akan dengan Eun Taek saja.
Seol berbisik pada Bo Ra,,” Oh, Eun Taek? Kalau begitu, ngobrolah yang
serius dengannya. Paham?”
Dan Seol memberi selamat untuk Bo Ra dan memberikan hadiahnya.
lalu Bo Ra pergi kea rah berlawanan. Bo Ra membuka hadiah Seol, ia suka, lucu hadiahnya.
Seol menjelaskan pada Jung kalau hubungan Bo Ra dan Eun Taek kurang
baik, jadi lebih baik kalau mereka dibiarkan berdua.
Bo Ra sudah di reataurant daging, tapi Eun Taek belum datang. Lalu Eun
Taek mengirim pesanmengatakan kalau ia akan terlambat karena pekerjaan, Eun
Taek kira Bo Ra makan bersama Seol. Bo Ra tak membalasnya, ia lalu menegak
soju.
Bo Ra berjalan lemas ke rumah dan memakai sarung tangan hadiah Seol,
salju turun..
Eun Taek sudah menunggunya di depan. Bo Ra terkejut, ngapain Eun
Taek??
“Kubilang aku akan telat, tapi kenapa malah pergi begitu saja? Aku
menelpon Hong noona dan aku terkejut. Katanya kau makan dengan Hong noona. Lalu
apa yang kau lakukan...”
Eun Taek mencium bau alcohol pada Bo Ra. bo Ra mengatakan kalau ia
minum sedikit karena merasa lelah, lalu ia akan masuk. Eun Taek menahannya.
Eun taek memberikan hadiah untuk Bo Ra sambil mengucapkan selamat
ulang tahun. Bo Ra terkejut. Ternyata Eun Taek bukan tak tahu kalau Bo Ra ulang
tahun, ia hanya ingin memberi kejutan tapi sepertinya Bo Ra sedih, jadi ia
langsung berikan hadiahnya saja. Bo Ra membuak kotak hadiah ternyata isinya
adalah anting-anting yang disukai Bo Ra waktu itu.
“ini?” tanya Bo Ra.
“katanya kau suka.”
“lalu tentang wanita itu?”
“Kau pikir aku siapa? Kenapa aku berikan benda seperti inipada wanita
lain? Aku membohongi noona untuk kejutan. Dan sepertinya berhasil.”
Bo Ra menangis. Eun Taek mengetahuinya, ia memaksa Bo Ra menghadapnya.
Eun Taek ingin bertanya untuk yang terakhir kali, apa benar tak bisa dirinya.
“aku hanya ingin….” Bo Ra ingin menjelaskan, Eun Taek keburu menyela.
“berteman denganku dan Hong noona? Jadi noona, aku boleh jadian dengan
wanita lain? Kalau kita hanya teman. Kalau kita hanya terus berteman seperti
ini. Pacarku adalah wanita selain noona. Dan noona, Pacarmu adalah pria selain
aku. Itulah yang akan terjadi. Sungguh tidak apa-apa?”
Lalu Eun Taekmelangkah pergi.
“Aku tak ingin putus denganmu..” ucap Bo Ra menghentikan langkah Eun
Taek dan membuatnya berbalik menatap Bo Ra. Lalu Bo Ra melanjutkan “Aku hanya
ingin kau selalu ada disampingku. Karena itulah aku tidak bisa pacaran
denganmu, bodoh. Aku tidak mau kau pacaran dengan wanita lain. Aku juga tidak
mau kau menjadi dewasa tanpaku. Tapi aku juga tidak mau putus denganmu. Lalu
aku harus bagaimana?”
“Jadi artinya... kau menyukaiku, kan?” Eun Taek melangkah mendenkat
dan menggenggam tangan Bo Ra. “Aku tidak kan pacaran dengan wanita lain. Aku
tidak akan kemanapun sendirian. Aku juga tidak akan bosan. Bahkan tanpa ijin
noona, aku tidak akan mati. Aku janji kita tidak akan pernah putus. Jadi,
noona... Ayo jadian.”
Bo Ra mengangguk dan mereka berpelukan disaat salju masih berjatuhan.
Seol-Jung juga menikmati salju pertama mereka sebagai pasangan,
bedanya mereka sedang salam mobil. Seol lalu bertanya kenapa Jung tadi bersama
Sang Cheol, ia pikir Jung akan marah pada Sang Cheol. Jung menjelaskan kalau
Sang Cheol diterima magang di Taerang.
“He? Benarkah? Tak masuk akal! Kok bisa?” Seol Syok.
Jung tersenyum dengan reaksi Seol. Seol lalu mengubah nada bicaranya,
ia hanya tidak menyangka. Jung juga, lalu menjelaskan kalau Sang Cheol hanya
tanya masalah wawancara, itu saja.
Seol (Narasi): Aku tahu diam
pasti marah pada Sang Cheol sunbae. Tapi kenapa tiba-tiba…
Seol mendengar kalau Sang Cheol ada wawancara di tempat lain dan sudah
pamer kalau ia akan bekerja mulai minggu depan, apa Sang Cheol akan menyerah
demi ikut wawancara di Taerang?
“Entahlah. Tidak boleh, kah?” tanggap Jung.
Seol (Narasi): Dia tidak melakukannya
dengan sengaja, kan?
Jung menambahi kalau bukan hal yang buruk menjadi orang yang ambisius.
Seol setuju.
Sang Cheol bingung memutuskan mau ke Sunju atau Taerang, ia takut
melepaskan Sunju. Ia menelfon Jung. Jung mengatakan kalau itu semua keputusan
Sang Cheol, dia menginformasikan kalau Tae Rang sedang mencari karyawan tetap,
jika Sang Cheol lolos makan itu adalah keberuntungan.
Sang Cheol masih ragu karena ia tak punya persiapan. Jung menawarkan
untuk memberikan catatan tes wawancaranya dulu. Sang Cheol tentu saja mau, ia
lalu memutuskan untuk mengikuti wawancara ke taerang dan melepaskan Sunju.
“Semua pertanyaan wawancaranya selalu sama. Kalau mempelajarinya,
wawancaranya akan berjalan lancar.” Jelas Jung.
Sang Cheol yakin akan berhasil kalau dengan catatan Jung (karena ia
sudah pernah sekali). Jung
menginformasikan lagi kalau Taerang akan melebarkan sayap ke China, ia menyuruh
Sang Cheol mengumpulkan pernyataan soal China juga. Sang Cheol mengerti. Jung
menyuruhnya untuk menghubunginya jika masih ada pertanyaan.
Seol naik subway pagi hari dan penuh sesak. In Ho lalu maju untuk
melindunginya, In Ho berdiri membelakanginya, ia memberi kesempatan agar Seol
bisa membaca untuk belajar.
Saat mereka berjalan bersama di kamus, tampak kalau mereka masih
canggung. In Ho meminta Seol untuk datang ke kompetisinya, kalau Seol
datang…kalau….
Seol mengatakan kalau ia akan datang. Memang ia tak sering
mendengarkan In Ho bermain piano tapi ia menyukai piano, ia akan
datang,,”latihan yang keras, karena aku akan datang.”
Lalu Seol memberikan syal In Ho. In Ho mengatakan kalau Seol tak perlu
mengembalikannya. Tapi Seol harus karena itu bukan milinya, lalu ia jalan
duluan.
In Ho kembali berlatih dan tangannya belum bisa diajak kompromi. Ia
beberapa kali berhenti karena tangannya. Ia kembali memijit tangannya.
Saatnya wawancara, orang yang dimintai tolong Jung menyapa Sang
Cheol,,” Pikirkan ini sebagai pengalaman dan lakukan yang terbaik.” Lalu beliau
masuk ke ruang wawancara.
Jung membagikan minuman untuk para pelamar. Jung tak lupa memberi Sang
Cheol semangat,,”tak usah gugup. Lakukan saja seperti sama seperti persiapan.”
Sang Cheol dengan PD menjawab saat pewawancara menanyainya. Ia menjawab soal potensi membuka cabang di China. Tapi ia salah, ternyata Taerang sudah lama menutup cabang di China. Wawncaranya pun tak berjalan lancar.
Bo Ra dan Eun Taek berjalan sambil begandengan. Seol melihat mereka
namun ia tak segera bergabung. Ia menunggu mereka.
Bo Ra bingung gimana cara memberi tahu Seol soal mereka. Lalu Seol
muncul mengagetkan mereka. Bo ra refleks melepaskan tangan Eun Taek. Seol
mengusulkan kalau kapan-kapan mereka bisa double date.
“Yaaa! Kau melihatnya!” kata Bo Ra.
“Kalian berjalan seperti ini. Dan aku punya mata. Tentu saja aku
lihat.”
Eun Taek mengatakan pada Seol kalau Bo Ra menyatakan perasaan padanya
sambil menangis. Seol ikutan menggoda Bo Ra,,” Menangis? Jang Bo Ra, kau bilang
akan melepaskannya dengan keren. Sekarang malah memegangnya.”
Sang Cheol sepertinya gagal wawancara, ia mengajak semuanya makan, ia
yang traktir tapi taka da yang maun.
Eun Taek menjelaskan pada Seol kalau Sang Cheol kalau Sang Cheol
memilih ikut wawancara di taerang dan melepaskan Sunju tapi malah gagal.
In Ha tak bisa tidur, ia memikirkan kata-kata In Ho yang mengajaknya
kabur bersama. Ia lalu bangun dan
menelfon Ayah Jung tapi tak diangkat, lalu SMS masuk dari Ayah Jung yang
mengatakan kalau ia sedang sibuk dan akan menelfon IN Ha nanti.
Lalu In Ha mengirim pesan pada Jung.
In Ha: Apa yang kau katakan pada ayahmu? Kenapa dia jadi begini
padaku?</i>
Jung: Pikirkan sendiri apa yang sudah kau lakukan?
“Apa yang sudah kulakukan?” tanya In Ha, tapi ia yakin kalau Jung
mengatakan apa-apa.iabutuh tempat tinggal
Lalu SMS Jae Woo masuk [Desainer Kacang] : Kenapa tidak pernah ke
kampus? Apa terjadi sesuatu?
“Kenapa dia ini? Aku baik padanya sekali dan sekarang dia... Hei!
Masalahnya adalah tidak ada yang terjadi!”
Lalu In Ha muncul ide, kayaknya ia mau memanfaatkan Jae Woo.
Sang Cheol habis minum-minum, ia sudah mabuk. Seol lewat, Sang Cheol
memaksanya untuk ikut minum dengannya. seol mengajak Sang Cheol pulang saja
karena Sang Cheol sudah mabuk berat.
“Ini karena aku merasa bersalah padamu, maaf. Kau pikir aku itu tidak
punya malu? Saat di kampung, aku juga disebut jenius. Saat diterima di Yonyi,
kampungku mengadakan pesta. Lucu sekali, kan? Tapi saat sampai di Seoul. Semua
orang lebih pintar dariku, lebih berkuasa dan lebih kaya. Dunia untuk orang
yang seperti itu. Tapi bagaimana lagi? Aku juga harus hidup. Jadi aku pakai
topeng besi dan nekat bertarung. Aku bekerja paruh waktu 3x sehari, tapi itu
tidak cukup. Aku tidak bisa menang. Aku benar-benar ingin pergi ke Taerang. Aku
tahu aku tidak punya kemampuan tapi aku tetap ingin. Aigoo, sudah setua ini dan
aku masih belum lulus. Magang pun belum. Aku harus dapat pekerjaan. Kalau
tidak, aku dalam masalah besar Hong hobae.” Cerita Sang Cheol.
Jae Woo dan In Ha masuk ke bar yang sama. Jae Woo mengajak In Ha
pindah tapi In Ha gak mau, kaarena ada yang ia kenal, lalu In ha duduk dengan
Seol-Sang Cheol.
Seol bertanta pada Jae Woo, kenapa bisa Jae woo bersama In Ha. Jae Woo
mengatakan kalau mereka hanya saling kenal.
In Ha tak mengira kalau Seol minum dengan pria juga, apa Jung tahu.
Sang Cheol lalu bicara soal Jung yang berusaha keras membatunya agar
diterima di Taerang bahkan memberinya catatan wawancara dan sudah membantu
lewat telfon.
Seol heran, Sunbae?
,sang Cheol melanjutkan, Jung juga menjaganya saat hari wawancara.
Sang Cheol akan muntah, lalu Seol membopongna ke toilet.
“Yoo Jung dan Hong Seol memang sesuatu banget. Entah mereka memang
baik, atau bodoh.” Kata Jae Woo pada In Ha.
In Ha tak mengerti maksudnya. Jae Woo menjelaskan kalau Jung memberi
Seol catatannya dan Sang Cheol malah mencurinya. Seol bertengkar dengan Sang
Cheol sampai mau dipukul. Dan bukan hanya itu, Sang Cheol juga mengganggu Seol.
“Tapi kau bilang Jung membantunya untuk wawancara? Ceritakan padaku
dari awal.” Pinta In Ha yang menyadari sesuatu.
Seol masih menunggu Sang Cheol di depan toilet.
“Hong hobae, aku sangat ingin ke Taerang. Aku tahu aku tidak mampu. Aku
membohongi diriku sendiri dan tetap mempercayainya.” Kata sang Cheol di
sela-sela muntahnya.
Lalu Sang Cheol keluar dan kembali ke kursinya dan menyuruh Jae Woo
untuk memesan soju lagi juga meminta Jae Woo mengundang Jung untuk datang, ia
ingin berterimakasih pada Jung dengan mentraktirnya minum.
Seol mengajak Sang Cheol pulang saja karena sudah mabuk berat. Sang
Cheol gak mau.
In ha mulai membuak mulutnya, mengatai kalau sang Cheol naif. Sang
Cheol tak mengerti.
“Kau sungguh percaya Yoo Jung akan membantu orang yang telah
mengganggu pacarnya?” tanya In Ha
Jae Woo juga gak ngerti.
“Kau benar-benar tidak mengenal Jung. Setelah mendengar ceritanya aku
paham yang terjadi. Kau sudah ditipu oleh Jung. Aku heran bagaimana kau bisa
lolos seleksi wawancara. Bahkan Jae Woo pun tidak lolos. Apa kau tidak curiga?
Sepertinya Jung sudah mengaturnya. Mencurigakan sekali tanggal wawancaranya
bisa bersamaan. Dan kau bilang kau dapat catatan wawancaranya juga. Apa memang
catatannya benar? Tidakkah kau gagal karena catatan itu?”
“Dia bilang China...” jawab Sang Cheol.
“Mata untuk mata, gigi untuk gigi, catatan untuk catatan. Itu memang
Jung banget, kan?”
“Tapi Jung tidak punya kuasa untuk melakukannya.”
“Tentu saja Jung punya.” Lalu In Ha menatap Seol,,” Hong Seol, kenapa
kau diam saja? Kau tahu semuanya, kan?” Seol hanya diam saja. In Ha melanjutkan
“Yoo Jung... Putra tunggal Presdir Yoo Young Soo dari Taerang grup. Apa itu
tidak cukup?”
Sang Cheol benar-benar marah, ia mengingat semua dari awal sampai
akhir dan menemui kalau ada yang janggal. Ia bangkit, ia memaksa untuk pergi
menemui Jung tapi ia tak bisa karena terlalu mabuk dan akhirnya ambruk. Jae Woo
mengurusnya.
In Ha menatap Seol sinis. In ha yakin kalau Seol sudah tahu semuanya,
apa yang Jung pikirkna dari awal.
“Kau tahu apa yang Yoo Jung pikirkan dari awal. Tapi kau pura-pura
tidak tahu? Atau kau sudah curiga tapi tidak mau percaya? Kenapa kau terganggu
hanya dengan hal semacam ini? Jalanmu masih panjang untuk mengetahui semua
tentang Yoo Jung. Wanita sepertimu tidak akan bisa mengatasi Yoo Jung.
Seharusnya kau tahu diri.” Lanjut In Ha lalu pergi.
Seol tambah galau, ia mampir ke bar pamannya. Paman menawarinya kopi. Seol
mengiyakan. Melihat wajah murung Seol, paman balik menawarinya alcohol. Seol gak
mau, ia hanya merasa lelah.
In Ho yang ada di gudang, sedang duduk di depan piano mendengar Seol
bicara dengan paman. Lalu In Ho mengintip Seol.
Paman bertanya, apa ujian Seol sulit. Seol mengatakan tidak, daripada
ujian, baginya menjalin hubungan lebih sulit. Ia pikir akan mudah menerima
orang lain yangberbeda dengannya tapi ternyata sangat sulit.
“Dari yang kudengar pasti masalah dengan pacarmu.” Balas paman.
“Bukan.” Jawab Seol.
Lalu paman mulai menguliahi Seol tentang hubungan.,,” Seol, saat
itulah hubungan yang sebenarnya dimulai. Saat kalian bertengkar, berargumen,
keras kepala. Kalian mulai saling memahami. Karena aku belum pernah
melakukannya, makanya aku masih jomblo.”
Lalu In Ho kembali duduk di depan piano. In Ho mulai bermain piano
dengan lagu yang pernah ia mainkan bersama Seol.
Seol mendengarnya, Paman mengatakan pada Seol kalau In Ho ada di
gudang, In Ho serinng bantu-bantu di bar paman.
Seol menikmati pemainan In Ho.
Paginya, Sang Cheol menerobos masuk ke Taerang, ia mencari Jung. Setelah
menemukannya, ia langsung melabrak Jung, ia mengatakan semuanya yang ia dengan
dari In Ha, Jung yang sudah merencanakannya dari awal.
“Karena kau anak Presdir, kau bisa menentukan siapa yang lolos, hah?
Beginilah dunia ini.” kata sang Cheol keras sampai semua bisa mendengar.
Kemudian penjaga datang dan langsung membawa Sang Cheol keluar.
“Kau senang mempermainkan orang dari kampung? Dasar brengsek!” teriak
Sang Cheol saat diseret penjaga.
Jung menatap Sang Cheol.
Seol menghubungi Jung tapi tak diangkat, ia juga ke Taerang.
Jung menyusul Sang Cheol ke luar, ia memojokkan Sang Cheol,,”Kau pikir
ini dimana!?”
Sang Cheol melepaskan tangan Jung. Ia tak mengira kalau Jung seburuk
ini walaupun ia sudah mengalaminya tahun lalu,,” Wah, brengsek... Kalau kau
tidak meloloskanku bagian pertama. Aku tidak akan seperti ini.”
Jung mencengkeram kerah baju Sang Cheol, ia bertanya darimana Sang
Cheol mendengar tentangnya. Sang Cheol menyebut nama Baek In Ha.
“Dengar baik-baik. Sunbae sendiri yang memilih pergi ke Taerang.
Sunbae yang mengacaukan wawancara dengan tidak memiliki persiapan. Dan sunbae
pikir bisa kesini dan marah-marah seperti ini?” kata Jung dengan tegas.
“Kenapa kau melakukan ini padaku? Bukan karena aku mencuri catatan tak
berharga itu, kan?” Sang Cheol mulai ketakutan.
“ "Catatan tak
berharga"? Hanya punyamu yang berharga. Dan milik orang lain "tak
berharga". Jadi sunbae orang seperti ini. ini waktunya sunbae juga
merasakannya. Bagaimana rasanya kehilangan pekerjaan yang tak berharga?”
Lalu Jung pergi.
Seol sudah menunggunya dan tak mendengar semuanya.
Jung menyebut nama seol, ia terkejut melihat Seol. Seol menatapnya
lalu memeluknya.
“Jangan bicara apapun. Aku tahu apa yang terjadi. Aku tahu kenapa
melakukannya. Bagaimana perasaan sunbae sekarang, Aku juga tahu. Jadi jangan
cemas. Aku tidak akan kabur.”
Seol semakin mempererat pelukannya dan Jung membalas pelukan Seol.
****
Fiuh.... Akhirnya selesai...
4 komentar
Tinggal 2 episode lagii, oenni azza azza fighting!! 🙌
Tinggal 2 episode lagii, oenni azza azza fighting!! 🙌
Hayooo.. Endingnya sama siapa y.. Fighting buat nulisnya oenni..
Preview ep 15 bikin galau mpe hr senin