-->

Type something and hit enter

On
advertise here

In Ho berlatih piano kemudian Prof Shim masuk. Prof memarahi In Ho karena berani-beraninya berkelahi sampai wajahnya babak belur. Prof Shim khawatir kalau tangan In Ho terluka lagi, beliau bahkan memukul punggung In Ho untuk menyadarkannya.

In Ho meyakinkan Prof Shim kalau ia tidak melukai tangannya.

“Apa yang akan kau lakukan jikakau tidak bisa bermain piano lagi.” ujar Prof Shim.

In Ho hanya bisa minta maaf. 

Prof Shim menasehati In Ho kalau In Ho seharusnya tidak mint maaf padanya, Ini adalah masa depan In Ho, bagaimana In Hobisa tidak berpikir sampai situ,,”Sungguh menyedihkan.”

In Ho bertanya, apa ia kelihatan menyedihkan juga bagi Prof Shim.Prof Shim malah memuji orang yang mengatakan kalau In Ho menyedihkan.

“Oke,, mulai sekarang aku akan hidup dengan baik. Aku akan ikut kompetisi dan memenangkannya. Aku akan memenangkan hadiah dan jika aku menang, aku akan naik panggung dan meneriakkan nama Anda.”  Kata In Ho.

Prof Shim senang mendengarnya, beliau lalu menanyakan apa ada karya yang ingin dimainkan In Ho. In Ho  menunjukkan karya Chopin’s Piano Sonata no. 3. Prof Shim menyuruh In Ho untuk mencari yang lebih gampang Karen Chopin sangat sulit dan In Ho hanya punya waktu 1 bulan.

“Pria sejati harusnya sampai pada level ini.” ujar In Ho sombong.

Lalu Prof Shim meminta In Ho untuk membuatnya lebih percaya pada In Ho kalau In Ho mampu. Dan In Ho memainkan Chopin.


Seol galau..

Seol (Narasi): Hal ini sangat mengganggu Sunbae. Apa akan baik-baik saja untuk melanjutkan membantu In Ho belajar? Tapi aku lah yang pertama menawarkan diri. Sulit bagiku untuk berhenti sekarang. 


Lalu In Ho datang membuyarkan lamunannya. In Ho mengajaknya masuk ke perpustakaan. Seol bertanya apa In Ho baik-baik saja.

“Apa aku terlihat baik-baik saja?” balas In Ho.

Seol bertanya lagi, apa In Ho sudah mengoleskan salep ke lukanya. In Ho mengingatkan Seol, seharusnya Seol marah karena ia memukul pacarnya tapi Seol malah baik padanya.


In Ho minta diajari matematika.


Jung mengirim SMS pada Seol. Menanyakan apa Seol sudah makan siang. Seol membalasnya, ia sudah makan dan bertanya, apa Jung juga sudah makan. Lalu Seol melanjutkan mengajari In Ho lagi. jung membalas lagi. seol membacanya.

Jung: Aku sedang balik habis makan.
Seol: bagaimana wajahmu? Orang-orang kantor pasti terkejut.
Jung: pegawai-pegawai perempuan menggilan. Aku sangat popular, kau tahu.
Seol: Shhh…


In Ho melihat Seol dengan tatapan sedih. 

Jung: sekarang apa yang kau lakukan?


Seol tidak menjawabnya, ia melihat kea rah In Ho. Seol menyuruh In Ho untuk lanjut belajar, lalu ia keluar. In Ho pura-pura lanjut tapi saat seol sudah tak terlihat, ia meletakkan penanya.

Di luar, Seol menelfon Jung. Ia mengatakan kalau ia membantu In Ho belajar di perpustakaan,,”Aku sidah janji sebelumnya. apa Sunbae tidak apa-apa?”

“Tidak. Aku sama sekali tidak baik-baik saja.”

Seol sudah bisa menduga hal itu. ia minta maaf, tapi apa yang harus ia lakukan sekarang. Jung bisa mengerti karena Seol sudah janji sebelumnya dan jika Seol mengingkari janjinya, Seol akan merasa buruk dan bersalah, akab lebih baik kalau Seol menepati janji.


In Ho melihat seol telfonan dengan Jung dan mencuri dengar percakapan mereka.


Seol bisa tersenyum,,”Tapi aku hanya akan bersamanya saat belajar tidak untuk urusan pribadi.”

In Ho pergi ke luar perpustakaan.

Seol bertanya pada Jung karena penasaran, berapa pegawai wanita di kanor Jung, pasti ada banyak jika mereka sampai menggila. 

Jung tersenyum dan melihat ke pegawai lainnya, lalu ia menjawab,,”Sekitar 58.000”


Seol kembali ke tempat In Ho tapi orangnya sudah tak ada, hanya ada pesan pemberitahuan kalau In ho pergi duluan.

“Seharusnya ia mengatakan sesuatu kalau mau pergi.” Keluh Seol.


In Ho berjalan di dekat danau, ia kelihatan galau. Lalu menyemangati dirnya sendiri,,”Aiyo… Aku seharusnya latihan untuk kompetisi.”


Seol, Bo Ra dan Eun Taek makan bersama. Bo Ra merasa lega karena tak melihat Young Gon belakangan ini. Seol juga merasa demikian. Eun Taej merasa kalau Young Gon akan cuti kembali dan pastinya akan sulit saat ia kembali ke kampus nanti.

Bo Ra melihat ke sekeliling dan semuanya sibuk belajar, ia jadi gugup padahal ujian semester masih lama. Eun Taek menjelaskan kalau Sunbae tahun ke empat sibuk belajar untuk ujian kelulusan, mereka harus mengikuti ujian itu agar bisa lulus.

“Hong Noona, kau tak mengambilu ujian itu? kau kan diperbolehkan walaupun masih semester 2 tahun ke tiga.”

Seol sudah memikirkan hal itu tapi ia takut tak cukup waktu untuk persiapan. Bo Ra berpendapat kalau Seol bisa lebih baik dari Sang Cheol dan Do Hyun SUnbae meskipun Seol mengambil ujian itu sekarang. 

Seol marayu Bo Ra untuk mengambil ujian kelulusan bersama. Walaupun Bo Ra selalu mengiyakan ajakan Seol tapi kali ini ia tak mau. Ia hanya ingin menjalankan bisnisnya sendiri. 


Eun Taek sibuk memvideokan Bo Ra yang sedang bicara. 

Bo Ra menjelaskan kalau ia ingin lulus secara normal, melewati tahun ke empat sambil menjalani magang. Dan ia sudah membicarakan pada ayahnya masalah ini.

“Lalu kau tak perlu mengambil ujian ini. aku beruntung.” Ujar Seol.

Bo Ra menyadari kalau Eun Taek sedari tadi main HP. Ia penasaran apa yang menarik sampai Eun Taek tak melepaskan pandangan dari ponselnya. Bo Ra ingin melihat ponsel Eun Taek tapi Eun Taek langsung memasukkannya ke kantong jaket.

“Aku harus menjaga prifasiku juga.” Kata Eun Taek. Lalu ia pergi duluan.


Bo Ra curhat pada Seol kalau belakangan ini EUn Taek aneh, Eun Taek lebih ingin sendirian, mengabaikan sms-nya dan tak menelfon balik. Seol curiga, jangan-jangan Eun Taek sedang berkencan.

“Bayi itu? kau harus membesarkannya.”

Tapi bagi Seol, Eun Taek itu tinggi, ganteng, gagah pasti bayak cewek yang suka pada Eun Taek.

“Sana! kencanlah dengannya!” ujar Bo Ra. Seol tak menanggapi kata-kata Bo Ra itu dengan serius.


Seol berjalan ke stasiun bawah tanah. Disana sudah ada In Ho yang duduk di bangku tunggu, tak tahu apa In Ho ini menunggu Seol atau mengunggu Subwai. Tapi saat Seol datang, In Ho mengangkat tangannya untuk menyapa, kikuk banget. Dan In Ho langsung berdiri. 


Mereka sekarang sudah ada di dalam Subway. Seol mulai pembicaraan, ia menanyakan kenapa In Ho tadi pergi begitu saja. Ia mengingatkan In Ho bahakan jika In Ho memakan semua buku pelajaran itu tidak akan membantu In Ho bisa menguasai materi, tapi In Ho masih saja suka bolos.

“Kau tak harus mengkhawatirkan belajarku lagi mulai sekarang. Aku bisa melakukannya sendiri.” Ujar In Ho.

Seol (Narasi): Apa dia melakukan ini karena tahu aku merasa tidak nyaman? Sikapnya terasa berbeda. Kenapa?

Seol memberanikan diri bertanya, Apa semua ini karena dirinya. In Ho tak mengerti apa maksud pertanyaan Seol. Ia menjelaskan kalau ia tak punya waktu karena harus latihan untuk kompetisi piano.


Seol girang, ia bertanya macam-macam, Kompetisi? Kompetisi apa? 

In Ho merendah kalau itu hanya kompetisi kecil. Seol tak mempermasalahkan besar kecilnya kompetisi, baginya ini tetap kabar baik. Tapi In Ho hanya menatapnya datar.

“Kenapa?” tanya Seol.

“Bukan apa-apa.”

Lalu mereka saling diam menatap ke luar jendela.


Malamnya, In Ho gak bisa tidur, suara Seol yang memanggilnya Oppa terngiang di telinganya dan kenangannya bersama Seol saat main piano bersama kembali muncul memenuhi pikirannya. In Ho bangun, ia merasa tidak waras.

Lalu ia push up sambil berhitung, 1,2,3,… In Ha kesal karena In Ho gak bisa tenang. Ia keluar dan menyuruh In Ho diam,,”Apa kau mau bertanggung jawab jika kulitku rusak?”


In Ho terus saja push up, In Ha juga terus ngoceh, apa In Ho sangat kesal karena kalah berantem dengan Jung? Makanya In Ho olahraga? Untuk berantem lagi? 

In Ho tak terima dibilang kalau ia kalah.

“Kau kalah adu fisik dan keuangan juga. Kau akan kalah dalam cinta juga. Hanya seorang pecundang, kesepian. Seekor keledai jantan yang penuh luka.”


In Ho sudah kesal dan berhenti push up dan siap menyerbu In Ha. In Ha bertanya,,”Apa Hong Seol tahu kalau kau menyukainya? Dia mungkin berada disisimu sebagai teman sekarang. Segera setelah ia mengetahui semuanya, saatnya game over.”

“tutup mulutmu dan tidurlah cepat!” perintah In Ho.

“Kau bahkan tak mengelaknya.”… In Ha malah nyanyi-nyanyi,,”Oh…Apa itu cinta?”.. In Ha sudah akan menutup pintu kamarnya tapi membukanya lagi,,”Bagaimana menurutmu? Haruskah Noona membantumu?”


In Ho kesal baget sampai melempar bantal ke arah In Ha dan menyuruhnya untuk segera tidur. In Ha menutup pintu kamarnya tapi membukanya lagi, ia menyindir muka In Ho yang babak belur. In Ho melemparnya dengan bantal lagi.

“Aku bilang cepat tidur! Jangan keluar”

“Lalu kau diamlah!”

In Ho berjanji tak akan membuat suara lalu ia mulai push up lagi. In Ha yang menghitung,, 1,2.. In Ho super duper kesal dan akan lari ke kamar In Ha tapi In Ha cepat-cepat menutup pintu kamarnya.


Seol janjian kencan dengan Jung tapi di jalan ia ketemu dengan In Ha. 

In Ha menegur Seol duluan, melihat kalau Seol gembira dan ini weekend, In Ha bisa menebak kalau Seol mau pergi kencan. Seol bertanya, apa yang membawa In Ha ke jalanan itu. in Ha mnjawab sinis kalau ia jalan di sekitaran tempat tinggalnya, apa ia perlu ijin Seol.

“Bukan begitu maksudku.”

“Kau pasti tak suka semua yang aky lakukan dan selalu berpikir kalau aku ini mencurigakan. Aku tak suka melihat kematamu. Tapi sekarang setelah melihatnya, kau tampak sedikit tempramen. Oh.. itulah kenapa Jung menyukaimu.”

Seol mengatakan pada In Ha dengan jelas karena kebetulan ia bertemu In Ha. Seol merasa tak nyaman dengan cara In Ha membicarakan mengenai Jung. Dan Seol melarang In Ha untuk keliling dan mengatakan pada orang-orang kalau Jung adalah pacar In Ha karena akan jadi masalah jika orang-orang percaya perkataan In Ha.


In Ha mencopot kacamatanya, Ia tak mengira kalau Seol bisa berkata seperti itu, ia menjelaskan kalau Seol salah paham akan sesuatu. Bahkan jika Seol saat ini dekat dengan adiknya dan teman masa kecilnya, berapa lama Seol pikir itu akan berlangsung. Seol pasti merasa seperti Cinderella sekarang dan berpikir bahwa Seol akan menikah,,

”kau merasa seperti bintang darama TV diatara keduanya. Tapi sesungguhnya, berapa lama kalian berdua saling mengenal? 15 tahun bagiku. Ada saatnya berada dibawah atau diatas dalam sebuah hubungan, tapi menjaganya berumur panjang itu sulit. Tapi kau bahkan belum memulainya. Jadi berhentilah berlagak.”

Seol (Narasi): Iya, aku tahu. Kalian bertia mempunyai masa lalu yang tak aku ketahui. Dan tak ada ruang disana. tapi aku lah satu-satunya yang ada di samping Sunbae saat ini.

“Sebuah hubungan yang terjalin lama tidak menjamin kalau itu bagus. Kau perkata seperti itu, tapi apakah hubunganmu dengan mereka bagus? Kelihatanya tidak.” Balas Seol.


In Ha mengancam Seol, ia mengingatkan kalau Seol pasti tahu kalu ia sudah memukul banyak wanita yang bicara sok seperti Seol. Seol merasa ia tidak perlu tahu hal itu, mungkin itu mungkin saat In Ha masih muda,,”Apa kau tahu apa yang akan terjadi jika kau memukul orang diusia saat ini? jika kau percaya diri, coba lakukan.”

In  Ha sudah mengangkat tangannya hendak memukul Seol tapi Seol keburu mimisan. 

“OH.. AKu belum memukulmu.. YAAA! Jangan katakan pada Jung. Aku tidak memukulmu. Hidungmu itu yang aneh. Hidungmu berdarah” kata In Ha lalu pergi.


Seol memasukkan tissue ke lubang hidungnya. Jung masuk ke kafe dan merasa kalau Seol lucu, ia ketawa. Seol protes kenapa Jung malah ketawa, ia kan mimisan seharusnya Jung khawatir.

“Tentu aku khawatir. Tentu. Tapi itu lucu (sambil nunjuk lubang hidungnya sendiri). kau harus lihat lucu (sambil nunjuk hidungnya Seol).”

“Ini sama sekali tak lucu. Kamu itu yang lucu. Mau ngaca (Sambil nyodorin kaca ke Jung)?”


Lalu Jung memutupi mukanya dengan syal dan mengatakan kalau lebabnya sudah agak baikan sekarang. Seol mengecek dan benar lebam Jung sudah lebih baik.

Seol menepati janjinya yang akan mengatakan semuanya pada Jung. Mulai dari ia yang tak perlu lagi membantu In Ho belajar. Seol menjelaskan kalau In Ho ada kompetisi piano bulan depan dan sedang focus untuk latihan.

Lalu Seol menceritakan kalau ia ketemu Baek In Ha tadi, mereka tinggal di lingkungan yang sama jadi ia tidak bisa menghindari pertemuan tak sengaja itu. Seol menjelaskan kalau In Ha selalu membicarakan Jung dan bersikap menakutkan, sejujurnya Seol tidak menyukainya.

“Oh begitu.. Maaf. Aku telah menyuruhnya untuk berhenti. Akan aku suruh (berhenti) sekali lagi.” janji Jung.

Jung merasa bahagia, Seol berjanji akan jujur dan Seol benar-benar mengatakan semuanya sekarang. Seol melakukan itu karena itu adalah kesepakatan keduanya tapi ia sedikit merasa selalu ngomongin  seseorang. Tapi Jung senang Seol melakukan itu dan bertanya lagi, apa tak ada orang yang mau Seol omongin lagi. Seol mengatakan tak ada dan mengalihkan pembicaraan kalau ia lapar.


Mereka lalu jalan di luar udah kaya kencan beneran. Seol bertanya soal ujian kelulusan, apa Jung juga mengambilnya saat Jung sudah mendapat tempat magang. Jung menjelaskan kalau ia sudah mengambilnya tahun lalu dan lulus.

Seol juga berpikir untuk mengambilnya tahun ini, ia merasa kedepannya akan lebih mudah. tapi ia tak yakin bisa mempersiapkannya karena ia juga harus mempersiapkan ujian akhir semester. 

“Haruskah aku beri soal ujianku dulu dan catatanku?” tawar Jung.


Seol tak menyangka kalau Jung punya soal-soal ujian juga. Jung menjelaskan kalau ia juga punya kumpulan soal UAS.

“Wow, AKu sangat berterimakasih! Sungguh (Kamu memilikinya)?” Seol sangat senang sampai memeluk lengan Jung.

Jung merasa kalau Seol tampaknya lebih suka catatannya dari pada dirinya. 


“Aih.. itu tak masuk akal.. Aku menyukainya karena itu adalah kumpulan soal ujian Sunbae dan catatan Sunbae.” 
“Aku pikir kau suka kumpulan soal.”
“Tidak, Itu tidak benar.”
“mungkin aku tidak bisa memberikannya. Tidak akan.” Kata Jung dengan wajah garang.


Seol langsung melepaskan lengan Jung,,”Apa Kamu marah? Pria macam apa yang gampang marah?”

Jung mengelak, kapan ia marah. Seol menjelaskan kalau Jung selalu marah tentang masalah yang gak penting, mengerutkan kening dan tidak menghubungi. 

“Apa kau satu-satunya yang menderita? Kau selalu protes dan marah. Dan membuatku menunggu.”

Seol merasa kalau Jung telah banyak berubah, sekarang jadi lebih banyak bicara membuatnya tak lagi frustasi. Ia malah barharap kalau mereka bisa sering berdebat seperti ini,,”Ayo lanjutkan perdebatan seperti ini, ya??”


Seol memeluk lengan Jung lagi dan Jung ketawa. Jung berkata kalau tak akan memberikan kumpulan soalnya. Seol menyandarkan kepalanya ke lengan Jung dan bertingkah imut,,”Please? Apa yang harus ku lakukan untuk membuatmu mau memberikannya padaku?”


Jung memeluk bahu Seol,,”Itu tergantung bagaimana sikap baikmu.”


In Ho membuang sampah dari restaurant. Seseorang menelfonnya, Sang Keun (teman In Ho yang pernah datang ke tempat kursus dulu). Sang Keun memberitahu In Ho kalau Boss ada di Seoul. In Ho bertanya, kenapa Boss ada di Seoul sekarang.

“Kau ingat Big Boss yang uangnya kau bawa lari ketika kau bekerja dengan Boss kita. Big Boss mencarimu jadi Boss sangat stress. Bog Boss menelfoni dan memukuli Boss. Sekarang Boss di Seoul dan mencarimu. Aku takut. In Ho.”

Sang Keun menyuruh In Ho untuk hati-hati dalam bersembunyi lalu menutup telfon. In Ho sepertinya juga khawatir, tapi ia menangkan dirinya sendiri dengan mengatakan kalau Boss tak akan tahu alamatnya di Seoul,,”Jangan takut. Jangan Takut Baek In Ho. Jangan Takut.”


In Ho ada di kampus, ia melihat Seol. Seol jalan dengan memegangi perutnya yang tiba-tiba sakit. Seol melihat In Ho lalu bersikap biasa tapi In Ho \menghindarinya. Seol merasa kalau In Ho bersikap aneh akhir-akhir ini tapi In Ho mengatakan kalau ia bersikap seperti biasanya.


In Ho melihat ke depan, di sana ada Boss dan anak buahnya yang menanyakan kepada mahasiswa soal In Ho. In Ho lalu mengajak Seol bersembunyi dibalik dinding, In Ho bahkan membekap mulut Seol dengan tangannya.


In Ho mengintip dari balik tembok, setelah Boss dan anak buahnya menjauh, ia melepaskan tangannya dari mulut Seol. Seol kesakitan dan akan pingsan, Seol lemas sekali. 


 In Ho panic dan langsung menggendongnya ke rumah sakit. In Ho menjelaskan pada dokter kalau ia membungkam mulut Seol dengan tangannya. 


In Ho menunggui Seol yang sekarang tertidur di ranjang Rumah sakit. In Ho menatap Seol, lalu beralih ke tangan Seol. In Ho sepertinya hendak menggenggamnya tapi keburu keluarga Seol datang.


Semua khawatir, ibu bertanya, kenapa Seol sampai masuk RS. In Ho menjelaskan kalau berdasarkan hasil pemeriksaan semua ini karena Seol terlalu stress. Sakit perut Seol sudah hilang jadi tak perlu khawatir, Seol akan baik-baik saja setelah rawat inap satu atau dua hari. Semua pun lega.

“Ini terjadi juga tahun lalu.” Kata ayah.

Joon merasa kalau In Ho juga tampak sakit. In Ho menyuruh Joon diam. Ibu menebak pasti In Ho sangat terkejut karena tiba-tiba Seol pingsan dihadapannya.

“In Ho-Ssi. Aku bersyukur karena kau ada disana. terimakasih.” Ujar Ibu.

In Ho merasa kalau ini bukan apa-apa.


Lalu Seol bagun. Ibu menegur Seol yang tak segera ke rumah sakit saat merasa tubuhnya ada yang sakit. Ayah berharap kalau Seol jangan terlalu stress. Ayah menyuruh Seol untuk istirahat saja malam ini tak usah mikir macam-macam.

Joon akan menghubungi Jung tapi Seol melarangnya, ia akan memberitahu Jung sendiri karena Jung sekarang sedang bekerja.

“Apa pekerjaan penting sekarang? Kau sekarang di rumah sakit. Beritahu dia untuk datang malam ini.” Bentak Ayah.

“Biarkan anak-anak mengurus urusan mereka sendiri. jangan menambah stress mereka” ujar Ibu.

Tapi ayah masih tak setuju. In Ho pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun saat ayah dan Ibu mulai berdebat.


In Ho keluar rumah sakit. Ia mendesah bagaimana bisa Boss dan anak buahnya itu menemukan kampus ini. ia juga khawatir, bagaimana kalau mereka tahu soal restaurant mie juga. 

In Ho (Narasi): Jika Rambut Anjing terlukan karena kau, kau lebih baik mati, Baek In Ho. 


Lalu In Ho menemui Boss dan ia mendapat pukulan dan tendangan, disana juga ada Sang Keun yang berdiri dipojokan ketakutan. Boss mengatakan kalau In Ho dulunya adalah anak buah kesayangan tapi In Ho malah mencui uangnya bukannya berterimakasih. 

In Homengatakan sesuatu yangmembuat Boss marah dan menendangnya lagi. In Ho mengatakan kalau ia akan mengembalikan uang 5 juta won itu. boss mengoreksi kesalahan hitung In Ho, jumlah yang harus In HO bayar adalah 10 juta won. In Ho merasa kalau Boss mengada-ada.

Boss menawari In Ho untuk pergi ke Busan bersamanya kalau begitu karena Big Boss sudah menunggu dan In Ho bisa kembali bekerja bersama Big Boss. In Ho tak mau karena ia bukan preman, tak peduli bagaimana caranya ia akan membayar uang itu.


Boss memberi waktu 1 minggu untuk In Ho dan jika In Ho tak bisa membayar, In Ho harus ikut dengannya ke Busan.

“Tapi melihat kau masih bertahan di Seoul seperti ini. pasti ada seorang gadis yang kau sukai atau semacamnya.” Ujar Boss.

In Ho tak mengelaknya. Itulah kenapa Boss menyukai In Ho karena In Ho itu polos. Boss mengingatkan In Ho jangan berani macam-macam kalau takmau orang di sekitar In Ho terkena imbasnya.

Boss mengejak Sang Keun pergi. Sebelum beranjak, Bos menendang dada In Ho.


Sang Keun pemitan pada In Ho dengan takut-takut. In Ho tak mengatakan apapun.


Seol sendirian di rumah sakit. Lalu ia mengirim pesan pada Jung mengatakan kalau ia sakit parut Dan masuk rumah sakit dan harus rawat inap selama satu hari. Lalu Jung menelfonnya.

Jung akan segera kesana. 


Tapi tiba-tiba seorang pegawai wanita memberinya tugas untuk menyiapkan dokumen karena akan ada meeting mendadak dalam 1 jam. Jung terpaksa mengerjakannya, lalu ia mengirim pesan pada Seol kalau ia akan telat karena ada pekerjaan mendadak. Seol mengerti.


Seol ragu mau SMS In Ho atau tidak, ia kan belum mengucapkan terimakasih. 

Seol (Narasi): Yeah, aku harus menjauhinya demi Sunbae. Aku tahu ini adalah hal yang benar, tapi dia seperti teman yang selalu membantuku disaat aku susah. Haruskah aku membalikkan badan padanya hanya karena Sunbae?

Lalu Seol menatap ponselnya lagi.


In Ho buru-buru pulang ke rumah. Ia melihat kalau rumahnya berantakan. Ia mencari uang simpanannya tapi sudah ludes. Ia tahu pasti kalau In Ha adalah pelakunya. Lalu ia mengambil buku tabungannya Cuma ada 567.800 won masih kurang bayak.

In Ho bingung harus bagaimana, ia berpikir untuk keluar dari apartemennya dan minta uang depositnya tapi ia tidak bisa karena memikirkan nasib In Ha. In Ho akan membereskan buku-buku yang berantakan. Lalu Seol mengiriminya pesan.


Seol : terimakasih untuk hari ini, tapi tak ada hal buruk yang terjadi, kan?

In Ho mengetik : Apa kau ada dalam posisi untuk menanyakan hal  itu?

Tapi ia bingung mau mengirimnya atau tidak. Kayaknya gak jadi deh.


Lalu kembali ke rumah sakit. Sekarang sudah ada Jung yang menunggui Seol sambil menggenggam tangan Seol. 


Seol terbangun dan langsung duduk tak lupa merapikan rambutnya. Jung bertanya, apa Seol baik-baik saja. Seol mengiyakan. Tapi Jung tak percaya kalau Seol baik-baik saja,,”apa kau tahu betapa khawatirnya aku? Aku pikir jantungku akan jatuh ke lantai.”


Seol tersenyum dengan candaan Jung, ia merasa kalau cara bicara Jung mulai mirip Eun Taek. Jung  merasa lega melihat Seol tersenyum, Jung membelai rambut Seol. Tapi Jung beneran sangat khawatir sampai mau bolos meeting tadi. Seol bercanda kalau Jung akan dipecat kalau sampai melakukannya.


Lalu Jung bertanya dimana keluarga Seol.seol menjelaskan kalau Ibunya akan tinggal tapi ia menyuruh Ibunya pulang karena tak ada tempat untuk ibunya tidur dan Ibu juga harus membuka restaurant besok. 

“Aku dengar dari Joon kalau Baek In Ho yang membawamu kemari?”

Seol menjelaskan kalau ia tak senganja berpapasan dengan In Ho di kampus. Dan bertepatan dengan sakit perutnya. Jung tak mempermasalahkan hal itu ia malah merasa lega bahwa In Ho ada disana. tapi Jung juga merasa sedih karena ia tak ada saat Seol sedang kesusahan.

“itu karena Sunbae harus bekerja.” Ujar Seol sambil tersenyum dan bukti bahwa ia mengerti. “tidak apa-apa”


Lalu Jung menyuruhnya untuk geser sedikit. Seol menjawab kalau ranjangnya sempit tapi Jung memaksa.  Jung berbaring di samping Seol, menggunakan lengannya untuk bantal Seol dan memeluk Seol. 


“Kau terlalu stress kahir-akhir ini, kan? karena Son Min Soo dan Oh Young Gon. Dan Baek In Ha juga. Maaf. Aku tidak akan membiarkan kau melalui penderitaan lagi. mulai sekarang.. AKu akan selalu ada disisimu.” Kata-kata Jung lembut sampai kedengarannya setengah berbisik.

Seol menatap Jung,,”Serius??”

Jung mengangguk dengan senyuman, Seol juga tersenyum lalu kembali mendekatkan kepalanya di dada Jung.


8 komentar

avatar

Waktu liat Seol d episod awal, kayaknya ga menarik/culun gitu, tp ke sini2 kok malah Seol keliatan cantik ya,.

Apa krn karakternya? Apa krn dia disukai sama sunbae?

avatar

Lanjut mbaakkk
Lebih cantik lg klu seol rambutnya lurusss

avatar

Aku setuju.. ternyata bukan hanya aku yang ngeasa gitu ^^

avatar

Ya... saya setuju.. pertama kali liat wall kukira dia itu g terlalu bagus. Tapi lama lama bagus juga

avatar

Ini drama bikin baper banget

avatar

Hahaha....iya bener,itu krn disukai sm sunbae.

Sbnrnya emg gk menarik dgn kitingnya tuh,tp krn sunbaenya cakep abis,mw gk mw kita tersugesti ngeliat seol jd cakep jg...😁

avatar

Hahaha....iya bener,itu krn disukai sm sunbae.

Sbnrnya emg gk menarik dgn kitingnya tuh,tp krn sunbaenya cakep abis,mw gk mw kita tersugesti ngeliat seol jd cakep jg...😁

Click to comment